NovelToon NovelToon
Pesona Mama Mertua Muda 2 : Isvara & Javas

Pesona Mama Mertua Muda 2 : Isvara & Javas

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Duda / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Romansa
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Donacute

Sekuel off 'Pesona Mama Mertua Muda'

Wajib baca season satu duluan ya ≧∇

"Duniaku ikut mati tanpamu."

Kehidupan Javas hancur saat wanita yang paling dicintainya meninggal. Ia mencoba melarikan diri, menyingkir dari tempat yang menenggelamkan banyak jejak kenangan tentang wanita itu.

Namun, ia tak bertahan lama, Isvara selalu tinggal di kepalanya, sehingga pria itu memutuskan kembali.

Hanya saja, apa jadinya jika Isvara yang mereka pikir telah meninggal—justru masih hidup? Bisakah Javas menggapai dan melanjutkan hidupnya bersama wanita itu lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21 | Chilla Yang Cemburu

Ketiga sahabat Dion kompak membuka mulutnya lebar-lebar setelah mendengarkan pernyataan Dion yang sangat mengejutkan, mereka sebagai sahabat sudah tahu tentang Dion yang sedang dekat dengan Yara yang merupakan gadis yang dikenalkan oleh orang tua Dion.

Namun, mereka tidak menyangka bahwa Dion tidak membutuhkan waktu lama untuk jatuh cinta dan langsung jadian padahal kenal juga baru seminggu. Terlebih mereka baru jadian kemarin, dan Dion seperti yakin sekali mengenalkan Yara pada ketiga sahabatnya. Padahal yang dulu saja sudah satu bulan jadian belum dikenalkan berujung putus.

Untuk Dion yang tidak bercerita saat kemarin setelah ia jadian, ketiga sahabatnya sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu. Terpenting Dion mau cerita, mereka akan dengan senang hati mendengarkannya tidak perlu cerita pada hari kejadiannya juga.

"Kalian pasti kaget 'kan kenapa gue yang baru jadian kemarin langsung bawa Yara ke sini buat kenal kalian? Gue udah cerita sama Yara tentang kalian, responnya sangat baik dan nggak sabar buat kenal sama kalian bertiga. Menurut gue kalian juga bakalan cocok sama Yara, jadi gue nggak mau nunda buat kenalin Yara sama kalian, "jelasnya panjang lebar. Ketiga sahabat Dion hanya bisa mengangguk paham.

"Yara sayang, kenalin ya ini Kinan, Amara dan Friska. Mereka sahabatku, aku sangat berharap kalian bisa dekat satu sama lain," ujar Dion gantian memperkenalkan ketiga sahabatnya pada sang kekasih.

"Itu yang satu lagi belum kamu kenalin, sayang? Itu sahabat kamu juga?" tanya Yara dengan lembut.

Dion tahu yang Yara maksud adalah Chilla, ia tersenyum lalu menggeleng. "Dia Chilla, cuma teman aku bukan sahabatku. Aku 'kan udah cerita sahabatku cuma tiga."

Mereka semua langsung berkenalan, kecuali Chilla yang melengos pergi ke kamar mandi. Ketiga sahabat Isvara dan Yara menatap kepergian Chilla dengan bingung, tetapi mereka berusaha tidak mempedulikannya.

"Dia kenapa, sayang?" Dion membalasnya dengan mengedikan bahu.

"Yara sayang, aku berharap sekali kamu bisa dekat dan akrab sama sahabat-sahabatku. Kamu nggak usah takut ketiga sahabatku akan rese, dan berusaha menganggu hubungan kita. Mereka tidak seperti itu, prioritas aku juga tetap kamu. Tapi aku minta kamu jangan batasi aku bersahabat sama mereka, jika harus memutuskan persahabatanku demi kamu aku jelas tidak akan bisa, sayang," ujar Dion panjang lebar.

"Kamu tenang aja, aku nggak akan seperti itu. Asal kamu janji selalu membuatku bahagia, itu sudah lebih dari cukup."

Mendengar percakapan Dion dan Yara, ketiga sahabat tersenyum karena ia bisa melihat Yara orang yang lembut dan baik. Semoga saja bisa memberikan cinta yang besar pada sahabat mereka Dion, itu saja yang mereka mau karena itupun untuk kebahagian Dion sendiri.

"Iya, Yar. Lo juga nggak usah takut kalau persahabatan kita yang cewek cowok ini ada perasaan lebih, karena itu nggak bener. Kita berempat ini udah kayak keluarga gitu, jadi nggak mungkin mempunyai hubungan. Jadi jangan khawatir ya," ujar Isvara.

"Iya, Kinan."

"Bunda ini kita kapan berangkatnya?" tanya Sheva yang tiba-tiba muncul.

"Iya, sebentar ya sayang." Sheva mengangguk, ia sadar bahwa ada seorang gadis kecil yang tidak ia kenal. "Ante cantik ini siapa, Bunda?" tanya Sheva sambil menunjuk Yara.

Yara langsung menunduk agar sejajar dengan Sheva. "Hai cantik nama Ante Yara, kamu bisa panggil Ante Yara ya. Ante pacarnya Om Dion. Kalau nama kamu siapa cantik?"

"Aku Sheva, Tante. Anaknya Bunda Kinan." Yara langsung menatap Kinan dan Dion secara bergantian, karena setahunya dari cerita sang pacar. Sahabat-sahabat Dion belum ada yang menikah.

"Nanti aku ceritain semuanya ya, yang. Biar kamu nggak bingung," ujar Dion yang langsung diangguki Yara pertanda setuju.

"Ante Yara cantik banget."

"Terima kasih sayang, kamu juga cantik."

"Iya, Ante. Kayak Bunda ya. Oh iya, pacaran itu kayak Ante Amara sama Om Awan gitu ya?" Mendengar ucapan Sheva yang entah bagaimana kebenarannya, semua mata langsung menatap Amara seakan meminta penjelasan.

Friska sendiri yang memberitahu Sheva malah cekikikan, ia sama sekali tidak merasa bersalah sudah memberitahu anak kecil yang tidak-tidak.

"Belum pacaran, baru PDKT-an kok," jawab Amara malu-malu. "Friska aja yng ember, malah embernya ke Sheva lagi."

"Biarin aja," jawab Friska tidak peduli.

"Ini Awan siapa, Ra?" tanya Isvara penasaran.

"Om Awan yang jaga di depan, Bunda." Yang ditanya Amara, Sheva malah yang menjawab. Mengapa Friska sampai memberitahu Sheva, karena waktu itu Friska dan Sheva memergoki Amara dan Awan sedang duduk berdekatan seperti orang pacaran. Sheva yang memang suka sekali bertanya, langsung tanya pada Friska tetapi Friska malah keceplosan mengatakan bahwa Amara dan Awan berpacaran.

Isvara menatap Friska dengan tatapan yang sulit diartikan, ia kenal karena sang sahabat sudah meracuni putrinya yang masih kecil dengan sesuatu yang seharusnya Sheva belum tau dan paham soal hal itu.

"Sejak kapan lo dekat sama Awan? Kenapa lo nggak cerita-cerita sama kita?" tanya Dion serius. Pasalnya Awan yang dekat dengan Amara, menurut Sheva adalah anak buah Dion. Sebenarnya ia tidak masalah sahabatnya dekat dengan siapapun asalnya memang baik, tentu jika sampai siapapun menyakiti sahabatnya Dion tidak akan tinggal diam.

"Belum jadian juga, Yon. Lagi pula Awan sendiri yang minta gue buat jangan cerita-cerita dulu, karena takut kalian bertiga mikir aneh-aneh tentang dia. Dia sadar diri katanya nggak sebanding sama gue, padahal gue mana pernah liat hal itu. Paling penting ya dia bisa bahagian gue," jelas Amara dengan wajah sedih.

Wajar sebenarnya Awan merasa seperti itu, karena Amara pendidikannya bagus, kerjaan juga bagus dan keluarganya kaya. Sementara Awan sendiri di keluarganya adalah tulang punggung keluarganya, ia pun hanya bekerja sebagai anak buah Dion. Jelas saja keduanya sangat tidak setara.

Awan pun inginnya tidak cinta-cintaan dulu, karena ingin fokus membahagiakan keluarganya dulu. Namun, cinta datang tanpa tiba-tiba karena sering ditugaskan oleh Dion untuk menjaga sahabat-sahabatnya termasuk Amara. Awan jadi jatuh cinta pada Amara.

"Lo tenang aja, Ra. Nanti gue bakal bantuin Awan buat yakinkan perasaannya ke elo." Dion teringat pada Yara pacarnya, ia tersenyum lalu berkata. "Boleh' kan yang aku bantuin hubungan Amara dan Awan?" tanya Dion meminta izin.

"Kenapa nggak boleh, boleh aja kok. Yang nggak boleh itu kamu minta izin nikahin Amara, Friska dan Kinan sekaligus. Karena aku nggak bakal pernah mau berbagi suami nantinya dengan siapapun itu," candanya.

Sebenarnya bukan hanya Yara yang tidak mau hal itu terjadi, para wanita dimuka bumi jelas tidak akan mau dan sudi jika harus dimadu apapun alasannya. Namun, yang Yara takutkan pun pernah kejadian di orang lain. Karena saking dekatnya, sahabat perempuannya meminta dinikahi oleh sahabatnya sendiri. Padahal sahabatnya sudah punya istri, sahabat seperti itu tentu bukan sahabat seperti Amara, Friska dan Isvara.

"Yeay, kita juga ogah kali nikah sama Dion, Yar," ujar Friska pura-pura tidak terima.

"Iya, tau kok. Aku juga bercanda, kalian nggak mungkin gitu."

Udah terlalu lama mereka mengobrol, Dion langsung mengajak semuanya segera berangkat. Tapi mereka baru sadar, Chilla lama sekali di kamar mandi. Sejak tadi belum juga gadis itu kembali dari kamar mandi.

"Biar gue cek ke kamar mandi, gue takut Chilla sampai kenapa-napa di kamar mandi," ujar Isvara sebelum pergi ke kamar mandi untuk mengecek Chilla.

Isvara berusaha mengetuk pintu kamar mandi, tidak lama kemudian Chilla baru membukakan pintu. Melihat wajah sembab Chilla tentu saja membuat Isvara sangat terkejut, tetapi Chilla malah memeluknya erat.

"Kamu sebenarnya kenapa, Chill? Kalau ada apa-apa kamu bisa cerita sama aku?" tanya Isvara dengan lembut.

"Hatiku sakit, Kak. Ternyata aku kalah cepat lagi." Isvara mengernyitkan keningnya bingung, ia tidak mengerti maksud ucapan Chilla.

"Kamu kenapa? Bisa cerita sama aku pelan-pelan?"

"Aku suka sama Dion, Kak. Udah lama sebenarnya, aku senang pas Kakak bilang Dion nggak punya pacar. Eh jarak seminggu, Dion ternyata udah punya pacar. Aku cemburu, Kak. Aku patah hati," balas Chilla sambil nangis sesenggukan.

Isvara bingung harus bagaimana, ia melihat ada yang aneh pada Chilla saat Dion memperkenalkan Yara. Sekarang ia tahu alasan gadis itu.

"Aku tau kok rasanya patah hati, emang sakit banget. Aku nggak bisa nyalahin kamu atas perasan kamu, tapi aku juga nggak bisa bantu kamu sekarang. Karena Dion udah punya pacar, aku nggak bisa maksa Dion biar mau sama kamu. Aku yakin kamu pasti kuat, pelan-pelan belajar lupain Dion ya. Aku yakin kamu pasti akan dapat jodoh yang jauh lebih baik dari Dion." Isvara berusaha sekali menenangkan Chilla, ia tidak mau karena perasaan cinta Chilla membuatnya gelap mata seperti apa yang dilakukan oleh Ineisha.

Chilla hanya mengangguk, ia akan belajar menerima semuanya. Memang awalnya sakit tapi mau bagaimana lagi, jika Dion memang tidak tertarik padanya ia bisa apa.

"Kamu mau pulang aja atau mau tetap ikut kita ke desa buat anterin aku sama Sheva?" tanya Isvara serius.

"Aku mau ikut, niat aku 'kan emang mau anterin Kakak sama Sheva."

Isvara membantu Chilla untuk mengusap air matanya dan make up ulang, agar tidak ada yang sadar Chilla habis menangis di kamar mandi dalam jangka waktu yang lumayan lama.

Setelah siap, Isvara mengajak Chilla untuk keluar untuk menemui yang lain.

"Lo sakit, Chill? Apa gimana? Kok lama banget di kamar mandi?" Sebenarnya Dion bertanya biasa aja, tetapi untuk Yara dan Chilla tentu mereka berdua menganggapnya berbeda.

"Yon, jaga perasaan Yara," pinta Friska.

"Maaf, yang. Aku cuma tanya biasa aja kok, nggak berniat perhatian juga." Dion yang merasa bersalah langsung meminta maaf pada sang kekasih.

"Aku nggak papa, nggak cemburu juga. Aku nggak cemburuan banget kok, tapi ya kamu harus tetap jaga perasaanku juga. Apalagi Chilla 'kan cuma teman kamu, bukan sahabat kamu seperti Kinan, Amara dan Friska," jawab Yara panjang lebar.

"Iya, sekali lagi aku minta maaf ya."

"Ini jadi berangkat nggak ya?" tanya Amara sengaja.

"Tadi Chilla cuma lagi agak sakit perut jadi lama di kamar mandi, cuma sekarang udah enakkan jadi mau tetap ikut." Akhirnya Isvara yang menjelaskannya.

Semuanya hanya mengangguk paham saat mendengarkan penjelasan Isvara tentang Chilla, mereka akhirnya berangkat juga. Mereka menggunakan dua mobil, Isvara, Dion, Sheva dan Yara berada di satu mobil. Satu mobil lainnya ada Amara, Friska, Chilla dan Awan. Dion sengaja mengajak Awan juga karena ia tahu Amara pasti senang saat Awan ikut bersama mereka.

1
Donacute
teman teman mau nanya dong di akun kalian visualnya 4 atau dua, soalnya di akunku cuma dua. padahal aku masukin ya 4
ichcha: kak follback ya🙏🙏
Donacute: oke Kak terima kasih
total 3 replies
secret enjel
semangt up nya kak/Joyful/
ichcha
lanjut kak
♕⃟ Ƙҽƚυα MT™【﷽】
semangat🔛🔥
Donacute: terima kasih semangatnya
total 1 replies
ichcha
lanjut kak
Donacute: ditunggu besok lagi ya Kak
total 1 replies
Devv
lanjut
ashieeechan
hai kak mampir yuk keceritaku /Smile/
Devv
lanjut ya thor
Devv
mampir thor
sSabila
udah mampir nih, jangan lupa mampir juga di novel terbaru aku 'Bertahan luka'
ichcha
lanjut kak
Donacute: ditunggu besok lagi ya kal
total 1 replies
Ellana_michelle
semangat kakkk(≡^∇^≡)
fazry_fazriyah
aku mampir
ichcha
lanjut kak
Herlina Susanty
Doble up thor
ichcha
lanjut kak
Donacute: ditunggu ya kak besok lagi
total 1 replies
fazry_fazriyah
aku mampir
okiikk_art
udahh yaa
IamEsthe
Maaf ya. Ijin saran aja. merajuk pada kalimat yang ada 'dibela pengacara' mungkin kurang tepat, secara aku pribadi bisa diganti dengan kata 'dibantu pengacara dalam sidang' dan untuk kata pengadilan, bisa juga merajuk ke kata yang spesifik, 'persidangan'.
IamEsthe: Oke 😘
Donacute: oke kak, nanti segera aku edit ya
total 2 replies
ichcha
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!