Perjalanan kisah dari anak Patriak Klan Ning yang bernama Ning Wie dalam menempuh kultivasi menjadi kultivator terhebat di Kerajaan Jing di benua Biru.
Di bantu dengan dua Spirit yang telah menjadi patnernya yaitu Spirit Pheonix Api dan Spirit Pheonix Es yang tinggal di lautan Spiritualnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwiek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chap 13
Pada saat itu kedua mata jernih dan lentik Ning Wie dan Burung Api merah saling beradu pandang. Selanjutnya Bocah cilik anak Patriak Ning itu tersenyum manis.
Di saat itulah burung Pheonix Merah itu langsung melesat cepat masuk menuju aliran Spiritual Ning Wie yang telah terbuka.
WHUUUUS
AUUHHH AAUHHH
Bersamaan dengan itu Ning Wie mulai berteriak - teriak menjerit kesakitan. Tubuh anak perempuan itu bergetar hebat. Darahnya mendidih, tulangnya terasa terbakar. Organ dalamnya seperti di sayat- sayat. Keringat dingin keluar bersamaan dengan darah dari pori -pori tubuhnya. Ototnya menegang dan mengeras.
Rasa sakit yang sedang di alaminya ini begitu teramat menyiksa. Tapi Ning Wie berusaha untuk bertahan. Ia harus kuat dan kuat. Karena rasa sakit ini sebanding dengan hasil yang bakal di dapat.
Aliran spiritual Ning Wie seolah terbelah saat burung api merah itu mulai menembusnya. Begitu Pheonix api merah sudah pada jalurnya. Secara otomatis rasa sakit yang di rasa dan alami Ning Wie mulai berkurang.
Tidak sampai satu jam, Burung Pheonix itu akhirnya berada di lautan spiritual Ning Wie. Keduanya kini telah berhasil menyatu. Sebuah kontrak telah terjalin dan mengikat keduanya.
Saat itu juga energi Qi mulai mengalir deras membanjir dengan cepat pada seluruh meridian menuju dantian hingga...
BOOOM
BOOOM
Terjadi ledakan terendam dalam tubuh Ning Wie. Bocah cilik cantik itu telah menembus tahap atau tingkat pertama jalan kultivasi. Sejak saat ini Ning Wie telah menjadi kultivator. Sekarang kultivasi putri tunggal Patriak Ning itu adalah Body Tingkat Biasa.
Tepat bersamaan dengan meledaknya kultivasi dari Ning Wie, pada saat itu juga telah terjadi gejolak dalam perut gunung. Endapan magma yang ada di inti bumi yang berupa batuan yang telah mencair. Tiba - tiba saja mendapatkan campuran gas.
Dan campuran gas ini terjadi akibat dari suhu panas yang ada di dalam bumi, mampu melelehkan batuan penyusun lapisan bumi. Sehingga batu- batuan itu meleleh akan menghasilkan gas. Apa lagi gas yang dihasilkan itu bertekanan teramat sangat tinggi.
Dan gas inilah yang akhirnya akan mendorong magma sedikit demi sedikit ke atas. Dorongan inilah yang mengakibatkan magma bergejolak atau bergerak. Dan akibat aktivitas inilah yang menyebabkan timbulnya gempa bumi.
CI CI CI CI CI
Saat terjadi gempa inilah kawanan Spirit Burung Pheonik itu bersenandung saut sautan. Mereka merentangkan sayap dan berdiri tegak. Seakan peristiwa inilah yang sedang dinantikan oleh mereka.
Gempa bumi secara berkala dengan intensitas dan kekuatan akan semakin meningkat. Apa lagi magma yang mengandung gas berada dalam kondisi di bawah tekanan batu- batuan berat yang ada di sekitarnya. Dan tekanan inilah yang mengakibatkan gunung erosi atau gunung berapi meletus.
Peristiwa meletusnya gunung berapi di alam Spirilam relatif sangat singkat. Tidak sampai dari satu jam. Saat gunung itu meletus, Ning Wie yang masih dalam kondisi melayang baru saja membuka matanya, tiba-tiba saja.....
WHUUUUUS
AAUUUHHHH
Ning Wie langsung terlempar bersamaan dengan batu- batuan, uap panas, debu dan juga gas beracun. Bocah cilik anak Patriak Ning Bing itu sempat menjerit hiteris karena kaget.
*********
Pelataran Paviliun Spirit
Orang - orang yang berasal dari Klan Ning tadinya sempat merasa tegang, karena di saat -saat krusial dalam proses penyatuan Ning Wie dengan Spirit-nya tadi terjadi gejala gunung meletus.
Tetapi mereka semua akhirnya merasa lega, sebab Ning Wie ternyata tidak terpengaruh dan bisa melewatinya. Bocah itu berhasil dengan gemilang. Klan Ning mereka telah melahirkan tiga kultivator baru tapi ini masihlah awal dan sedikit dari jumlah generasi Klan yang melakukan tes.
" Wah...Patriak Ning selamat! Anakmu Hebat! Semoga saja Lin'er bisa mengikuti jejak putrimu itu! Membanggakan!"
"Haha... Luar biasa! Hebaat... Klan Ning bakal ada alkamis baru!"
"Syukurlah Wie'er berhasil! Haha... Aku tahu dia pasti bisa."
"Selamat Patriak Ning! Selamat..!"
"Ahh... Tidak heran dia berhasil! Anak siapa dulu dia? "
"Aih..Buah tidak akan jauh dari pohonnya. Ayah anak sama- sama pemilik Spirit langka."
"Sambutlah Wie' er, sebentar lagi dia akan nyampe karena dia pasti sudah di transportasi dari Spirilam."
Patriak Ning Bing berbicara pada istrinya Ning Ling sambil melihat Formasi Virsus. Di dalam formasi itu tidak terlihat keberadaan putri tunggalnya sama sekali sejak bocah itu terhempas.
Dan Patriak Ning Bing itu sangat yakin kalau Ning Wie bentar lagi nongol di Aula Paviliun seperti halnya para kontestan yang lain. Begitu berkontrak sukses pasti akan terusir dari Spirilam
"Hmm... Semoga Wie' er baik- baik saja ketika kembali! Baikllah aku akan menyemput nya !"
Ning Ling pun pikirannya tidak jauh beda dengan suaminya. Kalau anak gadisnya Ning Wie sudah menunggu di aula. Karena dia tidak melihat anaknya nampak dalam formasi Virsus. Karena tidak sabar Ning Wie lari masuk ke dalam.
"Ning Wie! Ning Wie!" Ning Ling yang tiba di aula langsung manggil - manggil nama anaknya dengan semangat. Tapi tidak ada jawaban. Mata perempuan paru bayah itu jelalatan mencari anak tunggalnya itu.
"Ehh.. tidak adaa? Ini bagaimana bisa? Aneh..! Bukankah Wie'er sudah berkontrak dengan Spirit? Seharusnya sudah kembali." Ning Ling istri Patriak Ning itu kebingungan.
" Ehh.. Bibi!" Sapa Ning Lia saat melihat kehadiran Ning Ling. Bocah itu mendekat. "Bibi ada di sini? Emm... Apakah mencari Wie'er?"
"Lia'er, kamu melihat sepupu Ning Wie? Dimana dia?" Ning Ling bertanya.
"Wie 'er belum kembali bibi." Jawab Ning Lia dan Ning Siang bersamaan.
Mendengar jawaban dari kedua sepupu Ning Wie tentu saja membuat Ning Ling terkejut. " Apaaaa? Jadi Wie belum kembali, masih ada di alam Spirit."
Ning Ling langsung mendekati petugas paviliun,. "Apa kandidat dari kawasan seribu pegunungan berapi sudah di transportasi? Emm... Kandidat nomer empat puluh lima!"
Petugas paviliun Spirit langsung menjawab. "Kandidat nomer 45 belum kembali dari alam Spirilam."
Jawaban itu tentu saja membuat Ibu dari Ning Wie panik. "Bagaimana mungkin?" Dia mengangkat kepalanya ke atas dan melihat Formasi Virsus yang ada di aula.
Ning Ling fokus melihat tiap layar selama setengah jam. Dan dalam formasi Virsus tetap saja tidak di temukan Ning Wei tetapi dalam layar itu ada tiga wilayah yang memang tak terlihat jelas. Sebab di wilayah itu telah terjadi badai.
Ning Ling benar- benar tidak mengerti. Bagaimana bisa sudah terkontrak tetapi tidak kembali atau di transportasi tapi juga tidak kelihatan keberadaannya ada di Spirillam dalam formasi virsus itu.
Baru kali ini Ning Ling tahu ada kejadian yang seperti ini selama hidupnya. Sungguh aneh tapi nyata itulah yang sedang terjadi pada putri nya. Ning Ling hanya bisa berharap semoga Putri kecilnya itu dalam keadaan baik-baik saja.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ