NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Istri Kecil Mafia

Reinkarnasi Istri Kecil Mafia

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:3.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sensen_se.

Kecelakaan besar yang disengaja, membuat Yura Afseen meninggal dunia. Akan tetapi, Yura mendapat kesempatan kedua untuk hidup kembali dan membalas dendam atas perbuatan ibu tiri beserta adik tirinya.

Yura hidup kembali pada 10 tahun yang lalu. Dia pun berencana untuk mengubah semua tragedi memilukan selama 10 tahun ke belakang.

Akankah misinya berhasil? Lalu, bagaimana Yura membalas dendam atas semua penindasan yang ia terima selama ini? Yuk, ikuti kisahnya hanya di noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sensen_se., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15 : CALON ISTRI

Usai menikmati santap malam, mereka semua membubarkan diri ke kamar masing-masing. Yura dan Sarah berjalan sembari melempar tatapan tajam, aura permusuhan terpancar dari netra keduanya.

“Yura,” panggil Rehan berhenti di depan kamarnya.

Gadis itu menoleh, menatap netra sang ayah yang nampak teduh dengan segenap kerinduan yang membuncah. Bibirnya terkatup rapat menunggu kalimat selanjutnya.

“Kamu tidak merindukan ayah?” tanya lelaki itu dengan suara parau.

Tak dapat dipungkiri, ia memang begitu merindukan putrinya. Terlepas dari semua berita miring tentangnya, tak mampu menghilangkan rasa sayang yang tak pernah terucap dari lelaki paruh baya itu.

Yura menghela napas panjang, ia langsung menghambur ke pelukan sang ayah, yang sudah lama ia rindukan. “Tinggallah di sini, Nak. Ini rumahmu,” ujarnya membelai rambut panjang Yura.

Merasa panas, Sarah mencebikkan bibir sembari memutar bola matanya malas. Ia lalu menatap sinis, ‘Lihat saja, sebentar lagi kamu akan lenyap! Pergi dengan kompak lebih bagus!’ gumam Sarah dalam hati dengan mengepalkan jari-jari tangannya.

“Tentu, Ayah. Aku akan merebut semua milikku!” tegas Yura sengaja menyindir ibu tirinya.

Rehan meregangkan pelukannya, “Maksudmu?" tanyanya dengan kening yang mengerut.

"Ah, bukan apa-apa. Ayah jaga kesehatan," ralat Yura secepatnya. Ia sama sekali tidak berniat membongkar kejahatan ibu tirinya sekarang, tapi ingin memperlihatkan pada sang ayah, bagaimana istri kebanggaannya itu sebenarnya.

"Kalau butuh sesuatu, bilang sama Ayah!” ucap lelaki itu menepuk-nepuk puncak kepala Yura dengan lembut.

“Siap! Ayah jangan makan dan minum sembarangan!” ujarnya mengangkat tangan kanan dengan posisi hormat sambil menyindir wanita di belakang sang ayah.  

“Hmm. Belajar lalu tidur,” ujar Rehan dengan seulas senyum titip yang nyaris tak terlihat, kemudian berbalik masuk ke kamarnya.

Tatapan permusuhan pun masih memancar dari netra anak muda dan wanita dewasa itu. Tidak ada yang mengalah sampai Tora menabrak bahu Yura dengan begitu keras.

“Brengsek, dasar bayi tua!” umpat Yura kesal menyentuh bahunya yang lumayan nyeri.

Tak ingin membuat keributan di rumah, Yura memilih untuk melenggang ke kamarnya. Meraih bungkusan kecil berisi teh dan menyimpannya dengan baik dalam tas.

Barulah ia merebahkan tubuhnya, ternyata ia salah. Ayahnya masih peduli dengannya. Dan kali ini, ia akan berjuang setiap harinya agar bisa menyelamatkan sang ayah.

...\=\=\=\=ooo\=\=\=\=...

Keesokan paginya, Yura bangun lebih awal. Namun, ia sengaja tidak memperlihatkan diri. Hanya memakan permen karet sambil menajamkan pandangan ke arah dapur. Jika semalam hanya menggunakan ilmu kira-kira, pagi ini Yura akan melihat semuanya.

“Dasar licik!” gumam Yura.

Lagi-lagi Yura melakukan hal yang sama. Berhubung pagi ini milik Sarah dan Tora sudah disisihkan, sedang yang lain sudah ditaburi cairan laknat, Yura menukar kembali piring mereka.

...\=\=\=\=ooo\=\=\=\=...

“Bukankah kamu diskors? Mau ke mana kamu?” tanya Tora di sela makan mereka.

“Apa? Skors?" tanya Rehan meninggi.

“Enggak, itu kan cuma harapan kamu aja, Tora!” seloroh Yura dengan santai sambil terus menikmati makanannya.

Rehan hanya menghela napas panjang, segera menyelesaikan sarapan dan berangkat ke kantor.

Barulah Yura menyusul, tanpa peduli dengan Tora maupun Sarah. Ia berjalan keluar karena Zefon sudah menunggu. Ia tetap menurut walau banyak pertanyaan tersimpan dalam benaknya.

Di seberang jalan rumahnya, sebuah mobil mewah sudah menunggu, lengkap dengan sang pemilik yang duduk di balik kemudi.

Yura segera masuk, tidak ingin Zefon menunggu terlalu lama, segera mengenakan sabuk pengaman dan membuang napas kasar.

“Kenapa?” tanya Zefon.

“Waspada aja, siapa tahu nanti kecepatannya tiba-tiba sepuluh kali lipat,” ucap Yura berpegangan dengan kuat.

Bibir Zefon menyunggingkan senyum tipis, lalu menurunkan laju mobilnya. Tetap saja Yura waspada, karena sudah berulang kali pria itu membuatnya sulit bernapas di mobilnya, saat melaju seperti pembalap.

Jika biasanya Zefon hanya mengantar di depan kampus, kali ini pria itu ikut turun. Ia bahkan membukakan pintu untuk Yura.

“Tuan, apa yang Anda lakukan?” tanya Yura berbisik. Ia panik karena menjadi pusat perhatian.

Zefon menjulurkan lengannya dengan tatapan mengintimidasi, “Keluar!” tegas lelaki itu.

Tidak ingin membuatnya marah, Yura segera menyambutnya dan keluar dari mobil. Setelah kedua kakinya berpijak di atas tanah, ia membelalak ketika tangannya dilingkarkan di lengan kekar Zefon.

“Angkat dagumu! Jangan pernah menunduk! Sudah berapa kali aku katakan!” tandas lelaki itu dengan tegas dengan tatapan lurus ke depan.

Keduanya melangkah serentak memasuki loby kampus, sontak semua perhatian tertuju pada kedatangan salah satu konglomerat di kotanya. Bahkan mereka mematung ketika dengan gamblang lelaki tampan nan gagah itu bergandengan tangan dengan gadis belia seperti Yura.

Suara demi suara, hampir semua mata kini tertuju pada dua sejoli yang tampak tak acuh dengan kehadiran orang-orang di sekitarnya. Yura menyesuaikan diri, mengimbangi aura dingin lelaki itu.

“Kita mau ke mana?” tanya Yura pelan sedikit kuwalahan menyamakan langkah kaki Zefon yang cepat dan panjang itu.

Namun, seperti biasa. Yura harus menghela napas berkali-kali untuk mengurai kesabarannya karena Zefon hanya berbicara semaunya saja.

Setelah menaiki lift dan berhenti di lantai 7, Zefon masih tak melepas tautan tangan mereka. Wajah datar serta dinginnya memancar begitu jelas, siapa pun akan bergidik ketika melihatnya.

Yura sendiri tengah mengatur alunan detak jantungnya yang antah berantah tak beraturan. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain mengikuti Zefon.

Satu lengan pria itu terangkat untuk mengetuk daun pintu, Yura menelan saliva ketika tahu itu adalah ruangan dekan di kampusnya.

“Masuk!”

Usai terdengar suara dari dalam ruangan, Zefon segera membuka pintu dengan kasar. Menarik Yura agar semakin merapat padanya. Kedatangannya membuat dekan tersebut membulatkan matanya, gugup sekaligus bingung harus apa.

"Tu ... Tuan Zefon!” ucapnya gugup segera beranjak dan menyambutnya.

Pria bernama Ari itu menjulurkan lengan untuk menyalaminya. Akan tetapi Zefon hanya bergeming, menatap tangan dan wajah pria tua itu bergantian.

“Apa yang Anda lakukan pada calon istri saya?” tegas Zefon yang sontak meledakkan jantung Yura saat itu juga.

 

Bersambung~

1
De2130
HAHAHAHA
Mawar Merah
Luar biasa
菲菲 Dwi L Arema
Hidup lagi bukannya pinter malah banyak bacot doang
𝓔𝓵𝓵𝓮 ✰
makhluk tak kasat mata itu sih /Facepalm/
Bunda Juna
dasar kanebo kering ,tunjek poin tnpa babibu
Nia Risma
makanya Vin jangan usi singa betina KLO g pengen kena amuk ya🤣
Nia Risma
nah kan sekali ngerasain jadi tuman ni si Zefon
Lilis
🤣🤣
Nia Risma
ini bang Zefon bener" kyak kanebo kering,,
ngajak nikah kayak ngajak tawuran tanpa lamaran lagi 🤣🤣
Nia Risma
ya bener,di laptop Yura itu ada hal penting yg bisa bikin kamu sedikit ngalamin shock jantung pak
Nia Risma
bener max,cari aman aja,,
soale pawangnya Yura kayak singa hutan,,ganas
Nia Risma
masih bisa" nya si Yura nge les
Nia Risma
kayak cewe aduan smaa mami
Nia Risma
fiks di kabulin sumpahmu Yura untuk zefon biar bucin sama kamu
Nia Risma
si Yura emang paling pinter ngerusak suasana🤣🤣
Nia Risma
stok sabarnya di banyakin ya Calvin soalnya nanti kalo bosmu udah bucin jadi makin gesrek
Nia Risma
bisa aja ni si Yura dengan entengnya jawab,,,
jadi g tau pengen sedih apa ketawa
Nia Risma
baca yg kedua kalinya,,tetep ikut deg"an dengan jalan ceritanya,,
𖣤​᭄☘𝑺ᴇᴎᴤᴇᴎ͠ ⍣ᶜᶦᶠ//@sensen_se: thankyou kak ❤❤
total 1 replies
Warni
Ceroboh banget siii
Warni
Astaga dasar bocah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!