Lengkap sudah,kesedihan dan sakit hati yang Laura rasakan.
Baru saja ditinggalkan oleh ayahnya,ia harus kembali merasakan sakit hati karena
kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya,ternyata berkhianat dengan seseorang yang tidak pernah ia sangka.
Seperti apa kelanjutan kisah Laura,yuukkk baca kisahnya hanya di novel ini...
Tbc:
Karya ini sedang diikutsertakan lomba YAW.
Mohon dukungannya yaa,dengan like,komen,vote,dan juga share..
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
"Selamat siang pak Rangga...saya Laura,yang tadi menelpon bapak."Ucap Laura,saat sudah sampai di ruangan Rangga.
"Oh ibu Laura dari perusahaan Bagaskara group yaa,,,langsung masuk saja ke dalam ruangan pak Arya,bu".
"Beliau sudah menunggu anda,saya sudah menyampaikan maksud kedatangan anda kepada Beliau".
"Baik pak Rangga...terimakasih."Balas Laura.
Laura pun keluar dari ruangan Rangga,dan berjalan perlahan ke ruangan milik CEO perusahaan Arya group.
Sebelum masuk,Laura mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
Laura masuk perlahan,saat seseorang di dalam mengizinkannya untuk masuk.
"Silahkan duduk bu Laura."Ucap pria yang sedang duduk sambil memeriksa berkas,ia sama sekali tidak melihat ke arah Laura.
Laura merasa gugup,dada nya juga berdebar-debar,dengan perlahan,ia menarik kursi dan duduk di hadapan pria tersebut.
"Saya selesaikan dulu,memeriksa berkas ini,tolong tunggu sebentar."Ucap Pria tersebut lagi,tanpa melihat ke arah Laura.
"Baik pak,silahkan."Jawab Laura dengan hati-hati.
Beberapa menit kemudian...
"Bagaimana ibu Laura,ada yang bisa saya bantu?"Tanya pria tersebut.
Keduanya pun saling berpandangan selama beberapa detik,Laura langsung menundukkan wajahnya dan merasa kikuk.
"Sebelumnya saya ingin meminta maaf,jika sudah mengganggu waktu kerja bapak,saya juga ingin mengucapkan terimakasih,karena sudah memberikan saya kesempatan,untuk menemui bapak dan berbicara."Ucap Laura.
Laura pun menjelaskan kembali maksud kedatangannya,Laura juga menyampaikan proposal nya kepada pria tersebut.
Meskipun Laura merasa risih,karena pria tersebut terus saja memandangi Laura,tapi ia tetap berbicara dengan hati-hati.
Ia harus meninggalkan kesan yang baik,agar perusahaan Arya group mau bekerjasama dengan perusahaan tempat Laura bekerja.
"Baik bu Laura...saya sudah paham,apa yang ibu sampaikan kepada saya".
"Tapi saya memohon maaf,karena belum bisa memberikan jawabannya sekarang".
"Saya harap,perusahaan ibu Laura mau menunggu,untuk keputusan selanjutnya dari saya".
"Karena saya masih harus mempertimbangkan baik-baik segalanya."Ucap pria tersebut.
"Baik pak jika memang seperti itu,saya permisi dulu,selamat siang."Ucap Laura,berdiri dan mengajak pria tersebut untuk berjabat tangan.
Setelah itu dirinya keluar dari dalam ruangan CEO perusahaan Arya group.
"Huuufttt...lega banget rasanya ini dada."Celoteh Laura sambil memegangi dada nya sendiri.
...****************...
"Ga...ke ruangan saya sekarang."Arya berbicara melalui telpon kantor dengan sekretaris pribadinya,bernama Rangga.
Setelah menunggu beberapa saat,Rangga pun sudah ada di dalam ruangan Arya,ia berdiri di depan meja kerja Arya.
"Tolong cari tau tentang wanita yang tadi."Ucap Arya.
"Maksud bapak,ibu Laura?"Tanya Rangga.
"Iya,dia."Jawab Arya singkat.
"Maaf pak,apa ada yang salah dengan ibu Laura?"Tanya Rangga lagi,ia merasa heran dengan tingkah bos nya tersebut.
Baru kali ini,ia disuruh mencari tau identitas seorang gadis,karena yang ia tau,bos nya tersebut sangat anti dengan gadis.
Secantik apapun gadis tersebut,bos nya tidak pernah terpikat dengan kecantikan mereka.
Rangga sempat berfikir,mungkin bosnya memiliki kelainan seksual,tapi ternyata tidak.
"Gak ada,Ga...dia temen sekolah saya waktu di SMA,tapi sepertinya dia lupa sama saya".
"Karena memang,saat saya SMA dulu,saya tidak seperti sekarang."Jawab Arya.
"Oh seperti itu,saya pikir ibu Laura membuat kesalahan pak."Balas Rangga.
"Jika seperti itu,saya akan melaksanakan tugas bapak."Ucap Rangga lagi.
Rangga pun pamit keluar dari ruangan Arya.
Sementara itu,Arya langsung mengambil ponsel yang ada di balik saku jas kerjanya.
Ia melihat foto yang ada di galery ponselnya,dan tersenyum sambil memandangi foto tersebut.
...****************...
"Gimana,Ra?,sukses gak?"Tanya Citra,ia langsung menghampiri Laura di meja kerjanya,saat melihat Laura sudah ada.
"Huufftt...ak deg-degan banget tau,tadi".
"Mana si pak Arya itu,natap aku terus,lagi,aku kan jadi grogi,Cit."Celoteh Laura.
"Jangan-jangan dia naksir kamu,Ra."Balas Citra.
"Mana ada...kayanya dia cuma lagi mengamati dan menilai klien nya aja,Cit."Balas Laura juga.
"Yaa kali aja,kan.Love at first sight gitu."Ucap Citra lagi.
"Tau diri Cit...aku bentar lagi udah mau merid,lagian gak mungkin,seorang CEO terkenal kaya dia,mau sama perempuan biasa kaya aku".
"Dari segi kekayaan aja,aku masih kalah jauh,Cit."Ucap Laura.
"Udahlah...ngapain sih kita jadi bahas dia."Ucap Laura lagi.
"Laura,ke ruangan saya sekarang".
"Dan kamu,Citra,kembali ke meja kerja kamu."Sela pak Bagas,bos mereka.
Keduanya terkejut,karena tiba-tiba saja sudah ada pak Bagas di hadapan mereka.
Citra langsung kembali ke meja kerjanya,sementara Laura berjalan di belakang pak bagas.
Laura melihat kebelakang,ke arah Citra,dan Citra memberikan semangatnya dengan gerakan tangan untuk Laura.
"Gimana hasilnya,Laura?"Tanya pak Bagas.
"Tadi saya sudah berbicara langsung dengan pak Arya,selaku CEO Arya group pak,beliau bilang,beliau masih perlu waktu untuk memutuskan mau apa tidak bekerjasama dengan perusahaan kita pak."Jawab Laura.
"Apa kamu sudah melakukannya dengan baik,Laura?"Tanya pak Bagas lagi.
"Sudah pak,saya sudah melakukannya dengan baik,saya juga sangat berhati-hati ketika menjelaskan isi dari proposal perusahaan kita."Jawab Laura lagi.
"Baiklah...kita tunggu saja,semoga hasilnya baik".
"Jika proyek ini berhasil,saya akan kasih kamu bonus yang cukup besar,karena suatu kebanggaan untuk perusahaan ini,bisa bekerjasama dengan perusahaan Arya group."Balas pak Bagas.
"Kamu boleh kembali bekerja."Ucap pak Bagas lagi.
Laura pun permisi untuk keluar dari ruangan bosnya tersebut,baru saja Laura akan membuka pintu ruangan sang bos,namanya sudah dipanggil lagi.
Membuat jantung Laura berdebar-debar.
"Laura...sampaikan sama Citra,kurangi mengobrol saat jam kerja."Ucap pak Bagas tanpa melihat ke arah Laura.
Laura menjawab iya dan kemudian dirinya pun segera keluar dari ruangan bosnya tersebut.
"Dapet pesan cinta dari pak Bagas,katanya kamu disuruh kurangi mengobrol saat jam kerja."Bisik Laura di telinga Citra.
Setelah itu Laura duduk di bilik kerja miliknya,sambil tersenyum karena membayangkan,pasti saat ini wajah Citra sangat lucu.
Sore harinya...
Jam kerja pun telah usai,semua teman-teman kerja Laura,bersiap untuk pulang kerumah masing-masing.
"Aku duluan yaa,Cit..."Ucap Laura saat melewati meja kerja Citra.
"Iya...hati-hati,Ra...."Jawab Citra.
...****************...
"Gimana hari ini,Raa...?"Tanya ibu tiri Laura,menghampiri Laura yang baru saja pulang dari kantor.
"Yaaa gitu deh bu,seperti biasa,gak ada yang istimewa."Jawab Laura.
"Kamu mandi dulu gih,terus kita makan malam sama-sama yaa."Balas ibu tiri Laura.
"Iya...badanku juga udah lengket banget,aku ke kamar dulu yaa bu."Ucap Laura lagi.
Ibu tiri Laura pun mengangguk,sebagai tanda setuju,ia tersenyum,memandangi Laura yang berjalan ke arah kamarnya.
Setelah itu,dirinya berjalan ke arah dapur,untuk menyiapkan makan malam...
sip mak tiri nya laura,,,pkoknya jngan kasih ksmpatan buat laki" mokondo dika itu,,mending buang ke laut ajah buat nemenin ikan hiu berenang. ,
sepertinya ibu tiri laura pergi dr rumah itu, dan laura menyendiri dlm kesunyian rumah itu,,,
moga aja arya datang dan menolong laura