Afika Lestari, gadis cantik yang tiba-tiba di nikahi oleh pria yang sama sekali tidak di kenal oleh dirinya..
Menjalani pernikahan dengan pria yang ia tidak kenal yang memiliki sifat yang kejam dan juga dingin, membuat hari-hari Afika menjadi hancur.
Mampukah Afika bertahan dengan pernikahan ini?
Atau mampuka Afika membuat pria yang memiliki sifat dingin dan kejam menjadi baik, dan mencintai dirinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKD 07
Baby Maganta berjalan masuk ke dalam mension dimana tempat Afika di tahan selama beberapa hari ini. Baby ingin melihat langsung gadis yang telah berani ingin mengambil pria yang begitu Baby cintai. Yah, Rangga adalah pria yang sangat Baby cintai, namun Rangga menolak dan hanya menganggap Baby sebagai rekan bisnis saja, dengan alasan jika Rangga sudah di jodohkan dengan gadis yang bernama Afika. Dan semenjak penolakan Rangga, Baby terus murung dan juga mengurung diri di dalam kamar, sehingga membuat Adrian mengkhawatirkan kesehatan adik kesayangnnya. Dan dari situlah awal mula Baby meminta pada Adrian agar membalaskan perasaan sakit hatinya pada gadis yang bermana Afika.
Baby berjalan sambil tersenyum membayangkan bagaimana nasib Afika saat ini yang berada di bawah kekuasaan Adrian, kakak tercintanya.
"Dimana dia?" Tanya Baby pada Nadi yang saat ini berjalan menuruni anak tangga.
"Ada di kamar, nona." Jawab Nadi dengan sedikit membungkukkan badannya. Baby langsung berjalan menaiki anak tangga menuju kamar dimana Afika berada.
Ceklek.. Pintu kamar terbuka. Afika yang berada di dalam sana tidak menoleh sedikit pun, karena sudah dapat di pastikan jika kali ini dirinya akan kembali mendapatkan siksaan seperti hari-hari kemarin.
"Waooww." Kata Baby, sambil menatap Afika yang saat ini sedang berdiri di balkon. Afika menatap pemandangan luar dan juga mencari cela agar bisa kabur di kemudian hari.
Afika yang belum pernah mendengar suara tersebut, langsung menoleh kan badannya. Dan herannya Afika saat melihat gadis yang mungkin usianya sebaya dengan dirinya kini berdiri di hadapannya.
"Bagaimana kabarmu? Tunggu biar aku jawab. Kau pasti tidak baik-baik saja kan? Hahahahahahha, pasti kakak ku membuat mu menderita? Sudah ku pastikan ternyata kak Adrian benar-benar mengikuti kemauanku." Kata Baby. Dan kini Afika pastikan jika gadis yang ada di hadapannya saat ini adalah adik kandung dari Adrian. Afika melangkah mendekati Baby.
"Jadi kau gadis yang sakit hati dengan aku?" Kata Afima sambil memutari tubuh Baby.
"Cantik! Keren!" Kata Afika lalu kembali berdiri di hadapan Baby. "Tapi sayang, kau kalah jauh dariku. Rangga lebih memilih aku ketimbang dirimu." Ejek Afika
"Aahhhhhhh...." Teriak Baby tidak terima dengan hinaan yang barusan Afika katakan. Baby langsung spontan ingin menampar Afika namun dengan cepat Afika menahan tangan Baby.
"Jangan kotori tangan mulusmu. Cukup kakakmu saja yang jahat padaku. Jangan karena cemburu padaku lalu kau ingin menghalalkan segala cara agar aku tersiksa." Afika lalu menghempaskan tangan Baby dengan sangat keras.
"Lihat saja, aku akan melaporkan mu pada Adrian."
"Silahkan aku tidak takut." Kata Afika lalu kembali berdiri di balkon.
Baby keluar dari dalam kamar sambil menutup pintu dengan sangat kerasnya sehingga membuat Afika yang berada di dalam sana hanya bisa menggelengkan kepalanya., Apakah begini sifat orang kaya di luar sana. Yang selalu mengandalkan orang terdekat dan juga kekuasaannya. Yang seenak jidatnya menindis orang yang tidak berada.
"Kak Adrian.." Teriak Baby dengan wajah yang cemberut. "Kak Adrian." Ulang Baby lalu membuka pintu ruang kerja Adrian. Baby langsung menangis dan mengarang cerita jika Afika melukai perasaannya dengan kata-kata yang menyinggung. Dan Baby meminta agar Adrian memberikan pelajaran pada Afika karena telah melukai harga dirinya.
Adrian hanya bisa diam mendengar permintaan adiknya.
"Kak, kenapa kau hanya diam. Ayo lakukan sesuatu" Kata Baby, sambil menarik lengan Adrian dan membawa Adrian menuju kamar dimana Afika berada.
Brangggkkkkk... Pintu kamar terbuka lebar. Dan Afika sudah dapat menebak kali ini siapa yang datang. Afika sudah mempersiapkan dirinya untuk kembali mendapatkan siksaan dari pria yang begitu dingin dan juga kejam.
Sreetttt.. Adrian langsung menarik lengan Afika membawa Afika keluar dari kamar. Afika begitu sulit mengikuti langkah kaki Adrian yang sangat lebar. Belum lagi pergelangan tangan Afika begitu sakit karena di genggam kuat oleh Adrian. Tubub Afika terjatud di atas rerumputan kala Adrian menghempaskan Afika.
"Jangan pernah masuk sebelum matahari terbenam." Ucap Adrian dengan dingin lalu kemudian kembali masuk ke dalam rumah. Baby tertawa bahagia karena kini Afika mendapat hukuman dari Adrian.
"Rasakan penderitaanmu." Ucap Baby dengan sinis.
Afika tetap diam, dia tetap berdiri dengan tegap di bawah sinar matahari yang menghantap tubuhnya. Haus? Tentu saja di rasakan oleh Afika tapi ia tidak bisa kemana-mana sampai matahari terbenam.
Selama dua jam lebih Afika berada di halaman rumah, hingga kemudian Afika berlari masuk ke dalam rumah menuju kamar mandi.
Beberapa saat kemudian, Afika merasa lega karena sudah mengeluarkan sesuatu dari dalam perutnya. Dan tanpa Afika ketahui, kini Adrian sudah berada tepat di ruang tamu. Berdiri dengan tatapan yang tajam dan mematikan. Saat Afika ingin kembalu berjalan ke halaman depan melewatk Adrian tiba-tiba saja Adrian berjalan mendekatinya dan...Plaaaakkkkkk
Adrian menapar pipi mulus Afika. Afika memengang pipinya yang terasa panas akibat tamparan yang baru saja mendarat di pipinya.
Baby kaget dan syok melihat Adrian yang memukul Afika tepat di depan matanya. Untuk pertama kalinya baby melihat Adrian seperti itu.
"Berani sekali kau melangkar perintahku." Kata Adrian lalu menarik Afika dan menghempaskan tubuh Afika sehingga Afika terjatuh.
"Hukuman aku tambah hingga jam 12 malam. Jika berani bergerak sedikitpun maka aku tidak akan segan-segan menyiksamu lebih parah lagi."
Jujur Baby sangat merinding melihat dan mendengar langsung Adrian berkata seperti itu. Baby sampai membulatkan matanya melihat Adrian yang seperti bukan dirinya sendiri. Adrian terkenal dengan sosok pendiam namun lembut kepada dirinya dan juga kepada pacarnya Inggrid, namun ini berbeda, jelas berbeda Adrian seperti bukan sosok dirinya sendiri.
"Kak, sudah ayo kita masuk." Ajak Baby, yang kini mulai merasa kasihan melihat Afika yang di tampar dan di hempaskan tubuhnya ke atas tanah.
"Kak ayo kita pulang. Inggrid sudah kembali dan aku takut dia mencarimu kak." Ucap Baby saat berada di dalam rumah. Akhirnya Adrian memutuskan untuk kembali ke rumah utamanya bersama dengan Baby, dan memberi perintah pada Nadi agar menjaga Afika dengan sangat baik dan jangan sampai Afika meloloskan dirinya.
Dan seperti mendapatkan angin segar. Afika begitu sangat senang saat melihat mobil yang di kendarai oleh Adrian melesat keluar dari mension.