Menceritakan tentang seorang pemuda bernama Fang Chen yang bereinkarnasi ke masa mudanya saat berusia 20 tahun. Dia mati karena dikhianati oleh saudara angkatnya sendiri di Alam Dewa karena permasalahan sebuah harta yang ternyata itu adalah Sistem Kultivasi Modern.
Dia mewarisi sebuah harta berupa Sistem dan karena dia tidak ingin menjadi terlalu naif seperti kehidupan sebelumnya, dia saat ini menjadi sosok yang sangat sadis dan jarang berbelas kasihan kepada orang, dia melewati lika-liku kultivasi menuju puncak hanya untuk satu tujuan yaitu BALAS DENDAM kepada orang yang mengkhianatinya dulu.
Salam Sistem.
Faisal Fanani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faisal Fanani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
P8 - Aktivasi Sistem
Setelah beberapa dia masih berpikir mengenai hal itu, tapi karena tidak banyak perubahan, tidak ada dua orang yang sama hidup dalam waktu yang sama, dia juga tidak mengalami ingatan yang tercampur, akhirnya dia berpikir bahwa gurunya sudah membantunya, meskipun dia tidak tahu sekarang gurunya dimana.
Ketika Fang Chen teringat gurunya, dia kemudian berteriak sangat keras, “Guruuuuu …” “Hiks, Hiks, Hiks” dia merasa dia sudah sangat lama tidak melihat gurunya itu, tapi disaat yang bersamaan jika mengadopsi waktu sekarang, dia baru bertemu gurunya itu beberapa jam yang lalu.
Fang Chen ketika masih di Alam Dewa sangat merindukan gurunya sangat histeris, dia tidak menyangka bahwa gurunya sudah kembali menghilang lagi, belum sempat dia berterima kasih kepada gurunya itu, bahkan dia sudah menganggap sebagai ayahnya sendiri.
Fang Chen juga sudah tahu bahwa penampilan kakek tua yang diperlihatkan kepadanya di masa lalu itu hanya salah satu dari banyak perubahan yang bisa dilakukan oleh gurunya itu, dia kembali teringat masa-masa di mana dia berhasil naik ke Alam Dewa dan langsung berlatih bersama gurunya itu, hari-hari yang sangat membahagikan.
Hingga peristiwa pengkhianatan itu muncul kembali di ingatannya, wajahnya memerah karena marah ketika mengingat kembali ketiga orang bajingan itu, kemudian pikirannya terus berlanjut sampai dia masih membingungkan mengenai Paradoks dan Kontradiksi waktu yang dialaminya itu.
Seperti tahu apa yang dipikirkan oleh Fang Chen, terlihat sepucuk surat berada di sudut tempat dia tertidur tadi, surat itu ternyata dari gurunya, karena penasaran Fang Chen langsung membuka surat itu dan membacanya.
Untuk muridku, Fang Chen.
Fang Chen muridku, sekarang hadiah yang guru janjikan sudah menyatu dengan jiwamu.
Dan untuk kebingunganmu sekarang karena paradoks, kontradiksi waktu, butterfly effect dan hal yang kamu pikirkan saat ini, jangan terlalu kamu pikirkan dulu, suatu saat nanti kamu juga akan mengerti mengenai pertanyaan-pertanyaanmu itu sendiri.
Guru tunggu kamu di puncak kultivasi yang sebenarnya muridku, bukan di Alam Dewa lagi, dan gunakan hadiah yang telah guru janjikan dengan sebaik-baiknya, selamat melakukan pelatihan dan berkultivasi muridku.
Dari Gurumu tercinta, B.i Ch.n.
Tepat setelah membaca surat itu, kemudian terdengarlah sebuah suara yang berada di dalam tubuh Fang Chen, suara itu mirip dengan suara sebuah program atau mesin di dalam sebuah video game atau Artificial Intelegent.
[Aktivasi Sistem Kultivasi - Modern dimulai …]
[Mohon Master mempersiapkan diri karena dalam waktu 5 detik anda akan mengalami rasa sakit karena Sistem berusaha memasangkan diri dengan jiwa anda]
[Sistem Kultivasi Modern akan aktif dalam …] [5] [4] [3] [2] [1]
Tanpa menunggu Fang Chen siap atau tidak menerima aktivasi itu, Sistem yang menyebut dirinya Sistem Kultivasi Modern itu secara langsung memulai proses, tentu saja membuat Fang Chen yang masih termenung tiba-tiba berteriak kesakitan, “Argh, Argh, Argh” suara itu sampai membuat tetangga di sebelah rumah Fang Chen mendatanginya.
Fang Chen sendiri merasakan kesakitan seperti jiwanya tertusuk oleh ribuan jarum secara bersamaan, rasa sakit yang amat sangat, proses itu berlangsung selama beberapa jam, tetangga yang menggedor-gedor pintu Fang Chen itu sampai menyerah dan kembali ke rumahnya dengan wajah masam.
Setelah beberapa saat suara kesakitan Fang Chen mereka, langsung dibalas dengan sebuah suara yang sekarang berada di kepalanya sendiri, berbarengan dengan suara itu, muncul sebuah panel transparan yang hanya bisa dilihat oleh Fang Chen.