Almira Sadika, terpaksa harus memenuhi permintaan kakak perempuannya untuk menjadi madunya, istri kedua untuk suaminya karena satu alasan yang tak bisa Almira untuk menolaknya.
Bagaimana perjalanan kisah Rumah tangga yang akan dijalani Almira kedepannya? Yuk, ikuti terus kisahnya hanya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Shine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Ditto?? Kau kemari? ada apa? Kau tidak bekerja?" tanyanya beruntun.
"Jika bertanya.. Itu harus satu-satu..! Supaya aku tidak bingung harus menjawab yang mana lebih dulu" ujar Ditto.
Almira hanya tersenyum menanggapi ucapan dari Ditto. "Baiklah, baiklah. Ada apa kau kemari? Maksudku.. Ada apa kau kemari sebelum waktu jam pulang kerja?" tanyanya.
"Apa aku tak boleh kemari lagi??" ucap Ditto dengan mimik wajah sedih yang dibuat-buat.
"Hais, terserah padamu sajalah!" ujar Almira seraya berbalik untuk menuntaskan niat awalnya sebelum Ditto datang.
"Ck, begitu saja marah," ucap Ditto, yang masih bisa terdengar oleh Almira, membuat Almira hanya menggelengkan kepalanya seraya tersenyum.
"Cepat katakan, ada apa kau kemari?" ulang Almira setelah berada di dalam toko.
"Ck, apa tak bisa untuk sekedar berbasa-basi terlebih dahulu?"
"Tidak bisa! Karena waktu adalah uang!" tegas Almira. "Sedangkan kau..." tunjuk nya pada Ditto. "Waktu adalah keselamatan dan nyawa manusia taruhannya! Sekarang cepat katakan, ada apa?" ujarnya to the poin.
"Baiklah, baiklah.. Tolong buatkan aku sebuah buket__"
"Kau akan melamar seseorang?!" seru Almira antusias. "Akhirnya... Setelah sekian lama kau__"
"Hais! Bisa tidak, jangan menyela sebelum aku selesaikan ucapan ku?!" kesal Ditto karena Almira berkata demikian. Padahal kan....
"Lalu, jika bukan untuk melamar.. Untuk apa sebuah buket?!"
"Untuk menikahi mu! Puas?"
"Hah??"
"Ck, mangkanya.. Jadi orang jangan suka menyela!" sindir Ditto. "Aku memintamu untuk buatkan sebuah buket bunga untuk rekan ku yang akan melangsungkan pertunangan!" Lanjutnya.
"Iyakah?? Ah, ku kira__"
"Jangan banyak berasumsi sendiri.. Karena itu tidak baik! Jadi bagaimana, apa kau bisa membuatnya untukku?"
"Tentu."
"Bagus. Buatkan satu untukku yang ukuran besar saja, oke,"
"Tidak sekalian yang ekstra besar??" tanya Almira menawarkan, karena memang buket yang tersedia di toko FLORIST ada beberapa ukuran, diantaranya adalah.. Kecil, sedang, besar, dan ekstra besar.
"Tidak, kasihan dengan pasangannya nanti.. Bukannya yang punya acara yang terlihat di kamera, tapi justru bunganya yang mendominasi," canda Ditto.
"Ya ya ya... Baiklah, aku mengerti Tuan Dokter.."
"Dasar! Baiklah, aku kembali ke rumah sakit lagi kalau begitu," ujar Ditto.
Almira pun mengangguk, "Hati-hati dijalan..!!" serunya kala Ditto telah sampai di ambang pintu, yang dibalas Ditto dengan lambaian tangan.
***
Malam harinya...
"Ini benar alamatnya, Pak?" tanya Almira pada sopir taksi yang mengantarnya.
"Iya Nona benar, di sini alamatnya," jawab sopir.
"Baiklah, terima kasih," ucap Almira seraya keluar dari taksi tersebut setelah sebelumnya menyerahkan sejumlah uang yang harus dibayarnya.
"Permisi," ucapnya kala berada di tempat resepsionis.
"Ada yang bisa saya bantu, Nona?"
"Begini.. Teman saya mengadakan acara ulang tahun untuk putranya, kira-kira di mana ya tempatnya?"
"Maaf, atas nama siapa?"
"Atas nama Clara Bram... Ah, maksud saya Clara Firansyah, atas nama Clara Firansyah," koreksinya kala mengingat ucapan temannya itu, jika nama belakangnya telah dirubah.
"Mohon tunggu sebentar, saya lihat dulu."
"Oke."
"Ruangan atas nama Clara Firansyah berada di ruang VIP 115."
"Ruang VIP 115?" ulang Almira memastikan.
"Betul."
"Baiklah, terima kasih."
***
Tok, tok, tok
"Mia, kau sudah datang?!" sapa Clara setelah membuka ruangan yang dituju Almira dari dalam.
"Ya.." balas Almira, yang kemudian keduanya berpelukan.
"Mari, masuk."
"Kau kenapa?" tanya Almira yang menyadari perubahan sikap yang ditunjukkan Clara.
"Huuuft.. Apa kau tahu, kue yang aku pesan untuk ulang tahun putraku, tertukar!"
"Tertukar? Bagaimana bisa?"
"Entahlah, semoga saja kue itu sampai sebelum putraku sampai," ucap Clara dengan lesu. "Kau duduklah dulu.. Aku siapkan minum untukmu."
"Oke," ucap Almira seraya memperhatikan sekitar.
"Ini, kau minumlah."
"Terima kasih."
"Permisi Nona, saya mengantarkan kue pesanan Nona yang sempat tertukar," ujar seorang pelayan restoran di sana yang berhasil mengalihkan atensi Almira serta Clara ke arahnya.
Clara segera bangkit dan segera menghampiri pelayan tersebut. "Oh ya, baiklah. Terima kasih," ucapnya setelah sebelumnya terlihat memastikan benar tidaknya kue yang dibawa pelayan itu adalah benar miliknya.