Fahira Salsabila, seorang wanita yang ditinggal mati suaminya dan mempunyai satu anak perempuan bernama Yumna Arsyila.
Dia yang berstatus janda dinikahi oleh seorang pria yang bekerja sebagai Manager perusahaan ternama yang bernama Arka Ardinatha karena dijodohkan oleh orangtua Arka.
Fahira dinikahi tapi tak pernah disentuh oleh suaminya sampai dua tahun lamanya hanya dengan alasan tidak mencintainya.
Lalu bagaimana dengan perasaan Fahira yang tulus padanya, Apakah Fahira akan tetap terus bertahan dengan siksa batinnya ?
Atau justru dia akan pergi meninggalkan Arka ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Tak Tersentuh
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 22
Pagi harinya, Fahira dan Arka masih tidur sangat pulas sekali. Yumna yang sudah bangun melihat Bundanya tidur memeluk sang Papa, seakan dada nya sebagai bantal melihatnya merasa bingung.
Kenapa Papa dan Bundanya tidur dengan posisi seperti itu pikirnya. Yumna lalu bangkit memeluk Bunda nya dari belakang, hal itu membuat Fahira membuka matanya.
Fahira mendongakkan kepalanya, dan ternyata masih tidur dengan posisi seperti semalam, dada suami yang sebagai bantal untuknya. Fahira tersenyum melihat Arka yang masih tenang dalam tidurnya.
Fahira menoleh ke belakang dan ternyata sang Putri sudah bangun. Fahira menarik selimutnya sampai dada, dan menyapa Yumna dengan senyuman di bibirnya.
"Selamat pagi Princess Bunda..." sapa Fahira dengan suara seraknya khas bangun tidur.
"Selamat pagi Bunda..."
Yumna memeluk Fahira dengan begitu hangatnya, setelah membuat Yumna merasa senang, Fahira menyuruh sang putri untuk mandi lebih dulu.
"Yumna mandi dulu yaa ? Bunda mau bangunkan Papa Arka.." bisik Fahira di angguki oleh Yumna.
Dia sengaja menyuruh Yumna untuk mandi lebih dulu karena ingin bermesraan sedikit untuk membangunkan Arka. Agar menjalani kegiatan hari ini penuh dengan semangat.
Setelah melihat Yumna masuk ke kamar mandi, Fahira kembali memeluk sang suami dan mengusap hidungnya di leher Arka. Membuat Arka jadi terusik karena ulahnya.
Arka membuka matanya perlahan, dan melihat ada sang istri di sampingnya. Arka mengusap wajahnya pelan dan menyapa Fahira dengan lembut.
"Morning..." ucap Arka meski kembali menutup matanya yang masih sedikit mengantuk.
"I Love U Arka..."
Arka menatap Fahira menggeser posisinya miring agar berhadapan dan memeluknya erat. Dia ingin melakukan morning kiss dengan Fahira.
"Eehhmm I Love U to sayang..."
Fahira menahan dada Arka yang akan maju untuk melakukan morning kiss bersamanya. Arka yang dadanya ditahan, langsung menatap Fahira dengan mengerutkan keningnya.
"Yumna sudah bangun Mas, dia sedang mandi.." kata Fahira sedikit memberi senyuman.
"Oooh, besok aku akan membuatkan kamar khusus untuknya.. Agar Putri cantik tak mengganggu tidur sang Raja dan Ratunya..."
Ucapan Arka membuat Fahira terkekeh, keduanya kembali berpelukan dalam posisi tubuh yang masih polos dibalik selimutnya. Dirasa cukup, kini keduanya terburu-buru memakai pakaian dalam dan baju yang semalam mereka lepas.
Saat Fahira sedang memakai baju nya, Yumna keluar dari kamar mandi. Yumna terdiam, kenapa kedua orangtua nya terburu-buru memakai pakaiannya.
"Bunda sama Papa mau mandi ?" tanya Yumna polos.
"Ah iya sayang, Bunda kan hari ini berangkat ngajar nak. Takut telat sampai sekolah..." sahut Fahira tersenyum.
"Oooh begitu..."
"Eemm, Yumna sudah selesai sayang ? Sekarang Yumna tunggu di ruang Tv yaa, tunggu Bunda disana.. Oke !"
"Oke Bunda..."
Yumna membawa bonekanya dan membawa sisir Rambut juga bedak menunggu sang Bunda di ruang keluarga. Setelah Yumna keluar, Fahira menutup pintu kamar nya dan berjalan cepat menuju kamar mandi.
Namun langkah nya terhenti karena Arka menariknya hingga membuat Fahira berbalik menabrak dada bidang suaminya.
"Mas.. Aku mau mandi.. Nanti telat.." ucap Fahira dengan wajah cemas nya berusaha lepas dari pelukannya.
"Kita mandi berdua yaa..?" sahut Arka tersenyum jahil sambil menaik turunkan alisnya.
Fahira yang mendapat pertanyaan seperti itu menatap Arka heran. Fahira terdiam berfikir sejenak, dia akhirnya mau tidak mau menuruti sang suami untuk mandi berdua.
Dan benar saja, kini keduanya kembali melakukan adegan panas nya di kamar mandi, hal itu membuat Fahira kesal. Jika sedang tidak kerja mungkin tidak masalah baginya.
Sudah hampir jam tujuh, Fahira baru keluar dari kamar mandi di ikuti oleh Arka. Fahira bersiap dengan terburu-buru, dari mulai mengeringkan rambut sampai memakai make-up, semuanya di lakukan dengan buru-buru.
Tak lama keduanya keluar dari kamar secara bersamaan, Fahira terdiam saat melihat Yumna sedang di sisir rambutnya oleh Neneknya, sambil diceritakan sebuah dongeng olehnya.
"Ah maaf Bu, Fahira... Fa.."
"Nggak apa-apa Fahira, Ibu sudah tahu dari Yumna.." balas Bu Dewi.
Fahira yang dibilang seperti itu merasa malu, dia menatap sang suami dengan tatapan kesal. Karena ulah nya diketahui oleh orangtua nya.
"Memang nya, Yumna bilang apa Bu ?" tanya Fahira takut Yumna bilang macam-macam yang membuatnya semakin malu.
"Yumna bilang, katanya kalian sedang mandi bersama. Apa benar seperti itu ?" balas Bu Dewi.
Fahira membulatkan matanya mendengar jawaban Ibu Mertuanya. Dia lalu mencubit perut Arka sekuat tenaganya. Arka yang di cubit hanya bisa menahan dengan wajah yang sudah memerah karena sangat sakit baginya.
"Ah nggak begitu Bu, sebenarnya..."
"Kalau iya juga nggak pa pa Arka, Ibu sama Bapak juga pernah muda." balas Bu Dewi memotong penjelasan Arka.
"Loh justru bagus dong, jadi Bapak sama Ibu bisa cepat mendapatkan cucu lagi. Benar toh Bu ?"
Pak Wira menyambung obrolan mereka, kini keduanya semakin di buat malu. Hari pertama mereka melakukan itu yang seharusnya tidak diketahui, justru semuanya jadi tahu karena ulah sang Princess yang membongkar rahasia orang tuanya.
Arka yang tahu Fahira menahan malu, akhirnya kembali mengalihkan pembicaraan agar kedua orangtuanya tak lagi membahas soal itu.
"Yumna sudah siap sayang ?" tanya Arka dengan posisi masih berdiri disamping Fahira.
Yumna yang sedang bermain boneka, menoleh menatap Papa dan Bundanya. Bu Dewi yang mendengar pertanyaan Arka pada Yumna menatap kedua nya bingung.
"Memang nya kalian mau kemana ?" tanya Bu Dewi.
"Fahira mau berangkat kerja Bu.." sahut Arka.
"Loh kok kerja ? Memang nya uang yang dikasih Arka masih kurang ?" tanya lagi Bu Dewi.
"Enggak kok Bu, ta.."
"Ini bukan masalah kurang atau nggak nya Bu, Fahira hanya bosan dirumah sendirian setiap hari. Jadi dia lebih memilih untuk kerja lagi seperti dulu.."
Arka memotong penjelasan Fahira pada sang Ibu, Arka tahu bagaimana Ibu nya jika sudah bicara. Meskipun terlihat lembut tapi sangat tajam. Takut membuat Fahira tersinggung dan sakit hati.
"Tapi kan.."
"Sudahlah Bu, nggak usah di permasalahkan. Yang penting pekerjaan rumah sudah ia kerjakan semua termasuk mengurusku setiap pagi sebelum berangkat.."
Lagi-lagi Arka memotong ucapan sang Ibu, hal itu demi membuat Fahira nyaman. Semenjak dia tahu Fahira mempunyai asam lambung, kini Arka lebih menjaga ucapannya agar tidak membuat Fahira stres dan banyak pikiran.
Setelah saling berdebat dan tanya jawab dengan kedua orang tuanya. Kini Fahira sudah berada di dalam mobil melakukan perjalanan dengan Arka. Arka mengantar sang istri untuk berangkat ngajar di sekolahnya.
Tapi, sepanjang perjalanan Fahira terus diam tak banyak bicara. Entah apa yang dia pikirkan, sikap Fahira yang seperti itu membuat Arka bingung dan mengajukan pertanyaan.
"Kau kenapa Ra ? Dari tadi diam terus ?"
"Nggak pa pa.." sahut Fahira singkat.
"Apa aku ada salah ?" tanya Arka lagi penasaran.
"Nggak ada.."
"Terus kenapa dong ? Jangan buat aku bingung..." tanya Arka lagi terus menginginkan jawaban darinya.
"Aku kesel sama kamu Mas !" balas Fahira dengan ketus dan melirik Arka sinis.
"Loh, kesel kenapa ?"
"Aku sudah bilang, nanti malam di lanjutin lagi.. Ini malah minta terus ! Di kamar mandi saja sampe tiga kali nggak berhenti-berhenti.. Begini kan jadinya, malu aku sama Bapak dan Ibu !"
Ocehan Fahira hanya mendapat senyuman dari Arka. Dia sesekali menoleh menatap Fahira yang ada disampingnya. Fahira yang melihat Arka tersenyum membuatnya semakin kesal.
"He..he..he.. Katanya minta di puasin ? Giliran di puasin malah sewot.. Terus aku harus gimana sayang ?"
Arka menjahili Fahira dengan mengejeknya. Fahira yang mendapat jawaban dari sang suami menahan senyumnya. Dia malu, dia sendiri yang minta tapi malah kesal setelah sudah dipuaskan.
Dasar wanita, selalu saja begitu...
...----------------...
Bersambung...