Kehidupan mewah serba berkecukupan tidak menjanjikan sebuah kebahagiaan. Contohnya saja Evelina, memiliki segalanya. Apapun yang dia inginkan bisa ia dapatkan. Namun, Eve selalu merasa kesepian, hatinya terlalu gunda mengharapkan perhatian kedua orang tuanya yang terlalu sibuk dengan dunia mereka.
Suatu hari, karena selalu meninggalkan putri mereka sendirian. Kedua orang tua Eve memutuskan untuk menjodohkan putri mereka dengan salah satu anak dari sahabatnya.
Pertanyaan nya, akankah Eve bisa bahagia? menikah muda dan bergabung dengan keluarga baru apa bisa membuat kesepian itu hilang?
Mau tahu jawabannya? yuk ikutin kisah perjalanan cinta Eve dan Joenathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Bukan hanya kelas Eve yang pergi ke perpustakaan. Tapi, kelas 12 juga di arahkan oleh gurunya untuk mencari referensi dari suatu objek yang mereka pilih dalam mata pelajaran sejarah.
Joe beserta teman temannya bergegas menuju ke perpustakaan.
Perpustakaan yang awalnya sepi dan damai, kini berubah menjadi heboh dengan kedatangan kelas 12.
Eve dan sahabatnya yang duduk di meja pojok menjadi terganggu oleh keriuhan itu.
"Ada apa sih, heboh banget deh?" Tanya Tiara merasa terganggu dengan suara suara temannya yang lain.
"Gak tahu tuh!" sahut Hana.
Mereka berempat belum tahu kalau anak kelas 12 juga bergabung ke perpustakaan.
"Anjirrr, anak 12 !" Kaget Nadia, ia baru saja pergi ke depan dan melihat para kakak senior memasuki perpustakaan.
"Pantes Ribut" Gumam Tiara.
"Heii suara!!! Ini perpustakaan bukan pasar!"
Terdengar suara penjaga ruang perpustakaan mengamuk pada anak anak yang ribut.
Eve melirik sebentar, kemudian ia kembali fokus pada buku bacaannya.
Tak lama kemudian, rombongan Joe datang menghampiri mereka.
Bukan Joe, lebih tepatnya Brain dan Ilham. Mereka menarik Leo dan Joe bergabung dengan adik kelas yang cantik cantik ini.
"Hai cantik" sapa Brain pada Nadia.
"Beruntung banget belajar hari ini" Ujar Ilham sambil duduk di depan Tiara.
"Apaan sih"balas Nadia sambil tersenyum malu.
Eve tampak acuh dengan tingkah laku sahabatnya dan juga seniornya. Ia lebih memilih fokus dengan buku bacaannya.
Eve tidak peduli jika Leo sejak tadi mencuri pandang kepadanya. Ia juga tidak peduli dengan Joe juga menatap dirinya.
"Kak Leo" panggil Hana, tapi pria itu tidak mendengarkannya. Hana heran, tidak mungkin Leo tidak mendengarkan dirinya sementara pria itu sangat dekat dengannya.
"Kak Leo" panggil Hana lagi.
Leo tak kunjung menyahut, akhirnya Hana penasaran dan mengikuti arah pandang mata Leo.
"Eve?" ucap nya dalam hati. Hana sangat terkejut melihat Leo sebegitu fokus menatap Eve sampai tidak mendengar dirinya sejak tadi memanggil namanya.
"Apa dia menyukai Eve? kak Leo tampak fokus menatap Eve" batin Hana lagi.
Tidak tahan melihat Leo tak pernah mengalihkan pandangannya, Hana pun memikirkan cara agar pria itu melihat padanya.
Bug.
Dengan sengaja Hana melempar buku pada Leo.
"Ups, maaf kak aku gak sengaja ." lirih Hana ketika Leo mengambil buku itu dan melirik ke arahnya.
"Kenapa Lo melempar gue?" tanya Leo dengan suara pelan.
"Aku tadi melihat lalat dan mencoba mengusirnya dengan buku ini" jelas Hana berbohong.
"It ok" balas Leo tersenyum tipis. Lalu mengembalikan buku itu pada Hana.
Hana semakin klepek klepek melihat senyum manis Leo. Tapi, karena pria itu kembali melirik sahabat nya membuat Hana kesal.
"Jelas Eve akan menikah dengan Joe, kenapa Lo malah menyukai Eve bego!" maki Hana di dalam hatinya. Ia tidak mungkin mengatakan hal itu kepada Leo atau teman teman Eve dan juga Joe. Bisa bisa di hukum gantung dirinya oleh Eve dan Joe.
Leo berusaha mencuri perhatian Eve, ia mencoba mengajak Eve mengobrol.
""Eve, lomba apa yang lo ikuti saat festival sekolah nanti?" tanya Leo membuka pembicaraan.
Eve mengalihkan pandangannya dari buku bacaannya, menatap Leo dengan senyum kikuk.
"Gue belum tahu kak, soalnya gak ada minat satu pun." Jawab Eve seadanya, kemudian kembali fokus pada bukunya.
"Kenapa gak volly atau olimpiade aja" saran Leo.
"Gak minat deh kak, gue jadi penyemangat yang ikut lomba aja kali yah" balas Eve dengan tawa pelan di ujung kalimatnya.
Leo juga ikut tertawa pelan, mereka asik mengobrol. Kadang Hana ikut nimbrung pembicaraan mereka. Terlihat asik, namun sebenarnya eve tidak nyaman dengan obralan itu. Ia merasa cukup terganggu oleh pertanyaan pertanyaan dari Leo.
Semua itu tak luput dari pandangan mata Joe. Dia merasa sedikit ngilu di dadanya saat melihat Eve tertawa dan bercanda dengan Leo.
"Ada apa ini, gue gak mungkin ada rasa sama tu cewe
Dia suka sama Leo yaudah, gue gak akan mengganggu." ucap Joe di dalam hati. Ia berusaha menyangkal apa yang sebenarnya ia rasakan.
"Cieee Eve dan kak Leo seru banget ngobrolnya." goda Nadia membuat Eve dan Leo langsung terdiam dan saling melirik.
"Apaan sih Lo, kita membicarakan acara sekolah loh" ujar Eve.
"Tau ih, susah kalo pemikiran nya masih Bocil" sahut Leo.
Joe terkejut, tumben banget Leo mau nimbrung dalam obrolan konyol seperti itu selain sama geng mereka.
Sesuka itu Leo sama Eve, lalu bagaimana nanti jika Leo tahu mereka menikah.
"Huh!" Joe menghela nafas berat, ia menjadi pusat perhatian teman temannya.
"Kenapa Lo kak?" tanya Hana.
Joe melirik teman temannya, mereka semua menatap dirinya.
"Gak ada apa apa, gue hanya merasa lelah karena acara sekolah sebentar lagi akan di mulai." tutur Joe menjelaskan. Padahal ia tidak memikirkan hal itu.
"Makanya jangan jadi Ketos!" cibir Nadia.
"Eh, berani yah ledekin kakak senior!" goda brain.
Seketika Nadia menutup mulutnya, ia baru sadar Joe adalah ketos yang galak.
"Udah santai aja, gue gak seperti yang kalian bayangkan!" ucap Joe membuat Nadia menghembuskan nafas lega.
"Cih." cibir Eve ketika mendengar ucapan Joe yang menurutnya tidak sesuai dengan apa yang ia katakan. Pria itu selamanya akan terlihat galak dan tidak sesuai dengan jabatannya di mata Eve.
"Kenapa Lo, gak suka?" labrak Joe kesal.
"Apaan sih, gue gak ada yah mancing mancing emosi, so stop bikin gue emosi!" Sergah Eve.
"Dih, gaya gayaan Lo!" balas Joe dengan bibir mengejek.
Perdebatan Eve dan Joe pun di mulai. Raut wajah Leo pun langsung berubah.
Eve begitu sulit di ajak mengobrol. Mencari topik yang bisa menarik perhatian eve itu sangat lah sulit. Namun, Joe dengan mudahnya menarik perhatian Eve. Bahkan reaksi Eve juga terlihat berbeda ketika Joe yang memancing emosinya.
"Peak Lo!" ejek Joe.
Mendengar dirinya dikatain seperti itu, tentulah membuat Eve tidak suka.
"Wah apakah pantas seorang ketua OSIS mengatai siswi lain dengan kata seperti itu?" cibir Eve mengejek Joe yang tak sesuai dengan jabatannya.
"Itu bukan urusan Lo, Lo emang pantas di katai begitu!" balas Joe. Mereka sudah berdiri dan saling berhadapan. Sorot mata sama sama tajam menyuarakan bahwa mereka membenci satu sama lain.
keributan pun tak dapat di elakkan. Joe dan Eve mulai berseteru di ruang perpustakaan.
Mendengar pertengkaran itu, semua siswa siswi ya g ada di perpustakaan itu pun berkumpul mengerumuni eve dan Joe.
Hana dan teman teman eve langsung panik, namun mereka tidak bisa melerai jika keduanya sudah seperti ini.
"Jaga ya mulut Lo!"
"Lo tu yang harus jaga pola hidup Lo, biar gak berantakan kek gini!" seru Joe dengan kata kata yang mampu membuat Eve merasa murka