Karna kebucinannya pada Justiv, Rena sampai rela menyerahkan sesatu yang paling berharga dalam dirinya pada sang kekasih.
Kesalahan satu malam yang telah mereka lakukan. Telah menyebabkan munculnya kehidupan baru dalam rahim Rena.
Namun di saat Rena akan memberitahu tentang kehamilannya pada Justiv, pria itu malah ingin mengakhiri hubungannya dengan Rena.
Demi melindungi masa depan dirinya dan sang anak yang tak berdosa, terpaksa Rena harus merelakan sang anak untuk dirawat oleh orang tuanya dan menganggap anak itu sebagai adiknya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"Bagaimana aku yakin kalau anak itu adalah anakku? Bisa saja kau mengandung anak dari pria lain?" tuduh Justiv, tanpa peduli Vanesa akan tersinggung karna ucapannya.
Vanesa sudah dalam keadaan tidak utuh lagi saat Justiv pertama kali menyentuhnya, karna alasan itulah Justiv meragukan ucapan Vanesa.
"Jaga ucapanmu Justiv! Sejak berhubungan denganmu aku tidak pernah berhubungan dengan pria manapun lagi. Tidak seperti kau masih suka main perempuan di belakangku!" Vanesa membalikan keadaan.
Sebenarnya Vanesa sudah tahu kalau Justiv sering menghabiskan waktu dengan wanita lain selama mereka menjalin hubungan, namun Vanesa yakin kalau Justiv hanya bermain-main saja dengan mereka. Jadi Vanesa tutup mata akan hal itu.
Lain halnya ketika dengan Rena, Justiv selalu menatap wanita itu dengan penuh cinta. Karna itu Vanesa tidak bisa tinggal diam. Berbagai rencana untuk menjerat Justiv muncul begitu saja sejak kehadiran Rena.
"Kalau kau sudah tahu aku sering berkencan dengan wanita lain, kenapa kau masih mempertahankan aku. Kenapa tidak meninggalkan aku saja?" tanya Justiv tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
Kalau saja Vanesa meninggalkan Justiv sejak dulu, maka wanita itu tidak akan mungkin mengandung benihnya. Dan jalan Justiv untuk kembali pada Rena akan mulus tanpa hambatan apapun.
"Karna aku mencintaimu Justiv (Terutama uangmu.)" kata-kata terakhir hanya Vanesa ucapkan dalam hatinya saja.
"Justiv berasal dari keluarga kaya raya, sayang sekali jika harus melepaskan Justiv begitu saja." Batin Vanesa sembari tersenyum Smirk.
"Terus apa yang kau inginkan sekarang?" tanya Justiv dengan nada yang mulai melunak namun penuh dengan tekanan.
"Aku ingin kau bertanggung jawab atas kehamilanku Justiv. Kita harus menikah secepatnya." pinta Vanesa dengan wajah memelas.
"Aku akan menikahimu setelah aku yakin kalau anak dalam kandunganmu adalah benihku. Kita akan melakukan tes DNA setelah usia kandunganmu cukup." kilah Justiv
Pria tampan itu hanya ingin mengulur waktu agar tidak terikat dengan Vanesa dalam waktu dekat ini, setidaknya sampai Justiv berhasil memperbaiki hubungannya dengan Rena.
"Tidak Justiv! Itu terlalu lama! Apa kata orang-orang nanti jika aku hamil di luar nikah?" tanya Vanesa dengan memasang wajah mengiba.
"Itu bukan urusanku! Pergilah!" Justiv sama sekali tak berpengaruh dengan ekspresi yang Vanesa tunjukan.
"Tapi Justiv," Vanesa ingin kembali bicara namun Justiv tidak memberinya kesempatan.
"Pergi!!!" titah Pria itu dengan wajah penuh amarah. Sejak kemarin Justiv kesal karna Rena tidak mau mengangkat telepon darinya, karna itu ia melampiaskannya pada Vanesa.
"Baiklah aku pergi sekarang, tapi aku akan kembali lagi besok."
Vanesa tidak punya pilihan lain selain menuruti permintaan Justiv untuk pergi, tapi jangan harap Vanesa akan menyerah.
Setelah keluar dari ruangan Justiv, Vanesa tidak langsung pulang. Tapi langsung menuju ruangan tuan Betrand untuk mengadukan perbuatan putra kesayangannya terhadap dirinya.
***
***
Keesokan harinya.
Rena terbangun pagi-pagi sekali begitu mendengar suara alarm di ponselnya. Namun karna masih mengantuk, Rena memilih untuk mematikan alarm tersebut kemudian melanjutkan tidurnya.
Namun hal itu tidak berlangsung lama, Rena kembali mengerjapkan matanya begitu mengingat kalau hari ini ia harus sudah berada di perusahaan Abraham crop tepat pukul tujuh pagi.
"Gawat!!!" pekik Rena saat melihat jarum jam sudah menunjukan pukul 05.45 pagi. Itu Artinya Rena hanya punya waktu 15 menit untuk bersiap.
Bergegas Rena menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya secara kilat, kemudian menuju walk in closet untuk berganti pakaian. Setelah semuanya selesai Rena segera menuju meja makan untuk sarapan.
Belum ada satu orang pun dari anggota keluarganya yang duduk di meja makan berukuran besar itu, karna hari memang masih pagi. Hanya ada beberapa orang pelayan saja yang sibuk melayani Rena.
"Ini semua gara-gara dad Albian dan kak Kenzo! Kalau saja mereka mau mempekerjakan aku di kantor mereka, pasti aku tidak akan repot bangun pagi-pagi seperti ini!" rutuk Rena sembari menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.
"Awas saja kalau aku sudah sukses nanti, aku akan..." Rena tampak berpikir akan di apakan kedua pria menyebalkan itu.
"Aku pikirkan nanti saja akan aku apakan mereka, sekarang aku harus segera pergi ke kantor." pekik Rena saat jarum jam di tangannya sudah menunjukan pukul 06.15 pagi.
Gedung kantor perusahaan Abraham crop lokasinya sangat jauh dari rumah. Butuh waktu sekitar 1 jam perjalanan untuk tiba di sana, karna itu Rena harus berangkat pagi-pagi sekali.
"Tuhan, semoga perusahaan tempatku bekerja akan memfasilitasi aku tempat tinggal di dekat kantor, jadi aku tidak harus repot seperti ini setiap hatinya." doa Rena sembari menyalakan mesin mobilnya.
Tidak mungkin jika Rena harus menyewa apartemen sendiri, karna sangat sayang uangnya. Karna setiap kali Rena memegang uang, yang ada di pikirannya hanya mengirimkan uang tersebut untuk papa Nicko dan Dilon saja.
"Satu lagi tuhan, semoga asisten tuan Zoan adalah orang yang sangat tampan dan baik. Agar aku bisa cuci mata di sana." doa Rena lagi yang sangat banyak maunya.
Kemarin mom Khanza sempat bilang, kalau orang yang akan menjadi bos Rena orangnya sudah tua dan gendut. Galak pula. Jadi harapan Rena sekarang hanya terletak pada asisten tuan Zoan yang bernama Andrew saja.
Setelah menempuh perjalan selama kurang lebih 40 menit, akhirnya Rena tiba di perusahaan Abraham crop tepat pukul 07.00 pagi. Itupun setelah Rena mempertaruhkan nyawanya terlebih dahulu dengan menyalip truk tronton berukuran besar.
"Selamat pagi nona Rena, saya senang anda bisa datang tepat waktu di hari pertama anda bekerja." Kehadiran Rena di sambut ramah oleh seorang pria berkacamata tebal lengkap dengan rambut klimisnya.
"Siapa kau?" tanya Rena sinis.
"Saya asisten Andrew nona." pria itu mengulurkan tangan kanannya ke arah Rena.
"Tidak!!!" Rena mengusap wajahnya dengan frustasi. Belum mulai bekerja saja Rena sudah merasa sangat lelah. Karna melihat wajah asisten Andrew yang sangat di luar harapannya.
Bersambung.
thank you juga dah semangat up date nya niiii 👍😘🤩😁🤗🤗
Semoga Zayn adalah laki2 yg akan menjadi kebahagiaan Rena di kemudian hari 👍🤗🤗
ntar klo Rena g ada pasti Zayn bkal nyariin.... pasti kangen dgn kbiasaan Rena yg bikin ngeselin...😅😅😅
Zayn apa ada mencurigai sesuatu yaa?!???