NovelToon NovelToon
From Nobody To Somebody (Agent Contact Center)

From Nobody To Somebody (Agent Contact Center)

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Keluarga / Slice of Life / Careerlit / Chicklit
Popularitas:160k
Nilai: 5
Nama Author: Safira

Di pertengahan tahun 2010, kerasnya kehidupan wanita bernama Sekar Nabila Putri dimulai. Tak ada dalam benak Sekar jika hidupnya setelah selesai kuliah berubah menjadi generasi Sandwich.

Setiap anak tentu tak bisa memilih di keluarga mana mereka dilahirkan. Ibunya lebih menyayangi sang kakak daripada Sekar. Alasannya sepele, hanya karena kakaknya adalah laki-laki dan menjadi anak pertama. Sedangkan Sekar adalah anak perempuan, si bungsu dari dua bersaudara.

Impiannya menjadi seorang akuntan yang sukses. Untuk menggapai sebuah impian, tak semudah membalikkan telapak tangan. Sekar harus terseok-seok menjalani kehidupannya.

Aku butuh rumah yang sebenarnya. Tapi, saat ini rumahku cuma antidepressant ~ Sekar Nabila Putri.

Akan tetapi sederet cobaan yang mendera hidupnya itu, Sekar akhirnya menemukan jalan masa depannya.

Apakah Sekar mampu meraih impiannya atau justru takdir memberikan mimpi lain yang jauh berbeda dari ekspektasinya?

Simak kisahnya.
Mohon dukungannya.💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 - Drama Per-Sepatuan

"Maaf ya, Mbak. Aku coba hubungi Angga, tapi kok aneh nomornya gak aktif."

"Kalian komplotan ya?" tuduh Winda.

"Astaghfirullah hal adzim. Itu fitnah, Mbak. Semiskin-miskinnya saya, gak mungkin mengambil uang atau barang yang bukan hak saya."

"Buktinya apa? Sekarang saja, yang namanya Angga seperti informasi kamu tadi buktinya gak nongol juga!" seru Winda.

Bagus yang melihat situasi makin memanas, akhirnya berinisiatif memanggil pelayan untuk memesan menu makanan dan minuman.

"Ayo, pesan makan dan minum dulu. Perang urusan per-sepatuan juga perlu tenaga," ucap Bagus.

"Ayank, pesan apa?" tanya Bagus pada Winda.

"Rujak juhi, terus minumnya es jeruk kelapa."

"Sekar pesan apa?"

"Gak perlu, Pak Bagus." Sekar merasa sungkan.

"Pesan yang kamu mau. Kita yang bayar. Dilarang nolak rezeki. Nanti kalau kamu pingsan karena belum makan, justru aku malah makin repot!"

Sekar menghela napas beratnya. Ia sebenarnya tak terlalu lapar karena sebelum berangkat, ia sudah makan dahulu di rumah. Ia sangat tahu Tunjungan Plaza adalah mall yang dominan pengunjungnya berkantong cukup tebal.

Harga-harga yang dibandrol bagi seorang Sekar, terbilang mahal. Ia beberapa kali datang ke mall ini pun hanya karena ditraktir oleh Resti.

Dirinya lebih cocok bertandang atau membeli sesuatu di Royal Plaza-Surabaya yang biasa dijuluki mall sejuta umat atau mall rakyat jelata. Harga yang dibandrol di sana jauh lebih murah ketimbang di Tunjungan Plaza yang terkenal sebagai mall orang elit.

"Aku pesan asinan buah sama es cendol saja," jawab Sekar.

"Loh, para wanita ini lagi diet apa? Kenapa menu yang kalian pesan pada kompak begini? Menu ala orang diet," ucap Bagus dengan nada heran.

"Aku gak diet kok, Mas. Memang lagi pengin saja,"

"Bagus lah kalau ayank gak diet. Aku lebih suka kamu berisi daripada kurus kayak triplek,"

"Ishh !!" omel Winda seraya mencubit lengan suaminya.

Sekar hanya mampu tersenyum tipis melihat adegan suami istri di depannya saat ini. Tampak menggemaskan.

Bagus lebih memilih menu soto Betawi dan es teler untuk santap malam. Tak lama, menu yang mereka pesan pun tiba dan ketiganya makan dalam diam.

☘️☘️

Setelah selesai santap malam, ketiganya kembali melanjutkan perbincangan.

"Begini saja, Mbak. Saya kan juga masih ragu apa benar ini sepatu punya Mbak atau bukan. Apalagi Mbak Winda lupa membawa nota pembeliannya yang katanya ketinggalan di rumah. Bagaimana kalau_" ucapan Sekar seketika terpotong.

"Aku kan sudah kasih tunjuk ke kamu bukti foto waktu aku pertama kali pakai sepatu itu ke acara dinner spesial sama suamiku pas acara ulang tahunku dua bulan yang lalu. Apa masih kurang?"

"Di foto itu memang tampilan sepatunya serupa. Tapi, saya masih perlu bukti konkrit sebelum menyerahkan sepatu itu pada Mbak Winda. Apalagi Pak Angga juga tak bisa saya hubungi," ucap Sekar.

" Lantas, endingnya seperti apa ini urusan per-sepatuan yang membagongkan?" cecar Winda.

"Begini saja, Mbak. Sepatu ini akan tetap saya bawa dahulu. Jika nanti urusan saya dengan Pak Angga clear, maka sepatu ini bisa jelas punya siapa. Jika memang benar punya Mbak Winda, maka dengan senang hati akan saya berikan pada Mbak."

"Jaminannya apa? Siapa tahu setelah ini kau pergi begitu saja!"

"Saya memang tak punya jaminan apapun yang layak. Saya hanya bisa memberikan nomor hp dan foto KTPku pada Mbak Winda," jawab Sekar. "Apa boleh saya minta nomor hp dan alamat rumah Mbak Winda?" pintanya.

"Buat apa?"

"Ya, tentu nantinya untuk menghubungi Mbak Winda jika saya sudah berhasil bertemu dengan Pak Angga dan menyelesaikan urusan per-sepatuan ini."

"Gak perlu, lah. Kamu bisa pakai sepatu itu. Kalau gak mau, bisa kamu buang saja."

"Loh kok begitu, Mbak?" tanya Sekar heran melihat perubahan sikap Winda.

Padahal sejak awal bertabrakan, Winda begitu ng0tot ingin mengambil sepatu yang diklaim sebagai miliknya itu. Tapi, sekarang justru berubah dan menyerahkan sepatu itu pada Sekar.

"Aku mendadak malas pakai barangku yang sudah tersentuh sama orang lain. Mungkin memang jodoh tuh sepatu sama kamu bukan aku,"

"Tapi, sepatu ini kan pemberian suami mbak saat ulang tahun. Kok malah diberikan ke saya?"

"Enggak apa-apa kok, aku ikhlas."

"Jangan begitu, Mbak Winda. Sepatunya masih bagus kok dan gak lecet. Saya jamin," ucap Sekar.

"Maaf, kami buru-buru. Mau ada urusan lain," ucap Winda seraya berdiri dari kursinya.

"Ayo Mas, kita pulang. Keisya pasti sudah nungguin di rumah Mama," ucap Winda pada Bagus.

"Tapi, Mbak. Ini_" Sekar menenteng tas berisi sepatu yang menjadi pokok perkara utama.

"Buat kamu saja," potong Winda.

"Istriku sudah bilang kalau sepatu itu untukmu, Kar. Ya artinya tuh sepatu memang jodoh sama kamu," ucap Bagus berusaha meyakinkan Sekar. "Kami pamit pulang dulu. Terima kasih sudah datang malam ini," sambungnya seraya tersenyum tipis.

Winda dan Bagus pun pergi berlalu dari hadapan Sekar. Tentunya semua tagihan makan telah dibayar oleh Bagus. Sekar pun seketika menggaruk kepalanya yang tak gatal setelah sepasang suami istri tersebut pergi dari hadapannya.

"Apa maksudnya terima kasih sudah datang malam ini? Kan aku janjian bertemu sama Angga. Kenapa mereka yang orang asing, justru bilang terima kasih?" batin Sekar.

Bersambung...

🍁🍁🍁

1
Eni Istiarsi
wah kecolongan dan agak lalai.ya kalo dipikir sama keluarga,dan. Sekar sangat naif
lidya
menarik alurnya seperti kehidupan nyata
kaylla salsabella
mungkin di ambil Yuni
Akhmad Soimun
disini aku nyalahin kamu Karr, nggak nyalahin org jahat..karna org jahat mau melakukan kejahatan udh pasti di rencanakan dg cerdik,, yg harus ada di diri kamu itu cermat dan tangkas Kar
Akhmad Soimun
jadi orang jgn terlalu polos soal berfikir hati² ke org ,org dekat jg perlu di waspadai apalagi bwt si Yuni yg udah jelas bebet bobroknya..😤😤waspada dn kehati²an itu perlu,tpi jgn di sambungkan dg suudhon , dongk Karrr👿👿👿👿
Ddek Aish
apa kakak iparnya ya
Tuti Chandra
ya allah kasihan banget sekar,tega sekali yg ngambil .jangan jangan yuni atau ibunya yg ambil perhiasan dan hp sekar.lapor polisi aja sekar biar ketahuan siapa yg mencuri .to ngga mungkin orang luar pasti keluarganya sendiri. kenapa pintunya ngga kamu kunci ,jangan ceroboh sekar krn di rumahmu ada alap2.
Nur Hidayati
👍
Yulia Dhanty
itu lah kecerobohan sekar? udah tau klg ny itu haus duit ko y lemari ny dk d kunci?
bkn ny nuduh tpi kenyataan 😄 yg ambil. kl dk ibuny sekar y kakak iparnya? atau jga fajar?
Nena Anwar
di paragraf awal udah mau komen ngapain Sekar beli emas yg ada nanti dicolong Ibu atua si Yuni ipar terlucknut mending penuhin aja buku tabungan eh sampai paragraf akhir bener aja bukan emas doang yg raib tapi hp hadiah juga ludes digondol maling, ngerasa gk pernah kehilangan dan aman2 aja jadi Sekar ceroboh
wardah
kk.iparnya neeh atau ibunya next kunci ajah kamarnya dan lemarinya
Jar Waty
lanjut thor
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
sepertinya ini ulah yuni. semoga ini orang dapat karma setimpal ya
🎀⍣⃝ꉣꉣNurrul P.❀∂я
Aku biasanya beli di Pasar Wonokromo Thor ... biar dekat rumah 🤭😂🤣
Sugiharti Rusli
Sekar lengah sepertinya terhadap kakak dan iparnya nih, walo mereka uda ga tinggal serumah aturan tetap jangan ga dikunci kamarnya,,,
Aprisya
huuufff Sekar dari pada beli emas lebih baik biar uangnya mengendap ditabungan kar dan tentunya lebih aman,,,,
kok aku curiga malingnya si markuyun
Patrick Khan
siapa lg yg ambil ya sodara km sendiri yuni dan lakik nya
Cahyani
Hidup dlm keluarga toxic, lebih baik tinggal sendiri…
Esther Alviah Ekawati Ndoen
Adu Sekar sudah tau dirumah bnyk garong malah simpan hp dan emas dikamar, lebih baik uang nya ditabung pakai rekening lain biar aman, iki kelakuan ipar nya yg julid tapi maling
Purnama Pasedu
siapa lagi yg ngerecoki sekar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!