Kisah seorang wanita yang bernama Eca sifat nya peduli dan perhatian
Setelah ditinggal mati oleh suami di jodohkan dengan pria yang memiliki sifat berkebalikan dengan Eca, hubungan itu berlangsung sampai mengetahui takdir tentang kematian dari suami Eca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Eca Hamil?
"HWEK" Eca saat mengobrol bersantai bersama suami nya tiba-tiba menutup mulut sambil berlari ke arah wastafel.
Eca Merasakan mual yang datang secara tiba-tiba, Eldhin terhentak berlari karena panik melihat dengan kondisi Eca.
Di depan cermin wastafel, Eca terus mengeluarkan cairan bening dari mulutnya, Eldhin yang sudah datang membantu untuk memijat tengkuk wanita itu.
"Kamu telat makan ya, sudah mas bilang jangan telat makan kalau lagi lembur, kalau di bilang tuh susah banget... heran" Sewot Eldhin.
Eca gak menjawab, karena kalau menjawab membuat nya semakin mual, dan kini Eca merasakan kalau kepala nya pusing yang berdenyut-denyut.
"Mas" Eca mengalungkan tangan ke leher.
Dengan pemberian kode dari Eca, Eldhin langsung menopang kedua kaki Eca dengan tangan nya,lalu membawa wanita itu ke sofa.
"Aku masuk angin seperti nya"
Selagi tugas nya belum selesai, Eldhin gak akan menjawab. Setelah eca sudah ditaruh di sofa ruang kerja nya barulah Eldhin menjawab, tapi bukan lewat ucapan melainkan tindakan.
Eldhin mengambil aroma therapy roll on dari saku celana nya dan dioleskan ke bagian belakang leher dan pelipis nya.
"Jangan banyak bicara dulu, lepas baju kamu.. Wait" Eldhin sabotase ruangan kerja Eca agar tidak ada yang sembarang masuk.
Saat sudah terkunci Eca membuka bajunya secara penuh, hanya menyisakan pakaian dalam atasan nya saja.
Eldhin langsung kerok punggung istrinya sekaligus memijat kedua pundaknya. sampai masuk angin Eca benar-benar mereda.
Dalam tubuh membungkuk ke depan, Eca mengucapkan terima kasih, namun pria itu gak menjawab karena masih dalam tugas nya.
Lima belas menit seluruh punggung Eca telah dikerok oleh suaminya, punggung nya terlihat penuh warna merah maroon agak kehitaman.
"Makanan kalau datang harus dimakan penuh, sebentar mas mau beli tolak angin di warung" Eldhin memberikan kemeja putih untuk Eca pakai kembali.
"Iya jangan lama-lama ya" Pinta Eca dengan nada sengau.
Eldhin keluar ruangan saat Eca sudah pakai kemeja nya lagi. Kondisi Eca sedang istirahat di atas sofa, Eldhin pergi ke luar gedung untuk membeli obat herbal masuk angin.
Dalam waktu sepuluh menit Eldhin kembali, melihat Eca yang sudah terlelap di atas sofa.
Eldhin menghampirinya memberikan jaket kulit untuk menutupi tubuh Eca dari hawa dingin, dia juga membesarkan suhu pendingin ruangan agar tidak terlalu dingin.
Sambil mengusap anak rambut di dekat kening, Eldhin sedikit bergumam "Maka nya jangan terlalu mikirin mantan suami kamu yang bajingan itu"
Eldhin mengecup kening Eca, dan dia bangkit meninggalkan Eca disana, karena pesanan yang dia pesan sebelum nya sudah datang.
Satpam perusahaan yang mengantarkan nya ke ruangan, Eldhin menerima bungkus sate ayam sesuai keinginan Eca, sekaligus ia turun ke lantai bawah untuk menunggu pesanan kopi hangat yang dia pesan untuknya sendiri.
Eldhin dan Pak Mansyur seperti biasa merokok bersama di pos penjaga, menikmati suasana di malam hari sambil melihat jalanan yang terlihat macet.
"Saya lihat tadi ibu bos lagi sakit ya den?" Kata Pak Mansyur.
"Iya pak, biasa masuk angin" Kata Eldhin dengan santai sambil menyalakan korek di depan pucuk rokok yang di kepit oleh bibirnya
"Wah selamat ya den, bisa jadi nyonya Eca hamil loh"
Eldhin mendelik dan mematung singkat.
"Hamil?" Eldhin mengerut kening, baru aja berbicara, ada ojol yang sudah sampai sambil bermain ponsel dan celingukan.
"Mas" Sapa Eldhin bangkit dari duduk nya.
Setelah mengambil kopi yang di pesan, Eldhin pamit ke pak Mansyur untuk ke ruangan Eca lagi.
**
Sambil melipat kedua tangan di pembatas balkon luar, Eldhin kembali melihat bintang dan rembulan di langit malam, sambil menghabiskan rokok yang belum sepenuhnya habis.
Dan itu tidak berlangsung lama, karena Eca terbangun dari tidurnya.
"Mas Eldhin" Eca bangkit dengan kepala yang terasa berat.
Eldhin langsung mematikan rokok dan menghampiri Eca. "Kenapa sayang"
Sambil pundak nya di rangkul, Eca terbangun karena kembali merasakan mual. Cairan di empedu nya pun keluar, terlihat bening dan tak ada kotoran.
Eldhin yang melihat pun heran sendiri, karena dipikir nya kalau orang muntah biasanya gak sejernih ini.
"De apa kamu ham..."
"Mas aku mau seblak ceker, yang sate itu cancel aja"
Eldhin mengerut kening. "Sate nya di makan, seblak kamu kan sering gak habis"
Eca menggeleng kepala "Gak, sate nya buat pak Mansyur aja"
"Beliin aku seblak cepet" Eca memeluk lengan Eldhin dan bersandar di dada nya.
"Iya-iya tapi kamu makan dulu sate nya dikit aja ya" Pinta Eldhin, barang kali saja Eca mau, tapi wanita itu tetap kekeh dengan pendirian nya seblak ceker milik bang sobur.
Satu jam kemudian...
Seblak itu sudah dipesan oleh Eldhin, kali ini Eca makan sambil disuapin Eldhin. Karena wanita itu lagi mau di manja oleh suami nya.