zahrana atau zahra nadhifa , di dunia maya ia adalah seorang penulis novel daring yg cukup terkenal namun di dunia nyata ia adalah istri seorang ceo perusahaan perfilman terkenal zayn aditya alfatih .
Terlahir dari anak pembantu, tiga tahun zahra diperlakukan layaknya asisten rumah tangga. Namun, tiga tahun yang seharusnya berakhir justru masih berlanjut.
Kisah cinta dimasa lalu dan strata sosial yang berbeda membuat hubungan keduanya semakin di uji. yang menjadi alasan mereka bertahan atau berpisah.
Bagaimana kisah mereka ?
Akankah zayn melepaskan zahra atau mengikatnya erat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernyatuan pertama.
Zayn membawa zahra kekamar untuk menenangkan diri. Lelaki itu meminum air putih yang tersedia dikamarnya, sedangkan zahra membasuh wajahnya yang memerah bekas menangis tadi.
Lelaki itu sempat merasa aneh dengan air putih yang diminum setengahnya itu, namun ia segera menepisnya dan menaruh kembali gelas bening itu dinakas.
" Apa gak apa apa kita tak kesana lagi?" tanya zahra yang baru keluar dari kamar mandi.
Bahkan gadis itu sudah mengganti gaunnya dengan piama. Namun perasaan tak enak pada sang nenek membuatnya menunduk malu .
"Tak apa nanti aku bicara sama nenek. Tidurlah! aku kebawah dulu" titah zayn sembari mengusap puncak kepala zahra.
Wanita itu hanya tersenyum paksa mendengarnya dan ia pun beranjak menuju ranjang. Sementara zayn pergi keluar.
Mata zahra tak bisa terpejam begitu saja saat mengingat kejadian beberapa jam lalu. Gadis itu pun bangun dan mengambil air minum dimeja nakas bekas minum zayn yang tak jauh dari ranjangnya.
Ia meneguk habis isi gelas tersebut lalu kembali berusaha untuk tidur.
Disisi lain zayn tengah bersama sang nenek menjelaskan apa dan siapa dokter nathan itu. Wanita tua itu tampak kaget mendengar cetita zayn. Namun, ia tak bisa mengsir nathan begitu saja.
" Bagaimana pun, itu masa lalu mereka nenek tak akan ikut campur urusan mereka. Jelas-jelas itu urusanmu dan zahra" ucap sang nenek menanggapi masalah antara zayn dan nathan.
" Ada hak mu agar ia tak bertemu zahra, tapi jangan terlalu mengekangnya. Dia juga butuh bernafas jangan terlalu memaksanya, tapi lebih ke menekannya " ucap wanita tua itu lagi dengan seringai senyum yang terlukis.
Zayn mengangkat sebelah alisnya menatap sang nenek dengan tanda tanya.
"Maksudnya?" tanya zayn.
" Hamili dia secepatnya, kehadiran seorang anak akan membuatnya memilih mempertahankan pernikahan" ucap nenek tati lalu menyeruput tehnya.
Zayn merasa gerah dan segera melonggarkan dasinya. Ia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Sesuatu yang menjalar dan menginginkan sebuah keinginan untuk terpuaskan.
" Bagaimana keadaan zahra sekarang?" tanya sang nenek menoleh pada cucunya yang mengibas kan jasnya.
" Apa disini Ac nya mati " tanya zayn bukan menjawab pertanyaan sang nenek.
Lelaki itu melihat ke arah pendingin ruangan yang menyala sejak tadi, tapi kenapa tubuhnya terasa panas.
" Kenapa ?" tanya nenek tati yang melihat zayn kegerahan
" Tidak apa-apa, aku mau kekamar dulu" ucap zayn yang beranjak dan pergi dari kamar sang nenek.
" Obatnya pasti sudah beraksi, setelah ini semoga aku bisa dapat cicit" ucap wanita tua itu sembari terkekeh pelan mengingat sebuah rencana.
" Haaa ... Hidup itu begitu ramai, jika ada seorang bayi dirumah ini" ujarnya lagi dengan senyum tenang dibibirnya.
...****************...
Zayn merasakan panasnya semakin menguat dan semakin membuatnya menginginkan sesuatu. Dia mengingat-ingat dirinya tidak makan apapun, tapi saat dikamarnya tadi ia baru ingat ia meminum air putih dengan rasa yang aneh.
Fikirannya langsung teralihkan pada zahra yang bisa saja meminum air putih yang berada di meja nakas. Dan ucapan sang nenek tadi tentang hamili zahra.
"Jangan-jangan zahra" gumamnya yang langsung berlari ke kamarnya.
Saat sampai dikamar, zayn tak mendapati zahra diranjang. Lelaki itu mencari ke setiap sudut hingga ke balkon. Namun saat ia mencari kekamar mandi zahra tengah berdiri dibawah shower sambil memeluk tubuhnya dan menghimpitkan kakinya.
" Zahra !" pekik zayn membelalakkan matanya terkejut membuat wanita itu menoleh.
" Tuan! aku ... Aku gak tahan" ucapnya ambigu.
Zayn yakin zahra pasti meminumnya juga. Segera lelaki itu mendekatinya mengusap wajah istrinya, setelah mematikan pancuran air yang berselang itu.
" Sudah tak apa " ucap zayn membawa zahra ke dalam pelukannya.
Zayn membawa zahra keluar dari kamar mandi. Ia menyuruh wanitanya mengganti baju nya yang basah kuyup dengan jubah mandi. Sedangkan zayn sendiri membuka jasnya dan melepaskan dasinya.
"Sial! Aku tak bisa menahannya lagi" umpatnya menggerutu.
Zahra keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Wanita itu mendekat ke arah suaminya.
" Tuan! aku sudah mandi, tapi kenapa masih terasa panas?" ucap zahra sembari menghimpitkan kakinya.
Zayn bingung mau berkata apa. Wanita dihadapannya sangat polos dan lugu, membuat lelaki itu menelan salivanya terlebih bagian leher yang terbuka itu membuatnya ingin segera memakannya.
" Za! Kamu meminum air putih itu?" tanya zayn sembari menunjuk ke arah meja nakas samping ranjang.
" Iya !" jawabnya sembari mengangguk-angguk.
" Sepertinya seseorang mencampurkannya dengan obat afrodisiak " ujar zayn memberitahukannya.
"Apa! Terus aku harus bagaimana ? Aku sudah tak tahan" ucap zahra melebarkan mata nya.
" Tamu bulanan kamu sudah selesai ?" tanya zayn yang zahra jawab dengan anggukan pelan.
" Jangan tuan saya takut" sahut wanita itu meringis ngilu seolah paham kemana arah pertanyaan itu.
" Dari pada kita menahannya semalaman" protes zayn memalingkan wajahnya karena mendapat penolakan.
Zahra terdiam, sedangkan zayn langsung kekamar mandi untuk meredakan hasratnya. Pasangan itu mulai sibuk dengan pikiran masing masing diruang yang berbeda.
" Aku istrinya ia memang berhak atasku, tapi aku ..." zahra termenung mengingat ucapan sang ibu dan mertuanya.
" Aku harus menolaknya, Perasaan itu tak boleh ada diantara kami" ucap zahra mantap dari pada nanti ia juga yang kesulitan. Fikirnya.
Zahra berjalan dan berdiri didepan pintu kamar mandi. Menunggu zayn keluar dari kamar mandi sambil meremas jemarinya ingin bicara. Namun sepertinya lelaki itu tengah berendam, karena begitu lama diruang lembab itu.
Saat wanita itu beranjak saat itulah zayn keluar dari kamar mandi dan tubuh mereka bertabrakan. Dengan sigap zayn memegang pinggang zahra agar tak jatuh, namun pandangan merekalah yang beradu.
Bagian kenyal yang berwarna pink itu mengingatkan mereka pada malam pesta waktu itu. Zahra menelan salivanya melihat jakun lelaki itu bergerak naik turun.
Mereka sudah mandi, tapi hasrat mereka malah semakin menjadi. Tak ingin ditolak lagi dan tak bisa menahan lagi, zayn menarik tubuh zahra agar berdiri dan semakin dekat dengannya.
Lelaki itu mendekatkan wajahnya, namun zahra berusaha mendorongnya. Tapi zayn justru semakin menariknya kuat dan memagut benda kenyal itu dengan cepat.
Berusaha menutup mulutnya namun gairah yang dirasakan zahra tak bisa tertahankan lagi, hingga bibirnya terbuka menyambut kehangatan yang akan diberikan sang suami untuk pertama kalinya.
Mereka mulai saling membalas kecupan itu yang semakin dalam. Zayn menuntun istrinya ke atas ranjang dan merebahkannya, lalu menghimpitnya.
Ia tarik tali jubah mandi yang melekat ditubuh zahra, begitu juga bathrobenya. Dua tubuh itu menyatu dalam malam yang masih panjang.
Hanya terdengar suara desahan dan ringisan pasutri itu didalam kamar tersebut. Hingga hentakkkan dua kulit yang saling bersentuhan.
Untuk pertama kalinya, setelah tiga tahun pernikahan keduanya menyatu syahdu di malam minggu yang bergairah.
...****************...
Zahra terbangun dari tidurnya saat mentari merogoh masuk melalui celah jendela kamar mereka. Ia ingat tentang semalam dan sontak melihat ke arah samping dan terlihat zayn yang masih memejamkan matanya.
Zahra mencoba melepaskan tangan yang memeluk tubuhnya, namun sepertinya pergerakannya membuat suaminya itu terbangun.
" Mau kemana ?" tanya zayn dengan suara serak khas orang bangun tidur.
" Sudah siang" jawab zahra pelan.
" sebentar lagi, masih siang belom sore" ujar zayn, yang langsung menarik zahra semakin dekat dengan tubuhnya hingga kulit mereka bersentuhan. Bahkan zahra bisa mendengar suara nafas lelaki itu.
" Tapi aku lapar " protes zahra masih dengan suara pelan.
" Baiklah" ucap zayn melonggarkan pelukannya.
Zahra fikir zayn melepaskannya namun ia salah. Lelaki itu justru mengubah posisinya jadi berada diatas tubuh wanita itu.
Mata zahra membelalak terkejut melihat posisi mereka yang seperti semalam.
" Tu-tuan mau ap-pa?" tanyanya dengan tergagap.
" Katanya mau makan!" jawab zayn berseringai nakal dengan mengedipkan sebelah matanya.
Namun suara pintu terbuka menghentikan mereka bersamaan dengan suara lantang seorang wanita.
Siapa yang datang?
