setelah tiga tahun menjalani rumah tangga bersama dengan Amran, Zahira tetap tidak bisa membuat lelaki itu mencintainya. Amran selalu memperlakukan Zahira dengan sangat kejam. Seakan Zahira adalah barang yang tidak berguna.
sebaik apapun hal yang sudah Zahira lakukan, selalu saja tidak bernilai dan kurang di mata Amran.
" aku ingin bercerai!" ucap Zahira dengan lugas. meskipun tanganya mengepal kuat, namun semua itu adalah refleksi dirinya agar kuat dan tidak goyah dengan rayuan Amran.
" memangnya kau bisa apa setelah bercerai dariku?" Amran selalu bisa menghina Zahira dan melukai harga diri wanita itu.
Amran membuang wanita itu dan Zahira bertekad untuk tidak memberikan kesempatan bagi Amran. Lelaki yang tidak bisa lepas dari hutang budinya pada wanita lain, tidak akan Zahira pikirkan lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lafratabassum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Langit tampak gelap dari ruang CEO Renaldi group. Amran berdiri menikmati pemandangan dari dinding kacanya. Ruangan itu nampak gelap dan Amran tidak berencana menekan saklar lampu.
Di bawah cahaya malam, raut wajah Amran menampilkan kegelisahan. pikirannya penuh dan dia tidak tau harus bagaimana. Saat ini lelaki itu tengah berpikir keras, lantaran Zahira menolak kembali ke Villa Renaldi dan mengatakan akan melanjutkan berkas perceraian.
Sudah beberapa hari Amran terus merayu dan berusaha menjelaskan kejadian terakhir yang sangat membekas dalam ingatan keduanya.
Sebagai seorang lelaki, harga diri Amran merasa di usik dengan pengajuan perceraian Zahira. Meski begitu lelaki itu enggan melepaskan Zahira. Meskipun merasa tidak mencintai istri nya. Dia juga tidak ingin ada orang lain yang memiliki Zahira. Terutama jika memikirkan Reno.
Dia berpikir lelaki itu pasti sudah meracuni pikiran Zahira. Dia terus menyalahkan Reno yang membuat Zahira mendengar ucapannya waktu itu.
Sejujurnya Amran juga heran kenapa dia mengucapkan hal menyakitkan itu. Dia hanya ingin mengalahkan Reno menggunakan kata-kata menyakitkan.
namun ternyata bukan hanya Reno, Istrinya juga ikut mendengar perkataan itu. Apa ini rasanya sebuah penyesalan. Amran tidak percaya dia bisa dibuat menyesal oleh wanita yang selama 3 tahun pernikahan mereka, dia anggap sebagai hiasan semata.
Beberapa lama berdiri di sana, Amran mendengar dering ponsel nya. Lelaki itu berjalan menuju meja lalu mengambil benda pipih itu dengan setengah hati. Disana tertera nama Sekertaris Erisa.
" kenapa Erisa?" suaranya terdengar datar dan malas.
Namun dari sebrang sana malah menunjukkan sebuah kepanikan.
" pak Amran, maafkan saya. Saya lalai memperhatikan nona Amel. Dia pergi dan mungkin Saat ini dia sedang menuju ke Villa anda. Sejak pagi dia bersikeras ingin menemui anda, tetapi..."
" biarkan saja, tidak ada siapapun disana" ucap Amran acuh. Amran merasa jengkel masalah seperti ini saja kenapa harus panik.
" tapi pak.. Saya tadi menelpon pelayan, katanya hari ini nyonya Zahira akan datang dan mengambil biolanya "
Seketika Amran membola sambil menahan nafas. Kenapa tidak ada yang memberitahu akan hal ini padanya.
" hubungi satpam dan larang Amel masuk "
Amran segera menutup panggilan dan bergegas pulang. Dia harus menghalangi kedua wanita itu bertemu.
Di sisi lain, ternyata Amel sudah datang dan saat ini duduk di ruang tamu Villa Renaldi. Sekertaris Erisa juga baru mendapatkan kabar jika memang Amel datang sore tadi karena sengaja menunggu kedatangan Amran sehingga datang secara diam-diam.
Dari semua ketakutan Amran, maka salah satunya terjadi di Villa Renaldi malam ini. padahal Amran belum juga sampai di Villa, tetapi saat ini Zahira memasuki gerbang hunian itu.
Pagi tadi dia menghubungi pelayan untuk mencarikan biolanya karena dia tidak mau berlama-lama berada di sini. Namun dari arah ruang tamu dia bisa melihat ada seseorang yang setengah mati dia benci sudah berada di dalam Villa.
Zahira jadi berpikir jika Amel memang berada di Villa selama dia tidak ada. Tentu hal ini semakin memperluas jarak kesalahpahaman antara dia dan Amran.
Suaminya sudah tidak bermain secara sembunyi-sembunyi lagi. Dia membawa kekasih ke villa Renaldi !.
Karena sedang malas bertatap muka dengan Amel, Zahira memilih masuk dari pintu samping. Lebih cepat lebih baik dan dia tidak akan ada urusan lagi di sini.
" dimana biolaku?" tanya Zahira para pelayan yang dia temui.
Pelayan itu terlihat terkejut serta gugup menghadapi Zahira. Dia baru mendapatkan perintah agar mengusir Nona Amel yang saat ini sudah berada di rumah.
Tapi belum juga melaksanakan kekhawatiran mereka langsung terkabul. Dengan terbata-bata pelayan itu menjawab. " nyo.. Nyonya sudah sampai?"
Zahira menangkap raut kecemasan itu, dan alasan pasti karena ada kekasih Amran di sini.
" sudahlah, aku akan mengambilnya nya sendiri" ulang Zahira dengan tegas dan tidak bertele-tele.
Dengan langkah kasar Zahira menaiki tangga kamarnya. Seingatnya biolanya berada di sana. Namun baru beberapa anak tangga dari arah belakang Seseorang memanggilnya.
" nona Zahira..nona.. Saya ingin berbicara dengan anda" Amel tiba-tiba masuk dan ingin mengejar Zahira.
Pelayan Villa langsung menghadang. Dia ingat betul perintah yang dia terima. Jangan sampai nyonya Zahira dan Amel bertemu atau terlibat perbincangan.
" nona Amel.. Anda silahkan menunggu di ruang tamu saja" ucap pelayan itu sambil menahan tubuh Amel agar tidak mendekati Nyonya Zahira.
" tidak! Aku mau bicara dengan nona Zahira" Amel langsung membalas dengan ketus dan nada tinggi.
Di anak tangga, Zahira berhenti sejenak tanpa membalikkan badan. Dia sama sekali tidak sudi berbicara dengan wanita itu.
Tak berselang lama seorang satpam masuk, dia memang mencari keberadaan Amel.
Karena melihat situasi di dalam, satpam segera ikut menghadang Amel. " minggir kalian!" teriak Amel semakin tidak terima.
Zahira tidak perlu mengurusi hal itu. Dia meneruskan langkahnya sampai memasuki kamar. Di bawah masih terdengar teriakan serta panggilan dari Amel.
Zahira membuka lemari tempat dia menyimpan biola. Namun tidak ada. Zahira berlanjut mencari ke setiap sudut ruangan di kamar. Dia tak kunjung menemukan keberadaan biola nya.
Saking fokusnya dia sampai tidak sadar jika ada seseorang yang masuk.
" biolamu tidak di sini" suara maskulin itu langsung mengejutkan Zahira.
Seketika dia menatap sumber suara. Di belakangnya sudah ada Amran yang berdiri dengan emosi wajah tak terbaca.
Sinar lampu yang terang membuat wajah Amran yang berkeringat itu memantulkan cahaya. Sekilas memang sangat tampan. Namun saat ini hati Zahira sudah membeku. Mau setampan bagaimana pun cinta nya untuk Amran sudah semakin kandas.
" lalu dimana?" Zahira bertanya namun seolah sedang menantang. Nada suaranya terdengar tidak terima. Biola adalah separuh hidupnya sekarang.
" cabut berkas perceraian maka akan aku berikan biolamu" lanjut Amran sambil berjalan mendekat.
cuma istrinya aja kelewat bego, mau²nya di manfaatin sm laki modelan kek gt
na'udzubillah...