Kemalangan adalah hal biasa Riki dapatkan. Namun, kali itu berbeda.
Hanya dalam satu hari, dunianya telah berubah.
Dia baru saja mengetahui jika dia dijebak dan dipermalukan oleh seseorang. Lalu saat dia pulang, dia harus menghadapi kenyataan bahwa adiknya, satu-satunya keluarga yang tersisa harus meninggal karena bunuh diri.
Saat dia tahu apa yang terjadi, dia melaporkan semuanya pada pihak berwenang tapi lagi-lagi dia hanya pecundang.
Hanya kematian saja yang tersisa baginya, lebih baik mati daripada hidup penuh dengan kesengsaraan.
[Apakah anda ingin membalaskan dendam anda?]
Hah? Apa itu?
[Bergabunglah dengan sistem yang akan membantu anda mendapatkan keadilan dan kekayaan]
Kekayaan apa?
[Apakah anda setuju?]
Tapi, bukankah Riki sudah meninggal?
Saat dia bangun, kehidupan baru telah menunggunya.
Saatnya pembalasan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dee hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Orang aneh
“Jadi… kau akan datang?“
Riki menatap Anton dengan tatapan aneh.
Saat itu Anton baru saja memberikan undangan untuk datang ke pesta kecil yang diadakan oleh Sandra Cempaka.
Kenapa dia tidak mau datang? Riki sendiri yang minta undangannya.
”Tentu saja, apa ada dress code tertentu?“ tanya Riki.
Anton mengangguk, ”tentu, kau harus mengenakan pakaian formal, seperti jas dan dasi.“
[Dia berbohong, tidak ada dress code, anda bisa datang dengan pakaian santai]
Sialan, dia masih berbohong pada Riki saat Riki sedang memegang kelemahan dia.
Tapi tidak masalah, Riki sekarang menciptakan image berandalan, jadi dia tidak akan mendengarkan Anton.
”Nggak cocok buatku, aku akan memakai kaos saja kesana.“
Anton mengumpat dalam hati saat mendengar ucapan Riki tersebut. Dia tahu Riki tidak akan mendengarkan dia sekarang.
”Paling tidak kenakan pakaian yang bagus.“ ucap Anton, dia akan malu jika sepupunya benar-benar tidak memikirkan penampilannya.
”Jangan khawatir, aku terlihat tampan dengan pakaian apapun.“ jawaban Riki yang hanya membuat Anton kesal, tapi dia harus tetap tersenyum.
Anak-anak di kelas sudah membicarakan mereka, karena tiba-tiba saja mereka terlihat akrab. Lebih tepatnya Anton yang sok akrab.
Sebenarnya, Anton sudah menyuruh seseorang untuk merekam mereka saat ngobrol, agar dia punya bukti jika dia akrab dengan Riki.
Karena di sosmed, banyak netizen yang menganggap Anton dan Riki tidak akrab. Padahal saat Riki berbuat ulah, Anton langsung klarifikasi jika semuanya hanya candaan dan dia akrab dengan sepupunya.
Tentu saja tidak ada yang percaya.
Jadi Anton akan membuat bukti agar mereka percaya.
Netizen itu akan percaya dengan bukti sekecil apapun tanpa mau repot mencari tahu kebenarannya.
Bagi Anton, menjadi baik di depan netizen adalah hal yang harus dia lakukan, karena dia adalah influencer. Dia harus menciptakan image yang baik, sopan, dan pintar.
Berhubung Riki sekarang bertingkah seperti berandalan, orang-orang akan lebih percaya jika yang jahat adalah Riki.
Riki mengernyitkan dahinya melihat Anton tersenyum sendiri seperti orang yang tidak waras.
”Apa yang kau pikirkan? Cepat kembali ke tempatmu, aku tidak suka melihat wajahmu yang memuakkan itu.“ ucap Riki.
Anton tersenyum, ”baiklah sepupuku, apa kau ingin makan sia—“
”Tidak, cepatlah kembali dan tinggalkan aku sendiri.“ ucap Riki dengan tegas.
Tapi seolah menjadi senjata makan tuan. Sepanjang sekolah berlangsung, Anton akan mendekati Riki seolah mereka sangat akrab. Membuat Riki merasa energinya terkuras habis.
Tidak mudah pura-pura baik pada orang yang sudah jahat padanya selama ini.
Dan saat sekolah telah usai, bel pulang sekolah seolah menjadi suara yang paling dia nantikan di dunia ini.
Riki pun cepat-cepat pulang ke apartemennya, dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Sebentar lagi dia harus pergi latihan tinju, lalu lanjut pergi ke rumah tuan Leonard.
Jadwal Riki sangat penuh.
Tidak ada waktu untuk rebahan, waktu adalah uang.
Dia segera bangkit dan bersiap untuk pergi latihan tinju. Meski Riki sudah memiliki tangan dan kaki yang kuat, tapi tetap saja dia harus tetap latihan dan memperkuat otot-ototnya.
Riki tidak boleh memiliki celah sedikitpun.
Tapi, ada yang aneh hari ini.
Tidak ada latihan tinju, tapi Beni punya tamu, dan Satria juga ada disana.
Anehnya tamu itu diajak pergi ke tempat latihan tinju, bukan di ruang tamu.
”Riki! Akhirnya kamu datang juga, kemarilah.“ ucap Beni.
Riki buru-buru mendatangi mereka, lalu mencium tangan Beni untuk sopan santun. Kemudian Satria juga mengulurkan tangannya, agar Riki menciumnya, tapi Riki malah menepis tangan itu.
”Jahatnya, aku kan lebih tua darimu…“ keluh Satria.
Tapi Riki tidak mendengarkan seniornya, dia menatap tamu yang datang itu.
Dia lelaki dan masih muda, sepertinya seumuran dengan Riki. Memiliki tubuh tinggi dan tegap, dengan kulit seputih susu. Benar-benar putih dan pucat. Dia juga punya bibir yang merah alami.
Terlihat seperti orang asing, tapi… entahlah. Dia juga terlihat seperti orang lokal, atau paling tidak, seperti keturunan asing.
Lelaki itu juga menatap Riki, lalu tersenyum tipis.
”Halo, Riki, senang bertemu denganmu, aku adalah Kaivan.“ ucap tamu tersebut.
Kemudian Riki menoleh pada Beni untuk meminta penjelasan.
”Hahaha, Kaivan ini adalah putra dari Kris Harland, beliau pria yang sering membantuku keluar dari masalah. Dia datang dari Korea dan akan pindah kesini untuk sementara. Dia juga akan ikut latihan tinju denganmu dan Satria, kamu tidak keberatan, kan?“ ucap Beni.
Riki kembali menoleh pada Kaivan. Jika itu Harland, apa ada hubungannya dengan Angeline dan ibunya Ricky?
Riki tahu Angeline ada hubungannya dengan ibunya Ricky, tapi melihat reaksi Angeline yang tidak menyukai siapapun dari keluarga Anggara, membuat Riki bingung dan akhirnya sungkan untuk bertanya tentang ibunya.
Tapi, Riki baru tahu semalam. Tentang Angeline yang ada hubungannya dengan mantan kekasih Edwin, Alana Harland.
Pasti ketidaksukaan Angeline juga masih ada hubungannya dengan hal itu, iya kan?
Namun, apa Kaivan yang ini juga ada hubungannya dengan Angeline?
Yah, setelah membuat pertengkaran dengan Riki kemarin, hari ini Angeline terlihat diam dan cenderung menjauhi Riki.
”Tentu saja tidak, semua itu adalah keputusan anda.“ ucap Riki.
Beni tertawa mendengarnya, lalu dia menoleh pada Kaivan.
”Anda hanya akan latihan tinju untuk mengisi waktu luang, kan? Bagaimana jika Riki mengajari anda hal dasar?“
Riki pun terkejut, kenapa jadi dia yang mengajarkan Kaivan saat masih ada Satria.
”Riki udah jadi senior sekarang, jaga Junior mu baik-baik, Rik.“ ucap Satria, dengan nada mengejek.
Menyebalkan sekali.
Riki pun menoleh lagi pada Kaivan, ”itu… apa kamu tidak keberatan jika aku yang mengajarimu—“
”Mohon bantuannya, Riki! Aku juga akan masuk ke sekolah yang sama denganmu, kamu dari SMA Nusantara, kan?“
”Be-benar.“
Hari itu, Riki mengajari anak baru, yang ternyata adalah putra dari CEO Harland Group. Itu adalah perusahaan besar yang memiliki banyak bisnis di dalamnya, seperti properti dan lainnya.
Tapi Kaivan mendengarkan dia dengan baik dan bahkan sangat cepat dalam belajar. Riki sampai tidak tahu harus mengajarkan apa lagi.
”Jadi, kamu tinggal disini?“ tanya Kaivan, entah kenapa dia mengantarkan Riki sampai ke depan apartemen. Dengan jalan kaki.
”Benar, aku tidak bisa memintamu untuk mampir, karena aku ada urusan setelah ini.“ sahut Riki, yang membuat Kaivan tertawa pelan.
”Tenang saja, aku juga tidak bisa mampir, aku hanya ingin tahu dimana kamu tinggal. Aku tidak punya teman disini, jadi aku hanya bisa berharap aku berteman denganmu.“
Riki mengusap tengkuknya, bingung dengan orang yang bertingkah baik itu. Seolah ada yang dia inginkan dari Riki. Tapi, Riki tidak memiliki insting untuk mewaspadai Kaivan. Memang aneh.
”Kalau begitu aku pulang, sampai jumpa lagi, Riki!“
Kaivan berbalik dan segera pergi, namun pertanyaan Riki membuatnya berhenti dan kembali berbalik.
”Sebenarnya, apa ada yang ingin kau katakan padaku?“ Tanya Riki.
Kaivan tersenyum kecil, lalu menggeleng, ”tidak, untuk sekarang tidak ada.“
Kaivan pun pergi, memberi tanda tanya besar pada Riki.
Dia orang yang aneh, tapi Riki tidak merasa harus menjauhi dia.