NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Pendekar Dewa

Reinkarnasi Pendekar Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Anak Genius / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Transmigrasi
Popularitas:3.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Boqin Changing

Boqin Changing, Pendekar No 1 yang berhasil kembali ke masa lalunya dengan bantuan sebuah bola ajaib.

Ada banyak peristiwa buruk masa lalunya yang ingin dia ubah. Apakah Boqin Changing berhasil menjalankan misinya? Ataukah suratan takdir adalah sesuatu yang tidak bisa dia ubah sampai kapanpun?

Simak petualangan Sang Pendekar Dewa saat kembali ke masa lalunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boqin Changing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perundungan

"Guru, kau sudah pulang?"

Suara lembut itu terdengar dari meja makan. Boqin Changing, bocah yang kini tengah menjalani kehidupan keduanya, duduk dengan tenang di hadapan meja kayu sederhana. Di atas meja, berjejer beberapa lauk pauk hangat dengan aroma yang harum, menggoda siapa pun yang menciumnya. Makanan itu benar-benar terlihat sangat enak untuk dimakan.

Wang Tian, sosok yang menjadi pengasuh dan gurunya di sekte, mengangkat alis penuh heran. Matanya menatap makanan-makanan tersebut sebelum akhirnya menatap murid kecilnya.

"Kamu yang memasaknya, Chang’er?" tanyanya setengah tak percaya.

Boqin Changing tersenyum tipis, lalu mengangguk mantap. "Betul, guru. Mari kita makan."

Guru Tian melangkah mendekat, masih dengan raut wajah sulit percaya. Muridnya memang masih sangat muda, dan ia tak pernah melihatnya memasak. Namun kenyataan di depan mata sulit dibantah. Siapa lagi yang bisa menyiapkan hidangan itu jika bukan muridnya sendiri? Mereka berdua tinggal di rumah ini, tak ada orang lain.

Dengan ragu, Guru Tian mengambil sepotong lauk menggunakan sumpit. Perlahan ia masukkan ke dalam mulut. Begitu rasa bumbu menyentuh lidahnya, kedua matanya langsung membesar. Ia terdiam cukup lama, lalu mengangguk puas.

"Enak sekali, Chang’er. Tak kusangka kamu memiliki bakat memasak seperti ini."

Boqin Changing terkekeh kecil, wajahnya polos, meski hatinya penuh perhitungan.

"Hehehe… ayo makan banyak, guru. Mulai sekarang, biar aku yang memasak di rumah ini."

Guru Tian menatap muridnya dalam-dalam. Penjelasan yang ia terima kemudian bahwa Boqin Changing terbiasa membantu ibunya memasak sejak kecil. Penjelasan itu memang terdengar masuk akal. Dulu, ketika ia berkunjung ke rumah keluarga Boqin Changing, ia memang melihat anak ini sering membantu ibunya di dapur. Maka ia tidak memperpanjang rasa curiga, walau tetap ada sedikit keanehan yang tersisa di hatinya.

Yang tidak diketahui Guru Tian adalah bahwa Boqin Changing sebenarnya membawa bekal pengalaman dari kehidupan sebelumnya. Ia pernah hidup sebagai tokoh besar dalam dunia persilatan, dikelilingi banyak pengikut setia. Salah satu dari mereka adalah seorang ahli kuliner yang memberinya berbagai ilmu memasak dan resep rahasia. Ingatan itu kini melekat kuat dalam diri Boqin Changing, membuatnya mampu menyajikan hidangan dengan cita rasa tinggi meski tubuhnya masih bocah.

Makan malam pun berlangsung dengan hangat. Tidak ada banyak percakapan, namun keheningan yang tercipta justru menghadirkan kenyamanan. Setelah selesai, Guru Tian memutuskan beristirahat. Sementara itu, Boqin Changing kembali ke kebiasaannya, bermeditasi sebelum tidur.

Di kamarnya yang remang, ia menggenggam erat sehelai rumput naga, tanaman liar yang ia temukan beberapa waktu lalu. Rumput itu ia serap perlahan ke dalam tubuhnya dengan teknik khusus yang hanya ia kuasai. Dalam hati, ia menargetkan sesuatu yang besar, setidaknya mencapai ranah pendekar raja dalam waktu singkat. Jika ia bisa mencapainya, maka ia yakin mampu kembali ke Hutan Santinel, tempat rahasia besar hidupnya berada.

Keesokan harinya, Guru Tian belum memberikan jadwal latihan. Dengan tenang ia berkata bahwa ia harus pergi ke aula misi untuk melaporkan tugas sebelumnya sekaligus mengambil bayaran.

"Aku pergi dulu, Chang’er. Kalau bosan, kau boleh berkeliling di sekitar sekte. Ingat, kalau ada yang berani mengganggumu, gunakan saja namaku."

Boqin Changing mengangguk kecil. "Baik, guru."

Setelah kepergian gurunya, ia membersihkan halaman rumah sebentar, lalu mulai berlatih jurus dasar. Namun baru saja ia memusatkan pernapasan, telinganya yang peka menangkap suara gaduh dari arah gerbang. Terdengar di telinganya, teriakan kasar, disertai suara benturan tubuh.

Rasa penasaran membuatnya melangkah ke depan. Begitu membuka gerbang rumah Guru Tian, pemandangan brutal langsung tersaji. Seorang pemuda kurus dipukuli habis-habisan oleh tiga murid sekte.

Ketiga pengeroyok itu sempat terperanjat melihat pintu terbuka. Wajah mereka pucat sesaat, khawatir kalau yang keluar adalah Guru Tian yang terkenal di sekte mereka. Namun begitu melihat yang muncul hanya seorang bocah, mereka menghela napas lega.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" suara Boqin Changing terdengar datar, tapi mengandung wibawa.

"Bukan urusanmu! Sebaiknya jangan ikut campur." jawab salah satu dari mereka, pemuda bertubuh paling besar yang tampaknya pemimpin kelompok.

Ucapan kasar itu belum selesai bergema, ketika tiba-tiba tubuh Boqin Changing sudah berada tepat di hadapan si pemimpin. Tangannya menancap di leher pemuda itu, mencekiknya hingga berlutut di tanah.

"Jangan membentakku." desis Boqin Changing dengan tatapan mata yang dingin. "Aku tahu siapa dirimu."

Pemuda itu bernama Ruo, salah satu murid sekte yang terkenal suka merundung murid sekte lainnya. Di kehidupan pertamanya, Boqin Changing sering menjadi korban Ruo. Ingatan dipukul, diperas uang, bahkan dipaksa melakukan hal-hal memalukan masih segar di kepalanya.

Ruo meronta keras, namun sia-sia. Tubuh bocah yang mencekiknya ini terasa sekeras baja. Dua temannya hanya berdiri terpaku, nyali mereka ciut oleh tatapan tajam Boqin Changing.

"Aku memperingatkanmu untuk pertama dan terakhir kalinya," suara Boqin Changing dingin menusuk. "Aku tidak akan mengizinkanmu merundung satu pun murid sekte ini lagi. Jika kau berani melakukannya, percayalah… seranganku selanjutnya akan menghancurkanmu."

Setelah itu ia melepaskan cekikannya. Ruo jatuh terengah-engah, terbatuk, bahkan muntah-muntah di tanah. Muntahannya hampir mengenai kaki Boqin Changing, membuat bocah itu mundur sedikit. Namun seketika ia menginjak tangan kanan Ruo dengan keras.

Krakkk!

Suara tulang yang patah terdengar jelas. Jeritan nyaring Ruo membelah udara, membuat kedua temannya ketakutan setengah mati.

"Pergi dari sini sebelum aku membunuhnya." ujar Boqin Changing dengan tatapan yang membuat darah membeku.

Tanpa pikir panjang, kedua temannya mengangkat tubuh Ruo dan kabur terbirit-birit. Mereka merasa baru saja bertemu iblis kecil yang siap merenggut nyawa mereka.

Boqin Changing berdiri diam, dadanya naik turun perlahan. Dalam hati, ia merasakan kelegaan yang tak pernah ia dapatkan di kehidupan sebelumnya. Kali ini, ia tidak perlu berlindung di balik nama gurunya. Ia mampu berdiri sendiri, menegakkan kehormatan dengan kekuatannya.

Setelah itu, Boqin Changing menghampiri pemuda yang dipukuli. Wajah pemuda itu bengkak, bibirnya pecah, tubuhnya penuh lebam. Boqin Changing membantunya berdiri, lalu tertegun saat mengenali wajah tersebut.

"Yuo San…?" gumamnya lirih.

Di kehidupan pertamanya, Yuo San adalah salah satu korban perundungan. Pada akhirnya, karena tidak tahan lagi, ia memilih bunuh diri. Ingatan itu masih menusuk hati Boqin Changing, dan kini ia melihat pemuda itu masih hidup di hadapannya.

Tanpa ragu, Boqin Changing memapah Yuo San ke rumah Guru Tian. Mereka duduk di beranda, dan Boqin Changing mengambilkan pil penyembuh miliknya serta segelas air.

"Minumlah. Ini akan mengurangi rasa sakitmu."

Yuo San menerima dengan tangan gemetar. Setelah menelan pil itu, ia menunduk dalam-dalam.

"Terima kasih… terima kasih sudah menolongku."

"Tentu saja, senior. Aku juga tidak suka dengan cara mereka." Boqin Changing tersenyum tipis, mencoba menenangkan.

Mereka pun mulai berbincang. Dari percakapan itu, Boqin Changing tahu bahwa alasan pengeroyokan tadi sangatlah sepele. Hanya karena Yuo San menatap Ruo terlalu lama, dan dianggap menantangnya. Sesuatu yang benar-benar konyol, namun begitulah sifat Ruo, selalu mencari alasan untuk merundung orang lain.

Boqin Changing mengepalkan tangannya diam-diam. Ia tidak akan membiarkan tragedi lama terulang.

"Senior, mulai sekarang kau tidak perlu takut," kata Boqin Changing akhirnya, suaranya mantap. "Jika mereka mencoba merundungmu lagi, laporkan padaku. Kebetulan… aku juga tidak suka perundungan."

Ia tersenyum, dan untuk pertama kalinya sejak lama, Yuo San merasa ada secercah harapan di dalam sekte yang keras ini.

1
Sarip Hidayat
waaah
Zainal Arifin
semangat
Zainal Arifin
ok..
Dirman Ha
jg dc vi
Dirman Ha
BBC sdh hi
Dirman Ha
jg tho
Dirman Ha
hc dg bo
Dirman Ha
hc dg good
Dirman Ha
ig gko oh hoo
Dirman Ha
ig gko
Dirman Ha
ig gh no
Dirman Ha
ty hi joon
Dirman Ha
ih Fu joon
Dirman Ha
hc show
Dirman Ha
ig di
Dirman Ha
ih Ch joon
Dirman Ha
ig Ch boon
Hendri Yansah
lanjut yhor
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Hentooopz
BaDiPra
weh, marathon beberapa hari rupanya sekarang dah nyampe di bab terbaru rupanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!