Valerie Walton tidak pernah sedikitpun terpikir, akan terlibat hubungan asmara dengan Paman mantan pacarnya, dan menjadi posesif padanya.
Dua tahun menjalin hubungan, pacar Valerie selingkuh dengan sepupunya!
Di saat ia jatuh dengan perasaan terluka, Nathan Edmund, Paman mantan pacarnya, mengulurkan tangan kepada Valerie saat ia menangis sendirian.
Nathan Edmund, pria dewasa berusia tiga puluh delapan tahun, yang masih melajang itu, seorang CEO yang mendominasi, dan sangat di takuti mantan pacar Valerie. Nathan melamar Valerie, saat di hari pertunangan mantan pacar Valerie, dengan sepupu Valerie.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29.
Valerie mencoba untuk bergerak bangun dari atas tubuh Nathan, dengan menekan ke dua telapak tangannya ke dada Nathan.
"Tunggu! jangan bergerak!" tangan Nathan menahan tubuh Valerie yang akan bergerak.
Terlambat! yang di khawatirkan Nathan terjadi sudah! Handuk yang tadinya sudah terbuka, sekarang telah lepas dari lilitannya.
Handuk merosot jatuh ke seputar pinggang Valerie, memperlihatkan bagian atas Valerie dengan jelas sekali.
Bukan hanya daun telinga Nathan yang memerah, kini wajahnya pun ikut memerah melihat tubuh Valerie yang nyaris polos.
Jakun Nathan naik turun menelan ludahnya, memandang tubuh ramping Valerie, yang sangat indah tepat di depan matanya.
Ia harus segera mengamankan Valerie, kalau tidak! ia bisa melakukan hal, yang belum bisa ia lakukan pada Valerie.
"Valerie, lihatlah dirimu" ucap Nathan menyadarkan Valerie, dengan tindakan Valerie yang telah duduk di atas tubuhnya.
Mata Valerie membulat melihat dadanya, yang telah terpampang bebas terlihat Nathan. Ia menjerit kaget, dan berusaha untuk menarik handuk yang merosot.
Nathan dengan sigap bangun dari berbaringnya, lalu mengangkat tubuh mungil Valerie. Memeluk tubuh Valerie, dan berusaha membenarkan handuk Valerie.
Valerie masih sakit, ia tidak ingin mencari kesempatan, setelah melihat tubuh indah Valerie. Keinginannya yang tergoda ingin menyentuh Valerie, harus ia tahan.
Ia tidak ingin menyentuh Valerie, hanya karena keinginan bagian bawahnya bereaksi, setelah melihat tubuh Valerie yang menggoda.
Nathan tidak berhasil membenarkan handuk Valerie. Ia pun bangkit berdiri dari lantai, dengan masih memeluk Valerie, ia membawa Valerie masuk ke dalam ruang pakaian.
"Jangan panik, pakailah untuk sementara pakaian ku, kopermu masih di bawah, aku akan membawanya ke kamar" ucap Nathan lembut, meletakkan tubuh Valerie dengan pelan, ke sofa tunggal yang ada dalam walk in closet tersebut.
Valerie memegang handuknya, yang sudah tidak benar lagi membalut tubuhnya. Ia diam tidak menjawab Nathan, karena sangat malu sekali.
Nathan kemudian keluar dari walk in closet, dan menutup pintu dengan pelan, meninggalkan Valerie untuk berpakaian.
Valerie tidak tahu mau mengatakan apa kepada Nathan, sampai Nathan meninggalkannya dalam ruang pakaian tersebut.
Valerie sangat malu sekali dengan situasi yang terjadi tadi. Rasanya ia ingin menyembunyikan dirinya, ke tempat tersembunyi yang paling tersembunyi.
Ia bahkan tidak memakai pakaian dalam sama sekali, sangat memalukan!
Valerie bangkit dari duduknya, dan melihat lemari pakaian, yang tampak tersusun dengan rapi, menurut jenis pakaiannya.
Valerie meraih satu kemeja Nathan, dan memakainya. Kemeja terlihat besar ia kenakan, hingga dapat menutupi sampai batas lututnya.
Valerie meraih handuknya, dan membawanya keluar dari dalam ruang pakaian Nathan. Kemudian meletakkan handuk kembali ke kamar mandi.
"Kamu masih belum sembuh, kemarilah!" Nathan telah masuk ke kamar kembali, setelah Valerie keluar dari dalam kamar mandi.
Valerie menciut melihat Nathan, yang berjalan menghampirinya. Valerie spontan memegang ujung kemeja Nathan, yang tengah ia kenakan.
"Aaa..!!" Valerie menjerit kaget, Nathan tiba-tiba mengangkat tubuhnya.
Ke dua tangan Valerie memegang erat ujung kemeja Nathan. Ia tidak mengenakan apa pun di balik kemeja itu.
Nathan meletakkan Valerie duduk di tepi tempat tidur, lalu menaikkan koper Valerie ke atas tempat tidur.
"Ambillah pakaian yang hendak kamu kenakan, selebihnya biar aku bawa ke dalam walk in closet" kata Nathan seraya mencoba membuka koper Valerie.
"Biar aku saja!" Valerie menahan tangan Nathan, yang hendak membuka kopernya.
Nathan menghentikan tangannya, dan membiarkan Valerie yang membuka sendiri kopernya. Ia mencoba tidak memperhatikan Valerie, yang tengah memakai kemejanya.
Tubuh mungil Valerie tampak tenggelam dalam kemejanya, membuat perasaannya campur aduk, dan ia ingin sekali meraih Valerie.
Ingin mendekap Valerie karena merasa gemas, melihat tubuh mungil itu dalam balutan kemejanya.
Sementara Valerie membuka koper, Nathan memeriksa kepala Valerie yang masih di balut penutup kepala.
Nathan membuka penutup kepala, yang menutup kepala Valerie, "Aku sudah memanggil Dokter untuk memeriksa luka pada kepalamu, setelah selesai makan malam, dia akan datang ke villa" kata Nathan setelah melihat keadaan kepala Valerie tidak terkena air.
"Baik!" Valerie menganggukkan kepalanya.
Nathan tersenyum dengan jawaban Valerie, yang terdengar kaku. Ia mengelus kepala Valerie dengan lembut dan hati-hati.
Tanpa sadar ia mengecup puncak kepala Valerie, dan detik berikutnya mereka sama-sama saling membeku. Nathan sendiri kaget dengan apa yang baru saja ia lakukan.
Bersambung......
semoga aja 2 orang tua Valerie denger deh percakapan lili sama mama nya... biar tau rasa
biar mereka ngerasain dikecewain, dihianatin, dibohongin,, dan penyesalan yang mendalam... dan tak bisa merubah apapun. 😡
lanjut