Ketika hidupnya terguncang oleh krisis keuangan dan beban tanggung jawab yang semakin menekan, Arya Saputra, seorang mahasiswa semester akhir, memutuskan memasuki dunia virtual Etheria Realms dengan satu tujuan: menghasilkan uang.
Namun, dunia Etheria Realms bukan sekadar game biasa. Di dalamnya, Arya menghadapi medan pertempuran yang mematikan, sekutu misterius, dan konflik yang mengancam kehidupan virtualnya—serta reputasi dunia nyata yang ia pertaruhkan. Menjadi seorang Alchemist, Arya menemukan cara baru bertarung dengan kombinasi berbagai potion, senjata dan sekutu, yang memberinya keunggulan taktis di medan laga.
Di tengah pencarian harta dan perjuangan bertahan hidup, Arya menemukan bahwa Main Quest dari game ini telah membawanya ke sisi lain dari game ini, mengubah tujuan serta motivasi Arya tuk bermain game.
Saksikan perjuangan Arya, tempat persahabatan, pengkhianatan, dan rahasia kuno yang perlahan terungkap dalam dunia virtual penuh tantangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miruのだ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalur Pendakian
Sebuah kantong kulit berisi puluhan keping emas diletakkan diatas meja, seorang pria kisaran umur 20-an tahun. Tengah duduk berhadapan dengan seorang pria lain, dengan badan besar penuh otot, dengan sebuah great sword bersandar di kursinya.
Pria 20-an tahun dengan rambut hitam dan kacamata di wajahnya itu, ditemani oleh seorang wanita berambut pirang disamping kursinya. Sedang disisi lain, pria berotot diseberangnya juga ditemani oleh belasan orang lain, dengan tampang preman jalanan disisinya.
"Tujuanmu adalah untuk menangkap Ferran, pastikan dia tidak terbunuh!" Pemuda itu berucap pelan, keseriusan di tiap kata-katanya memberikan kesan mendominasi yang sangat nyata.
Didalam Etheria Realms, ada satu Guild bintang tujuh yang walau tidak bisa dikatakan kuat, namun sangat terkenal karena apa yang mereka lakukan.
Veritas Nexus, sebuah Guild yang dibentuk dari sekumpulan wartawan berita dari berbagai penjuru dunia. Mengedepankan kebenaran dan fakta, Veritas Nexus sering berkeliling Etheria Realms untuk mencari informasi.
Terutama seputar pemain-pemain terkenal yang sedang naik daun, membuat mereka sering melakukan berbagai hal untuk mendapatkan informasi mengenai targetnya itu.
Seperti yang tengah mereka lakukan saat ini, mengingat ada pemain baru dengan julukan Pill Master yang tengah jadi perbincangan hangat di Forum. Beberapa anggota Veritas Nexus segera pergi ke Valedale, untuk mencari pemain bernama Ferran ini, demi di wawancarai.
Sayangnya mereka sedikit terlambat, karena Ferran baru-baru ini diketahui telah pergi dari Valedale, dan berniat menyebrangi pegunungan awan, menuju wilayah tengah.
Jadi anggota Veritas Nexus mengganti rencana mereka, terutama setelah diketahui juga bahwa Ferran tidak mengambil jalur memutari kaki gunung, dan malah memilih mendaki gunung.
Dengan pengaruh dan relasi yang mereka miliki, Veritas Nexus membayar beberapa perampok yang ada di jalur akhir menuju wilayah tengah. Mengingat semua yang memakai rute dari kota Valedale, pasti akan berakhir dijalur ini, membuat mereka merasa ini akan menjadi rencana yang sempurna.
Pria berotot itu mengecek isi kantong kulit diatas meja, "... Oi... Bukankah ini lebih rendah dari persetujuan kita sebelumnya?!"
Pria berkacamata yang baru hendak berdiri, keluar dari rumah sederhana tempat diskusi mereka itu segera menghentikan langkahnya. Dengan tatapan mata sinis, dia menatap rendah beberapa perampok dihadapannya.
"Sayangnya bukan kalian yang memegang kendali disini, sebaiknya turuti saja kemauan kami. Karena jika tidak, kami bisa saja memburu kalian, kalian tentu paham konsekuensi kematian kalian bukan?!...."
Pria berotot itu terlihat sangat kesal, namun bagaimanapun kelompok mereka yang merupakan perampok, memang tidak berada di posisi bisa menawar.
Apalagi lawan mereka adalah sebuah guild besar, yang walaupun Veritas Nexus tidak terkenal dengan kemampuan bertarung anggota mereka, Guild tetaplah sebuah Guild.
Veritas Nexus bisa menghapus mereka kapan saja jika mereka mau, dan pria berotot itu tau bahwa konsekuensi kematian mereka akan sangat fatal, mengingat betapa banyaknya korban yang telah mereka ciptakan.
----->><<-----
Kira menutup telinganya yang mulai terasa sakit, setelah keduanya memasuki jalur pendakian. Sebelumnya, mereka perlu satu jalur dengan kelompok karavan besar, para pemain yang berniat menerobos pegunungan awan.
Sehingga Kira dan Ferran masih mengenakan tudung jubah, serta topeng untuk menyembunyikan identitas masing-masing. Setelah memasuki jalur pendakian, terutama setelah memastikan tidak ada penguntit atau sebagainya, barulah Ferran dan Kira melepaskan topeng dan tudung jubah mereka.
Mengejutkan gadis Merchant yang berjalan bersama mereka, namun keterkejutan gadis itu ternyata diluar perkiraan Kira. Mengingat Kira sempat berpikir bahwa, gadis Merchant itu terkejut karena identitas mereka.
Yang tidak Kira sangka, beberapa saat kemudian gadis itu segera mengomel panjang lebar tentang level Kira dan Ferran. Membuat Kira yang terus mendengarnya, mulai merasa sakit kepala dibuatnya.
"Kakak!..." Kira yang berjalan paling depan sebagai pemandu jalan, dengan wajah kesal menoleh kearah Ferran dibelakangnya, yang seolah tidak terganggu dengan gadis Merchant dibelakang mereka yang masih mengomel tidak jelas.
"Hm...?" Ferran tertawa kecil melihat ekspresi adiknya itu, sebelum akhirnya memutuskan tuk bertindak.
"Haha... Nona... Bukankah sejak awal kau yang berniat menipu kami, kenapa sekarang malah kau yang marah-marah?" Ferran bertanya santai ditengah kekesalan gadis Merchant itu.
"Hah?! Menipu kalian? Untuk apa aku melakukan hal itu? Bukankah aku sudah membayar kalian diatas rata-rata bayaran untuk ikut karavan besar?!"
"Hm... Begitukah?... Tapi dari yang kudengar dari anggota Tsukuyomi Expedition, biaya untuk menyewa pemain berlevel tinggi seperti anggota mereka, untuk mengawal melewati Pegunungan awan adalah kisaran 50 hingga ratusan Gold..." Ferran tersenyum lebar melihat gadis Merchant itu yang tiba-tiba terdiam, dengan keringat dingin mengalir di keningnya.
"Jadi... Bukankah dilihat dari sudut pandang profesional, kau berniat menipu pemain level tinggi yang kurang pengetahuan, untuk mengawalmu memasuki wilayah tengah dengan harga miring?..." Gadis Merchant itu membuang muka, dengan perasaan gugup menghampirinya ketika Ferran menoleh kearahnya.
"Pfftt... Terlihat jelas seekor harima baru saja menjadi seekor kucing disini..." Kira tersenyum sinis, terlihat sangat puas melihat kakaknya membungkam gadis itu.
"Be-berisik!!... Aku sudah membayar kalian, jadi kalian seharusnya melindungiku sebaik mungkin!" Gadis itu membuang muka kesal.
"Baiklah baiklah nona Merchant!... Bagaimana kalau kita saling berkenalan dulu?... Namaku Ferran, dan dia adikku Kira!" Ferran menunjuk adiknya yang berjalan tidak jauh didepannya itu.
"... Inestezia... Panggil saja Ines..."
"Baiklah nona Ines, aku disini adalah pemimpinnya, jadi kau harus mengikuti perintahku jika ingin bertahan hidup hingga tujuanmu!..." Kira berbalik, dan sembari berjalan mundur menjelaskan hal itu kepada Ines.
"Oi, perhatikan jalanmu!"
"Hah?! Siapa juga yang mau mendengarkan perintahmu? Lebih baik aku mendengarkan perintahnya dari pada perintah darimu!" Bantah Ines sembari menunjuk Ferran didepannya.
Sekarang, giliran Ferran yang harus menutup telinganya, ketika mendengar perdebatan tidak berarti antara Kira dan Ines. Pemuda itu hanya bisa mengeluh dalam hati, membayangkan jika saja situasinya tidak membawa keduanya, mungkin suasana akan jauh lebih tenang.
Ferran hanya bisa menghela nafas membayangkan hal itu, perjalanan yang dia kira akan penuh ketenangan itu, malah berujung menjadi sangat ramai hanya karena dua orang wanita dalam party-nya.
Perjalanan yang penuh tekanan, dari sudut pandang Ferran itu, akhirnya berlanjut hingga sore hari. Ketiganya telah mencapai wilayah bersalju dari pegunungan tengah, dan menurut Kira, jika perjalanan ketiganya cukup mulus, mereka harusnya bisa turun dari gunung dalam tiga hari lagi.
"Sulit dipercaya aku harus terjebak tiga hari dengan wanita cerewet ini!!..." Ines mendengus kesal.
"Siapa juga yang mau terjebak tiga hari denganmu wanita manja!..."
Ferran yang melihat perdebatan antara Kira dan Ines dimulai kembali, hanya bisa menghela nafas panjang. Di kondisi ekstrim wilayah pegunungan penuh salju ini, ketiganya akan kesulitan mendirikan tenda biasa.
Jadi mereka berencana membangun sebuah gua kecil, dibawah tumpukan salju untuk berlindung dari cuaca dingin pegunungan. Apalagi di pegunungan awan sering terjadi badai salju pada puncaknya, terutama ketika malam hari.
Ferran hanya bisa menghela nafas pelan, ketika mereka berhasil membangun gua kecil itu tepat waktu. Badai salju benar-benar datang malam itu, membuat suhu dingin pegunungan, menjadi semakin dingin.
Untungnya Ferran telah menyiapkan potion khusus, untuk mengatasi suhu dingin berlebihan itu. Disisi lain, Ines yang kedinginan hanya bisa merapatkan kain ditubuhnya, saat itulah dia baru menyadari Ferran dan Kira tidak menggigil sepertinya.
Terutama setelah keduanya terlihat meminum sebuah potion berwarna kemerahan, hal tersebut tentu menimbulkan rasa heran, dan curiga dari Ines.
Keesokan harinya, setelah badai salju mereda tepat saat matahari mulai terbit, ketiganya membereskan barang-barang mereka, dan bersiap tuk kembali melanjutkan perjalanan.
Untuk kesekian kalinya, Ines melihat Ferran meminum sebuah potion berwarna kemerahan, padahal dari yang Ines lihat Hp milik Ferran juga dalam kondisi penuh.
Rasa heran semakin menumpuk, terutama ketika Kira juga meminum potion serupa lagi, membuat Ines tidak tahan dan akhirnya bertanya.
"Oi... Potion apa yang sebenarnya dari tadi kalian minum?"
"Ha?-..."
"Tidak ada hubungannya denganmu bukan? Kau juga terlihat baik-baik saja!" Balas Kira cepat memotong kakaknya yang bahkan belum sempat buka mulut.
"Te-tentu saja ada hubungannya! Aku ini Merchant lho!" Ines membalas kesal, sedang disisi lain Ferran hanya menggelengkan kepalanya mengetahui akan ada perdebatan lainnya.
"Kalau begitu, bagaimana jika kau membeli potion ini dengan 10 gold?" Tawar Kira sembari mengeluarkan potion lainnya.
"Se-sepuluh Gold?! Ini jelas-jelas perampokan!"
"Kalau begitu, kau bisa menyimpan rasa penasaran mu itu sendirian!..." Kira mengantongi kembali potion ditangannya, membuat Ines menggertakkan giginya geram.
"Ah...!! Aku mengerti, aku mengerti! Ini, sepuluh goldmu!" Ines melemparkan kantong kecil berisi sepuluh gold pada Kira, yang segera ditangkap oleh gadis itu.
Kira menyerahkan potion ditangannya yang segera direbut oleh Ines, gadis itu segera mengambil Aprasial Glass miliknya untuk melihat lebih detail potion itu.
[Warming Potion
(Supreme Grade)
(Special) (Buff) (Dispell)
Durasi Buff 6 Jam
• Menjaga suhu tubuh pemakainya, agar tidak turun dibawah 10°C.
• Menghilangkan Efek Cold, Chill, dan pengurangan Motion Speed di wilayah dingin.
• Kebal terhadap efek Cold dan Chill selama durasi berlangsung.
Potion khusus ciptaan Master Alchemist Ferran, dapat menjaga daya tahan tubuh penggunanya disuhu dingin, sangat cocok untuk eksplorasi wilayah dingin yang merepotkan.]
Ines membeku melihat apa yang ia lihat, "Da-darimana kalian dapat potion seperti ini?!" Tanya Ines masih penuh keterkejutan.
"Darimana? Bukankah sudah jelas tertulis bahwa Alchemist didepanmu itu yang membuatnya?" Pernyataan Kira menyadarkan Ines.
Gadis itu terlalu terkejut dengan efek dari potion itu, sampai lupa bahwa disana sudah tertulis Ferran sebagai watermark dari potion itu.
"Fe-Ferran, berapa harga potion ini jika aku membelinya darimu?" Ines bertanya pada Ferran didepannya yang sedari tadi diam saja.
"Hm...?"
"Kalau begitu, bagaimana kalau 5 gold per potionnya?" Kira berbalik dan menunjukkan lima jarinya pada Ines.
"Aku tidak sedang berbicara padamu wanita iblis!!" Balas Ines kesal seraya menunjuk Kira.
"... Aku tidak tau, lagipula potion seperti ini memang dasarnya tidak kujual, karena hanya digunakan untuk keperluan pribadi saja!..." Ferran memberikan jawaban jujur pada Ines, membuat gadis itu sedikit kebingungan.
"Tuh, dengar!... Bukankah sudah kubilang kalau aku yang memimpin disini, jadi sudah pasti kalau harga pasnya harus 5 gold!" Ucap Kira kembali memotong pembicaraan mereka.
"Berisik!!"
Walau sedikit mengalami kesulitan, Ines akhirnya berhasil membuat Ferran mau menjual potion itu padanya, dengan harga 50 perak per botolnya. Membuat Kira hanya bisa tersenyum kecut, karena gagal memeras gadis Merchant itu.