NovelToon NovelToon
SANG PEBINOR

SANG PEBINOR

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:614.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: sendi andriyani

Tak semua perjodohan membawa kebahagiaan, hal ini terjadi pada Melisa Prameswari dan Dion Mahessa.


Keduanya menikah atas kesepakatan antara keluarga. Namun, setelah bertahun-tahun membina rumah tangga, tak ada kebahagiaan sama sekali.


Hingga satu hari, Dion dan Melisa pindah ke rumah baru dan saat itulah Melisa seolah menjadi sosok berbeda setelah bertemu dengan seorang pemuda bernama Arvino Sanjaya.


Puncaknya, saat Dion dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan perselingkuhan istri dan tetangga nya itu.


Bagaimanakah nasib pernikahan Dion dan Melisa? Apakah akan berakhir atau sebaliknya, ataukah Melisa malah memilih Arvin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 - SANG PEBINOR

"Aasshh.." Melisa meringis saat terbangun di pagi hari. Sekujur tubuh nya terasa remuk setelah semalaman suntuk melayani hasraat Arvin. Ternyata, dugaan nya benar kalau Arvin menghajar nya semalaman. 

Dia baru di izinkan tidur setelah dia puas, Melisa langsung tertidur setelah Arvin menyelesaikan permainan terakhir nya di jam tiga pagi. Bayangkan saja, bagaimana tidak terasa remuk tubuh nya saat ini. Tulang-tulang di tubuh nya terasa lepas semua karena ulah Arvin semalam.

"Selamat pagi, sayangku." Sambut Arvin dengan senyuman secerah matahari. Pria itu nampak sudah rapih dengan kaos berwarna merah dan celana pendek selutut, rambut nya nampak basah. Sudah bisa di tebak, kalau dia habis keramas.

"Lho kok, wajah nya di tekuk gitu sih, yang?" Tanya Arvin dengan wajah tanpa dosa nya, dia mendekat lalu membingkai wajah cantik Melisa yang nampak lesu. 

"Capek ya? Maaf, habis nya lubang kamu bikin aku nyaman, enak banget legit." 

"Badan aku sakit semua, gara-gara kamu main nya kasar." Ketus Melisa, membuat Arvin tertawa.

"Maafin, ya sayang." 

Melisa hanya memutar mata nya jengah, sambil memalingkan wajah nya. Seperti nya keputusan nya untuk memberikan jatah pada Arvin adalah keputusan yang kurang tepat. Selain durasi nya yang kamar milik Arvin juga besar, panjang dan berurat. Pertama kali nya Melisa melihat yang sebesar itu, karena selama hidup nya dia baru sekali melihat benda seperti itu, yakni milik suami nya. 

Tapi, milik Arvin mungkin lima kali lipat lebih besar dari milik Dion. Selain itu, juga gampang keluar. Lima menit saja, selesai.

"Sayang.."

"Lemes." Rengek Melisa, membuat Arvin terkekeh. 

"Mau makan apa? Nanti aku masakin." 

"Mau bubur kacang ijo." Jawab Melisa, membuat Arvin terkejut. Pasalnya, semua orang tau kalau mencari kacang ijo di desa ini sangat sulit. 

"Sayang, yang lain aja ya? Nyari kacang ijo disini susah lho." 

"Aku udah pesen sama Abang sayur kok, lewat telepon kemaren."

"Hah, lewat telepon? Sejak kapan kamu punya ponsel?" Tanya Arvin terheran-heran.

"Minjem, punya nya Bu Amel, sayang." Jawab Melisa, membuat Arvin manggut-manggut mengerti.

"Aku mau beliin kamu ponsel, tapi belum sempet."

"Gapapa kok, lagian kalo di ponsel nya aku cuma nomor kamu doang buat apa, bosen." 

"Heh, gak boleh gitu sama calon suami." Ketus Arvin, gantian kini Melisa lah yang tertawa.

"Sudahlah, aku mau mandi dulu."

"Sebentar, jangan kemana-mana." Ucap Arvin, dia pun pergi ke belakang dan setelah cukup lama, dia kembali sambil membawa handuk di pundak nya.

Tanpa aba-aba, Arvin langsung menggendong Melisa, membuat wanita itu memekik karena terkejut oleh tindakan pria tampan itu.

"Sayang, kenapa sih kamu suka tiba-tiba gini. Aku kan kaget, lagian aku masih bisa jalan." 

"Aku tau, kamu pasti kesulitan berjalan setelah permainan hebat ku tadi malam." Jawab Arvin sambil tersenyum, sedangkan Melisa hanya mendengus mendengar ucapan Arvin. Tapi, bukan suatu kebohongan belaka jika Arvin memang perkasaa di atas ranjang. 

"Tapi kan, aku cuma habis di hajar doang bukan lumpuh."

"Yaudah, sok cobain jalan sendiri." Arvin tiba-tiba menurunkan Melisa, membuat wanita itu kehilangan keseimbangan, hampir saja dia terjatuh kalau Arvin tak gesit menangkap tubuh sintal wanita itu.

"Nah kan, aku bilang juga apa hmm? Jadi, bisa gak kamu jangan keras kepala, sayang?" Tanya Arvin, Melisa menganggukan kepala nya pelan, lalu melingkarkan kedua tangan nya di leher kokoh Arvin. 

"Kalo penurut gini, cantiknya kamu tuh bertambah berkali-kali lipat, sayang." 

"Gembel."

"Gembel apaan sih, gombal kali." 

"Terserah aku dong, yang ngomong nya kan aku." Jawab Melisa, membuat Arvin tersenyum lucu.

"Kamu bisa gak sih jangan gemesin gini? Aku nya kan jadi gemes, pengen makan kamu lagi deh jadi nya. Boleh?"

"Enggak mau, ini aku masih sakit ihh." Melisa memukul pelan dada Arvin yang hanya terbalut kaos tipis.

"Iya iya, enggak kok. Aku bakal minta lagi kalo itu kamu nya udah sembuh." Jawab Arvin sambil memainkan alis nya dengan genit.

Arvin pun menurunkan Melisa di bak mandi yang berisi air hangat. Lalu menyabuni tubuh polos Melisa dengan sabun juga menggosok tubuh wanita itu dengan perlahan, meskipun sesekali tangan nya nakal. 

"Sayang isshhh, aku kok di mandiin segala sih?"

"Gapapa, cantik. Kamu sudah bekerja keras semalam, jadi aku akan memanjakan kamu." Jawab Arvin. Dia benar-benar memperlakukan Melisa dengan baik, membuat wanita itu merasa di hargai oleh Arvin. Sosok pemuda yang baru dia kenal satu bulanan, tapi perilaku nya mengalahkan sang suami yang sudah membersamai nya selama tiga tahun.

"Sudah ya? Air nya udah mulai dingin, nanti masuk angin." Ucap Arvin sambil menyiapkan handuk untuk membalut tubuh polos Melisa.

"Sayang, jangan memperlakukan aku seperti ini. Nanti aku baper."

"Justru itu tujuan aku, sayang. Bikin kamu jatuh cinta sama aku, terus ninggalin suami laknat mu itu." Ketus Arvin sambil mengelap tubuh Melisa, membalut nya dengan handuk dan kembali menggendong nya ke kamar.

"A-aku pake baju sendiri aja ya?"

"Biarkan aku yang memakaikan nya, sayang." Jawab Arvin dengan kekeh, akhirnya Melisa pun memilih pasrah saja dan membiarkan Arvin melakukan apa pun yang dia inginkan.

"Sudah, sayang. Kamu gak usah belanja ya, biar aku yang keluar."

"Terus, ibu-ibu pasti curiga nanti." Cegah Melisa, dia tak mau ibu-ibu itu curiga pada nya juga Arvin. Itu terlalu beresiko untuk saat ini.

"Lalu, kamu mau apa? Keluar dengan keadaan kamu yang sekarang ini? Jalan aja kamu susah, apalagi mau jalan-jalan dari rumah ke tempat biasa." 

"Tapi aku udah terlanjur pesen, kalo kamu yang ngambilin pesenan aku, nanti yang ada orang-orang curiga sama kita berdua, sayang. Kalau aku nya janda, atau perawaan sih gak masalah, yang jadi masalah nya itu aku istri orang." Jelas Melisa memberi pengertian.

"Hmmm.."

"Ya, aku gak bakal maksain diri kok."

"Yaudah, nanti kalo habis dari tukang sayur aku ke rumah kamu ya." 

"Iya, sayang." 

"Yaudah, aku anterin kamu pulang." Ajak Arvin, Melisa pun mengangguk dan kedua nya pun berjalan ke pintu dapur. Sebelum pulang, Melisa berinisiatif untuk mencium bibir Arvin lebih dulu, tentunya hal itu membuat Arvin kesenangan karena wanita nya mulai ekspresif.

"Aku pulang dulu." Arvin menganggukan kepala nya, dia memperhatikan Melisa dari pintu rumah nya, sesekali dia akan mengatakan pada Melisa untuk berhati-hati.

Melisa sampai di rumah nya, masih sepi tak ada siapapun. Dion tak pulang semalam, Melisa juga takkan mencari nya. Biarkan saja, seperti yang selalu Dion lakukan padanya, dia juga akan melakukan hal yang serupa. 

Melisa membuka gordeng, lalu membuka jendela agar udara segar masuk ke dalam rumah, mematikan semua lampu dan membuka kan pintu. Namun, pagi ini dia tak menyapu atau mengepel, rasanya pinggang nya seperti encok. 

"Neng Meli.." Sapa Bu Ratmi ramah.

"Iya, Bu."

"Suami nya gak pulang lagi?" Tanya nya, membuat Melisa hanya menjawab dengan senyuman kecut nya. Dia yang sudah tahu dimana suami nya, tak bisa lagi mengharapkan pria itu pulang, karena saat ini dia sudah punya rumah lain.

"Enggak, Bu. Sibuk mungkin."

"Sibuk ngapain sih? Kan gak ada kemah nya." 

"Saya gak tau, Bu." Jawab Melisa, masih dengan senyum kecut nya. Akhirnya, Bu Ratmi pun mengalah dan tidak menanyakan hal itu lagi.

"Mau beli sayur, Neng?" Tanya nya lagi.

"Iya, Bu." 

"Kok jalan nya begitu, kenapa?"

"Sakit pinggang, Bu. Salah tidur kek nya." Jawab Melisa, dia berjalan sambil memegangi pinggang nya gan memang terasa sakit.

"Wahh, pakein koyo Neng." 

"Iya, nanti saya beli di warung ibu." Jawab Melisa. Kedua nya pun bergabung dengan ibu-ibu lain, seperti biasa Melisa selalu mendapatkan perhatian dari ibu-ibu yang lain karena sifat nya yang ramah.

"Pagi, Bu ibu." Sapa Arvin sambil duduk di teras. 

"Pagi, Nak Arvin. Sini gabung deh." Arvin pun mengangguk, lalu berjalan santai mendekat ke arah kerumunan ibu-ibu itu. Dengan sengaja, pria itu malah duduk di samping Melisa. Namun, hanya duduk saja jadi tak memancing kecurigaan apapun.

"Wahh, lihat leher nya Arvin." Celetuk Bu Ratmi sambil menunjuk tanda kemerahan yang berjejer rapi di leher Arvin.

"Widih, Arvin habis ngapain? Itu merah-merah gitu." 

"Habis ngapain ya? Habis ehem dong." Jawab pemuda itu sambil tertawa. Begitu juga dengan ibu-ibu yang lain, namun tidak dengan Melisa. Dia hanya diam dan menundukan kepala nya.

"Sama siapa, sama pacar kamu ya?"

"Ya sama siapa lagi, pasti sama ayang." Jawab Arvin lagi.

"Ayang nya Arvin agresif banget ya, sampe ngasih tanda sebanyak itu. Lagian itu, tanda nya bukan merah lagi tapi keunguan." 

"Ini menunjukkan kalau pacar aku, main nya bagus." Bangga Arvin, membuat ibu-ibu tergelak kembali. Sedangkan Melisa, dia terus menundukan wajah nya sambil meremaas jemari nya yang terasa dingin. 

'Apa iya aku seagresif itu semalam? Aisshh, Arvin! Ngapain sih keluar, gak di tutupin dulu itu tanda nya. Nyebelin!' 

.......

🌻🌻🌻🌻🌻

1
Nur Aidi Athi
Kecewa
Nur Aidi Athi
Buruk
Norleha Arsad
malas baca perempuan curang sama lelaki lain
Nining Chili
👍👍
Rini Haryati
bagus
Aya'Na Soraya
Jeleeeeek
siapa aku: Waduuh... org baru mampir 😅
total 1 replies
Umiati Ati
rebut aja Vin....,buat Melisa bahagia
Umiati Ati
hahaha muka pas-pasan senjata mungil ,suka kdrt lagi .... hadeeh
Nimas Kartika Sari
Luar biasa
Crystal
Bisa2nya celana dalam ketinggalan. Berarti Dion pulang ga pake CD dong😂
Crystal
Ga ngaruh kali Thor, lubang pipis beda sm lubang yg dimasukkin Arvin
Crystal
Lahhh Melisa juga bekas orang loh, Vin. Ya meskipun bekas suaminya sendiri.
Crystal
Astaga mungil, biasanya kan keras besar panjang. Ngakak, Thor😂😂
Fhebrie
di tunggu season duanya
Istrinya Jungkook🌻: season keduanya sudah launching ya dengan judul Ayunda, Istri Rahasia Presdir☺️
total 1 replies
Fhebrie
nangis terharu aku Thor seneng lihat arvin baik sama papahnya
Fhebrie
akhirnya tak kirain papa daren cm pura pura baik ga taunya tulus juga
Fhebrie
iy Thor bener karna sebelumnya masih menunjukan seorang Muslim tp di pernikahan kayak non muslim
Fhebrie
dulu istrinya daren kan juga orang biasa
Fhebrie
makin kesini alurnya dr cara nikahnya ini aturan non islam ya Thor... dr bab sebelumnya kan pernah menyebutkan KUA juga klo ga salah
Fhebrie
nah gitu dong pak daren... anak cm satu otomatis mentingin kebahagiaan anaklah.. harta juga sdh banyak mau apa lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!