NovelToon NovelToon
PENGUASA ANGIN BENUA TIMUR

PENGUASA ANGIN BENUA TIMUR

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Spiritual / Perperangan
Popularitas:731k
Nilai: 4.9
Nama Author: adicipto

Liu Bai, dianggap sebagai pemuda tak berguna oleh semua orang karena dia tidak memiliki kemampuan apapun dibandingkan dengan pemuda se generasi nya, tingkah lakunya yang terkadang konyol serta selalu membuat marah orang lain membuatnya semakin di kucilkan.

Suatu hari Liu Bai tidak sengaja bertemu dengan kultivator yang terluka parah, sebelum kultivator itu meninggal, dia sempat memberikan seluruh kekuatan dan keahliannya kepada Liu Bai, dengan mendapatkan warisan besar serta metode dan keahlian dari sosok tersebut, akhirnya Liu Bai memiliki kemampuan untuk bersaing dengan para pemuda se generasi nya, namun perjalanan Liu Bai terus berlanjut demi memberantas kekuatan jahat, apakah perjalanan Liu Bai akan berhasil, mari kita ikuti bersama petualangan Liu Bai yang berjudul, Penguasa Angin Benua Timur, selamat membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Situasi Li Hang

“Para Ahli di pihak mereka telah menyerang, apakah kita akan memerintahkan ahli di pihak kita untuk maju?” tanya Jiu He.

“kita hanya memiliki tujuh Ahli, sedangkan mereka baru mengerahkan sembilan ahli yang termasuk dengan empat bayangan itu, namun jika kita tidak mengerahkan para ahli milik kita, maka kematian di pihak kita akan jauh lebih banyak!” jawab Liao Jie yang memantau pertempuran bersama Jiu He.

“Ketua, kami tidak bisa menunggu lagi,” kata salah satu tetua.

Liao Jie menghela nafas panjang, dia memperhatikan ketujuh tetua yang khawatir saat melihat beberapa murid telah gugur.

“Para Tetua sekalian, keberadaan Liu Cheng bukan satu-satunya alasan mereka menyerang Sekte kita, sekte Kelelawar Darah menginginkan kita lenyap, karena itu jangan pernah ragu, walau mereka dibantu oleh Organisasi Hantu, kita buktikan jika Pedang Matahari kita tidak akan pernah takut. Mari kita serang bersama!” kata Liao Jie.

Ketujuh tetua saling berpandangan lalu sama-sama melemparkan pedang ke udara dan mereka bertujuh terbang untuk menghadapi para ahli di pihak musuh, sedangkan Liao Jie melepaskan Aura Pedangnya seraya mengeluarkan keenam kaki energi bersama dengan Jiu He.

“Kita tahan mereka hingga bantuan dari Bulan Emas datang!” kata Liao Jie.

Jiu He mengangguk lalu keduanya menghilang dan muncul kembali di atas pertarungan seraya melepaskan serangan kaki energinya ke arah beberapa ahli yang tidak mendapatkan lawan, sedangkan Jiu He melesat turun menyerang para kelompok anggota Hantu.

“Akhirnya mereka turun tangan juga! Raja Kelelawar, Dewi Kematian, aku serahkan kedua orang itu kepada kalian!” kata Panglima Hantu kelima belas.

“Tidak masalah!” jawab Ratu Kelelawar lalu dia bersama dengan Raja Kelelawar menghilang dan beberapa detik kemudian keduanya muncul di hadapan Liao Jie.

“Kenapa kamu tidak mencari lawan yang sebanding denganmu ketua Liao?” kata Raja Kelelawar Kematian.

Liao Jie yang baru saja menghancurkan satu bayangan Hantu ketujuh belas segera menanggapi pertanyaan Raja Kelelawar Kematian, “Bao Xuan? Sudah lama kita tidak bertemu, aku pikir kamu sudah mati, tidak tahunya kamu justru masih hidup dan bekerjasama dengan kelompok itu!”

“Hmp! Berani bersikap tenang di depan kehancuranmu sendiri? Aku ingin melihat sampai kapan kamu dan seluruh anggota mu mampu bertahan,” kata Raja Kelelawar Kematian seraya mengayunkan serangan cakar nya.

Sebuah Cakar merah tajam berukuran belasan meter muncul menyerang Liao Jie, sedangkan Liao Jie mengayunkan pedangnya menciptakan tebasan pedang sepanjang lima puluh meter bergerak ke arah Cakar Merah.

Dua serangan berbenturan menciptakan bunyi dentangan keras yang disertai dengan gelombang kejut serta getaran di seluruh Sekte Pedang Matahari, namun keduanya tidak ada yang kalah dan sama-sama unggul.

Demi menghindari korban di masing-masing anggota, Raja Kelelawar Kematian dan Liao Jie sama-sama terbang jauh ke atas awan dan kembali bertukar serangan yang membuat suara gemuruh keras serta cahaya ledakan di balik awan juga terlihat.

Jiu He juga di hadang oleh Ratu Kelelawar Kematian, keduanya tidak banyak bicara dan sama-sama melepaskan serangan mereka yang membuat ledakan di sekitar hingga melukai beberapa anggota di kedua belah pihak.

“Pedang Pemecah Awan.”

Jiu He mengayunkan energi Pedang nya yang besar dan panjang itu ke arah tubuh Ratu Kelelawar Darah, hanya saja Ratu Kelelawar Darah dengan cepat melepaskan serangannya untuk menghadapi serangan pedang Jiu He.

“Cakar Darah.”

Sebuah Cakar darah berukuran belasan meter segera menyambut serangan Jiu He, dan seketika itu juga, ledakan hebat tercipta, dan kabut darah segera menyebar sehingga bau darah yang sangat pekat mengganggu pertarungan para anggota Pedang Matahari.

Keduanya tidak begitu memperhatikan para anggota masing-masing yang terkena dampak dari pertarungan mereka dan tetap saling menyerang serta bertahan di udara, sedangkan Hantu ketujuh belas telah menarik kembali ketiga bayangan nya yang tersisa setelah salah satu bayangannya di hancurkan oleh Liao Jie.

“Sepertinya bantuan mereka sudah tiba!” kata Panglima Hantu kelima belas seraya melirik ke arah lain.

Hantu ketujuh belas juga menatap ke arah yang sama dan melihat beberapa cahaya yang melesat menuju ke tempat mereka, semakin lama cahaya yang datang semakin jelas.

“Empat orang berkemampuan Ahli dan seorang Raja serta beberapa puluh petarung tingkat tinggi, sepertinya sekte mereka itu tidak begitu memiliki kekuatan!” kata Hantu kelima belas dengan tersenyum lebar.

Secara jumlah, kekuatan yang di bawa oleh Sekte Kelelawar Darah memang sebanding dengan kekuatan Sekte Pedang Matahari, namun dengan menambah beberapa anggota Organisasi Hantu membuat kekuatan Kelelawar Darah lebih tinggi dengan jumlah orang-orang yang berkemampuan Ahli di pihak Organisasi Hantu.

Kini kemunculan bala bantuan dari Sekte Bulan Emas membuat kekuatan mereka berimbang, namun ada satu yang kurang, jumlah Raja di pihak Kelelawar Darah lebih unggul.

***

“Ketua Yin, apakah kita akan langsung menyerang?” tanya salah satu wanita berusia hampir lima puluh tahun kepada seorang wanita yang terlihat lebih muda.

“Tidak bisa menunggu lebih lama lagi, segera bantu Pedang Matahari!” seru wanita yang mengenakan gaun keemasan dengan wajah cantik dengan penampilan seperti seorang wanita paruh baya.

“Baik!” jawab wanita berkemampuan Ahli tersebut lalu dia berbalik dan memimpin anggotanya, “Semua anggota Bulan Emas dengarkan perintah! Kita akan membantu Pedang Matahari untuk mengusir Kelelawar Darah dan sekutunya, ayo maju,” serunya dan kemudian puluhan Petarung serta keempat Ahli segera maju ke tengah-tengah pertempuran.

“Mau kemana kalian? Kami sudah menunggu kalian sejak tadi!”

Empat Ahli yang sejak awal berdiri di belakang kedua Panglima Hantu kini menghadang keempat Ahli dari Bulan Emas, hal itu membuat keempat Ahli dari Bulan Emas terpaksa berhenti karena musuh sudah menghadang lebih dulu.

“Empat orang berkemampuan Ahli lainnya?” wanita yang memimpin anggotanya memperhatikan keempat Ahli di hadapannya, dia sama sekali tidak mengenali keempatnya, belum lagi dari pancaran energi yang keluar dari tubuh mereka sangat jelas jika mereka adalah para ahli tingkat tinggi. “Kami yang akan menahan mereka, kalian terus maju!” setelah berseru lantang, wanita itu yang ditemani ketiga ahli di sampingnya bergerak maju menyerang keempat Ahli di hadapan mereka.

“Sebaiknya kamu bergabung juga dengan mereka, dan kamu, gunakan seluruh bayanganmu untuk membantu anggota Kelelawar Darah sekaligus menembus ke dalam mencari keberadaan Liu Cheng!” kata Hantu kelima belas yang memerintahkan satu orang ahli yang tersisa serta Hantu ketujuh belas.

Hantu ketujuh belas segera mundur lalu dia duduk di atas batu seraya membuat segel tangan, setelah itu puluhan bayangan melesat keluar dan bergerak menuju ke medan pertempuran, sedangkan seorang ahli yang tersisa juga maju menyerang anggota Bulan Emas yang rata-rata memiliki kemampuan Petarung tingkat tinggi.

Yin Fei adalah pemimpin Sekte Bulan Emas, kemampuannya berada di tahap Raja Tingkat 3, dan Yin Fei satu-satunya sosok paling kuat sekaligus pemimpin Sekte Bulan Emas.

Melihat pertempuran yang tidak seimbang, Yin Fei melepaskan Aura yang sangat besar dan menoleh ke arah pertarungan Jiu He melawan Ratu Kelelawar Darah yang banyak melukai orang di sekitarnya. Melihat itu, Yin Fei ingin membantu Jiu He, namun dia belum sempat pergi karena ada kekuatan lain yang menahannya.

“Jangan terburu-buru! Bukankah kita masih ada urusan yang belum terselesaikan?” kata Hantu kelima belas.

“Kamu lagi!” kata Yin Fei yang tidak terkejut melihat kemunculan Hantu kelima belas, dia hanya tidak menyangka jika Hantu kelima belas akan menemuinya.

“Bukankah urusanmu dengan Liao Jie? Sepertinya kamu salah orang!” jawab Yin Fei.

“Owh bagus! Aku memang tidak berurusan dengan dirimu saat itu, namun kamu adalah salah satu yang menggagalkan pekerjaan kami, jadi itu sama saja bukan?” jawab Hantu kelima belas.

Yin Fei tersenyum menanggapi jawaban Hantu kelima belas, dia sadar dirinya hanya lebih lemah satu tingkat dengan Hantu kelima belas, lawan yang sebanding dengannya adalah Liao Jie, namun saat ini dia sedang berhadapan dengan Raja Kelelawar Kematian sehingga Yin Fei tidak memiliki pilihan lain selain berhadapan dengan Hantu kelima belas.

Hantu kelima belas mengangkat tangan kanannya, dan tanah di sekitar keduanya bergerak seperti riak air, lalu muncul banyak tangan-tangan hitam dan bergerak menyerang Yin Fei.

Yin Fei mengeluarkan keenam kaki energi di punggungnya dan tubuhnya segera melesat ke udara, namun tangan-tangan hitam itu tetap mengejarnya.

“Cahaya Bulan Suci.”

Tangan Yin Fei bergerak cepat membentuk segel, lalu gambar bulan muncul di hadapannya dan melepaskan cahaya terang yang memiliki kekuatan tekanan sangat kuat yang mampu menciptakan getaran hebat di tanah.

Tangan-tangan hitam yang datang langsung di tekan dan jatuh menghantam tanah, setelah itu tangan-tangan tersebut masuk kembali ke dalam tanah.

“Menarik!” kata Hantu kelima belas dengan tersenyum lebar.

Hantu kelima belas mengeluarkan rantai hitam seraya mengeluarkan keenam kaki energi hitam yang langsung menggantungkan tubuhnya ke langit, setelah itu dia memutar rantainya dan seketika itu juga, awan hitam menyelimuti langit Pedang Matahari, dan awan hitam tersebut membentuk sesosok tubuh Raksasa berukuran lebih dari lima puluh meter, dan raksasa hitam bermata merah itu mengayunkan tangan besarnya ke arah Yin Fei.

Yin Fei juga mengeluarkan Pedang dengan ukiran bulan sabit di atas gagangnya, dia segera mengalirkan Qi yang membuat pedang tersebut bercahaya terang seperti cahaya bulan. Dengan segel unik serta gerakan aneh, gambar bulan sabit besar kembali muncul di depannya, dan dengan sekali gerakan, bulan sabit besar itu melesat lurus ke arah tangan besar milik raksasa.

Ledakan besar tercipta dari kontak pertemuan energi bulan sabit dan tangan raksasa, hal itu menyebabkan badai besar yang mulai menghancurkan sepertiga wilayah Sekte Pedang Matahari, namun sosok raksasa itu nyatanya tidak menghilang setelah terkena ledakan.

“Ini akan lebih sulit,” gumam Yin Fei seraya tersenyum kecut.

Pertarungan para Raja sudah menciptakan banyak bencana dan kerusakan, itu adalah hal wajar mengingat kekuatan mereka yang sangat luar biasa, namun bagi orang-orang yang berada di tahap Petarung, kekuatan semacam itu terlalu besar efeknya.

Situasi Li Hang saat ini benar-benar sangat kelelahan, dia di sudutkan oleh beberapa petarung yang tergabung dari manusia dan bayangan, belum lagi beberapa gelombang kejut terus terjadi di sekitarnya yang memaksa dirinya menahan serangan serta gelombang kejut yang datang.

“Aku cukup terkesan, kamu hanya memiliki kemampuan Petarung Tingkat puncak satu mampu bertahan hingga sejauh ini, sepertinya pedang besar mu itu yang memiliki peran sehingga kamu bisa bertahan sejauh ini!” kata salah satu pria paruh baya dengan jubah kelelawar nya.

Beberapa sosok segera mengelilingi Li Hang, sedangkan Li Hang hanya bisa memasang pertahanan dari kepungan lima orang yang salah satunya adalah sesosok bayangan.

“Dia sudah tidak memiliki tenaga lagi, mungkin Qi nya sudah terkuras habis, lebih baik kita segera membunuhnya dan lanjut membantai murid Pedang Matahari lainnya,” kata salah seorang dari mereka.

Li Hang mempererat genggaman tangannya, dia tidak akan membiarkan mereka menyerang murid-murid juniornya yang berada di dalam bersama Liu Cheng yang masih coma. Namun seperti yang mereka katakan, saat ini tidak banyak Qi yang tersisa di dalam tubuhnya, dia sudah melepaskan banyak teknik yang menguras banyak energi, namun Li Hang tidak berniat untuk mati sendirian.

“Majulah, aku siap mati, namun sebelum itu, aku akan membawa salah satu dari kalian untuk ikut mati bersamaku,” kata Li Hang lalu dia maju menyerang salah satu di antara kelima lawannya.

“Anak muda generasi saat ini benar-benar memiliki semangat petarung yang tinggi, tapi sayang dia tidak menyadari batas kemampuannya,” kata sosok yang akan di serang oleh Li Hang.

“Sudahlah, kita bunuh saja dia!” ucap salah satu dari mereka lalu keempat lainnya segera maju menyerang Li Hang secara bersamaan.

Li Hang tidak memperdulikan keempat petarung lainnya yang ingin menyerangnya secara bersamaan, dia lebih fokus ke satu lawan saja karena dia akan menggunakan seluruh kekuatan yang tersisa untuk membawa salah satu dari mereka mati bersamanya.

Li Hang melompat serta mengayunkan pedang besarnya ke arah lawannya, sedangkan lawannya juga melepaskan serangan cakar kelelawarnya, di saat yang bersamaan, keempat petarung yang lainnya juga melepaskan serangan mereka bersamaan ke tubuh Li Hang, hal itu sudah bisa dipastikan jika Li Hang pasti akan berakhir.

Namun ketika masing-masing serangan hampir mengenai tubuh Li Hang, tiba-tiba saja ada hembusan angin dingin yang melewati tubuh mereka semuanya.

Li Hang yang juga merasakan hal itu tiba-tiba saja terkejut ketika serangannya mengenai udara kosong, dia segera memutar badan untuk menahan serangan keempat petarung lainnya, namun saat berbalik dengan kesiagaan penuh, keempat sosok tersebut juga tidak ada di sekitarnya, yang ada hanyalah beberapa orang yang masih bertarung dengan lawan masing-masing.

“Kenapa aku bisa pindah tempat?” Li Hang baru sadar jika dirinya ternyata sudah tidak lagi di tempat pertarungan, melainkan tubuhnya bergeser beberapa meter dari titik pertarungannya, dan terlihat jelas keempat petarung yang mematung dan satu leher petarung yang merupakan sosok bayangan berada di tangan sesosok pria yang membelakangi Li Hang.

“Ada apa dengan mu? Apakah kamu ingin mati di tangan mereka?” tanya sosok berbaju merah yang memunggungi Li Hang.

Li Hang jelas sangat mengenali suara tersebut, dia melebarkan matanya dengan tatapan tidak percaya, namun tubuhnya sedikit bergetar.

“Liu Bai? Bagaimana kamu bisa muncul disini?” tanya Li Hang.

Liu Bai menoleh ke belakang seraya tersenyum kepada Li Hang seraya berkata, “Serahkan mereka kepadaku, lebih baik segera pulihkan kondisimu karena pertempuran masih belum selesai!” kata Liu Bai.

“Tapi mereka itu adalah…?” Li Hang jelas ragu karena dia sangat mengenal Liu Bai, tidak mungkin Liu Bai yang dia kenal tidak memiliki kemampuan apapun bisa melawan para petarung itu seorang diri.

“Percayalah padaku!” kata Liu Bai lalu dia menatap sosok bayangan yang dia cekik.

“Kamu adalah tubuh bayangan Hantu ketujuh belas bukan? Selama kamu masih tubuh bayangan, itu adalah hal yang mudah untuk di atasi,” kata Liu Bai lalu tangannya memancarkan cahaya keemasan dan menghancurkan tubuh bayangan dengan sekali tekan.

Cengkraman Liu Bai mengandung kekuatan Spiritual yang mampu mengalahkan tubuh bayangan, karena itulah tidak sulit bagi Liu Bai untuk menghancurkan tubuh bayangan yang hanya memiliki kemampuan di tahap Petarung tingkat satu.

“Berikutnya kalian semua!” kata Liu Bai dengan senyuman dingin yang membuat keempat petarung menelan ludah mereka saat merasakan Aura petarung Liu Bai yang keluar.

1
Van Jave
gassss
Derajat
Mantap hantu berkelahi dg pasukan mayat hidup
Zainal Arifin
cuuuusssss lanjuuuuuuutttt
Zainal Arifin
serrrruuuuuu euy...
Ahmad Haryanto
lanjutkan
algore
joz
algore
ok baik
Bambang Widyatmoko
lanjutkan thor
Aghni Khoirica
luar biasa
Andipujiwahono
mantap thor ayo semangat up lg yg banyak
Rinaldi Sigar
lanjut thor
Derajat
Ternyata salah satu mentrinya AnggotabPanglima Hantu...
bedjo
bunuh saja
Andri Iswanto
lanjut terus thorr
Ahmad Haryanto
oke
annaza ibenk
tak kasih 🌹 thok thor
Roni Yakub
terimakasih sudah up boskuhhh ditunggu kelanjutannya sehat selalu dan tetap semangat
Zainal Arifin
cuuuusssss lanjuuuuuuutttt
Zainal Arifin
bantaaaaaaaiiiiii
bedjo
okeh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!