NovelToon NovelToon
Archduchess Beatrice Estrillda Of Winfrey

Archduchess Beatrice Estrillda Of Winfrey

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Reinkarnasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Chykara

Season dua dari novel "AKU KAH ANTAGONISNYA"

tentang perjalanan cinta Beatrice dan Sankara setelah menikah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chykara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

04 sunset

Mohon bijak

Ada adegan 21 +++ nya

Bagi under 21 cukup baca setengah bagian nya dan tolong berhenti membaca setengah bagian sisa nya.

Terima kasih

Menikmati matahari yang mulai turun ke peraduan nya di balik cakrawala menjadi penghibur hati Beatrice yang tidak lagi bisa bermain keluar karena kondisi kaki nya yang bengkak parah.

Setelah di kompres sekitar setengah jam dan di balut lagi Beatrice sempat tertidur sebentar di dalam pelukan sang suami.

Saat dia bangun dia panas matahari yang tadi sangat terik mulai meredup.

Sang suami berdiri di pintu balkon sambil menatap indah nya laut di kejauhan. Dia hanya menggunakan celana panjang saja dan membiarkan tubuh bagian atas nya yang seindah patung dewa yunani terekspose begitu saja.

"Apa laut nya sangat indah sore ini?" tanya Beatrice pada Sankara dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Sankara membalikkan tubuh nya dan tersenyum pada Beatrice.

"Jauh lebih indah wajah tidur mu sayang" jawab Sankara sambil berjalan mendekati ranjang.

"Bohong kalau lebih indah wajah tidur ku kenapa aku di tinggal sendiri di ranjang" ucap Beatrice dengan nada manja.

"Aku hanya mengalihkan sedikit perhatian saja pada hal lain nya, karena kalau aku memandang mu terlalu lama aku takut kebablasan, dan rasa lapar mengusai hati ku, dan aku bisa menerkam mu, sedangkan kondisi mu sedang sakit" ucap Sankara dengan nada mesum yang membuat wajah Beatrice langsung merah karena malu.

"Dasar mesum" ucap Beatrice sambil memukul bahu telanjang sang suami membuat tawa Sankara berderai karena berhasil menggoda sang Istri dan membuat wajah nya memerah karena malu.

"Apa matahari terbenam di luar sangat indah?" tanya Beatrice

"Iya terlihat sangat indah, apa kamu mau lihat?" tanya Sankara.

"Bisa kah?" tanya Beatrice balik

"Tentu saja." jawab Sankara, mendengar itu dengan cepat kepala Beatrice mengangguk penuh semangat.

Sankara lalu berdiri dan menggendong sang Istri seperti seorang princess, dengan cepat Beatrice mengalungkan Tangan nya di leher Sankara.

Sankara membawa Beatrice ke balkon, di balkon ada sebuah kursi santai dendan sebuah meja di samping nya, karena hanya ada satu kursi yang berukuran lumayan besar Beatrice berakhir duduk di pangkuan sang suami sambil menatap indah nya lautan di kejauhan sana yang terlihat mulai memerah saat matahari semakin rendah.

"Sayang sekali besok kita sudah harus melanjutkan perjalanan menuju wilayah kita, jika saja bisa aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama mu di sini" ucap Sankara sambil mencium tengkuk Beatrice yang terbuka.

"Cerita kan pada ku bagaimana di utara? Aku belum pernah ke sana sekalipun, bagaimana cuaca nya? Bagaimana pergaulan sosial di sana? Apa mata pencaharian utama di utara?" tanya Beatrice pada sang suami.

"Utara ya? Musim di utara di dominasi musim dingin, hampir separuh tahun di utara di dominasi musim dingin, penghasilan utama kita adalah eksportir daging rusa moose dan daging sapi kualitas terbaik,untuk daging sapi ada beberapa peternakan besar di sana yang dikelola oleh daerah yang menghasilkan ratusan ton setiap bulan nya" ucap Sankara.

"Kalau rusa moose?" tanya Beatrice

"Kita mendapatkan daging nya dari perburuan, karena hampir sepertiga wilayah kita berupa hutan pinus yang merupakan habitat rusa moose. Populasi rusa moose sangat besar di utara dan berkembang biakan nya juga sangat cepat, induk rusa moose bisa menghasilkan dua sampai empat ekor anak dalam sekali kelahiran" ucap Sankara.

"Apakah jika mereka di buru popularitas mereka bisa menurun dan bisa habis?" tanya Beatrice

"Tidak sayang karena perburuan hanya di lakukan satu kalian setahun saja, perburuan rusa moose tanpa izin resmi di luar waktu yang di tentukan adalah kasus kriminal di utara. Kehidupan kawanan rusa moose di jaga oleh pengawas hutan kita, karena itu lah nilai jual daging rusa moose sangat mahal karena hanya tersedia dari kita dan hanya satu kali setahun saja" ucap Sankara.

Beatrice mengangguk mengerti.

"Satu lagi alasan rusa moose harus di buru adalah karena populasi nya yang besar, jika populasi nya tidak terkendali kawanan mereka akan jadi hama yang menghancurkan pertanian apel salju milik rakyat kita." ucap Sankara menambah kan.

"Apel Salju?" tanya Beatrice

"Iya apel salju, kamu tidak tau? Itu adalah komoditi eksport kita yang sangat populer, karena hanya tumbuh di tanah kita" ucap Sankara.

"Seperti apa itu apel salju?" tanya Beatrice

"Bentuk nya seperti apel dengan ukuran yang lebih besar, Tapi warna nya sangat putih seperti salju dari kulit hingga daging apel nya." terang Sankara. .

"Apakah enak?" tanya Beatrice

"Iya enak, manis asam segar dan sedikit berair ada sensasi dingin saat kita menggigit nya" ucap Sankara.

"Tapi buat aku lebih enak bibir kamu" ucap Sankara sambil menempelkan bibir nya pada bibir mungil sang istri.

Beatrice yang tidak tau Kalau akan di serang secara mendadak hanya bisa kelabakan dengan serangan sang suami.

Sankara yang tidak puas hanya dengan sebuah kecupan menahan bagian belakang kepala Beatrice dan mulai mengulum bibir Beatrice hingga membuat nafas gadis itu jadi sesak dan ngos ngosan.

"Kita di luar bagaimana kalau orang melihat?" bisik Beatrice saat Sankara melepaskan bibir nya.

"Kita ada di lantai tiga sayang, Siapa yang bisa melihat kita" ucap Sankara.

Ciuman pria itu akhir nya pindah ke leher Beatrice membuat gadis itu menggelinjang kegelian.

Tangan usil Sankara dengan ahli membuka satu persatu deretan kancing di punggung gaun Beatrice. Hingga gaun tersebut merosot dari tubuh Beatrice dan membuat bahu dan punggung nya jadi terbuka lebar.

Melihat banyak nya kulit yang terbuka nafsu Sankara semakin bergejolak. Dengan lincah bibir dan lidah nya mengeksplore semua bagian yang tidak lagi punya penutup.

Sankara yang sudah merasa di ujung tanduk segera berdiri dan berjalan masuk kembali ke kamar, dia tidak lagi peduli dengan keindahan matahari terbenam.

Beatrice berada di dalam gendongan Sankara seperti anak koala pada induk nya dengan bibir yang masih menyatu saling pagut dan saling serang tanpa ada yang berniat untuk mengalah.

Sesampai nya di kamar Sankara merebahkan Beatrice ke ranjang, sebenarnya sudah sejak tadi Sankara ingin memakan sang istri tapi mengingat kaki sang istri yang masih sakit Sankara menahan nya hingga sakit kepala.

Dan kini di terlihat seperti akan memakan sang istri dengan lahap.

Deru nafas Mereka saling bersahutan saat kedua nya dengan penuh semangat mengayuh perahu cinta menerjang ganas nya badai yang mengayun mereka.

Padahal baru beberapa hari yang lalu Sankara mereguk manis nya malam pertama tapi rasa lapar nya kembali membuncah tak tertahankan.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!