NovelToon NovelToon
Hati Seorang Ibu (Single Mom)

Hati Seorang Ibu (Single Mom)

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Mengubah Takdir / Keluarga
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Kirana, wanita berusia 30 an pernah merasa hidupnya sempurna. Menikah dengan pria yang dicintainya bernama Arga, dan dikaruniai seorang putri cantik bernama Naya.

Ia percaya kebahagiaan itu abadi. Namun, segalanya berubah dalam sekejap ketika Arga meninggal dalam kecelakaan tragis.

Ditinggalkan tanpa pasangan hidup, Kirana harus menghadapi kenyataan pahit, keluarga suaminya yang selama ini dingin dan tidak menyukainya, kini secara terang-terangan mengusirnya dari rumah yang dulu ia sebut "rumah tangga".

Dengan hati hancur dan tanpa dukungan, Kirana memutuskan untuk bangkit demi Naya. Sekuat apa perjuangan Kirana?

Yuk kita simak ceritanya di novel yang berjudul 'Single mom'

Jangan lupa like, subcribe dan vote nya ya... 💟

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep. 18 - Tempat baru

Ep. 18 - Tempat baru

🌺SINGLE MOM🌺

~ Sebelum baca episode ini, baca dulu yang episode 17 nya ya kak... Soalnya kemarin salah malah double bab, jadi bagi kakak yang belum baca episode 17 nya, mampir dulu ya, biar nyambung bacanya... 😍🤓 ~

**

Hari berganti hari, seiring berjalannya waktu usaha catering Kirana pun semakin maju dan berkembang.

Pagi itu, Kirana duduk di meja makan dengan segelas teh hangat di tangannya. Di hadapannya, layar ponsel menampilkan beberapa iklan tempat usaha yang disewakan atau dijual.

Sementara, Naya sedang bermain dengan bonekanya di lantai sambil sesekali melihat ibunya dan tersenyum.

“Rini, lihat ini,” kata Kirana sambil menunjukkan layar ponselnya. “Beberapa tempat ini terlihat menjanjikan. Aku rasa sudah waktunya kita pindah ke tempat yang lebih besar.”

Rini pun mendekat sambil membawa piring berisi gorengan. “Wah, benar juga, Bu. Pesanan kita sekarang sudah terlalu banyak untuk dapur di rumah. Tapi, apa Ibu sudah yakin tempat-tempat ini cocok?.”

“Kita coba lihat langsung saja. Lebih baik memastikan sendiri daripada hanya melihat foto,” jawab Kirana mantap.

Keesokan harinya, Kirana dan Rini mendatangi lokasi pertama, yaitu sebuah ruko kecil di pinggir jalan utama. Bangunannya cukup luas, tapi terlihat tua dan kurang terawat.

“Bu, tempat ini luas, tapi dindingnya retak-retak,” komentar Rini sambil menunjuk ke salah satu sudut ruangan.

Kirana pun mengangguk sambil memeriksa lantai yang juga terlihat usang. “Iya, renovasinya pasti makan biaya banyak. Kita lihat lokasi lain saja.”

Lanjut hari kedua, kini Kirana dan Rini sudah berada di lokasi yang berada di jalan lebih sepi, namun suasananya terasa nyaman.

Ketika Kirana dan Rini sampai, seorang pria paruh baya yang mengaku sebagai pemilik sudah menunggu di depan bangunan.

“Bu Kirana, tempat ini cocok untuk usaha catering. Lingkungannya tenang dan strategis,” katanya, meyakinkan.

Kirana lalu memasuki bangunan dan memeriksa setiap sudut. Tempatnya cukup bagus, tapi ia merasa ada sesuatu yang aneh.

Ketika sedang memeriksa dapur, seorang wanita tiba-tiba datang dengan wajah yang marah.

“Pak! Apa-apaan ini? Kenapa tempat ini dijual tanpa persetujuanku?!,” teriak wanita itu kepada pria tadi.

Kirana dan Rini pun terkejut. “Ada apa ini?,” tanya Kirana dengan bingung.

Wanita itu pun menoleh pada Kirana lalu menjawab, “Bu, maaf. Tempat ini masih dalam sengketa keluarga. Kami belum memutuskan untuk menjualnya.”

Kirana pun segera memahami situasinya. Ia lalu meminta maaf dan keluar dari lokasi tersebut, meninggalkan pria dan wanita itu yang terus berdebat.

"Untung saja, kita belum membelinya, kalau sudah terlanjur, jadi masalah nantinya," ujar Kirana.

Pada hari itu juga, Kirana langsung menuju lokasi ketiga. Sebuah bangunan modern di dekat taman kota.

Tempatnya terlihat sempurna, luas, bersih, dan strategis. Namun, ketika berbicara dengan pemiliknya, Kirana merasa harga yang ditawarkan terlalu tinggi.

“Kami tidak bisa menurunkan harga lebih dari itu, Bu,” kata pemilik, tegas.

Kirana pun mencoba bernegosiasi, tetapi usahanya sia-sia. Dengan berat hati, ia dan Rini pun meninggalkan tempat itu.

“Bu Kirana, tempat itu bagus sekali. Tapi kalau terlalu mahal, kita nggak bisa memaksakan,” ujar Rini sambil mencoba menghibur.

“Iya, aku tahu. Kita cari tempat lain saja. Aku yakin ada tempat yang lebih cocok untuk kita.”

**

Beberapa hari kemudian, Kirana menemukan sebuah ruko sederhana di dekat rumahnya.

Tempatnya tidak terlalu besar, tetapi cukup untuk usaha catering yang sedang berkembang. Lokasinya juga strategis, dekat dengan pasar dan lingkungan yang ramai.

Ketika Kirana dan Rini datang untuk melihatnya, pemiliknya yang seorang pria tua menyambut mereka dengan ramah.

“Saya sudah mendengar tentang usaha catering Anda, Bu Kirana. Saya yakin tempat ini akan membawa keberuntungan untuk Anda," ucap sang pemilik.

“Terima kasih, Pak. Tempat ini memang terlihat cocok. Harganya juga sesuai dengan anggaran kami," jawab Kirana seraya tersenyum puas.

Setelah berdiskusi dan menyelesaikan administrasi, Kirana akhirnya berhasil membeli tempat tersebut.

Singkat cerita...

Kini Kirana berdiri di depan tempat usahanya yang baru. Bangunan bercat putih dengan aksen hijau pada pintu dan jendela memberikan kesan segar dan modern.

Plang besar bertuliskan “Catering Kirana” sudah terpasang dengan rapi. Udara sekitar terasa hangat, dan semilir angin membuat suasana menjadi nyaman.

Adapun Rini, ia berdiri di sebelahnya dengan tersenyum lebar. “Bu Kirana, lihat deh, tempat ini sekarang sudah jadi seperti yang kita impikan. Rasanya nggak percaya ya?," ujarnya.

“Aku juga nggak percaya, Rini. Rasanya seperti mimpi. Kalau ingat awal kita mulai dari dapur rumah yang kecil, aku nggak pernah menyangka kita bisa sejauh ini.”

“Ini semua karena kerja keras kita bersama, Bu,” tambah Rini sambil menepuk pelan bahu Kirana.

**

Di dalam bangunan, para karyawan sedang sibuk membantu mendekorasi. Sinta dan Lila memasang tirai di jendela, sementara Riko dan Bagas sibuk menyusun meja dan kursi di ruang utama.

“Bu Kirana, meja-meja ini mau disusun bagaimana? Apakah seperti di denah yang kita rencanakan kemarin?,” tanya Riko sambil mengelap keringat di dahinya.

“Iya, Riko. Tapi pastikan ada cukup ruang di antara meja untuk orang lalu-lalang, ya,” jawab Kirana sambil mendekat untuk memeriksa.

“Siap, Bu!," seru Riko dengan semangat.

Sementara itu, Lila menghampiri Sinta yang sedang mencoba memasang hiasan dinding. “Eh, menurutmu ini terlalu tinggi nggak?,” tanya Sinta.

“He he he... Tinggi sih, tapi biar aja. Bu Kirana pasti suka, kok.”

Mendengar namanya disebut, Kirana pun tersenyum sambil menghampiri mereka. “Kalian hebat. Tempat ini jadi kelihatan cantik sekali berkat kalian semua," pujinya.

“Kalau tempatnya cantik, pelanggan juga pasti makin betah, Bu!,” sahut Lila penuh semangat.

Setelah dekorasi hampir selesai, Kirana berdiri di tengah ruangan. Ia memandangi sekeliling, sambil mengenang perjalanan panjang yang telah dilaluinya.

Air mata pun mulai menggenang di matanya, namun kali ini bukan karena kesedihan, melainkan kebahagiaan dan rasa syukurnya.

Dengan statusnya sebagai single mom, kali ini ia yakin, bisa memberi kehidupan yang lebih baik untuk Naya.

“Bu, jangan nangis. Kita kan baru mulai di sini," ucap Rini seraya mendekatinya.

“Aku nggak nangis sedih, Rini. Aku cuma bersyukur. Tempat ini adalah hasil kerja keras kita semua, dan aku berterima kasih pada kalian.”

Sinta yang ikut mendengar pun berujar, “Bu Kirana, kita justru yang harus berterima kasih. Ibu bukan cuma atasan, tapi juga seperti keluarga bagi kami.”

Semua karyawan pun mengangguk setuju sehingga membuat suasana menjadi haru.

~ Hmm... Adakah hal ini di dunia nyata? Atau cuman halu author aja? 😅😅~

**

Menjelang sore, Kirana dan tim duduk di ruang utama untuk mendiskusikan persiapan pembukaan besar-besaran tempat baru itu.

“Kita harus buat sesuatu yang spesial untuk grand opening,” kata Bagas. “Mungkin bisa adakan diskon atau menu spesial?.”

“Itu ide bagus,” tambah Riko. “Tapi jangan lupa kita juga harus undang tetangga sekitar untuk mencoba makanan gratis lagi. Itu strategi Bu Kirana yang selalu berhasil.”

“😊😊😊 Kalian benar. Kita buat kombinasi keduanya. Diskon untuk pelanggan pertama, dan beberapa makanan gratis untuk tetangga. Tapi yang paling penting, kita harus pastikan semua berjalan lancar. Tempat baru ini harus memberikan kesan yang tak terlupakan," ujar Kirana.

Adapun Rini, ia mencatat rencana itu sambil bertanya, “Bu, kapan kita mulai promosinya? Kalau bisa, kita upload foto tempat ini di media sosial sekarang juga.”

“Ayo, kita ambil beberapa foto hari ini dan mulai promosikan. Dengan kerja keras kita, aku yakin tempat ini akan sukses besar," jawab Kirana mengangguk setuju.

Saat malam tiba, setelah semua selesai, Kirana berdiri di depan bangunan itu bersama Naya, di bawah lampu-lampu yang menyala dan mengesankan.

“Ibu, tempat ini bagus banget!,” seru Naya sambil melompat-lompat kecil.

“Iya, sayang. Semua ini untuk masa depan kita.”

Bersambung...

1
Purnama Pasedu
nggak kapok juga Rini,dah di usir mertua kan
🌹Nabila Putri🌹
semangat Kirana.. semoga allah ganti yg lebih banyak... dan Rini dpt hukuman yg setimpal... Kirana kuat💪💪💪💪💪❤❤❤
Aurora: 💕💕💕💕💕
total 1 replies
Aurora
Maksudnya ini ketika ya, bukan suatu 🙏😁
mbok Darmi
sekali maling ya ttp maling itu sifat Rini semoga rini dan Aryo segera tertangkap dan aku yakin rini hanya dimanfaatkan aryo bandit dia tau kelemahan rini yg mencintai nya, mulai sekarang kirana hrs sadar menolong boleh terlalu percaya jgn ini akibatnya ditulung malah mentung
Aurora: Bener banget dan itu banyak berlaku di jaman sekarang ini... Na'udzubillah...
total 1 replies
mbok Darmi
Alhamdulillah naya dpt sekolah lagi tetap semangat kirana jgn patah semangat hidup penuh perjuangan jgn menyerah ingat orang2 yg merundung dan menghina mu akan melihat kesuksesan mu nanti
mbok Darmi
sabar kirana semoga setelah ini kebahagiaan buat kamu dan naya segera hadir, ku doakan ada laki2 baik yg tulus mencintai kamu dan naya sehingga ngga akan ada lagi yg berani menggunjing mu sebagai pelakor bila perlu laki2 tersebut orang kaya dan berpengaruh
Aurora: Hahahah... 😄😄Siap di tampung 😅👍
mbok Darmi: iya kak munculkan tokoh baru yg kaya tampan dan bucin sama Kirana 😂
total 3 replies
🌹Nabila Putri🌹
tidak perlu menjelaskan apapun pada mereka Kinara... karena orang yg membenci mu tidak butuh itu... mereka tetap beranggapan bahwa kamu salah.
serahkan semua sama Allah minta petunjukNya. Allah tidak diam. tugasmu hanya berdoa meminta... selebihnya biar Allah yg bekerja 💪💪💪
Aurora: Setuju...
total 1 replies
Suanti
kenapa tak di pecat aja si rini 🤣🤣🤣
Aurora: Pengennya 😅😅😅
total 1 replies
Queen
salam kenal kakak
aku sudah mampir ya kak, ceritanya baguss😍
jangan lupa mampir ya kak kecerita aku..lagi belajar menulis novel 😊🤭
Aurora: Salam kenal juga... Terima kasih... 😊
total 1 replies
Queen
Semangat up kaka
ceritanya menarik 😍
Aurora: Terima kasih... 😊
total 1 replies
🌹Nabila Putri🌹
semangat up nya kak
Aurora: Siap...
total 1 replies
mbok Darmi
apakah arga blm meninggal ?
mbok Darmi
yg sabar dan tegar ya... semoga kebahagiaan akan datang ditempat yg baru
dewidewie
salam kenal kakak, aku sudah tambah subscribe ya kakak, nanti mampir juga di karyaku
Aurora: Salam kenal juga kakak... Terima kasih... Siap aku mampir
total 1 replies
dewidewie
Sadis bener tuh mulut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!