Liu Bai, dianggap sebagai pemuda tak berguna oleh semua orang karena dia tidak memiliki kemampuan apapun dibandingkan dengan pemuda se generasi nya, tingkah lakunya yang terkadang konyol serta selalu membuat marah orang lain membuatnya semakin di kucilkan.
Suatu hari Liu Bai tidak sengaja bertemu dengan kultivator yang terluka parah, sebelum kultivator itu meninggal, dia sempat memberikan seluruh kekuatan dan keahliannya kepada Liu Bai, dengan mendapatkan warisan besar serta metode dan keahlian dari sosok tersebut, akhirnya Liu Bai memiliki kemampuan untuk bersaing dengan para pemuda se generasi nya, namun perjalanan Liu Bai terus berlanjut demi memberantas kekuatan jahat, apakah perjalanan Liu Bai akan berhasil, mari kita ikuti bersama petualangan Liu Bai yang berjudul, Penguasa Angin Benua Timur, selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi menyelamatkan Mei Yin
***
Dua hari setelah pertempuran berlalu, Sekte Pedang Matahari menutup pintu sekte mereka, semuanya fokus untuk memulihkan diri serta membangun kembali kekuatan pertahanan.
Dan Lima hari berikutnya, Yin Fei dan anggotanya baru kembali mengunjungi Pedang Matahari, dan Sekte Pedang Matahari membukakan Pintu untuk mereka.
Di ruangan lain, Liu Bai dan Liu Cheng juga membahas hal lain, dan seperti yang lainnya, Liu Cheng juga ingin mengetahui dari mana asal kemampuan yang Liu Bai miliki. Setelah lima hari beristirahat, Liu Cheng dan Liu Bai akhirnya memiliki waktu untuk berbincang-bincang.
“Apakah paman mengetahui Sekte Daun Hutan Angin ini?” tanya Liu Bai setelah menceritakan semua pengalamannya kepada Liu Cheng.
“Iya, aku tahu sekte itu! Sekte Daun Hutan Angin adalah sekte besar aliran bebas, seperti yang kamu ceritakan, sekte ini memang berada di Daratan Utara, hanya saja aku tidak menyangka jika kamu akan menjadi murid salah satu anggota dari sekte itu,” jawab Liu Cheng.
Karena pada dasarnya Keluarga Liu adalah keluarga yang berpindah-pindah tempat, tentu Liu Cheng mengetahui setiap seluk beluk yang ada di Benua Timur, walau tidak semuanya diketahui, namun jika mengenai informasi yang terlalu besar, Liu Cheng pasti mengetahuinya.
“Jadi paman tidak mengetahui akan siapa sebenarnya guruku ini?” tanya Liu Bai.
Liu Cheng hanya menggelengkan kepalanya, dia sama sekali tidak mengetahui sosok Hun Fao, karena ada beberapa orang yang berkemampuan sangat tinggi memilih untuk menyembunyikan identitas mereka. “Maafkan aku Liu Bai, aku benar-benar tidak tahu, mungkin sosok gurumu itu termasuk orang penting di Daun Hutan Angin,” kata Liu Cheng.
“Tapi kenapa Hantu ketujuh belas memanggil guruku dengan sebutan Si Pedang Setan? Apakah ini hanya julukan atau ada arti lain dari panggilan ini?” kata Liu Bai.
“Siapa kamu bilang tadi?” tanya Liu Cheng yang sepertinya mengetahui nama sebutan yang Liu Bai ucapkan.
“Si Pedang Setan!” jawab Liu Bai.
“Apakah kamu yakin Hantu ketujuh belas mengatakan hal itu?” tanya lagi Liu Cheng untuk memastikan jika dirinya tidak salah mendengar.
“Iya, aku sangat yakin,” jawab Liu Bai tanpa keraguan dan kemudian menatap pamannya seraya bertanya balik, “Apakah paman mengetahui sesuatu?” tanya Liu Bai.
Wajah Liu Cheng terlihat menegang seolah-olah dia baru bertemu hantu sungguhan, setelah mengusap keringat yang mulai mengalir di keningnya, Liu Cheng akhirnya menjelaskan akan apa yang dia tahu tentang nama Si Pedang Setan.
“Di Daratan Utara ada dua Sekte Besar aliran bebas, tiga sekte besar aliran putih, dan tiga sekte besar aliran hitam, masing-masing sekte memiliki sosok yang sangat terkenal, mereka dijuluki sebagai Delapan Legenda Kuat, dan konon kemampuan mereka berada di Tahap Kaisar, dan salah satu dari Delapan Legenda itu adalah Si Pedang Setan, hanya saja aku tidak tahu jika ternyata Si Pedang Setan juga berasal dari Sekte Daun Hutan Angin, aku pikir dia pasti berasal dari salah satu Sekte besar Aliran Hitam,” kata Liu Cheng.
Liu Bai membuka mulutnya dengan penuh keterkejutan, sosok Legenda itu sangat sulit ditemukan di Daratan Selatan, andaipun ada, mungkin hanya satu atau dua orang saja, namun itu hanya tebakan, karena tidak ada yang benar-benar bertemu dengan sosok yang memiliki julukan sebagai Legenda.
Sosok yang paling dihormati dan paling kuat di Daratan Selatan adalah para Ketua yang merupakan sosok yang dijuluki sebagai seseorang yang telah mencapai ke Puncak Dunia, namun orang yang benar-benar disebut berada di Puncak Dunia sejati adalah orang yang telah mencapai Puncak Tahap Raja Naga, sedangkan di Daratan Utara hanya beberapa orang yang mencapai ke Tahap tersebut.
“Aku tidak tahu seberapa besar kemampuan guruku dulu, tapi sepertinya, Hantu kelima belas terlihat takut setelah mengetahui Pedang dan Teknik yang aku miliki,” batin Liu Bai.
Pintu kamar Liu Cheng tiba-tiba saja ada yang mengetuk, sehingga keduanya menghentikan obrolan mereka, setelah itu terdengar suara Li Hang dari luar pintu.
“Liu Bai dan paman Liu, bisakah aku masuk kedalam?”
“Masuk saja!” jawab Li Hang.
Li Hang tersenyum lebar menghampiri Liu Bai dan Liu Cheng, setelah berada di dalam, barulah Li Hang menyampaikan maksud kedatangannya.
“Para Ketua mengundang kalian ke acara pertemuan di Aula, disana Ketua Yin juga sudah datang,” kata Li Hang.
“Aku juga diundang?” tanya Liu Bai.
“Iya! Saat ini posisimu sudah sebanding dengan para Tetua, walau kamu bukan anggota Sekte, namun kekuatan yang kamu miliki itu yang membuat para Ketua dan tetua sangat menghormatimu,” kata Li Hang.
“Bagaimana ini paman?” tanya Liu Bai.
“Kita harus kesana, bagaimanapun juga aku berhutang jasa kepada mereka, tanpa mereka, mungkin aku sudah mati saat itu,” kata Liu Cheng.
“Baiklah, aku ikut apa yang paman katakan!”
“Kalau begitu ikutlah denganku.”
Dua Liu itu mengikuti Li Hang yang akan membawanya ke Aula pertemuan, dan Li Hang serta Liu Bai berbincang-bincang dalam perjalanan mereka, namun hingga saat ini, Li Hang belum mempertanyakan akan dari mana asal kemampuan Liu Bai yang begitu besar, mengingat dirinya merupakan murid Sekte, jadi tidak mungkin dirinya mengoreksi kemampuan orang lain yang bukan berasal dari sekte yang sama.
Setelah beberapa menit berjalan, mereka bertiga tiba di sebuah ruangan besar dan luas serta ada meja batu panjang dengan kursi kayu yang tersedia, tentu saja beberapa orang sudah ada di tempat itu, terutama ketiga Ketua Pedang Matahari dan ketua Bulan Emas, sedangkan sisanya beberapa tetua dari kedua sekte.
“Tuan Liu, dan Tuan Muda Liu, kami sudah menunggu kedatangan kalian, bagaimana kondisi tuan Liu?” tanya Yin Fei seraya bangkit dan memberi hormat dengan tersenyum ramah.
Semua orang yang hadir juga ikut bangkit dan masing-masing memberikan hormat sapaan, sedangkan Liu Bai memperhatikan anggota Bulan Emas dan tidak menemukan keberadaan Xiu Lei.
“Kondisi saya sudah membaik, terima kasih banyak atas pertolongan para Ketua sekalian!” jawab Liu Cheng seraya membalas memberikan hormat dan di ikuti oleh Liu Bai.
“Mari silahkan duduk Tuan Liu dan Tuan Muda Liu!” kata salah satu Tetua yang mempersilahkan keduanya untuk duduk.
“Ketua Yin, apakah Xiu Lei tidak ikut datang?” tanya Liu Bai.
“Owh, Lei’er akan segera datang, dia tadi pergi untuk menjemput temannya dan akan mengajaknya ke sini, jika tidak salah temannya itu adalah mantan murid Lentera Lotus,” jawab Yin Fei seraya tersenyum hangat kepada Liu Bai.
“Mei Yin?” Liu Bai menaikan sebelah alisnya, dia bukannya lupa kepada Mei Yin, namun selama pemulihan dirinya di sekte Pedang Matahari, dia belum sempat pergi menemuinya.
“Tuan Liu dan Liu Bai, kalian sengaja di undang di pertemuan ini karena menurut kami, kalian juga harus mengetahui serta ikut berpartisipasi dalam rencana membentuk pertahanan,” kata Liao Jie.
“Saya memahaminya,” kata Liu Cheng.
“Kalau begitu kita akan memulai pembahasan.”
Pertemuan kali ini adalah untuk memperkuat pertahanan di kedua Sekte, walau mereka tidak takut terhadap serangan dari Kelelawar Darah, namun sosok di balik mereka yang misterius itu yang sangat mereka khawatirkan.
Saat ini orang yang bisa menghadapi Panglima Hantu kelima belas adalah Liao Jie, karena mereka sama-sama berada di Tahap Raja Tingkat Empat, namun jika sampai Raja Kelelawar Kematian juga turun tangan, maka tidak ada lawan lain yang sebanding dengan Panglima Hantu kelima belas, karena itulah keberadaan Liu Cheng dan Liu Bai sangat di butuhkan, mengingat keduanya sama-sama memiliki kekuatan Spiritual.
Masalahnya, tidak ada yang tahu kapan Sekte itu akan datang menyerang kembali, dan untuk sasaran perang berikutnya bisa jadi salah satu dari kedua Sekte, karena itulah mereka perlu mengatur strategi, karena jika sampai Kelelawar Darah datang dengan kekuatan yang besar, kemungkinan dalam waktu singkat, salah satu sekte akan berhasil dilenyapkan sebelum bantuan benar-benar datang.
“Sekte Kelelawar Darah memiliki hubungan baik dengan Sekte Pedang Setan, salah satu tetua yang gugur di antara mereka ternyata anggota Sekte tersebut, dan bisa jadi, Pedang Setan akan ikut bergabung untuk membalas kematian Tetua mereka,” kata salah satu anggota Bulan Emas.
“Pedang Setan! Guruku memiliki julukan tersebut, dan disini justru menjadi nama Sekte,” batin Liu Bai.
“Pedang Setan memiliki dua orang berkemampuan Raja, jika mereka ikut serta, maka kekuatan kita tidak akan cukup,” kata Jiu He.
Liu Cheng hanya terdiam, dia adalah satu-satunya orang yang paling lemah di antara mereka semua yang hadir, namun yang membuat semua orang menghormatinya adalah kemampuan Spiritual nya yang sangat tinggi, belum lagi ada Liu Bai yang mendukung penyempurnaan kemampuan keduanya, jika Liu Cheng dan Liu Bai bekerja sama, keduanya sudah mampu untuk menghadapi seorang Raja di Tingkat Satu.
“Aku memiliki saran!” kata Liu Cheng sehingga semua mata segera menatap ke arah Liu Cheng.
“Apa saran mu itu Tuan Liu?” tanya Xu Xixi.
“Di daratan Utara ini memiliki banyak Sekte besar, menengah, dan kecil, mungkin kita tidak bisa meminta bantuan dari mereka terutama sekte besar, jadi apa salahnya kita mengajak kerjasama beberapa Sekte kecil dan menengah? Siapa tahu saja beberapa di antara mereka setuju,” kata Liu Cheng.
“Kalau untuk itu aku tidak yakin!” Yin Fei yang lebih dulu berkomentar sedangkan yang lainnya masih berpikir keras.
“Tidak mudah untuk mencari dukungan apalagi kepada beberapa Sekte, mereka jelas tidak akan mau bergabung kecuali mendapatkan keuntungan bagi Sekte mereka,” Jiu He menambahkan.
“Bagaimana dengan para Kultivator bebas?” tanya Liu Bai.
Kultivator bebas yang dimaksud adalah Kultivator tanpa sekte, seperti Liu Bai dan Liu Cheng, mereka adalah Kultivator yang tidak memiliki ikatan kepada sekte manapun sehingga mereka sebenarnya bisa bergerak bebas tanpa ada peraturan yang membatasi keduanya.
“Tidak mungkin juga, karena mereka mau bekerja untuk kita jika kita membayar mereka, dan pastinya bayarannya tidaklah murah, sedangkan kami hanyalah Sekte Menengah dan kecil, tentu kami tidak akan sanggup membayar mereka, terutama mereka yang memiliki kemampuan Ahli ke atas,” jawab Xu Xixi.
“Ini merepotkan sekali, apakah mereka semua hanya mementingkan keuntungan pribadi saja?” gumam Liu Bai.
Liu Cheng tersenyum mendengar gumaman Liu Bai, dia menepuk pundak keponakannya seraya berkata, “Kita tidak bisa menyalahkan mereka, karena mereka juga memiliki hak untuk bertahan hidup, dan tentunya tidak ada orang yang mau menanggung resiko besar tanpa imbalan yang setimpal,” kata Liu Cheng.
Mereka semua terdiam, semuanya merasa tidak memiliki solusi yang tepat untuk mengatasi bencana yang akan datang kapan saja, begitu juga dengan Liu Bai, dia mungkin bisa menolak untuk ikut berpartisipasi, hanya saja dirinya masih memiliki rasa terima kasih kepada kedua Sekte tersebut, sehingga dia sama sekali tidak keberatan jika harus bergabung dan bersama-sama menghadapi bencana.
“Andai guruku masih hidup, aku pasti akan meminta saran darinya,” batin Liu Bai.
Di saat mereka masih mencari solusi, tiba-tiba saja Xiu Lei datang memasuki aula dengan tergesa-gesa, hal itu membuat Yin Fei mengerutkan kedua alisnya melihat Xiu Lei yang sepertinya sedang berada dalam masalah.
“Ketua! Maaf jika saya lancang memasuki Aula, tapi saya ingin menyampaikan sesuatu kepada Liu Bai,” kata Xiu Lei.
“Ada apa Xiu Lei?” tanya Liu Bai.
“Liu Bai, cepat ikut aku untuk menolong Mei Yin.”
Belum selesai Xiu Lei berbicara, Liu Bai lebih dulu bangkit setelah Xiu Lei menyebutkan nama Mei Yin, dia menggeser kakinya dan tubuhnya sudah bergerak seperti angin dan hanya dalam satu kedipan mata, dia sudah berada di hadapan Xiu Lei.
“Ada apa dengan Mei Yin?” tanya Liu Bai.
“Ada enam orang yang ingin menangkap Mei Yin, semuanya memiliki kemampuan Petarung Tingkat tiga hingga lima, dan saat ini para kedua saudari ku yang berusaha melindungi Mei Yin!” kata Xiu Lei.
“Siapa mereka, apakah kamu mengenalnya?” tanya Liu Bai.
“Tidak! Mereka menggunakan penutup wajah.”
“Aku mengerti! Tenanglah, aku akan kesana sekarang,” kata Liu Bai lalu dia ingin pergi, hanya saja Liao Jie menghentikannya.
“Tunggu dulu Liu Bai!” kata Liao Jie.
“Ada apa Ketua?” tanya Liu Bai.
“Maaf aku tidak berniat untuk menghentikanmu, aku hanya ingin memberikan ini padamu,” kata Liao Jie seraya memberikan sebuah Cincin hitam.
“Cincin Penyimpanan? Kenapa Ketua memberiku cincin ini?” tanya Liu Bai yang merasa curiga.
“Jangan salah sangka, Cincin ini adalah Cincin yang aku ambil dari abu Hantu ketujuh belas, karena kamu yang berhasil membunuhnya, jadi kamu yang lebih berhak memilikinya,” kata Liao Jie.
Liu Bai baru teringat jika dirinya memang tidak sempat mengambil Cincin milik Hantu ketujuh belas, namun dia juga tidak menyangka jika Liao Jie akan memberikan cincin itu kepada dirinya, padahal jika dia mau, dia bisa memilikinya sendiri.
“Ambillah, aku sudah menghapus koneksi Hantu ketujuh belas, jadi kamu bisa menggunakannya,” kata Liao Jie.
“Kenapa tidak ketua saja yang menyimpannya?” tanya Liu Bai.
“Ah, barang-barang yang ada di dalam tidak berguna bagi Sekte ku, mengingat kamu adalah seorang Kultivator bebas, kitab-kitab di dalam cincin ini pasti sangat berguna bagimu,” jawab Liao Jie.
Liu Bai berpikir sesaat, dia tahu jika setiap Sekte tidak diizinkan untuk mempelajari teknik dari luar Sekte, hanya orang-orang bebas seperti dirinya yang tidak terikat dengan aturan seperti itu, karena Liu Bai tidak memiliki waktu untuk berdebat lebih, Liu Bai hanya mengucapkan terima kasih dan segera berbalik pergi bersama Xiu Lei meninggalkan Aula.
“Li Hang belum mengetahui masalah ini !” bisik Xiu Lei.
Liu Bai mengangguk lalu dia mengeluarkan pedangnya dan melemparnya ke udara, “Kamu disini saja, biar aku sendiri yang pergi menyelamatkan Mei Yin,” kata Liu Bai dan tanpa menunggu respon dari Xiu Lei, Liu Bai sudah melompat dan terbang menuju ke Kota.
makasih thor