Seorang gadis yang ternodai oleh sang kekasih dan ditinggal, sang gadis hamil dan kedua orang tuanya menanggung malu, tapi dengan setia dia menanti kedatangan kekasih meski kehamilannya sudah besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eritasyofia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SKANDAL
BAB 13.
Rida dan Dina sibuk menjelang pesta Dina, hari itu mereka belanja baju keluarga di temani Roby, Rida melihat bagaimana mesranya calon penganten itu berjalan beriringan, tangan mereka berpegangan satu sama lain.
Mereka membeli perhiasan juga.
" Rida pilih aja, mana Rida suka"
Kata Roby didepan Dinda.
" Gak lah, punyaku udah banyak".
Memang pemberian Roby pada Rida sudah banyak sebelum acara belanja ini, mereka sudah bertemu dan memadu kasih, Roby sangat menjaga agar Rida tidak mencemburui kakaknya, Roby hanya butuh istri sementara Rida tidak bisa dijadikannya istri.
Pulang dari belanja, Rida pulang kerumahnya alasannya mau istirahat sedang Wenny anaknya sedang tidur.
Pikiran Rida sangat lelah.
Roby merasakan apa yang dirasakan Rida yaitu api cemburu,sampai dirumah Rida menangis.
" Kenapa aku harus mencintai calon suami
kakakku?"
Rida menutup wajahnya dengan bantal.
Tiba² ada suara mobil didepan rumahnya.
" Roby, mau apa dia kesini"
Rida membuka pintu, Roby masuk dan memeluk Rida, melumat bibir Rida hingga Rida kewalahan, Roby menyandarkan Rida ke tembok rumah dan dengan nekat menyambungkan tubuh mereka.
" Mas "
" Mas gak bisa lihat kamu, dari tadi mas menahan".
" Owh "
Suara mereka walaupun pelan tapi terasa menyetrum kejantung.
" Aarrrggh".
Permainan itu selesai dengan cepat..
" Sayang itu hasrat cintaku bukan nafsu, maafkan mas"
" Mas, Rida juga mencintai mas,"
" mas janji akan berbagi sayang, malam pertama Dina bakal jadi malam pertamamu juga "
" Bagaiman caranya mas ? "
" Kamu lihat aja nanti, mas pulang dulu ya".
Roby mengecup lembut bibir kekasih gelapnya itu.
" Mas pulang dulu "
Irma dan suaminya datang kerumah Marten.
Mereka membawa tiga orang anak mereka.
" Mungkin pak Marten ingin tahu cerita yang sebenarnya tentang kami, saya ini anak laki² satu satu nya di keluarga saya yang ningrat dan berada tapi saya jatuh cinta pada Irma gadis desa, kami gak dapat restu akhirnya kami kawin lari ke Semarang,
Disana kami hidup senang sampai akhirnya kami ditemukan tapi kami masih bisa kabur sampai kesini, karena uang sudah habis untuk bangun rumah dan lain lain saya ingin menjumpai mami saya tadinya saya disambut baik, mami sangat merindukan saya tapi mami gak mau menerima keluarga saya, saya mulai dikekang langkah saya diikuti sampai hp saya digunakan mami untuk mengabari saya sudah meninggal pada istri saya, tapi hati saya kuat ingin jumpa keluarga akhirnya saya dikasih jalan ".
" Susah juga jadi anak orang kaya ya mas ".
" Pak Marten bisa bantu saya untuk merubah identitas gak, saya ingin tenang tinggal disini bersama keluarga saya".
" Nanti kita temui pak Kades"
" Kalau Pak Marten ada waktu boleh gak temanin saya kerumah pak Kades ? ".
" Bisa pak, hari ini kan saya libur "
" Ayolah pak kita pergi "
" Dek disini dulu ya sama anak² papa kerumah pak Kades dulu"
" Iya pa"
Marten pergi bersama Randi kerumah pak Kades.
" Dini penganten baru ya "
" Iya mbak ".
" Lagi hamil ya "
" Iya mbak ni baru ada "
" Syukurlah gak lama lama nunggu nya ".
" Iya mbak ".
Marten dan Randi sampai dirumah pak Kades, Randi pun menceritakan semua tentang pelariannya.
Pak Kades bersedia membantu Randi.
" Pak Randi bawa KK lama ? "
" Ada pak ".
" Ditinggal aja, nanti kalau sudah selesai saya kabarkan, sekalian saya minta nomor teleponnya.
Randi memberikan apa yang diminta pak Kades.
" Ini pak "
" Oh iya pak disini ada lahan mau dijual gak ? "
" Mau berapa luasnya Pak Randi".
" Satu hektar lah pak".
" Lahan saya ada, mau untuk apa pak ? ".
" Untuk perkebunan dan peternakan sapi pak ".
" Cocok lah soalnya lahannya agak jauh dari pemukiman warga".
" Kalau pak Randi mau boleh kita survey ".
" Gimana pak Marten mau buru buru pulang gak ? ".
" Gak apa apa saya ikut ini kan hari minggu sekalian kita cuci mata ".
" Iya juga ya"
Mereka tertawa dan pergi survey lahan pak Kades.
" Ini pak lahannya, ini baru saya tebas ".
" Bagus pak , cocok sekali"
Mereka pulang kembali kerumah pak Kades dan membicarakan masalah harga lahan yang akhirnya deal.
Setelah selesai urusan sama pak Kades, mereka kembali kerumah Dini.
" Loh anak² papa kok pada makan ".
" Gak apa² pak mereka suka"
" Ana mana ma ? "
" Tidur pa ".
" Selesai makan kita pulang ya".
" Iya pa"
" Pak Marten nanti mohon juga bantuannya, mungkin lahannya akan saya pagar keliling kalau ada anggota yang bisa dipakai sekalian bangun kandang sapi dan bersihkan lahan untuk kebun "
" Iya pak, akan saya bantu"
" Memang papa udah dapat lahannya "
" Udah, lahan pak Kades kebetulan ada satu hektar "
" Syukurlah, kalau gitu kita perlu rumah dekat sini dong pa".
" Iya nanti kita cari tanah untuk bangun satu rumah".
" Iya pa, Irma suka tinggal dilokasi ini ramai".
" Iya papa juga suka "
" Oh iya pa yang kemaren".
" Oh iya, ini mbak Dini yang dikasih ke istri saya kemaren saya pulangkan ".
" Gak usah pak Randi, itu kan ceritanya lain, sebelum pak Randi kembali ".
" Waduh kami jadi merepotkan ya ".
" Gak kok".
" Okelah, sudah sore kami pulang dulu, besok saya kesini lagi selesaikan sama pak Kades".
" Oh iyalah, mampir aja kesini bawa anak², kalau gak ada saya kan ada Dini".
" Iya, pak Marten bu Dini terimakasih ".
*******
mampir juga dinovelku jika berkenan /Smile/