Follow IG @thalindalena
Add fb Thalinda Lena
"Tidak mau sekolah kalau Daddy tidak mau melamar Bu Guru!!!" Gadis kecil itu melipat kedua tangan di depan dada, seraya memalingkan wajahnya tidak lupa bibirnya cemberut lima senti meter.
Logan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Pusing menghadapi putri kecilnya kalau sudah tantrum begini. Anaknya pikir melamar Bu Guru seperti membeli cabai di super market?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingatan masa lalu
Lara kembali mengingat kejadian di masa itu saat ia pertama kali bertemu dengan Keira.
Flashback.
Lara dan Lio pulang ke rumah setelah menghadiri pesta ulang tahun perusahaan pada malam hari. Mereka bercerita dan tertawa bersama membahas kesuksesan pesta yang mereka selenggarakan di perusahaan. Mobil yang di kendarai Lio berhenti mendadak ketika melihat seorang gadis berpakaian sexy berlarian dengan kondisi yang sangat memperihatinkan.
"Lio, ada apa?" tanya Lara, cemas.
"Sweetheart, lihat di sana, ada seorang gadis di kejar dua preman," ucap Lio menunjuk ujung jalan yang tampak sepi dan remang pada malam hari itu, kebetulan lampu jalanan di sekitar ada beberapa yang mati.
"Lalu kau ingin menolongnya? Bagaimana kalau itu cuma jebakan saja." Lara tentunya takut jika gadis yang terlihat terluka itu hanya di jadikan umpan untuk menjebak mereka. Di tambah lagi belakangan ini tindak kejahatan di kota tersebut meningkat, jadi tidak ada salahnya 'kan jika dirinya waspada.
Lio diam, mencerna ucapan Lara yang ada benarnya. "Baiklah, kita abaikan saja dulu." Lio kembali mengemudikan mobilnya, melewati gadis tersebut yang terlihat kesakitan dan menjerit meminta tolong.
"Help ... Help ... Help me!!!" jerit gadis itu begitu melihat mobil mewah yang melintas di sana. Kedua tangan gadis itu di pegangi kedua pria berbadan besar itu. Sambil berteriak meminta tolong ia mencoba memberontak, berharap bisa lepas dari cengkraman dua penjahat tersebut.
"Diam!!! Kau tidak boleh kabur, boss kami sudah membayarmu mahal, jadi kau harus melayaninya sampai tuntas!!!" bentak salah satu dari pria berbadan besar itu sembari menyeret gadis itu di jalanan aspal dengan kasar.
Wajah gadis itu terlihat sembab, ada beberapa memar di bagian wajahnya. Bahkan kaki dan tangannya juga terdapat luka cambukan sampai mengeluarkan darah.
"Lebih baik aku mati dari pada harus melayani boss kalian!!!" teriak gadis itu histeris dan putus asa.
Ketika mobil yang di kendarai Lio telah melewati gadis itu, Lara terkesiap ketika mendengar jeritan gadis tersebut yang terdengar memilukan.
"Lio, hentikan mobilnya. Sepertinya gadis itu memang membutuhkan bantuan," kata Lara pada suaminya. Ia pun segera mengeluarkan ponselnya, dan menghubungi polisis setempat.
Lio menepikan mobilnya, "Kau tunggu di sini, jangan keluar, dan tetap kunci mobilnya dari dalam," ucap Lio pada istrinya sembari melepaskan sabuk pengaman.
"Kau mau ke mana?" tanya Lara, menahan tangan suaminya yang hendak membuka pintu mobil.
"Menolong gadis itu."
"Polisi lima menit lagi akan tiba, kita tunggu saja di mobil. Kalau kau turun pun tidak akan bisa melawan para penjahat itu, terlebih lagi kita tidak membawa bodyguard." Lara menjelaskan pada suaminya.
Dan benar saja lima menit kemudian polisi datang, dan langsung meringkus dua penjahat itu setelah baku hantam tentunya. Salah satu penjahat harus mendapatkan tembakan di kaki karena hendak melarikan diri.
Setelah dua penjahat itu di tangkap barulah Lio dan Lara keluar dari mobil.
Lara melepaskan mantel bulunya karena pada saat itu sedang musim gugur dan udara malam sangat dingin.
Polisi memintai keterangan Lio untuk di jadikan saksi mata atas peristiwa ini. Sedangkan Lara berjalan mendekati gadis malang itu yang tampak kesakitan di dalam mobil polisi.
"Kau terluka parah," ucap Lara seraya menyampirkan mantel bulunya ke pundak gadis itu.
"Te-terima kasih, Nyonya." Gadis itu menjawab terbata-bata di sela isak tangisnya.
"Kau sekarang sudah aman, jangan takut lagi," kata Lara seraya mengulurkan tangannya hendak menyentuh rambut gadis itu yang terlihat berantakan. Ia hanya ingin merapikan rambut gadis itu, tapi ternyata respon gadis itu sangat mengejutkan.
"Jangan sentuh aku yang kotor ini, Nyonya," kata gadis itu menghindar.
"Kenapa?" Lara menatap gadis itu dengan kening bingung.
"Aku adalah wanita malam yang sangat kotor. Dan luka di sekujur tubuhku ini adalah kekerasan dari seorang pria yang menyewaku malam ini. Aku sangat berterima kasih kepada Anda karena sudah membantuku, tapi jangan sentuh aku yang kotor ini. Anda adalah wanita baik dan berhati mulia," kata gadis itu dengan suara bergetar menahan tangis.
Lara berjongkok di dekat depan gadis itu, "boleh aku tahu kenapa kau menjalani pekerjaan ini?" tanya Lara, lembut, berharap pertanyaannya ini tidak menyinggung hati gadis itu.
Gadis tersebut hanya menjawab singkat. "Karena biaya hidup."
Lara menarik nafas panjang, mengalihkan pandangannya sesaat sebelum kembali menatap gadis itu. "Dengarkan aku, aku mempunyai anak gadis seusiamu, aku sakit hati mendengar alasanmu menjalani pekerjaan ini untuk biaya hidup. Kalau berkenan aku sedang membutuhkan seorang pelayan, apa kamu mau bekerja di rumahku. Aku akan memberikan gaji yang layak untukmu agar kau tidak perlu lagi bekerja seperti ini lagi." Lara memberikan tawaran kepada gadis itu. Berharap hidup gadis itu kembali ke jalan yang benar dan tertata rapi untuk masa depan.
Lara mengusap wajahnya kasar, sekaligus mengusap air matanya. Karena kejadian itu dia selalu mengira kalau Keira adalah seorang pelacur, tapi siapa sangka kalau sebuah kebenaran kini terungkap. Gadis itu masih suci, tapi sayangnya kesuciannya telah di renggut putranya sendiri. Menyesal sudah pasti karena dulu dia bersikap buruk pada Keira.
"Maafkan aku, Mom." Logan terus meminta maaf pada ibunya yang terpaku di tempat dengan pandangan kosong.
Lara menatap putranya yang tampak sedih dan di selimuti rasa bersalah yang sangat besar. "Jika sejak awal kau mengatakannya, mungkin Mommy dan Daddy tidak akan menjodohkanmu dengan Milena. Mommy sudah sering kali bilang padamu, kau boleh menikah dengan wanita manapun asalkan wanita itu adalah wanita baik-baik, kenapa kau tidak bisa mencerna ucapan Mommy waktu itu, heh?!" Lara memukul putranya lalu menjewer telinga Logan dengan kuat.
Logan menjerit kesakitan tapi dia tidak menghindar, ia membiarkan ibunya melampiaskan marah dan kekecewaan kepadanya.