Xu Ya, seorang gadis yang memiliki latar belakang yang sempurna dan memiliki seribu talenta sehingga ribuan orang memuja mujanya.
Tetapi, semuanya berubah drastis seluruh keluarganya mengalami pembantaian yang keji terkait dengan perebutan tahkta sehingga Xu Ya harus masuk ke dalam kemiliteran demi membalaskan dendam dan membersihkan nama keluarganya.
Namun perjalanan ini tidak mudah dan penuh dengan darah, dengan ditemani oleh seorang Jenderal hebat yang memiliki tujuan yang sama.
Keduanya saling bekerja sama satu sama lain sebelum akhirnya berubah menjadi saling mengandalkan.
Akankah Xu Ya berhasil membalaskan dendam keluarganya?
Tag : Strong Female lead, smart female lead, arrogant male lead, angst, violence, military
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16 - Hukuman dan Teman
Komandan Jiu mengelus janggutnya dan menilai kondisi ini sementara Yong Zhao masih muntah sampai saat ini dan tampaknya sangat trauma dengan tindakan Xu Ya.
"Komandan, dia memfitnah ku !" Teriak Yong Zhao dengan susah payah.
"Memfitnah mu ? Untuk apa aku memfitnah ku ?! Aku hanyalah rekrutan baru, semua orang disini bisa menjadi saksi bahwa kamu merebut roti ku. Jika aku tidak berbicara maka entah berapa lama kamu menindas ku dan orang lain, hah ?!" Bentak Xu Ya dengan wajah garang.
Kebetulan tangannya baru saja berlatih mengangkat batu sehingga sangat kuat dan siap untuk menghantam wajah Yong Zhao sampai seluruh giginya patah.
Komandan Jiu bukannya tidak tahu mengenai kasus Yong Zhao ini hanya saja Yong Zhao berbakat dalam seni bela diri sehingga dia menutup sebelah mata.
Tidak lama kemudian Gao Yu datang dengan langkah yang bermartabat, Komandan Jiu langsung memberikan salam kepada Gao Yu.
"Wakil Jenderal Gao. " Ucap Komandan Jiu dengan sopan menangkup kan tangannya.
"Jenderal merasa tidak senang dengan kejadian hari ini dan berharap kamu bertindak adil. Tidak peduli apakah itu Phoenix atau Gagak. " Ucap Gao Yu memperingatkan Komandan Jiu.
"Baik, aku pasti akan bersikap adil. Bawa Yong Zhao untuk menerima 20 kali pukulan tongkat sementara Xu Ya menerima 10 kali pukulan tongkat, hanya saja karena dia memiliki niat kebenaran di hatinya menjadi 5 kali pukulan tongkat. "Balas Komandan Jiu.
"Terima kasih, Wakil Jenderal dan Komandan !" Seru Xu Ya dengan bahagia.
Gao Yu berjalan pergi dan Xu Ya berlari mengikutinya dengan antusias.
"Kakak Gao, aku tidak tahu bahwa kamu adalah Wakil Jenderal ! Kamu sangat hebat dan tidak sombong, aku benar benar kagum padamu !" Xu Ya berkata dengan wajah berseri seri.
"Aku tidak sehebat itu, Nona Xu. Bagaimanapun Jenderal yang telah melatihku sebelumnya. Jadi karena itu aku barulah bisa menjadi Wakil Jenderal. " Balas Gao Yu dengan canggung sekaligus merasa malu.
"Tetap saja , kamu sangat hebat. Aku berpikir bahwa kamu adalah prajurit veteran yang telah menjadi kepercayaan Jenderal, ternyata kamu adalah Wakil Jenderal !" Ucap Xu Ya masih sangat bersemangat.
"Jadi karena Gao Yu adalah Wakil Jenderal jadi kamu akan berlatih dan meminta bimbingan darinya ?" Tanya suara dingin dari belakang dengan hawa membunuh yang kuat.
Xu Ya dan Gao Yu langsung berbalik dan memberi salam dengan tubuh yang agak gemetar, tentu saja mereka tahu siapa pemilik suara ini.
"Tentu saja tidak, bagaimanapun Jenderal adalah orang paling hebat di kamp ini. Xu Ya dapat menerima bimbingan dari Jenderal adalah berkah bagi Xu Ya dalam tiga kehidupan !" Seru Xu Ya dengan suara yang manis.
Huo Xin cheng hanya mendengus lalu berjalan pergi, Xu Ya memandang Gao Yu untuk meminta petunjuk namun Gao Yu justru menggelengkan kepalanya dan mengangkat kedua bahunya.
Xu Ya menghela nafas, tampaknya pemuda ini sedang dalam masa sensitif nya. Entah gadis mana yang diberikan kesabaran seluas samudera untuk menemani Gao Yu sebagai istrinya du masa depan.
Xu Ya berjalan lalu tengkurap di atas papan hukuman, dia mengambil sapu tangan miliknya lalu menyempalkannya ke dalam mulutnya.
Dia menggigit kain itu kuat kuat ketika tongkat pemukul diturunkan dan memukul tempat di lukanya yang sebelumnya, pemukul tidak mengetahui bahwa dia terluka disana dan Xu Ya juga tidak berniat memberi tahu.
Dia bersalah maka harus dihukum, jika dia meminta terlalu banyak keringanan maka orang orang akan mengonfirmasi bahwa dirinya adalah orang yang bergantung pada kebaikan hati Huo Xincheng dan pada saat itu, tidak perduli sehebat apapun dia maka dia akan selalu diremehkan oleh orang orang di kamp militer.
Dia harus mendapatkan rasa hormat dari orang orang ini. Dengan begitu maka barulah dia bisa membangun pengaruh sepenuhnya.
Ketika dia selesai, Xu Ya berdiri dengan wajah yang pucat dan langkah yang tidak seimbang. Huo langsung mendekat dan memapah Xu Ya.
"Apakah kamu masih bisa bertahan ?" Tanya Huo.
"Tidak masalah, hanya rasa sakit yang kecil. Aku, Jianchou adalah wanita yang tangguh !" Jawab Xu Ya dengan bangga lalu berusaha untuk menutupi rasa sakit yang dia alami.
"Jangan memaksakan diri untuk terlihat baik, kamu justru lebih mencemaskan jika seperti itu. " Jawab Huo sembari menarik pakaian Xu Ya di bagian belakang dengan hati hati agar luka tidak menyatu dengan pakaian.
Xu Ya tampak meringis kesakitan ketika Huo melakukan ini namun hal ini harus dilakukan sampai luka Xu Ya berangsur kering jika tidak maka akan seperti sebelumnya dimana daging dengan kain akan menyatu menjadi satu.
Tidak lama kemudian muncul sekitar 3 orang dengan kepala menunduk yang mendekatkan Xu Ya dengan hati hati, Xu Ya menaikkan alisnya dan merasa bahwa dia tidak pernah mencari masalah dengan orang orang ini sebelumnya. Entah apa yang mereka inginkan sehingga mendekatinya.
"Saudari Xu, kami ingin mengucapkan terima kasih karena telah berbicara atas nama kami untuk memberikan keadilan kepada kami. " Ucap salah satunya dengan agak gemetar.
"Tenangkan dirimu, jangan panik. Katakan padaku, apa maksud kalian. " Ucap Xu Ya dengan lembut.
"Mereka adalah korban yang telah ditindas oleh yong Zhao selama bertahun-tahun panjang. Jadi dengan tindakanmu hari ini maka tidak akan ada lagi yang mengambil makanan mereka. " Ucap Huo menjelaskan.
"Oh, aku mengerti dengan maksud kalian. Jika kalian tidak keberatan maka bisa menjadi temanku. Bagaimanapun aku tidak memiliki banyak teman disini." Balas Xu Ya.
"Apakah kami benar benar boleh ?" Tanya yang lain dengan takut.
Xu Ya menganggukkan kepalanya dengan riang dan untuk sejenak melupakan rasa sakit di punggungnya.
"Namaku Xue, dia adalah Mao dan ini Jiu. " Jawab orang yang paling depan.
"Xue, Mao dan Jiu. Mulai sekarang kita adalah teman ! Di masa depan mari berkelompok, dengan begitu maka tidak akan mudah ditindas orang lain. " Balas Xu Ya.
Hou tersenyum bangga ketika melihat tindakan Xu Ya seperti pemimpin yang bijaksana, ketiga orang itu adalah pengecut namun Xu Ya mampu menerima mereka.
"Di masa depan, aku ingin kalian berjalan dengan kepala yang tegak. Jika ada yang merendahkan diri sendiri lagi di masa depan maka pasti bukan bagian dari temanku. " Tambah Xu Ya.
Ketiga orang itu mendengarkan dengan serius dan menganggukkan kepala dengan patuh layaknya anak anjing yang penurut sehingga membuat Xu Ya terkekeh.
"Ayo kita pergi ke lapangan panahan dan berkuda !" Ajak Xu Ya merangkul mereka.
"Bagaimana dengan lukamu ?" Tanya Hou khawatir.
"Jangan khawatir, jangan sampai membuat Komandan Jiu menunggu dan merasa tidak senang. " Jawab Xu Ya.
...----------------...
Jangan lupa like, komen dan vote ya 😁
kelemahan kebanyakan Tuan Muda adalah sombong,arogan,serakah dan menganggap dirinya terlalu tinggi membuatnya jadi tak tau diri,,,hancurkan segera nona Jianchou,,,,,
selalu saja itu yg jadi masalah,entah di dunia fiksi ataupun di dunia nyata,,,