Tuan Alaxander Almahendra adalah seorang CEO dan tuan tanah. Selain memiliki wajah yang tampan ia juga pintar dan cerdas dan nyaris sempurna. Namun, siapa sangka di balik kesempurnaan fisik dan kecerdasannya tuan Alex terkadang sangat kejam terkesan tidak berprikemanusiaan. Ia seperti tenggelam dalam lorong hitam yang menggerogoti jiwanya.
Nayla De Rain gadis canti dengan paras sempurna. Setelah mengalami kegagalan dengan Fandy ia memutuskan untuk menikah dengan Zainy lelaki yang tida di cintainya. Namun, sebuah peristiwa membuatnya tertangkap oleh anggota tuan Alex dan di bawa ke menara dengan seribu tangga memutar.
Nasib baik atau buruk yang menimpa gadis bernama Nayla iti malah mempertemukannya dengan tuan Alex. Entah tuan Alex dan anggotanya akan akan menyiksa Nayla seeprti yang lainnya atau malah menjadikannya tahanan abadi. Novel 'REMBULAN YANG TENGGELAM' adalah kisah cinta dan balas dendam. Para tokoh mempunyai karakter unik yang membuat mu jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dongoran Umridá, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikah Dan Pernikahan
Malam ini Nayla menatap layar HPnya dengan tangan kosong. Ia teringat kembali kejadian tadi siang. Rasanya puas membuat Fandy patah hati dan mempermalukan keluarganya. Namun saat ia ingat Andika menghajarnya sampai babak belur mungkinkah lelaki itu akan membawanya ke ranah hukum? Ah peduli amat, sudahlah tidak usah di fikirkan. Tapi kepada Zaini kini dia tidak bisa lagi mencintainya. Ada rasa bersalah dalam hati Nayla bagaimana mungkin lelaki sebaik Zaini menikah dengan wanita yang sama sekali tidak mencintainya? Rasanya tidak adil. Nayla segera meraih HPnya lalu menghubungi Zaini. Tidak lama menunggu panggilannya langsung di angkat.
"Assalamualaikum Nayla. Ada apa ya malam-malam begini nelpon padahal besok kita akan menikah."
Gumam Zaini dari seberang sana.
Nayla memejamkan matanya, mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan-pelan.
"Maaf aku salah tekan aja, aduh udah ya aku mau istirahat." Gumamnya dan langsung mematikan HPnya. Lalu mencoba memejamkan mata untuk tidur dan akhirnya Nayla tertidur hingga pagi tiba.
Ke esokan harinya saatnya untuk Nayla menikah. Gadis itu mencoba menahan air mata, hingga ijab kabul selesai di ucapkan tangisnya pecah namun para undangan mengira tangis itu adalah tangis haru bahagia. Namun Zaini ia mengerti betul bahwa air mata itu bukan air mata bahagia.Zaini masih ingat beberapa hari yang lalu Nayla sempat minta pernikahan ini di batalkan.
"Maafkan aku Zaini, aku tidak bisa mencintai mu. Kita batalkan saja pernikahan kita ya. Sebenarnya niat ku menikah dengan mu hanya untuk balas dendam pada Fandy. Namun, saat ku fikirkan ketulusan mu aku tidak bisa menyakiti mu. Kamu terlalu baik untuk ku jadikan umpan balas dendam ku."
Kalimat Nayla ini masih jelas terngiang di telinganya, bahkan suara dan tatapan mata Nayla saat mengucapkan kata-kata itupun masih terbayang jelas. Sebenarnya ia sudah menduganya. Namun ia di butakan oleh rasa cinta sehingga tidak mempermasalahkannya. Dan ia berfikir bahwa suatu hari nanti Nayla akan mencintainya.
"Aku tau Fandy kembali pada mu, tapi kamu menolaknya kan? Terus kamu bilang tidak mencintai ku lalu bolehkah aku tau siapa yang kamu cintai?"
Tanyanya hari itu.
"Kini tidak ada siapapun di hati ku. Aku tidak bisa mencintai lelaki mana pun."
"Kalau begitu kita lanjutkan pernikahannya. Aku tidak peduli alasan mu menikah dengan ku. Akan ku tunggu sampai hati mu membuka. .
Benar. Kini ijab kabul sudah terucap, Nayla sudah menjadi istrinya. Acara pernikahan berlangsung meriah seperti biasanya. Selesai semua acara pesta dan adat-adatnya Zaini dan Nayla segera tinggal serumah. Zaini tidak memaksa Nayla melakukan kewajibannya sebagai istri. Ia mencoba bersabar dan menunggu hingga Nayla mencintainya dan dengan suka rela memadu kasih dengannya.
Jujur Nayla juga kasihan pada Zaini. Ia sudah berusaha untuk mencintai Zaini dan mencoba mendekat namun semakin ia mencoba untuk mencintai Zaini ia pun semakin merasa sakit dan tersiksa. Rupanya berusaha menghentikan rasa cinta dan berusaha menghadirkan cinta sama-sama menyiksa dan menyesakkan.
Setelah menikah dan hidup dalam satu rumah sebagai suami istri Nayla dan Zainy menjalani aktifitas masing-masing namun Zainy hampir tidak pernah dekat dengan Nayla. Bahkan tidur pun Nayla memilih untuk tidur di sofa, ia selalu mencoba menghindar, dan Zaini sungguh tau itu , sehingga ia pun mencoba menahan diri dan menjauh dari Nayla. Awalnya ia berfikir akan mudah menjalaninya namun semakin hari semakin berat dan sulit. Terlarut dalam pernikahan serumit ini Zainy maupun Nayla sebenarnya sama-sama tersiksa. Hingga suatu waktu Zaini memutuskan untuk i'tikaf di mesjid demi untuk menahan diri. Ia takut tidak bisa membendung keinginannya pada Nayla. Sementara Nayla sudah mengatakan dari dulu bahwa ia tidak mencintai dirinya. Tidak, Zaini tidak mau memaksa Nayla dan tidak ingin membuat Nayla terluka atau merasa bersalah. Sebelum Zaini berangkat untuk i'tikaf ia meletakkan secarik kertas di atas meja makan.
"Mungkin untuk beberapa hari ini aku tidak pulang ke rumah. Aku ingin i'tikaf. Makanlah yang teratur, jaga diri dan kesehatan. Jangan terlalu banyak fikiran. Apapun yang terjadi aku akan selalu mencintai mu."
Begitulah isi secarik kertas yang di letakkan Zaini di atas meja makan. Air mata jatuh di pipi Nayla saat ia baca secarik kertas itu. Ada rasa lega karna lelaki itu pergi. Namun, ada juga rasa sakit dan sedih di hatinya, ia membuat lelaki tulus itu tersiksa. Sebenarnya ia sungguh tidak ingin melakukannya.
Beberapa hari setelah Zaini pergi Nayla seperti biasa ke kampus dan melakukan aktifitas lainnya. Suatu ketika Nayla sedang nongkrong bersama teman-temannya yang sudah menikah. Banyak di antara mereka yang curhat bahwa suaminya selingkuh, ada juga yang suaminya pelit tidak mau menafkahi tapi royal pada teman-teman perempuannya. Ada juga teman yang curhat suaminya tidak mau pindah rumah harus tetap di rumah orang tuanya tapi tidak peduli dengan istrinya yang ujungnya si istri di rumah orang tua suami mirip babu. Nayla terdiam mendengar curhatan teman-temannya. Ternyata lelaki yang setia mapan dan bukan anak mami itu sungguh-sungguh sangat langka. Nayla tersadar betapa beruntungnya dia mendapatkan suami seperti Zaini. Nayla sungguh ingin bertemu dengan Zaini dan meminta maaf. Dia akan mencoba berusaha lebih keras lagi agar hatinya benar-benar terbuka untuk Zaini. Kali ini Nayla sungguh ingin memeluk Zaini dan memberinya kehangatan. Ia akan mencoba mencarikan suasana dan bahkan akan mencoba mengajak Zaini berbulan madu. Dalam perjalanan pulang ke rumah Nayla sungguh merencanakan banyak hal bersama Zaini. Namun saat ia memasuki Nayla begitu terkejut saat ia mendapat Pesan WA dari Zaini. Nayla sungguh lemas dan kaki seakan jatuh isi pesan itu adalah talak. Ternyata lewat pesan WA ini Zaini menceraikannya.
Nayla bingung saat ia hendak menghubungi Zaini tiba-tiba dua orang bertopeng menangkapnya. Nayla mencoba berteriak namun mulutnya segera di lem dan tangannya segera di ikat. Nayla tidak berdaya dua orang itu menculik Nayla.
"Aku Antony Fandy menyuruh ku menculik mu. Tidak perlu ku jelaskan siapa Fandy aku yakin kamu pasti sudah tahu."
Gumam salah seorang lelaki bertopeng itu. Nayla baru faham ternyata Fandy yang menculiknya. Kira-kira apa yang akan di lakukan Fandy padanya? Nayla hanya diam tidak bersuara hanya air mata yang jatuh dari pipinya.
Setelah perjalanan cukup jauh Nayla melihat bahwa dia di bawa ke sebuah markas. Hatinya sungguh takut.
"Turuti saja apa yang kami perintahkan, jangan mebantah agar kami juga bisa menghormati mu. Kami tidak akan menyentuh walau hanya ujung hijab mu kami hanya di suruh menculik mu. Jadi sebelum bertemu dengan tuan Fandy gantilah baju dengan ini karna kau terlihat sudah kotor dan acak-acakan."
Nayla hanya menurut dan mengganti bajunya tentu saja di tempat tertutup. Saat ia keluar dari tempatnya mengganti baju tiba-tiba ia di buat terkejut karna mendengar suara tembakan yang beruntun.
"Hap!" Seseorang menutup mulutnya dan memasukkannya ke dalam mobil namun bukan yang dua orang tadi.