Disha sudah lama mencoba untuk menarik perhatian seorang Ryan Alister, tapi usahanya selalu gagal dan tanpa Disha ketahui ternyata Ryan sudah lama mengawasinya. Hingga akhirnya sebuah jebakan Disha persiapkan agar ia bisa mendekati Ryan, tapi ternyata jebakan itulah yang membawa Disha terjebak pada seorang Ryan Alister.
Bagaimana kisah keduanya? apakah masalah keduanya akan terselesaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Mencari Lawan
Setelah Disha dan pria tersebut berpisah, anak buah Ryan pun segera membawa pria tersebut ke markas. Sesampainya di markas pria tersebut tentu saja memberontak, "Kalian ini siapa sih? dan apa sih mau kalian? lepaskan saya!"ucap pria tersebut.
Ryan pun masuk ke dalam markas, "Kau bukannya pria yag tadi," ucap pria tersebut.
"Kau mengingatku dengan sangat baik, tapi sepertinya kau tidak mengingat perkataanku dengan baik. Aku bukan orang yang mudah memaafkan orang lain," ucap Ryan lalu meminta pistol pada Jack.
Jack pun memberikan pistol tersebut pada Ryan, "Aku kemarin sudah membunuh pukuhan orang dengan pistol ini dan sekarang aku harus membunuhmu juga dengan pistol ini, sepertinya pistol ini di berkati oleh Tuhan," ucap Ryan.
Pri tersebut begitu was-was saat melihat Ryan yang semakin mendekat bahkan Ryan sudah mulia mengotak-atik pistol tersebut laku mengarahkannya padanya.
"Apa salahku? sampai kau mau membunuhku?" tanyanya.
"Salahmu karena kau sudah mengganggu wanitaku," ucap Ryan.
"Wanitamu yang mana?" tanyanya.
"Kau ingat perempuan yang menyelamatkanmu? dai adalah wanitaku," ucap Ryan.
Perkataan Ryan tentu saja mengejutkan bagi pria itu, "Maksudmu Disha?" tanyanya.
"Wah, kau bahkan tau namanya," ucap Ryan.
"Dia seorang p*lacur, harusnya kau tidak mendekatinya," ucapnya yang membuat Ryan emosi.
"Brengs*k Berani-beraninya kau menghina wanitaku," ucap Ryan.
"Apa kau salah satu pelanggannya? wajar sih kalau kau mengenalnya. Semua pria di sana tau kalau Disha simpanan om-om," ucapnya.
"Atas dasar apa kau menghina wanitaku?" tanya Ryan.
"Semua orang tau kalau dia dibiayai oleh om-omnya, hidupnya enak biaya kos gak sampe 200 ribu, makan selalu ada yang kirim," ucapnya dan Ryan hanya tersenyum mendengarnya.
"Kau masih muda dan tampan lebih baik cari perempuan lain jangan Disha, mungkin dia sudah kendor juga," ucapnya.
"Kau banyak bicara, wanitaku tidak pernah menjadi simpanan pria manapun dan asal kau tau akulah yang memberikan semua itu. Aku rasa sudah saatnya kau menghadap Tuhan dan mempertanggungjawabkan semuanya, termasuk mempertanggungjawabkan dosaku, hahaha," ucap Ryan lalu menembak pria tersebut hingga akhirnya pria tersebut pun tewas.
"Berikan tubuhnya pada Axel," ucap Ryan.
"Baik, Tuan," ucap Jack.
"Kau salah mencari lawan, aku tidak suka jika wanitaku di usik orang. Untuk Baron, biarkan dia berkeliaran," ucap Ryan dan diangguki Jack.
.
Hari ini Disha akhirnya sudah kembali bekerja, "Males banget Tuhan," ucap Disha saat memasuki gerbang perusahaan.
"Pagi Mbak Disha," sapa salah satu karyawan produksi.
"Ah iya Mas, pagi," jawab Disha.
"Kayaknya si Toni suka nih sama lo, Sha," ucap Bella yang baru saja datang dan ikut berjalan di samping Disha.
"Gak lah, orang dia udah nikah juga. Gue anti ya jadi pelakor," ucap Disha.
"Tapi, udah banyak yang mau sama Toni walaupun dia udah nikah. Lo tau sendiri kan kalau diantara karyawan produksi cuma Toni yang cakep," ucap Bella.
"Emang cewek sini aja yang pada aneh, cowok modelan Toni aja mau," ucap Disha.
"Tapi...," ucapan Bella terhenti lantaran Disha menyelanya.
"Udah gak usah bahas Toni lagi, males banget deh," ucap Disha dan diangguki Bella.
Sesampainya di kantor, Disha pergi ke mejanya dan merapikan mejanya. "Lo jahat banget, Sha," ucap Gio yang batu saja datang.
"Ya salah lo lah, orang gue gak mau ya kerja di hari libur. Kalau hari ini oke ga masalah," ucap Disha.
"Udah telat, gue udah list sendiri," ucap Gio.
"Nah gitu dong, makanya list gue jangan ditinggal di kantor. Kan kalau kayak gini, gue juga yang susah," ucap Disha.
"Lo nanti yang ke pabrik ya," ucap Gio.
"Oke deh, nanti gue sama Shinta aja," ucap Disha dan diangguki Gio.
Seperti yang Disha ucapkan, saat ini Disha dan Shinta sudah berada di pabrik untuk melihat kinerja produksi.
"Kayaknya sih semuanya aman, mungkin sebentar lagi mau gajian maknaya mereka semangat," ucap Shinta.
Saat tengah melewati area produksi tiba-tiba beberapa karyawan menggoda Disha dan Shinta, "Eh ada Mbak Disha sama Mbak Shinta, apa kabar Mbak?" tanya para karyawan perempuan.
"Baik," jawab Shinta.
"Mbak Disha, dicariin Toni," ucap karyawan pria dan Disha hanya tersenyum canggung.
"Saya permisi dulu ya," ucap Disha.
Baru saja ia melangkah dan akan keluar, Toni sudah berlari dan menghadang jalannya. "Mbak Disha, kemarin saya lihat ada cafe baru di dekat jembatan, kita ke saya yuk Mbak," ajak Toni.
"Cie cie, Toni pendekatan nih sama Mbak Disha," ledek karyawan perempuan.
"Maaf, Mas. Saya sibuk banget, Mas ajak cewek lain aja ya atau gak ajak istrinya Mas Toni aja pasti seneng banget kalau istrinya Mas Toni diajak pergi," ucap Disha lalu ia pun menarik tangan Shinta agar segera pergi dari tempat tersebut.
"Gak usah ngeledek," ucap Disha pada Shinta.
"Tau aja, Mbak Disha cafe dekat jembatan baru buka loh... Awsh sakit, Sha," ucap Shinta dan merintih kesakitan karena Disha menendang kakinya.
Sesampainya di kantor, Disha segera menyibukkan dirinya sedangkan Shinta sudah tersenyum manis pada Disha.
"Kenapa lo? kerja sana," ucap Gio.
"Punya ketua gini amat Tuhan," ucap Shinta.
"Punya anak buah gini amat Tuhan, susah banget kerjanya bisanya ngeluh mulu," ucap Gio dan membuat Shinta bungkam.
Akhirnya setelah beberapa jam mereka bergulat dengan segala pekerjaannya, istirahat pun tiba. "Makam tuk, laper gue," ajak Bella.
"Ayo, gue juga laper. Lo makan apa gak?" tanya Disha pada Shinta.
"Loh ya iyalah, gue gak mau kurus jadi harus makan," ucap Shinta.
Saat mereka berada di kantin tiba-tiba Mega datang, "Ngapain lagi nih cecurut?" tanya Disha.
"Gue mau minta maaf sama kalian," ucap Mega.
"Minta maaf buat apa?" tanya Disha.
Mega pun melirik pada Bella, "Gue udah marah ke Bella waktu itu padahal Bella gak salah, gue aja yang baper sama Arga dan gue juga minta maaf sama lo Sha karena udah bilang yang gak-gak," ucap Mega.
"Bagus deh kalau lo sadar, udah sana makan. Gue sama Bella udah maafin lo kok," ucap Disha.
"Gue mau bilang kalau ini hari terakhir gue, gue mau pindah ke luar negeri sama orangtua gue. Sekali lagi gue minta maaf sama kalian," ucap Mega lalu pergi.
"Enak banget ya jadi anak orang kaya, bisa pindah ke luar negeri," ucap Disha.
"Iya ya. kapan gue bisa ke kuar negeri?" gumam Shinta.
"Dah makan guys, kita harus kerja keras biar bisa ke kuar negeri terus dapat jodoh bule, asik banget mimpi gue," ucap Disha.
.
.
.
Tbc...
Terimakasih atas dukungannya semuanya😍
Jangan lupa dukung author dengan like, komentar, mau kasih hadiah juga gapapa, vote juga gapapa kok🤭 sama juga jangan lupa buat kasih author ⭐ di kolom komentar ya supaya author tambah semangat nulisnya.