Kehidupan mewah serba berkecukupan tidak menjanjikan sebuah kebahagiaan. Contohnya saja Evelina, memiliki segalanya. Apapun yang dia inginkan bisa ia dapatkan. Namun, Eve selalu merasa kesepian, hatinya terlalu gunda mengharapkan perhatian kedua orang tuanya yang terlalu sibuk dengan dunia mereka.
Suatu hari, karena selalu meninggalkan putri mereka sendirian. Kedua orang tua Eve memutuskan untuk menjodohkan putri mereka dengan salah satu anak dari sahabatnya.
Pertanyaan nya, akankah Eve bisa bahagia? menikah muda dan bergabung dengan keluarga baru apa bisa membuat kesepian itu hilang?
Mau tahu jawabannya? yuk ikutin kisah perjalanan cinta Eve dan Joenathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
2 jam sudah berlalu, Hana mulai merasa bosan.
"Huh, ternyata berjalan jalan tanpa teman sangat lah membosankan." Keluh nya.
Gadis itu terus berjalan menaiki eskalator, ia mencoba menghibur dirinya masuk ke Timezone.
Hana berharap ada seseorang yang ingin menemaninya.
Suasana ramai mulai terasa ketika Hana memasuki area permainan. Tapi, ia masih belum merasa senang. Gadis ini mulai merindukan sahabat sahabat nya yang jauh di sana.
"Ah, apa kakak sibuk? aku minta temani dia saja" Gumam Hana seraya mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.
Hana terfokus ke layar ponsel, ia tidak melihat ke depan. Hingga tanpa sengaja ia menabrak seseorang yang juga tidak melihat ke depan.
Bruk~
"Awss" Keduanya sama sama meringis, merasakan sakit di bokongnya karena sama sama terduduk di lantai.
"Aduh maaf yah" Hana segera bangkit dan menolong orang yang ia tabrak.
"Iya gak papa" Jawab orang itu, ia menerima uluran tangan Hana yang ingin membantunya berdiri.
"Aduh sorry, gue benar benar gak lihat tadi." Ucap Hana lagi, ia sangat merasa bersalah. Saking merasa bersalahnya, Hana sampai membantu gadis yang ia pikir seumuran dengannya membersihkan roknya.
"Udah gak papa, gue juga salah gak memperhatikan jalan."
Keduanya saling melempar senyum tipis. Hana jadi terpana, dia merasa sedikit familiar dengan wajah gadis di depannya ini.
"Hey, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Hana.
"Sorry, maksudnya gimana?" Tanya Eve.
Yah, gadis yang di tabrak Hana adalah Eve. Setelah mandi dan berpakaian santai Eve memutuskan untuk mencari udara segar. Hingga bertemulah dia dengan Hana dengan cara bertabrakan.
"Iya, gue merasa kaya udah pernah jumpa sama Lo" tutur Hana menjelaskan.
"Gue gak tahu, emang Lo kenal gue?" tanya Eve bingung.
"Gue Hana, Lo siapa?" ucap Hana mengulurkan tangannya.
"Gue Evelina, panggil aja Eve." balas Eve menerima uluran tangan Hana.
"Lo bukan modus kan?" ucap Eve menatap Hana penuh selidik.
"Hahahaha...."
Seketika tawa Hana meledak setelah mendengar pertanyaan lugu dari Eve.
"Emang ada yah, di wajah gue tampang tampan penipu?" ujar nya di sela sela tawanya. Hana sedikit kesulitan mengendalikan tawanya itu.
"Gue serius, gue takut Lo hanya pura pura sok kenal sama gue."
"Eh, ngapain gue kaya gitu. Jangan parno. Gue beneran kaya udah pernah ketemu sama Lo. Tapi, entah dimana gue lupa" Jelas Hana meyakinkan Eve.
"Lo sendiri di sini?" tanya Hana.
Eve sebenarnya agak merasa lain, Hana lebih terlihat sok akrab kepadanya. Bukan karena sombong atau bagaimana. Wajar dong, jika Eve merasa takut dan was was. Apalagi di zaman sekarang.
Melihat sikap canggung Eve, Hana mengeluarkan ponselnya. Lalu memperlihatkan foto keluarganya agar Eve tidak merasa takut. Hana juga yakin, jika Eve pasti mengenal ayahnya.
"Lihat ini, mereka adalah keluarga gue. ini ayah, bunda dan kakak gue."
Deg.
Sontak mata Eve melotot. Ternyata gadis itu adalah adik dari musuhnya.
"Lo adiknya Ketos bego itu?"
"Huh? Lo kenal kakak gue?" tanya Hana berbinar, akhirnya dia bisa membuat Eve tidak was was ketika bersamanya.
Namun, ekspresi wajah Eve langsung berubah masam. Hana mulai merasa jika kakaknya sudah melakukan sesuatu yang membuat Eve marah.
"Kak Joe pernah nyakitin Lo yah? apa Lo mantan kakak gue?"
"Najis!" Sangkal Eve membuat Hana sedikit terkesiap.
"Lalu, kenapa Lo kaya membenci kakak gue?" tanya Hana penasaran. Baru kali ini dia melihat ada wanita yang tidak menyukai kakaknya.
"Sudah lah, gue malas membicarakan Ketos gila itu. Gue mau pergi aja." balas Eve melangkah pergi meninggalkan Hana.
"Eh tunggu."
Hana mengejar Eve, ia tidak menyangka bisa bertemu dengan gadis yang tidak menyukai kakaknya. Ini adalah suatu hal yang langkah. Biasanya Hana selalu menjadi korban penitipan surat, korban penggemar kakaknya. pokoknya Hana merasa sangat kesal memiliki kakak yang tampan seperti Joe. Bahkan ada yang tidak tahu jika mereka saudara, dan mereka berpikir mereka adalah sepasang kekasih. Hana menjadi korban kecemburuan fans kakaknya.
"Eve tunggu!!!" Hana menarik tangan Eve. Sehingga membuat gadis itu berhenti dan berbalik.
"Ada apa, kenapa Lo menghentikan gue?" tanya Eve judes.
"Eh jangan marah ke gue lah, urusan Lo sama kakak gue gak ada hubungannya sama gue." balas Hana.
Eve terdiam, itu benar. Seharusnya dia tidak bersikap seperti ini pada Hana.
"Sorry!" lirih Eve
Hana langsung tersenyum, dia menggandeng tangan Eve sambil tersenyum.
"Gue ikut Lo yah, gue gak ada teman." Mohon Hana dengan nada merengek.
"Gak usah nipu deh, udah Segede ini gak mungkin gak ada teman."
"Beneran Lo Eve, gue baru kembali dari Amerika, jadi gue gak punya teman di sini" Jelas Hana lagi.
"Gue gak tahu mau main sama siapa, satu orang pun gue gak punya." sambung Hana lirih.
Eve jadi iba melihatnya, tapi dia tidak mau berurusan dengan yang namanya orang dekat dengan Joe. Ia sudah cukup dengan penderitaan selama ini. Tapi, ia juga tidak tega melihat Hana sendirian.
"Baik lah, Lo boleh ikut gue." Ucap Eve pasrah.
"Yeayy .." Hana terlihat sangat senang, dia memeluk Eve erat.
Mereka berjalan jalan mengelilingi mall bersama. Hana menceritakan semuanya kepada Eve. Hana mengaku kesepian tanpa seorang teman.
"Jadi, Lo akan pindah ke sekolah yang sama dengan gue?" tanya Eve.
Hana pun mengangguk cepat, awalnya dia ragu ragu dan masih mempertimbangkannya.
Kini, setalah bertemu dengan Eve. Hana tidak lagi merasa ragu. Ia sudah fix memilih dimana ia harus melanjutkan studi nya.
"Gue kayanya akan sekolah di tempat Lo sekolah."
"Benarkah?" tanya Eve tidak percaya.
"Bukan karena kakak gue. tapi karena lo Eve. Gue merasa sudah menemukan sahabat di sini. Tidak perlu kesana kemari."
Seharian Hana dan Eve menghabiskan waktu bersama. Mereka tertawa bersama di area Timezone.
Entah gimana konsepnya, Eve jadi lupa tentang permasalahan nya dengan kedua orang tuanya.
Hana yang sangat kocak tak jarang membuat Eve tertawa.
Tibalah waktunya mereka pulang. Tidak terasa sudah jam 9.
"Eve, Lo pulang naik apa? bawa mobil sendiri kah?" tanya Hana.
"Iya, gue bawa mobil"
"Oh yaudah, yok ke parkiran bareng. Besok kita harus ke sekolah" tutur Hana tersenyum manis.
"Baiklah, gue tunggu Lo di sekolah. Dan gue bakal ajarin lo jadi siswi yang bagus dan good attitude." Balas Eve ikut semangat.
"Wokeh..."
Mereka pulang dengan arah yang berbeda dan kendaraan yang berbeda.
Kembali ke suasana yang buruk. Eve kembali mengingat perseteruan dirinya dengan kedua orang tuanya.
Seperti yang sudah papanya kirimkan melalui WhatsApp pribadinya. Mereka berdua sudah pulang.
"Huh, gue harus hadapi. Tidak boleh lari lagi." Ucap Eve pada dirinya sendiri.
Jia yah yg datengin Leo ,mau ajak sekongkol 😏😏😏
Joe juga ,udah tau Eve cwe yg dia tunggu dan cinta ,ko masih mentingin ego sih ,gga bisa lembut halus ggt sikapnya ,malah marah marah mulu 😒😒😒
Joe ,semangat yah 👍👍👍