NovelToon NovelToon
Bu Fitri Guru Terbaik

Bu Fitri Guru Terbaik

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Bullying di Tempat Kerja / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Wanita Karir / Keluarga / Karir
Popularitas:880
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Fitriyani Nurjannah adalah seorang guru honorer selama 15 tahun di SMA 2 namun ia tak pernah menyerah untuk memberikan dedikasi yang luar biasa untuk anak didiknya. Satu persatu masalah menerpa bu Fitri di sekolah tempat ia mengajar, apakah pada akhirnya bu Fitri akan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Karma Perbuatan Buruk

Namun, tanpa sepengetahuan Bu Ida, Bu Vivi, dan Bu Nilam, salah seorang guru yang berada di ruang guru tersebut diam-diam merekam kejadian tersebut menggunakan ponselnya. Ia merasa geram dengan perlakuan Bu Ida dan teman-temannya terhadap Fitri yang dianggapnya sudah keterlaluan.

Setelah kejadian itu, video tersebut diunggah ke media sosial dan dengan cepat menjadi viral. Netizen yang melihat video tersebut pun langsung bereaksi. Mereka mengecam tindakan Bu Ida, Bu Vivi, dan Bu Nilam yang dianggap tidak pantas dan tidak beretika.

"Guru kok begitu?" tulis seorang netizen di kolom komentar. "Harusnya memberikan contoh yang baik, bukan malah berbuat seperti itu."

"Kasihan dia," timpal netizen lainnya. "Dia sudah sabar dan baik, tapi malah diperlakukan seperti itu."

"Ini guru apa bukan sih?" komentar netizen lain dengan nada sinis. "Kelakuannya kayak anak kecil."

Tidak hanya itu, banyak juga netizen yang mencari tahu identitas Bu Ida, Bu Vivi, dan Bu Nilam. Mereka bahkan membuat petisi online untuk meminta agar ketiga guru tersebut diberikan sanksi atas perbuatan mereka.

Akibatnya, Bu Ida, Bu Vivi, dan Bu Nilam pun menjadi bulan-bulanan netizen. Mereka mendapatkan hujatan dan cemoohan dari berbagai pihak. Bahkan, ada beberapa media online yang memberitakan kejadian ini, membuat mereka semakin malu dan terpojok.

Pihak sekolah pun akhirnya turun tangan. Mereka memanggil Bu Ida, Bu Vivi, dan Bu Nilam untuk dimintai keterangan terkait video yang viral tersebut. Ketiga guru tersebut pun akhirnya mengakui perbuatan mereka dan meminta maaf kepada Fitri serta seluruh masyarakat.

Namun, permintaan maaf mereka tidak serta merta mengembalikan citra mereka yang sudah tercoreng. Mereka tetap saja mendapatkan sanksi dari pihak sekolah dan masyarakat. Bahkan, ada beberapa orang tua siswa yang meminta agar ketiga guru tersebut dipecat dari sekolah.

Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi Bu Ida, Bu Vivi, dan Bu Nilam. Mereka akhirnya menyadari bahwa perbuatan mereka tidak hanya menyakiti hati Fitri, tetapi juga merusak nama baik mereka sendiri. Mereka pun berjanji akan berubah menjadi guru yang lebih baik dan lebih profesional.

Sementara itu, Fitri yang mengetahui bahwa video tersebut viral, merasa sedih dan prihatin. Ia tidak menyangka bahwa masalah ini akan menjadi sebesar ini. Ia berharap, kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan berbicara.

****

Tentu, ini kelanjutan cerita yang kamu inginkan:

Setelah identitas ketiga guru yang menindas Fitri terungkap dan video mereka viral di media sosial, masalah besar pun muncul. Bu Ida, Bu Vivi, dan Bu Nilam menjadi bulan-bulanan netizen. Mereka dihujat dan dicemooh oleh banyak orang. Bahkan, ada beberapa orang tua siswa yang meminta agar mereka dipecat dari sekolah.

Namun, masalah tidak hanya berhenti di situ. Dampak dari video viral tersebut juga merembet ke kehidupan pribadi Bu Ida. Suaminya, Pak Bambang, seorang perwira polisi, merasa geram karena ia ikut terseret dalam kasus istrinya.

Pak Bambang tidak terima bahwa istrinya telah bersikap tidak etis dan merendahkan martabat seorang guru. Ia merasa malu dan kecewa dengan perbuatan Bu Ida.

"Kamu ini sudah keterlaluan!" bentak Pak Bambang dengan nada marah. "Kamu sudah merusak nama baik keluarga kita!"

Bu Ida hanya bisa menunduk dan menangis. Ia tahu ia telah melakukan kesalahan besar. Ia menyesal telah bersikap buruk pada Fitri.

"Maafkan aku, Mas," kata Bu Ida dengan suara bergetar. "Aku tidak bermaksud seperti itu."

"Tidak ada maaf bagimu!" balas Pak Bambang dengan tegas. "Kamu sudah membuatku malu di depan teman-teman dan rekan kerjaku."

Pak Bambang kemudian menceritakan kepada Bu Ida tentang komentar-komentar negatif yang ia terima dari teman-teman dan rekan kerjanya. Mereka semua mencibir dan mengejeknya karena memiliki istri yang bersikap tidak pantas.

"Mereka semua menertawakan aku!" kata Pak Bambang dengan nada putus asa. "Mereka bilang aku tidak bisa mendidik istriku."

Bu Ida semakin terisak mendengar perkataan suaminya. Ia merasa sangat bersalah dan menyesal.

"Aku janji tidak akan mengulanginya lagi, Mas," kata Bu Ida dengan suara lirih. "Aku mohon, maafkan aku."

Namun, Pak Bambang sudah tidak bisa lagi memaafkan Bu Ida. Ia sudah terlalu kecewa dan marah dengan perbuatan istrinya.

"Aku sudah tidak bisa lagi percaya padamu," kata Pak Bambang dengan nada dingin. "Kamu sudah terlalu sering membuatku kecewa."

Pak Bambang kemudian mengambil keputusan yang sangat berat. Ia memutuskan untuk menceraikan Bu Ida.

"Aku akan menceraikanmu," kata Pak Bambang dengan tegas. "Aku tidak mau lagi hidup dengan wanita yang tidak bisa menjaga nama baik keluarga."

Bu Ida terkejut mendengar perkataan suaminya. Ia tidak menyangka bahwa masalah ini akan berujung pada perceraian.

"Mas, jangan seperti ini," kata Bu Ida dengan suara panik. "Aku mohon, jangan ceraikan aku."

Namun, Pak Bambang sudah tidak bisa lagi digoyahkan. Ia sudah bulat dengan keputusannya.

"Ini sudah keputusanku," kata Pak Bambang. "Aku tidak akan pernah lagi kembali padamu."

Pak Bambang kemudian meninggalkan Bu Ida dengan perasaan marah dan kecewa. Bu Ida hanya bisa menangis dan menyesali perbuatannya. Ia tahu, ia telah kehilangan segalanya karena kesalahannya.

****

Tak hanya suami Bu Ida, suami Bu Vivi, Pak Zainal, yang merupakan kepala dinas pendidikan yang selama ini menjadi tameng Bu Vivi menindas para siswa tanpa takut Pak Agus selaku kepala sekolah menegurnya, kini terkena sanksi juga. Pak Zainal dikenakan sanksi dicopot dari jabatannya dan membuat pria itu murka dan berdebat dengan Bu Vivi hingga Pak Zainal menceraikan Bu Vivi.

Setelah video viral yang menampilkan perlakuan tidak pantas Bu Vivi terhadap siswa-siswanya tersebar luas, pihak berwenang langsung bertindak. Mereka melakukan investigasi mendalam terhadap kasus ini. Tak hanya Bu Vivi, Pak Zainal pun ikut diperiksa karena dianggap turut bertanggung jawab atas perilaku istrinya.

Hasil investigasi menunjukkan bahwa Pak Zainal telah menyalahgunakan jabatannya untuk melindungi Bu Vivi dari teguran dan sanksi. Ia juga terbukti melakukan tindakan korupsi dan nepotisme dalam pengelolaan dana pendidikan.

Akibatnya, Pak Zainal pun dijatuhi sanksi berat. Ia dicopot dari jabatannya sebagai kepala dinas pendidikan dan harus menghadapi proses hukum atas perbuatannya.

Kabar ini tentu saja membuat Pak Zainal sangat marah dan malu. Ia merasa harga dirinya jatuh dan masa depannya suram. Ia tidak terima dengan keputusan ini dan melampiaskan amarahnya kepada Bu Vivi.

"Ini semua gara-gara kamu!" bentak Pak Zainal dengan suara keras. "Kamu sudah membuatku kehilangan pekerjaanku!"

Bu Vivi hanya bisa menangis dan menyesali perbuatannya. Ia tahu ia telah membuat kesalahan besar yang berdampak pada kehidupan keluarganya.

"Maafkan aku, Mas," kata Bu Vivi dengan suara bergetar. "Aku tidak bermaksud seperti ini."

"Tidak ada maaf bagimu!" balas Pak Zainal dengan tatapan tajam. "Kamu sudah merusak hidupku!"

Pak Zainal kemudian menceritakan tentang dampak yang ia terima akibat perbuatan Bu Vivi. Ia mengatakan bahwa ia telah kehilangan teman-teman dan relasi bisnisnya. Mereka semua menjauhinya karena malu dan jijik dengan perbuatan istrinya.

"Kamu sudah membuatku malu di depan semua orang!" kata Pak Zainal dengan nada putus asa. "Aku tidak bisa lagi hidup denganmu!"

Bu Vivi semakin terisak mendengar perkataan suaminya. Ia merasa sangat bersalah dan menyesal.

"Mas, jangan seperti ini," kata Bu Vivi dengan suara lirih. "Aku mohon, jangan tinggalkan aku."

Namun, Pak Zainal sudah tidak bisa lagi memaafkan Bu Vivi. Ia sudah terlalu kecewa dan marah dengan perbuatan istrinya.

"Aku sudah tidak bisa lagi percaya padamu," kata Pak Zainal dengan nada dingin. "Kamu sudah terlalu sering membuatku kecewa."

Pak Zainal kemudian mengambil keputusan yang sangat berat. Ia memutuskan untuk menceraikan Bu Vivi.

"Aku akan menceraikanmu," kata Pak Zainal dengan tegas. "Aku tidak mau lagi hidup dengan wanita yang tidak bisa menjaga nama baik keluarga."

Bu Vivi terkejut mendengar perkataan suaminya. Ia tidak menyangka bahwa masalah ini akan berujung pada perceraian.

"Mas, jangan seperti ini," kata Bu Vivi dengan suara panik. "Aku mohon, jangan ceraikan aku."

Namun, Pak Zainal sudah tidak bisa lagi digoyahkan. Ia sudah bulat dengan keputusannya.

"Ini sudah keputusanku," kata Pak Zainal. "Aku tidak akan pernah lagi kembali padamu."

Pak Zainal kemudian meninggalkan Bu Vivi dengan perasaan marah dan kecewa. Bu Vivi hanya bisa menangis dan menyesali perbuatannya. Ia tahu, ia telah kehilangan segalanya karena kesalahannya.

1
Nusa thotz
aku tidak akan pernah kembali....copy paste?
Mika Su
kasihan kena omel guru galak
Mika Su
aku suka banget karena ceritanya beda sama yang lain
Serena Muna: makasih kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!