Sekuel Sincere Love My Husband.
"Jika mubtada saja membutuhkan khobar untuk membuat sebuah kalimat, maka Azura juga membutuhkan A Mahen untuk dijadikan imam dunia akhirat," ucap Azura dengan senyuman manis di bibirnya.
"Belajar dulu yang bener! Baru bisa menikah," cetus Mahen dengan wajah datar tanpa ekspresi.
Patah hati mampu membuat seorang laki-laki berparas tampan rupawan itu kehilangan jati dirinya. Mahendra Dirgantara dihadapkan dengan kenyataan, jika dirinya dikhianati dan dibuat patah hati oleh seorang wanita yang dicintainya.
Perginya Rima di dalam hidupnya, seakan membuat Mahendra hancur, sampai nekad mengakhiri hidupnya. Namun berhasil dicegah, tetapi laki-laki itu malah menjadi berubah drastis. Cuek, dingin, menyeramkan. Itulah dirinya sekarang.
Sampai suatu hari, Mahendra dipertemukan dengan seorang wanita cantik di masa kecilnya yang berusaha keras, meluluhkan hati yang sudah terkunci itu.
Akankah Mahen luluh oleh Azura? Atau memilih Rima kembali? Ikuti kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 33 : Hati Yang Hancur
..."Sesakit apapun keadaan membawamu sejauh ini, tetep saja jika sudah disakiti tidak akan mudah untuk sembuh kembali. Rasa sakit yang ditorehkan karena luka cinta yang amat dalam, tidak bisa digantikan dengan sedikit penjelasan."...
...~~~...
"Azura," ucap Mahen dan Rima secara bersamaan sembari melihat wajah cantik yang nampak menangis itu.
Azura mengusap air mata yang sempat jatuh itu dengan menatap wajah Mahen dan Rima secara bersamaan.
Tanpa sepatah kata pun, Azura pergi meninggalkan tempat itu, tepat di hadapan Mahen dan Rima yang berdiri dengan terkejutannya.
"Azura tunggu! Kamu mau ke mana?" teriak Mahen dengan menurunkan tubuh Kenzi dari pangkuannya dan berlari menghampiri wanita itu.
"Bunda, itu Ayah mau pergi ke mana?" tanya Kenzi kepada sang bunda yang masih diam membisu, melihat Mahen mengejar Azura.
"Om Mahen mau kejar Tante cantik itu, sayang. Kita masuk ke dalam rumah ya?" ucap Rima kepada Kenzi dan memegang tangannya.
"Enggak mau, Bunda! Kenzi mau kejar Ayah aja," kata Kenzi dengan melepas tangan Rima dan berlari ke arah Mahen.
"Kenzi, jangan lari-lari Nak!" teriak Rima yang tidak bisa menahan putranya itu untuk mengejar Mahen yang menghampiri Azura.
Mahen yang mengejar Azura, tidak menyadari jika Kenzi juga mengejar dirinya di belakang. Dan Azura, malah mau masuk ke dalam mobilnya. Namun, dengan cepat di tahan oleh Mahen.
"Tunggu, Azura! Mahen ingin bicara," ucap Mahen dengan menahan pintu mobil milik Azura agar tidak sampai terbuka nantinya.
Azura menghempaskan tangan Mahen dan mencoba menghindar dari dirinya. "Menyingkirlah! Azura mau pulang," katanya dengan sedikit penegasan di dalamnya.
"Tidak bisa, Azura! Mahen ingin menjelaskan sesuatu," balas Mahen dengan menahan Azura agar tidak sampai pergi.
Azura menatap wajah Mahen dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca. "Semuanya sudah jelas, tidak ada yang perlu dijelaskan lagi!" ucapnya sembari berjalan ke belakang arah mobilnya dan menyebrang jalan tanpa menggunakan kendaraannya itu.
"Azura, dengerin penjelasan Mahen dulu! Jangan pergi begitu," ujar Mahen sembari berlari mengejar Azura yang terus berjalan di sebrang jalan rumah Rima.
Sampai di mana, Mahen berhasil mencekal tangan Azura, dan tidak membiarkan gadis itu pergi dari hadapannya lagi, tanpa mendengarkan perjalannya lebih dulu.
"A Mahen lepaskan! Azura mau pulang!" tegas Azura sembari mencoba melepaskan tangan Mahen dari lengannya.
"Enggak bisa, Azura! Kamu enggak bisa pergi, sebelum mendengar penjelasan dari Mahen dulu," ucap Mahen sembari menatap wajah Azura.
"Penjelasan apalagi, A Mahen? Semuanya sudah jelas, Azura tidak perlu mendengarnya lagi," sahut Azura dengan wajah penuh kekecewaan dan rasa sakit yang terselubung di dalam hatinya.
"Ya kamu dengar dulu penjelasan dari Mahen, Azura! Apa yang kamu Iihat tadi itu, tidak seperti yang kamu pikirkan," seru Mahen seakan merasa bersalah karena membuat Azura menangis tadi.
Azura menatap dalam wajah Mahen dan ia mencari sebuah kebenaran dari kedua iris mata coklat itu yang menunjukkan ketidak berdayaan Mahen pada saat ini.
"Apa yang mau A Mahen jelaskan lagi, hah? Dengan adanya Rima di sana dan anak itu. Cukup membuat Azura mengerti, jika A Mahen sudah bahagia dengannya. Untuk apa, A Mahen mengejar Azura sampai ke sini? Hanya untuk minta maaf, atau karena kasian melihat Azura menangis karena sakit hati, iya?" ujar Azura dengan tersenyum tipis di bibirnya, serta menahan luka yang amat dalam.
"Bukan begitu, Azura!" tegas Mahen dengan menatap dalam wajah cantik yang memakai hijab itu.
"Bukan begitu gimana, A Mahen? Semua sudah jelas, Azura lihat dengan mata kepala Azura sendiri. Kalian sudah begitu dekat, seperti kelurga kecil yang tengah bahagia," seru Azura dengan air mata yang mulai merembas keluar dari kedua pelupuk mata indahnya itu.
"Stop Azura! Itu tidak seperti yang kamu lihat," tegas Mahen sekali lagi dengan memegang pundak Azura yang nampak bergetar karena menangis.
"A Mahen jangan mengelak lagi! Azura lihat bahwa A Mahen dengan Rima begitu dekat, apalagi adanya anak kecil itu yang memangil kamu dengan ...," kata Azura tidak sampai melanjutkan ucapannya karena rasa sesak di dadanya karena pemandangan tadi.
"Plis, Azura! Dengarkan Mahen dulu, jangan salah paham soal aku dengan Rima," ucap Mahen dengan begitu lirih sampai ikut sakit, melihat Azura yang menangis pilu.
Namun, tiba-tiba saja terdengar suara anak kecil yang menghentikan perdebatan di antara Azura dan Mahen itu.
"Ayahhh," teriak Kenzi dari sebrang sana sembari melihat kepada Mahen yang berada di sebrang jalan rumah Rima.
Sontak saja Mahen dan Azura menatap kepada Kenzi yang hendak berlari menghampiri Mahen, dengan menyebrangi jalan besar itu.
"Lihatlah, anak laki-laki itu memangil A Mahen dengan sebutan Ayah," ucap Azura lirih dengan air mata yang terus mengalir di kedua sudut matanya.
Sempat Mahen mengalihkan tatapannya dari Kenzi kepada wajah Azura, karena wanita itu terlihat tersenyum miris, setelah mengucapkan kata itu.
"Aaaahkk! Ayah," teriak Kenzi sangat keras, sewaktu sebuah mobil tiba-tiba saja menghantam tubuhnya yang mungil.
Braakk!
Sebuah mobil menabrak tubuh Kenzi yang berusia lima tahun itu. Seketika sang pengendara panik dan keluar dari mobilnya, sedangkan tubuh Kenzi terpental ke aspal dengan luka di kepalanya.
"Kenziiii!" teriak Rima sembari berlari menghampiri tubuh Kenzi yang tergeletak di atas aspal, dengan berlumuran darah segar yang keluar dari kepalanya.
Mahen yang mendengar teriakan Kenzi dan Rima. Lantas berlari menghampiri Kenzi dengan cepat, tanpa memperdulikan lagi Azura yang menangis karenanya.
"Kenzi, sayang. Bangun Nak, ini Bunda sayang," ucap Rima dengan memangku wajah Kenzi dan berusaha menyadarkannya. Namun, Kenzi malah terlihat tidak berdaya lagi untuk sekedar berucap.
"Astaghfirullah, Kenzi." Mahen nampak terkejut dan segera mendekati tubuh Kenzi yang berada di pangkuan Rima.
"Aa--ayah," ucap Kenzi, lalu pandangannya kabur dan menjadi gelap. Sampai ia pun tidak sadarkan diri lagi. Hal itu, mampu membuat Rima panik.
"Hiks! Kenziiii putraku, bangun Nak." Rima terisak melihat Kenzi yang memejamkan matanya, setelah mengucapkan kata 'ayah'.
Dan Mahen, ia malah menatap Kenzi, lalu memangkunya agar bisa ditangani oleh dokter dengan cepat.
"Sekarang kita bawa Kenzi ke rumah sakit," ucap Mahen dengan menggendong tubuh anak kecil itu, walaupun perasaanya sudah sangat tidak menentu.
Rima hanya menganggukkan kepalanya saja sebagai persetujuan, dengan mengikuti Mahen yang masuk ke dalam mobil yang tadi menabrak putranya. Dan Azura, gadis itu di biarkan sendiri begitu saja di pinggir jalan.
.
.
.
Aduh, apa yang terjadi nanti sama Kenzi ya? Dan bagaimana dengan Azura? Penasaran kan? Berikan like sama komentar kalian dulu yang banyak ya! Jangan sampai ketinggalan loh!
alhamdulillah.. akhirnya sah juga...
samawa ya buat mahen dn azzura...
lanjut kak.....
semngatttt up terussss.....
semoga tdak ada episode dmna jibril ber ulah...
lanjutkak semngat...
semngat...
dn untuk jibril.. sdkit demi sdkit sfat aslimu terbongkar sdah...
semoga abinya azzura menerima si mahen...
lanjut kak... semngat...
akankah si azura dngn mahen atau jibril.. tapi jibril buat rima saja ya kak.. mahen buat azzura...
lanjut kak ...
semangat....
lanjut....