Joy adalah gadis gemuk yang selalu di bully oleh teman-teman dan sekitar nya, apalagi di tambah rambut kriting nya yang membuat penampilan nya semakin tidak menarik.
Kejadian malam di mana Joy di permalukan oleh teman-teman satu pekerjaan nya itu membuat Joy harus menahan malu.
Hingga di perjalanan pulang Joy melihat mobil mewah yang berhenti tepat di depan nya, Joy yang semula ingin bunuh diri itu tidak jadi karena tiba-tiba tangan nya di tarik oleh pria-pria itu.
"Apa aku akan mati?"
"Ya, kau akan mati dan enak."
Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️🤗🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semakin dekat.
^^H A P P Y R E A D I N G^^
🌹🌹🌹🌹🌹
Willy sedang memainkan ponselnya sambil menunggu Joy yang masih di kamar, tiba-tiba ponsel nya berdering dan itu telpon dari Vira adiknya.
"Halo!"
"Kak aku tidak bisa keluar malam ini"
"Why?"
"Aku tidak bisa.. uh.. aku haruussss Aw!"
Willy menjauhkan ponselnya dari telinga nya, adiknya benar-benar nakal bisa-bisa nya menelpon nya dengan suara aneh itu.
"Lanjutkan saja." kata Willy dengan nada kesal.
Tut !
Willy mematikan panggilan nya sepihak, dia tidak ingin telinga nya mendengar suara dessahan adik nya yang membuat otak nya liar.
"Dia benar-benar tidak berubah, selalu sesukanya" gerutu Willy.
Meski Willy bisa melakukan hal yang sama dengan adik nya tapi dia masih belum ingin memulai nya, biarlah waktu yang menjawab kepada siapa nantinya hati nya akan berlabuh.
"Aku sudah siap" suara Joy terdengar.
Willy melihat ke sumber suara, dan dia melihat Joy yang sudah memakai riasan nya, tapi entah kenapa Willy lebih menyukai Joy yang seperti biasnya tanpa riasan.
"Ada apa?" tanya Joy gugup dan tidak pede dengan penampilan nya.
Dan dengan santai nya Willy berkata..
"Baju itu terlihat jelek, wajah mu juga terlalu menor sudahlah kita tidak jadi pergi" kata Willy sambil berlalu pergi meninggalkan Joy.
Entah kenapa Willy tidak suka melihat baju yang Joy pakai, bagian dada nya sedikit terbuka. padahal jelas-jelas baju itu dia sendiri yang pilihkan.
Dan dia terlalu gengsi untuk mengakui jika dia tidak suka Joy terlihat seksi seperti itu.
Joy menggigit bibir nya pelan, dia sudah berusaha untuk menjadi cantik di malam ini Joy bahkan sempat belajar obrolan kecil sapaan untuk bertemu dengan adik ipar nya.
"Apa mungkin dia malu karena tubuh ku yang gendut ini?" gumam Joy sambil tersenyum kecut.
Joy seperti nya memang tidak bisa berharap lebih, dia hanya gadis biasa mana mau seorang William Steep Xander seorang pengusaha sukses mau menatap nya?.
Sadar Joy kau tidak sebanding dengan dia, dia terlalu waww untuk mu yang hanya butiran debu ini. batin Joy.
Dua minggu berlalu..
Hubungan Joy dan Willy memang tidak dekat, tapi Joy masih mendapatkan perhatian kecil dari Willy.
Keduanya juga lebih banyak bicara dari sebelumnya, hanya saja Joy bisa lebih sadar kalau hubungan keduanya adalah keterpaksaan dari pihak pria, lain dengan Joy yang pasrah dan menerima seperti apapun takdir hidup nya.
"Berangkat sekarang? ini masih pagi bukan?" Joy yang baru bagun itu kaget melihat Willy yang sudah tampan.
"Ya, aku akan ke kota A untuk bisnis kau di sini saja karena aku hanya dua hari" jelas Willy.
Joy yang baru bangun tidur itu hanya mengangguk kecil, mata nya terus melihat ke arah Willy yang sedang mengancingkan kancing kemeja nya.
Tiba-tiba Joy berdiri dan entah keberanian dari mana Joy malah membantu mengancingkan kancing kemeja yang di pakai Willy.
Dan Joy baru tersadar saat dia merasakan lambaian tangan di depan wajah nya.
"Maaf" ucap Joy malu.
Astaga Joy kau sudah gila, kau terlalu berani!
"Maaf untuk apa?" tanya Willy sambil mengambil dasi nya.
Joy tidak menjawab dia benar-benar malu, Joy berniat ke kamar mandi untuk mandi tapi langkah nya langsung terhenti karena mendengar suara Willy.
"Pasangkan dasi ku, mulai saat ini kau bertugas membantu ku berpakaian sebelum pergi bekerja" kata Willy.
Tubuh Joy berbalik dan seketika juga netra keduanya bertemu, Joy melihat wajah serius dari seorang Willy, meski raut wajah Willy masih sama yaitu dingin.
Ragu-ragu Joy melakukan nya, dia memasangkan dasi di kerah baju Willy dengan gerakan yang pelan, bagaimana pun Joy masih canggung.
"Sudah" ucap Joy pelan dan langsung berbalik tapi tangan nya di tahan oleh Willy.
"Jika kau ingin ikut aku tak masalah" ucap Willy masih memegang tangan Joy.
"Aku mau" Joy dengan semangat menjawab.
🌹
Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️🤗🙏