Cinta Di Atas Menara (Pencuri Hati Pria Lumpuh)

Teo meminta Nara untuk mengenakan kembali bajunya.

"Tuan Teo, aku rela bila kamu mau melakukan apapun kepadaku, karena hidupku ini sudah tidak berarti tuan. Suamiku sendiri tega menukar harga diriku hanya demi kontrak kerja" Ucap Nara yang masih enggan untuk memakai kembali gaun malamnya dan berjongkok di kaki Teo.

" Nara, aku tidak akan melakukan apapun kepadamu. Karena aku sendiri memiliki saudara perempuan jadi aku tidak mau merusak harga diri perempuan lain. Sekarang berdirilah dan pakai kembali bajumu. kamu boleh tidur di ranjangku, aku akan tidur di sofa. Dan besok pagi kamu bisa pulang dengan kontrak kerja yang sudah aku tanda tangani ".

Nara mendongak dan menatap punggung Teo yang berjalan meninggalkan dirinya.

"Tuan Teo, kamu sungguh baik seperti Devan. Seandainya saja aku masih punya kesempatan untuk Devan, aku ingin kembali bersamanya. Tapi kesempatan itu tidak akan pernah ada" Gumam Nara kemudian mulai memakai kembali bajunya.

###

Sementara itu oma memilih tinggal bersama para asistennya di rumahnya yang dulu dia tempati bersama orang tuanya, daripada tinggal di rumah besar Mahendra yang akan membuatnya darah tinggi. Apalagi bertemu dengan Nara setiap hari membuatnya emosi dan ingin menjambaknya. Karena bagi oma, Nara adalah wanita ular yang suka mempermainkan hati cucunya hingga dia frustasi dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi lalu kecelakaan dan membuatnya lumpuh sampai sekarang. Jadi di mata oma yang harus bertanggungjawab dengan kelumpuhan Devan adalah Nara.

Karena itulah oma sangat membenci Nara.

" Della, kita ke apartemen Devan. Oma kangen sama anak itu" Ucap oma kepada sang asisten yang selalu setia kepadanya.

"Tapi oma, apakah tidak mengganggunya, mereka kan pengantin baru. Bukannya oma ingin mereka cepat cepat punya anak".

" Hhh iya juga sih, baiklah kita ke rumah Mahendra saja, oma juga ingin melihat Dimas dan perkembangan perusahaan" .

" Baik oma, memang lebih baik kita ke rumah Mahendra saja ".

Dan akhirnya mereka pun memilih pergi menuju rumah Mahendra di saat malam mulai merambat dan waktu menunjukkan pukul 10 malam.

Setibanya di sana, oma dan Della langsung masuk dan menuju kamar oma.

Tapi ketika melewati kamar Dimas, oma dan Della sempat mendengar desahan dan erangan kenikmatan " Della tutup telinga kamu" pinta oma.

" Iya iya oma, lagi pula tuan Dimas melakukannya kok yo keras amat suaranya, apa tidak bisa dikecilin dikit jadi tidak membuat yang di luar terganggu" Gumam Della sendiri yang di jawab senyuman tipis oleh oma.

🐣🐣🐣

Devan dan Andara saling menatap dan terdiam cukup lama.

" Dev, kamu baik baik saja? "

" Andara, bagaimana aku harus bersikap baik sekarang? Apa aku harus memaafkan dia yang sudah merusak masa depanku? ".

Andara mengusap bahu Devan " Dev, sebaiknya kamu telp saja dokter Johan untuk memastikan kebenarannya.

" Kamu benar Andara " Jawab Devan kemudian mulai menghubungi dokter Johan dengan loudspeaker supaya Andara ikut mendengarkannya.

Devan: Hallo Han.

Dokter Johan: Ehm kenapa Dev?

Devan: Bisa kamu beri penjelasan tentang semua itu.

Terdengar suara dokter Johan menghela nafas berat. Sahabat serta dokter pribadi keluarga Mahendra itu seperti berat mau memberikan penjelasan.

Devan: Tapi aku butuh penjelasan darimu.

Dokter Johan: Baiklah aku ceritakan semuanya Dev, tapi jangan syok atau berbuat nekat.

Devan: Iya Han.

Dokter Johan: Sebenarnya penyebab utama kaki kamu lumpuh adalah obat yang dosisnya terlalu tinggi dan pemakaian cukup lama, karena memang ada beberapa obat yang menyebabkan sistem syaraf tidak berfungsi dan salah satu obat yang memang membuat orang menjadi lumpuh jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan panjang.

Devan: Baik Han terimakasih atas penjelasannya.

Dokter Johan: Jadi kamu hentikan saja mengkonsumsi obat obatan itu Dev. Teruskan saja terapinya dan obat herbal jauh lebih baik.

Devan: Iya aku paham, ya udah Han terimakasih ya.

Andara menarik nafasnya dengan berat " Dev, untungnya kita cepat mengetahui atau kamu akan benar benar lumpuh selamanya ".

" Iya, dan aku tidak habis pikir mengapa mereka tega padaku, apa salahku? ".

" Mungkin papa kamu juga tidak tahu kalau obat itu bisa memperparah keadaanmu Dev. Cobalah untuk tetap berprasangka baik. Tidak ada orang tua yang tidak sayang kepada anaknya ".

Flashback on.

Andara bersiap hendak ke kiosnya, tiba tiba seorang laki laki paruh baya yang merupakan sopir keluarga Mahendra seperti biasa datang mengantarkan obat untuk Devan.

" Nona muda, ini obat untuk tuan muda"

" Oh iya pak".

" Tapi tuan besar meminta untuk rutin meminumnya agar tuan muda cepat sembuh".

Andara pun tersenyum dan mengangguk kemudian menyimpan obat yang dikirimkan untuk Devan.

Memang dua minggu sekali papanya selalu mengirim obat obatan untuk Devan, karena Devan yang bandel tidak pernah mau mengambil obatnya sendiri.

Andara melihat Devan yang masih terlelap, jadi tidak tega membangunkannya dan memilih pergi ke kios sendirian kemudian meletakkan obatnya di atas meja kamarnya.

Andara pun berangkat ke kios dengan mengendarai mobilnya sendiri.

Tiba-tiba di tengah perjalanan, ada seseorang yang sedang berjalan dipapah oleh anaknya hampir saja ketabrak mobilnya.

Andara menghentikan mobilnya secara mendadak dan bertanya pada mereka " Pak, mau ke mana?".

" Ke rumah sakit kak".

" Memangnya bapaknya kenapa ya dek? ".

" Ini kak, bapak saya terkena mal praktek, baru saja kecelakaan, kakinya hampir saja lumpuh. Dokter bilang obat yang diberikan oleh dokter, bukannya lebih baik justru membuatnya tidak bisa berjalan "Jawab anak yang baru berusia 12 tahunan itu.

Andara menghela nafasnya dengan berat kemudian membantu memapah bapak bapak itu dan menawarkan untuk naik ke mobilnya.

Dengan senang hati dan perasaan bersalah, Andara mengantarkan anak dan bapak itu ke rumah sakit.

Setibanya di sana, Andara mengajak mereka ke ruangan Dokter Johan.

Dan ketika bapak tersebut mengeluarkan obat obatan yang diberikan oleh dokter praktek yang sebelumnya matanya melotot tajam dan segera merebutnya.

Sret

" Ini, obat ini! " Pekik Andara dengan terkejut.

Dokter Johan pun mengeryitkan keningnya

" Kenapa Nona Andara? ".

" Dokter, obat ini sama persis dengan obat obatan yang setiap hari diminum oleh Devan".

Jleg

Dokter Johan pun tersentak kaget " Nona Andara jangan bercanda, dua minggu sekali aku membuatkan resep untuk Devan. Bukan obat ini.Justru obat ini yang bisa membuat sistem saraf rusak".

" Dok, beneran ini obat sama persis dengan milik Devan. Apa kaki Devan yang lumpuh karena ada yang menginginkannya ".

" Nona Andara, jangan berburuk sangka dulu. Lebih baik anda pulang biarkan aku dan rekan rekan yang teliti obat ini, kalau sudah keluar hasilnya aku kirimkan ke ponsel Devan".

"Baik Dokter" Andara pun melangkah meninggalkan ruangan dokter Johan dengan gontai dan tidak habis pikir serta menerka nerka, apa ada yang menginginkan Devan lumpuh selamanya, atau memang Devan juga korban mal praktek? ".

Flashback off.