NovelToon NovelToon
Berteman Dengan Arwah Leluhur

Berteman Dengan Arwah Leluhur

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Hantu / Ilmu Kanuragan / Pendamping Sakti
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Karena hendak mengungkap sebuah kejahatan di kampusnya, Arjuna, pemuda 18 tahun, menjadi sasaran balas dendam teman-teman satu kampusnya. Arjuna pun dikeroyok hingga dia tercebur ke sungai yang cukup dalam dan besar.

Beruntung, Arjuna masih bisa selamat. Di saat dia berhasil naik ke tepi sungai, tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah cincin yang jatuh tepat mengenai kepalanya.

Arjuna mengira itu hanya cincin biasa. Namun, karena cincin itulah Arjuna mulai menjalani kehidupan yang tidak biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kisah Tragis

Juna terdiam di dalam kamarnya. Otaknya bekerja lebih keras, memikirkan keanehan yang baru saja dia alami. Mau bilang ini mimpi, tapi Juna sadar dia belum tidur. Ini terlalu fakta dan Juna tidak bisa percaya begitu saja.

"Apa dia jin yang bisa mengabulkan semua permintaanku?" gumam Juna. Seketika dia jadi teringat film Aladin. Juna pun mulai memikirkan hal yang aneh-aneh.

"Lebih baik aku tidur. Siapa tahu, besok pagi dia udah ngilang. Hih, serem amat, kalau dia ngikutin aku terus," Juna langsung merebahkan tubuhnya. Dia berusaha keras untuk memejamkan mata, meski pikirannnya kacau karena kehadiran sosok yang tidak terlihat. Pada akhirnya Juna pun tertidur dengan nyenyak.

Keesokan paginya Juna terbangun dengan tubuh yang kurang enak. Perkelahian yang dia lakukan semalam, meninggalkan rasa nyeri pada beberapa bagian tubuh hingga dia malas untuk bangkit dari tidurnya.

"Apa aku tidak berangkat kuliah aja ya?" gumamnya. "Tubuhku serasa remuk gini."

Juna mengecek waktu di ponselnya. Setelah itu dia menaruh ponselnya kembali dan bangkit dengan malas, lalu berdiri dan melepas kolor yang dia gunakan karena ada urusan di kamar mandi.

"Besar juga punya kamu," suara tanpa wujud itu kembali mengusik telinga Juna hingga tubuh Juna menegang dan dia seketika celingukan.

Juna kembali menarik celananya. "Kamu masih di sini?" Rasa takutnya kembali menyerbak.

"Dari semalam kan saya di sini," jawab sosok tak kasat mata yang sepertinya berada di sisi kiri Juna.

"Oh, iya yah," ucap Juna sambil cengengesan. "Kamu nggak niat pergi dari sini?"

"Tidak!" jawab sosok itu tegas.

"Kenapa?" Juna penasaran.

"Sepertinya kamu sudah tidak takut lagi?" ucap sosok tersebut. "Baguslah. Aku senang melihatnya," sosok itu malah mengatakan hal lain, bukan jawaban yang diinginkan Juna.

"Apa kamu akan terus mengikutiku?" Juna akhirnya berusaha untuk tidak takut lagi.

"Pasti," jawab sosok yang sama tanpa ragu. "Sebaiknya kamu sembunyikan cincin itu baik-baik."

"Kenapa?" Juna pun heran sambil menatap cincin yang tergeletak di atas meja kecil.

"Kalau kamu pengin aman, lebih baik lakukan. Karena bisa bahaya, kalau cincin itu jatuh kepada orang yang salah."

Kening Juna langsung berkerut. "Kenapa kamu ngomong kaya gitu? Emang kamu pikir aku orang yang tepat?"

"Firasatku mengatakan kamu anak yang baik,"

Juna tertegun mendengarnya. "Kenapa kamu begitu yakin?"

"Entah. Untuk saat ini, aku cuma memiliki keyakinan seperti itu."

Juna terdiam. Dia merasa sosok tak kasat mata itu mungkin sering mengalami hal buruk.

"Kalau boleh tahu, apa kamu sering dimanfaatkan untuk hal yang tidak baik?" daripada penasaran, Juna pun memilih bertanya langsung.

"Kalau saya jujur, apa kamu akan memanfaatkan saya juga?" Sosok tak terlihat itu malah bertanya balik.

"Kalau aku tergantung keadaan," balas Juna. Mungkin jika lawan bicaranya jelas ada wujudnya, saat ini kening sosok itu sedang berkerut sembari menatap Arjuna.

"Kenapa harus tergantung keadaan?" Sosok itu pun bertanya kembali. Sepertinya dia penasaran juga.

"Karena tidak setiap hari, aku membutuhkan bantuan. Kalau bisa diatasi sendiri, ngapain minta tolong orang lain?"

"Termasuk memperkaya diri sendiri dan menindas orang yang lemah, begitu?" Pertanyaan sosok tak kasat mata, sontak membuat agak melebar sambil menoleh ke arah kanan karena suara lawan bicara Arjuna ada di sebelah kanan.

"Apa maksudmu?" tanya pemuda itu.

"Seperti yang kamu bilang tadi, kamu bisa mengatasi semua sendiri. Apakah termasuk dengan menindas orang yang lemah dan merampas hartanya?"

"Sembarangan kalau ngomong," Arjuna langsung tak terima. "Justru yang sering ditindas itu aku!" sungutnya. "Asal kamu tahu, tubuhku babak belur seperti ini, karena aku ditindas oleh teman-teman kampus yang tidak terima rencana jahat mereka ketahuan olehku."

"Owalah, kamu ditindas? Kenapa kamu tidak melawan?"

"Aku udah melawan, tapi jumlah mereka lebih banyak dan aku juga dalam posisi lelah."

"Hmm," sosok tak terlihat bergumam tak jelas, tapi sepertinya dia memahami keadaan Arjuna. "Terus? Apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu diancam untuk tidak membongkar rencana mereka?"

"Yah, seperti itu. Aku sendiri juga sebenarnya bingung," balas Juna.

"Bingung kenapa?"

"Musuh yang aku hadapi itu anak orang kaya. Bahkan salah satunya anak orang berpengaruh di negara ini. Kalau aku melawan dan terus menantang mereka, bagaimana nasib kuliah dan keluargaku nanti. Tapi kalau aku diam saja, aku kasihan sama para cewek yang jadi korban kejahatan mereka."

"Cewek? Maksud kamu wanita?"

"Iya, wanita. Musuh aku ada empat orang anak, dan mereka melakukan taruhan dengan target para wanita yang masih perawan. Jika salah satu dari mereka ada yang berhasil merenggut kesucian wanita yang menjadi target mereka, maka anak itu pemenangnya. Yang lebih parahnya lagi, mereka tidak mau bertanggung jawab kepada para korban."

"Wah! Itu sih sudah termasuk kejahatan. Tapi aneh juga yah? Masa ingin merenggut kesucian wanita saja pakai taruhan. Padahal dulu, di mata pun saya berada, pasti ada saja, beberapa wanita yang rela melepas mahkota mereka untuk saya."

"Masa sih?" Arjuna sontak terkejut.

"Iya. Dulu saya itu tiap malam tidak pernah lepas dari yang namanya pelukan wanita."

"Alasannya apa? Apa karena kamu tampan dan kaya?" tanya Juna agak tidak percaya.

"Lebih dari itu. Dulu, saya terkenal karena kehebatan saya," ucap sosok tak kasat mata terdengar angkuh tapi sukses membuat lawan bicaranya semakin penasaran.

"Kehebatan seperti apa yang kamu miliki?" tanya Juna lagi.

Sosok itu tak langsung menjawab. Namun apa yang dia lakukan sukses membuat mata Arjuna melebar.

Arjuna dibuat takjub karena ponselnya melayang-layang. "Kamu bisa mengendalikan barang dari jarak jauh?"

"Ya, salah satunya itu," jawab sosok tak terlihat. "Saya juga memiliki ilmu bela diri yang bisa membuat semua orang takut hanya dengan mendengar nama saya saja."

"Wahh, keren," puji Arjuna. "Tapi, kenapa kamu bisa berakhir di sebuah cincin? Apa kamu sebenarnya sudah meningggal?"

"Yah, saya telah meninggal, tapi meninggal karena dijadikan alat ritual."

"Alat ritual?" Juna tercengang.

"Karena kehebatan saya, menumbuhkan banyak rasa dendam dan iri, bukan hanya pada lawan saya, tapi juga orang-orang di sekitar saya."

Kening Arjuna kembali berkerut. Dia terlihat serius mendengar cerita dari sosok yang tak terlihat.

"Saya difitnah, dijebak dan ditumbalkan oleh orang yang saya percaya. Orang itu menyebabkan nyawa saya terlepas dari raga dan menjebaknya ke dalam cincin itu. Orang itu juga menciptakan mantra agar saya lemah, agar dia bisa memanfaatkan saya untuk kepentingan pribadi, hingga sampai kepada keturunannya saat ini."

"Astaga..." Arjuna cukup syok mendengarnya. "Kalau boleh tahu, mantra apa itu?"

"Sebuah mantra yang disematkan pada cincin lainnya.. Mantra yang hanya akan diucapkan pada malam tertentu. Dimanapun saya berada, jika mantra itu diucapkan di dekat cincin yang dia pakai, mantra itu akan menyiksa saya dan menarik saya untuk kembali."

"Hah!"

1
ichcha
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏💪
Apriyanti
lanjut thor
Was pray
biar tidak ketahuan kamu menyamar waktu menolong bratawali juna bisa minta tlng klawing utk merubah wajah kamu atau memakai topeng ,jadi ntar aman terkendali
Yuliana Purnomo
betuuull dugaan Juna
Was pray
kenapa klawing gak ngasih tau juna kl tarminem nencari cincin itu dan resikonya jika sampai cincin itu bisa diambil oleh tarminem? bego' banget kamu wing wing ...
Apriyanti
lanjut thor
ichcha
lanjut
Hardware Solution
koq Klawing nggak terus terang saja ya?
Yuliana Purnomo
cerdas juga mereka punya pemikiran andai tarmini berkhianat ke mereka berdua,,emng harus antisipasi
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
makin seru cerita nya ni
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Yuliana Purnomo
Klawing pasti terkejut kalau ibunya Juna anaknya mantan boznya
Yuliana Purnomo
Klawing firasat mu gak salah lagi,, cepat balik kerumah Juna,, takutnya geng tarmini bikin ulah di rumah juna
Yuliana Purnomo
kapooookkk diciduk polisi Axel
Yuliana Purnomo
siapa lagi yg jadi korban Heng anak manja itu lah,, kasian nya gadis itu
ichcha
lanjut
ichcha
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!