Putri Yang Terbuang

“Perla membuatku muak dan jijik. Dia memaksa semua orang untuk memusuhi Brielle dan ingin mencuri milik Brielle. Perla sungguh tak tahu malu! Pandai sekali Perla berpura-pura baik dan polos? Menjijikkan!”

“Aku jadi merasa kasihan pada Brielle. Aku harap dia bisa memberi pelajaran pada Perla. Aku tidak suka orang hipokrit seperti Perla! Perla jahat seperti serigala berbulu domba! Ternyata aku sudah salah menilai Brielle selama ini.”

Ketika komentar para penonton memenuhi ruangan siaran langsung, di dalam hutan belantara nampak Brielle yang sudah menyantap habis daging kelinci panggangnya.

Suasana didalam hutan semakin gelap, dia mengeluarkan tenda dan memasangnya didekat api unggung. Mudah baginya memasang tenda karena Brielle suka berkemah.

Setelah tenda terpasang, dia mengeluarkan kasur lipat dan memasang didalam tenda. Setelah merapikan tenda, Brielle mengambil perlengkapan mandi dari dalam tas lalu melemparkan tas ranselnya kedalam tenda.

Dia melepaskan jaket dan celana panjangnya. Dia hanya mengenakan pakaian olahraga yang nyaman dan hangat.

Sebenarnya pimpinan acara ingin memfokuskan kamera untuk merekam kegiatan Perla dan peserta lainnya. Namun ketika dia melihat Brielle hanya mengenakan pakaian olahraga, dia justru fokus merekam Brielle.

Dia ingin tahu apa yang akan dilakukan Brielle selanjutnya, jika dia melepaskan seluruh pakaiannya maka pimpinan acara akan mematikan kamera.

Namun Brielle tidak melepaskan pakaiannya. Dia duduk ditepi sungai lalu membasahi handuk lalu mengelap sekujur tubuhnya yang berkeringat. Didalam hutan belantara, meskipun tidak ada orang lain disana Brielle tidak akan melepaskan pakaiannya dan menyelam ke sungai.

Sekitaran sungai adalah area terbuka, tidak ada tempat tertutup untuk mandi. Di ruangan siaran langsung, para penonton menonton Brielle yang sedang membersihkan tubuhnya ditepi sungai. Mendadak popularitas siaran langsung itu melonjak, tak ada yang menyangka apa yang mereka lihat.

“Sial! Apa aku tidak salah lihat? Aku tidak salah lihat kan? Hidungku sampai berdarah melihatnya!’ ujar seorang penonton.

“Wow, bentuk tubuh Brielle bagus sekali! Sempurna layaknya tubuh seorang model. Dia memakai baju olahraga yang memperlihatkan bentuk tubuhnya. Air liurku sampai menetes, tubuh Brielle bagus sekali!”

“Apa itu sungguh Brielle? Dia seorang dewi!”

“Dewiku Brielle! Kau idolaku! Cantik dan seksi sekali! Aku mau punya tubuh sebagus itu.”

“Aku bersumpah, mulai hari ini aku akan menjadi fan berat Brielle. Ah…..tidak….tidak….aku akan menjadi penggemar setianya. Dia layak menjadi idolaku!”

“Menurutku tubuh Brielle adalah bentuk tubuh terbaik di lingkungan hiburan. Kulit tubuhnya putih bersih, halus, lembut dan kencang. Lihatlah bagian perutnya sangat ketat, wah ini terlalu indah! Tubuh indah, sehat dan wajah cantik. Aku menyukai Brielle! Aku sangat menyukainya! Dia idola baruku.”

“Jujur saja, jangankan di lingkungan dunia hiburan bahkan di seluruh Asia tidak ada yang memiliki tubuh sebagus Brielle. Sangat seksi, sehat dan indah dipandang mata. Brielle pantas dijadikan contoh sebagai ukuran kecantikan seorang wanita.”

“Ya benar. Aku setuju sekali! Kebanyakan artis bertubuh langsing dan hasil operasi plastik. Tidak seperti tubuh Brielle yang asli, seluruh tubuhnya seksi sekali!”

“Hei, semuanya! Lihatlah…..tenda punya Brielle menghilang! Ada yang mencurinya!”

“Brielle! Berhenti mandi! Tenda dan tas ranselmu dicuri! Cepat kembali ke tenda dan tangkap pencurinya! Kami mendukungmu Brielle!”

“Perla dan peserta lain keterlaluan sekali! Mereka mengambil barang-barang milik Brielle. Biadab! Mereka pencuri!”

“Perla dan yang lainnya tak punya moral. Manusia tak berperasaan dan sungguh menjijikkan! Mereka benar-benar mencuri milik Brielle.”

Para penonton siaran langsung heboh melihat kejadian dilokasi syuting. Hanya dalam sekejap, penonton yang tadinya membenci Brielle kini justru berbalik mendukungnya. Para penonton malah lebih banyak membicarakan dan berkomentar tentang Brielle. Mereka bahkan memberi Brielle nama panggilan yaitu Dewiku Brielle.

Ketika penonton sibuk membicarakan Brielle, seseorang menemukan rekaman kamera dan mempostingnya untuk dilihat semua orang. Di rekaman kamera itu terlihat Perla dan peserta lain mencuri tenda dan tas ransel Brielle lalu bergegas pergi secepatnya.

Melihat rekaman itu sontak para penonton menghujat Perla dan peserta lain. Mereka bersama-sama mengirimkan pesan pada Brielle untuk mengingatkannya.

Namun Brielle tidak tahu apa yang terjadi. Karena Brielle tidak memiliki ponsel ditangannya, jadi semua pesan yang dikirim penonton tidak diketahuinya.

“Perla dan yang lainnya keterlaluan. Tega sekali mereka mencuri barang-barang Brielle?”

“Sejak awal pimpinan acara sudah mengingatkan mereka untuk mempersiapkan perlengkapan. Tapi mereka hanya peduli pada pakaian mewah, kosmetik dan barang-barang mahal saja. Sekarang mereka kesulitan tidak punya alat apapun, makanya mereka mencuri barang-barang Brielle. Mereka bukan manusi!”

“Dasar Perla dan yang lainnya tidak tahu malu! Pencuri! Brielle…….hajar mereka semua! Aku mendukungmu. Mereka pantas menerima pukulanmu lagi.”

Para penontong mulai menghujat dan memenuhi ruangan live dengan sumpah serapah yang ditujukan pada Perla dan peserta lain. Para penonton bahkan memposting rekaman itu ke media sosial masing-masing. Dalam sekejap media sosial dipenuhi dengan rekaman acara bertahan hidup di hutan belantara.

Nama Brielle yang tadinya buruk kini justru berubah drastis menjadi idola baru. Dia mendapatkan julukan baru dan banyak pujian dengan kemampuan bertarung serta tubuh indahnya. Begitu topik menjadi trending, semakin banyak orang yang bergabung ke ruangan acara live dan dalam hitungan menit mencapai 100 juta penonton.

Semakin banyak pendukung Brielle dan memanggilnya dengan sebutan Dewiku Brielle. Baik pria maupun wanita, tua dan muda menyanjung Brielle. Mereka kagum dengan keahlian Brielle yang luar biasa. Belum lagi keindahan tubuh dan kecantikan wajahnya, kulitnya yang putih bersih, halus membuat penonton menjerit.

Di tepi sungai, Brielle sudah selesai membersihkan tubuhnya. Dia mengambil perlengkapan mandinya lalu berbalik. Namun wajahnya menggelap saat melihat tenda dan tas ranselnya menghilang. Bahkan api unggun padam, wajahnya semakin menggelap dipenuhi amarah. Dia sudah tahu siapa yang melakukan itu.

“Dasar sampah! Manusia-manusia tidak berguna, hanya sekelompok pencuri!” umpat Brielle. Dia mengenakan jaket dan celana panjangnya lalu berjalan kearah Perla dan yang lainnya pergi.

Ekspresi wajah Brielle dingin dan datar. Setelah berjalan sebentar, dia melihat sosok yang dicarinya dibalik semak.

Dia juga melihat tendanya ada disana. Semua barang miliknya berceceran di tanah. Sedangkan Perla tampak duduk di depan tenda memegang botol berisi krim anti nyamuk.

Dengan santai dia mengoleskan krim anti nyamuk keseluruh tubuhnya. “Banyak nyamuk disini, lihatlah tubuhku penuh gigitan nyamuk. Aku tidak akan pernah mau datang ketempat ini lagi.”

Quinsha menatap Perla dan berkata, “Apa kau sudah selesai? Berikan krimnya padaku. Aku juga digigit nyamuk, tubuhku gatal-gatal.”

“Hanya ada satu botol krim anti nyamuk. Untukku saja tidak cukup, seenaknya kau meminta sebagian. Pikirkan sendiri caramu menghindari gigitan nyamuk!” sahut Perla.

Quinsha menatap Perla dengan kesal. Krim anti nyamuk itu bukan milik Perla tapi dia bahkan tidak mau berbagi dengannya. Namun dia tidak bisa menentang Perla, mengingat status keluarga Galasti di dunia hiburan. Quinsha hanya bisa menahan amarah dengan menggertakkan rahangnya.