Bercerita Tentang Seorang Pria Berusia 22 Tahun Yang Tiba-tiba Bereinkarnasi Ke Benua Douluo Saat Sedang Menonton Anime Naruto, Dia Juga Membawa Cheat Dari Dunia Naruto.
Apa Yang Akan Terjadi Jika Kekuatan Dari Dunia Naruto Dengan Kekuatan Dari Benua Douluo Bertabrakan?
maaf kalo ada yg kurang enak bahasanya, karna aku masih pemula. makasih :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na-Kun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keliling Kota Surga Dou Bersama Huo Wu
Lin Feng berdiri tegak, kedua tangannya menyilang di dadanya. Matanya menatap ke arah Huo Wu yang masih berjuang untuk bangun tapi tidak bisa karena tekanan kekuatan jiwa Lin Feng.
Kemudian Lin Feng menarik kembali kekuatan jiwanya, aura hitam yang menyelimuti dirinya menghilang.
Huo Wu, Huo Wushuang dan 5 orang lainnya menghela nafas lega ketika tekanan itu menghilang.
"Sial, monster apa yang kita lawan?" Huo Wushuang bergumam rendah.
"Seperti yang ku bilang, aku hanya berdiri di tempat tidak bergerak. Sayang sekali Saudara Huo, keterampilan itu tidak berpihak padamu hehe~" Lin Feng membantu Huo Wushuang berdiri sambil berkata.
"Tidak ku sangka kekuatan Saudara Feng sangat kuat, kami kalah." Huo Wushuang menjawab dengan getir.
Setelah membantu Huo Wushuang berdiri, dia menoleh ke arah Huo Wu yang sedang duduk dengan linglung. Lin Feng kemudian menghampirinya perlahan, lalu dia mengulurkan tangannya ke Huo Wu.
"Apakah kamu selemah itu? Kenapa kamu tidak berdiri?"
Huo Wu mengangkat kepalanya melihat tatapan mengejek Lin Feng langsung marah: "Hump! Bagaimana mungkin aku selemah itu." Sifat aslinya kembali keluar, kemudian dia memegang tangan Lin Feng yang terulur lalu bangkit.
"Kamu curang, kenapa kamu tidak mengatakan bahwa kekuatan jiwamu berada di atas aku?" Huo Wu masih tidak terima dengan kekalahannya lalu menyalahkan Lin Feng.
"Apakah kamu bertanya itu?" Lin Feng menjawab dengan wajah polos.
"Tidak tau malu." Wajahnya memerah karena marah, matanya menatap tajam ke arahnya saat mendengar jawaban Lin Feng.
Para siswa yang terdiam akhirnya tersadar, lalu keributan besar terdengar dari diskusi para siswa. Mereka membahas pertempuran tanpa ketegangan antara Lin Feng dan tim Akademi Blazing.
"Kapten, siapa pemuda yang kita lawan tadi? Dan kenapa kapten menyuruh kita melawan monster itu? Mengerikan sekali." Pemuda di tim inti akademi bertanya pada kaptennya sambil mengeluh.
Huo Wushuang yang di tanya menggelengkan kepalanya. "Namanya Lin Feng, dia bukan dari akademi manapun. Kami bertemu dengan dia saat sedang mencari cincin jiwa ketiga Huo Wu."
"Saya tidak menduganya, kekuatan dia berada di atas kita. Mungkin dia berada di sekte jiwa, atau bahkan raja jiwa."
Lin Feng yang di depan Huo Wu menatap dengan seksama pada tubuhnya yang menggoda lalu berkata: "Kamu kalah, jadi kamu harus memenuhi keinginanku."
Tubuh Huo Wu sedikit gemetar saat mendengar kata keinginanku, dia melihat bahwa Lin Feng menatap tubuhnya terus-menerus lalu memikirkan yang tidak-tidak, wajahnya seketika berubah memerah.
"Kenapa kamu tidak menjawab? Aku hanya ingin kamu memanduku mengelilingi Kota ini, kau tau aku baru pertama kali di sini." Lin Feng berkata lagi tanpa ekspresi.
"Apa kamu pikir aku menginginkan tubuhmu? Maaf, walaupun aku sangat menyukai wanita tapi bukan yang papan." Kemudian dia melanjutkan perkataanya dengan nada sinis.
Huo Wu yang wajahnya memerah seketika berubah menjadi semakin memerah, lalu menunjuk ke arah wajah Lin Feng dengan marah.
"Dasar holigan! Apa maksudmu dengan papan?! Ini namanya dalam fase pertumbuhan!!"
"Ah ya ya ya lupakan itu, bagaimana dengan keinginanku? Kamu tidak akan mengingkari janji kan?"
"Hmph, baiklah aku setuju, kapan waktunya?."
"Sip, kalau gitu aku akan mendatangimu malam ini." Setelah mengatakan itu, dia berjalan pergi dengan tangan di saku.
............
Malam hari
Di depan gerbang Akademi, Lin Feng menunggu Huo Wu.
Beberapa saat kemudian, sorang perempuan berambut merah panjang berjalan menuju Lin Feng dengan santai.
"Ayo berangkat." Huo Wu kemudian berkata.
"Kamu sangat cantik malam ini, berbeda dengan yang tadi siang, tapi sayangnya papan."
Huo Wu senang mendengar dirinya di puji, sudut mulutnya sedikit terangkat, tapi sesaat kemudian, ketika mendengar kata papan, ia langsung marah. "Sudah ku bilang ini dalam masa pertumbuhan, kamu harusnya bangga bahwa dewi sepertiku akan menjadi pemandumu."
Melihat tingkah sombong Huo Wu, Lin Feng tersenyum lalu membungkuk bak menyambut sorang putri. "Baiklah Nona Dewi, suatu kehormatan bagi saya untuk memiliki pemandu yang cantik seperti anda."
Huo Wu yang tadinya bangga tiba-tiba merasa malu, kemudian dia jalan kedepan duluan. ia berbalik badan, kedua tangannya berada di belakan lalu berkata dengan wajah tersenyum. "Ayo cepat berangkat, awas tersesat."
Lin Feng tersenyum menggelengkan kepalanya, kemudian berjalan mengikuti Huo Wu.
Para siswa akademi di sekitar merasa bodoh melihat dewinya yang biasanya bersikap sombong dan dingin sekarang tersenyum pada pemuda asing, hati mereka serasa hancur seketika.
Dekan akademi yang melihat mereka berdua tersenyum penuh arti.
Lin Feng dan Huo Wu berjalan berdampingan di jalanan ramai, Huo Wu memperkenalkan berbagai tempat dengan semangat padanya.
4 jam kemudian
Lin Feng dan Huo Wu sedang duduk di restoran menunggu makanan datang.
"Nona Huo Wu, aku tau bahwa aku tampan, tapi bisakah kamu tidak melirik ke wajahku terus-menerus? Itu membuatku malu." Walaupun dia berkata bahwa dirinya malu, wajahnya tidak memiliki ekspresi saat mengatakan itu.
Huo Wu merasa bahwa dirinya di temukan langsung membuang muka "Hmph! Narsis, aku hanya penasaran berapa kekuatan jiwamu saat ini?"
"Apa kamu penasaran? Mau tau aja atau mau tau banget?" Lin Feng menjawab dengan nada menggoda.
"Kalau kamu tidak mau mengatakannya ya sudah." Wajah Huo Wu langsung cemberut, entah mengapa saat menghadapi Lin Feng, emosinya tidak pernah stabil, dia selalu merasa sangat kesal dengannya.
"Imut sekali." Tanpa sadar Lin Feng mengatakan kata hatinya melihat wajah cemberut Huo Wu.
Huo Wu mendengar itu wajahnya langsung berubah memerah, kepalanya menunduk dengan malu.
"Nona Huo Wu ternyata mempunyai sisi imut juga hehe~" Lin Feng berkata saat melihat Huo Wu yang malu.
"Kamu!... Hmph, aku mengabaikanmu." Huo Wu menatap tajam pada Lin Feng lalu membuang mukanya dengan kesal, tapi sudut mulutnya sedikit terangkat.
"Baiklah aku tidak akan menggoda mu lagi, sebenarnya kekuatan jiwaku berada di level 51."
"Apa? Level 51? Apakah kamu masih manusia?" Huo Wu menatap Lin Feng dengan tatapan seperti melihat monster.
"Apa maksudmu dengan bukan manusia? Aku manusia murni oke? kalau kamu tidak percaya, kamu bisa memeriksa seluruh tubuhku apakah aku benar manusia atau bukan."
Mendengar jawaban Lin Feng, wajah Huo Wu seketika berubah memerah lalu bergumam "Mesum, cabul, hentai".
"Terima Kasih atas pujiannya." Lin Feng menjawab kutukan yang keluar dari mulut Huo Wu dengan nada santai.
"...."
Saat mereka sedang berdebat, pelayan membawa makanan ke meja mereka berdua, beberapa saat kemudian mejanya penuh dengan makanan.
Lin Feng tidak peduli dengan tatapan Huo Wu, ia mengambil Ayam panggang lalu memakannya.
"Kamu tidak mau?" Lin Feng menawarkan ayam panggang di tangannya pada Huo Wu.
"Tidak." setelah menolak, dia mengambil steak kemudian memakannya.
Lin Feng mengangkat bahunya lalu langsung melahap makanan di meja, mulutnya seketika belepotan dengan minyak.
Huo Wu melihat cara makan Lin Feng yang seperti anak kecil terkikik lirih.
Kemudian ia mulai memperhatikan wajah Lin Feng. 'Walaupun sifat dia menyebalkan, tapi melihat dia makan seperti itu sungguh lucu.'
Lin Feng memandang Huo Wu yang tertegun tidak memakan steaknya tapi malah menatap wajahnya dengan senyuman di wajahnya.
Lalu ia menyentuh wajahnya "Apakah ada sesuatu di wajahku? Kenapa kamu terkikik terus-menerus melihatku? Apa jangan-jangan nona dewi naksir padaku?" Lin Feng berkata dengan narsis lagi.
"Naksir apanya? Liat mulutmu itu, cara makan mu seperti seorang anak kecil. Hahahaha" Huo Wu menjawab menunjukkan jarinya ke minyak di sekitar mulut lin Feng sambil menutup mulutnya lalu tertawa.
Lin Feng segera mengelap minyak di mulutnya, kemudian dia memandang Huo Wu yang tertawa dengan menutup mulutnya. Mulutnya sedikit terangkat "Nona Huo Wu sangat cantik saat sedang tertawa."
Huo Wu mendengar itu langsung berhenti tertawa, kemudian membuang mukanya kesamping dengan wajah memerah.
Bab Berakhir.
{Terima Kasih}