Sebuah kisah fiktif yang menceritakan tentang keserakahan dan ketidakpuasan manusia terhadap apa yang dimilikinya
harta dan kekuasaan adalah tujuan manusia saling bermusuhan dan juga saling bersaing untuk mendapatkan yang terbaik
namun ada hal yang tak pernah disadari luka dan korban dari keserakahan manusia itu sendiri akan kembali dan membawa petaka kepada keluarga maupun diri sendiri
hanya cinta yang mampu meluluhkan segalanya dan membuat perjalanan hidup menjadi makin berarti
cinta yang hadir perlahan akan membawa kebaikan dalam hidup manusia yang tulus mencintai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 32
"apa kamu tahu siapa wanita yang dibawa ibumu? Atau kau sengaja menyingkirkannya jauh ke luar negeri karena tahu siapa dia sebenarnya?" kakek tamrin tersenyum semrik kepada arsen yang saat ini duduk berhadapan disebuah ruangan
Arsen masih diam dan mendengarkan ucapan kakeknya yang seperti ingin mengintimindasi kepadanya
"lalu apa yang anda ketahui kek?" arsen menatap mata senja sang kakek yang sayangnya bukan untuk menghabiskan masa tua dengan bahagia namun justru masih sibuk ikut campur masalah anak dan cucunya
terutama masalah harta yang membuatnya lupa diri jika entah sampai kapan hidupnya bertahan
"sepertinya dari jawabanmu, saya tahu jika kamu sudah tahu jelas siapa j*lang itu!"
"jangan kotori mulut kakek untuk menghina orang yang tak bersalah dan kakek tak tahu pasti yang sebenarnya, jangan pernah menyesali nanti ketika sudah terlambat" arsen beranjak dari duduknya dan akan meninggalkan ruangan bersama kakeknya
"duduk!"
Sebuah pi*tol menghadang yang diarahkan tepat dikepala arsen saat ini, kemal yaitu asisten kakek tamrin yang melakukannya atas perintah bosnya
"untuk apa nyawa arsen kek, bukankah perusahaan sudah atas nama daren dan semua kuasa juga dibawah kendalinya. Masih kurang?" arsen tak takut sama sekali karena tahu apa kelemahan sang kakek yang tak akan memb*nuhnya saat ini
"maka dari itu nyawamu sudah tak ku butuhkan lagi, jadi lebih baik lenyaplah saat ini!" ucap kakek tamrin memberikan kode pada kemal agar melakukan apa yang sudah direncanakannya tadi sebelum datang menemui arsen
"wow, takut! Tapi setidaknya ada satu hal yang perlu kakek tahu sebelum saya mat*" arsen malah tersenyum pada kakek tamrin seolah meledeknya
karena tak sabar kakek tamrin mengambil senjata itu dan langsung mengarahkannya pada arsen, arsen dengan sigap menghindar karena melihat pergerakan kakeknya
"pak, cukup!" pak hanung terkapar karena menghadang arsen dan mengorbankan tubuhnya untuk melindungi arsen
"hanung! Astaga bodoh sekali kamu!" kakek tamrin membuang senjata nya dan melihat sang anak yang mengeluarkan darah dari mulutnya
"kenapa diam saja, panggil ambulans" kakek tamrin memeluk anaknya yang menangis bersimbah darah
"angkat tangan!" polisi datang untuk menangkap kakek tamrin dan asistennya
Serta arsen meminta asistennya untuk membantunya membawa pak hanung ke rumah sakit, arsen tak menyangka ayah tirinya melindunginya dari kakeknya
"pa, bangun pa!" arsen merasa bersalah, apa yang harus dikatakannya pada mamanya
"ar-sen ma-afkan pa-pa!" pak hanung memegang tangan arsen dan meminta maaf karena selama ini dia pikir bapaknya sudah berubah dan menyayangi arsen dengan tulus
Pak hanung mengikuti bapaknya setelah mendengar rencana jahatnya namun tak tahu jika rencana itu untuk arsen
"pa, jangan banyak bicara dan berfikir dulu, papa harus sembuh dan juga menjaga mama. Mama menunggu papa!" ucap arsen sambil menggenggam tangan pak hanung dan berusaha terus mengajaknya bicara agar tetap sadarkan diri karena lukanya cukup parah
Tiba dirumah sakit dan langsung ditangani dokter hingga beberapa jam
"kak apa yang terjadi?" daren datang dengan joana dan neneknya
"papa lindungin kakak daren, maafkan kakak" ucap arsen kepada adiknya, arsen tahu bagaimana rasanya kehilangan ayah jadi arsen sangat merasa bersalah pada adiknya dan tak mau sang adik merasakan hal yang sama dengannya
"kamu memang pembawa sial, lihat saja gara-gara ibumu mengandungmu, ayahmu meninggal.
Kini karena mu, suamiku masuk penjara dan anakku satu-satunya sedang sekarat! Kenapa kau harus ada dikeluarga kami" ucap nenek irma yang terus menangis mendengar suami dan asistennya harus merasakan dinginnya hotel prodeo serta anaknya sedang meregang nyawa akibat menolong cucu tirinya
"nek, ini bukan salah kakak!" daren masih membela sang kakak
"ini salah kakak ren, maaf!" arsen meminta maaf pada daren dan daren memeluknya
Bagaimana pun sejak kecil arsen merasa pak hanung adalah ayahnya yang juga menyayanginya seperti anaknya sendiri, dan arsen tak pernah melupakan kebaikan itu sebelum dia tahu jika pak hanung bukan lah ayah kandungnya
"sudah kak, kita tunggu saja semoga papa tak parah!" daren tak mau masalahnya makin parah dan papanya belum ada kabar
Joana menenangkan nenek irma setelah diminta oleh daren dan menjauh dari arsen
"nek, harusnya arsen yang dipenjara karena menyebabkan papa terluka" joana masih menyimpan sakit hati pada arsen yang menolaknya saat itu, meski menikahi daren karena rasa cinta tapi joana tak terima dicampakkan oleh arsen demi wanita kampung menurutnya
Dan lagi joana baru tahu jika perusahaan sebenarnya adalah milik arsen yang diberikan pada sang adik
"kamu benar joana, lihat saja saat hanung sadarkan diri nanti, nenek akan buat perhitungan pada anak sial itu" ucap nenek irma yang makin tak menyukai arsen
dokter keluar dari ruang operasi
"bagaimana papa saya dokter?" arsen dan daren bersamaan menghampiri dokter
"pasien bisa diselamatkan, namun kita harus tunggu dalam waktu tiga jam. Saat ini pasien sedang kritis kita hanya perlu berdoa saja" ucap dokter dan meninggalkan daren serta arsen
"mama, mama harus tahu!" daren mengambil ponsel dan akan menghubungi mamanya yang berada diluar negeri
"jangan! Kita tunggu sampai papa sadar dulu, baru kabari mama" ucap arsen tak mau mamanya panik saat ini
"kamu takut mamamu akan pulang dan memilih suaminya dibandingkan anak sialnya bukan?" nenek irma mendengar penjelesan dokter dari kejauhan jika anaknya masih belum sadarkan diri
"nek! Kita doakan saja untuk papa yang terbaik" daren meminta sang nenek agar tak membuat suasana makin keruh
"kamu terlalu baik sama manusia macam dia daren, kamu sudah ditipu oleh wajah sok polosnya" nenek irma masih terus membuat arsen risih dan meninggalkan rumah sakit karena tak mau ada keributan disaat kekhawatirannya pada pak hanung
"lihat saja dia malah pergi dan tak tanggung jawab!" nenek irma tak ada rasa puasnya
Setelah tahu jika menantunya memilih menjual sebagian butik miliknya dan pergi keluar negeri tanpa memberitahunya,
Bahkan hampir saja membawa pak hanung dan ingin menghabiskan masa tua berdua diluar negeri dengan tenang, membuat nenek irma merasa telah dikhianati oleh bu avanti dan juga arsen
Sejak saat itu kebenciannya kepada bu avanti dan arsen makin menjadi-jadi, yang sejak awal hubungannya tak pernah direstui olehnya namun sang suami kekeh karena harta avanti yang sangat banyak dari peninggalan orang tua dan suaminya