Cinta Tak Pernah Salah

Afrizal meraup wajahnya kasar setelah mengetahui Andita meninggalkan nya di sana tanpa menyapa, juga mengembalikan mobilnya. Lelaki itu kembali ke tempat Shania.

"Sayang ada masalah?" Tanya nya dengan senyuman manis, dengan polosnya ia memasang wajah cantik itu di hadapannya Afrizal.

"Akh sedikit. Ayo, kita habis kan makanannya. Keburu dingin." Ajaknya sambil mengaduk minuman nya. Mereka makan dengan diam , setelah itu Afrizal mengantarkan Shania ke apartemen miliknya.

"Aku ada pekerjaan, aku harus pulang, maaf." Pintanya sambil mengecup kening Shania, yang pasang wajah memelas.

Lelaki itu langsung pulang ke rumah nya dan nyatanya tidak ada Andita di sana. "Sayang.." Afrizal memanggil nya berulangkali di setiap sudut ruangan.

"Maaf, tuan. Nyonya belum pulang sejak pukul sebelas siang tadi " Seorang pelayan menginterupsi panggilan Afrizal, sehingga menghentikan langkahnya balik badan menatap pelayannya.

"Baiklah kau pergi! Aku tak makan jangan ganggu aku, aku akan istirahat." Titah nya lesu berjalan menuju ke kamarnya.

Menciumnya ranjangnya yang khas parfum Andita," Sayang kau kemana?" Tanyanya lirih. Hatinya berdenyut kala Andita memergokinya tanpa melabraknya. "Hei, kau yang pegang kendali disini. Buat apa kau mencari juga memperdulikan itu?" Batin nya berkecamuk.

"Bukankah kau cinta Shania? Mengapa juga kau perduli dengan hilangnya dia?" Batinnya bergejolak meremehkan kepergiannya Andita.

"Masa bodoh toh pilihan nya dia yang pergi sendiri!" Egois, sifat angkuhnya kembali membenarkan tindakannya itu.

#######

"Ini adalah laporan nya mengenai berita viral yang membuat insiden Nyonya jadi di skorsing. Pelaku nya adalah hacker yang dibayar Clara juga Violet. Mereka saling kenal bahkan pembayarannya adalah tubuh mereka. " Robby melaporkan hasil penyelidikannya.

Afrizal menatap sekilas," Lanjutan sesuai rencana dan berikan kepada mereka agar dia bisa kerja lagi.' Titah nya tanpa acuh. Robby mengernyitkan keningnya, lelaki dihadapannya ini berubah moodnya.

Dahulu begitu bucin nya dengan Andita sekarang saat wanita itu kembali ia berubah seperti asalnya. Dingin juga arogan. Robby menghela nafasnya." Baik Tuan saya akan kerjakan." Jawabnya sambil membalikkan badannya meninggalkan tempat itu.

Andita meninggalkan tempat kost untuk membeli keperluan nya juga jalan-jalan pagi, karena badannya lesu inginnya tidur terus. Melihat pedagang kaki lima sekitar taman di dekat perkampungan tempat tinggalnya. Andita memilih melihat-lihat dahulu apa yang ingin dibelinya. Entahlah sampai sekarang ia belum ingin makan sesuatu padahal sudah hampir jam sepuluh pagi.

Ponselnya sudah dia aktif kan namun tak ada pesan dari nya, ini sudah dua hari kepergiannya. Hanya panggilan tak terjawab kala itu. 'Kau pikir kau siapa Andita? Dia tak mungkin perduli dengan mu!" Batinnya bergemuruh, terkekeh kecil menertawakan diri sendiri.

"Andita kau dimana? Senin kau datang absen dan menerima keputusan hasil penyelidikannya jangan lupa!" Pesan singkat Tama terbaca sepintas tanpa ada niatannya untuk membuka nya.

"Aku pulang, yah. Ambil seragam mu juga milikku yang tertinggal jangan takut, dia tak akan perduli lagi." Batinnya menguatkan.

Air matanya menetes dengan sendirinya masih berkeliling di taman itu. Akhirnya ia putuskan membeli beberapa jenis makanan, kethoprak sayur, siomay, batagor. Gorengan rujak buah dan air mineral.

Setelah mandi ia makan dan ia putuskan untuk ke rumah utama untuk mengambil seragam juga barangnya. " Andita kau bisa melaluinya." Ujarnya menyemangati.

Maka disini lah Andita memilih mengambil keputusan pergi mengambil semua nya. Yang menjadi milik nya termasuk motornya. "Nyonya sudah kembali?' Sapa sang pelayan, Andita memilih diam dan tersenyum melangkah ke kamarnya.

Bergegas mengemas seragamnya juga pakaian kasualnya juga sepatu, dia mengemasi barang-barang nya menjadi satu koper besar juga tas jinjing.

Untungnya ia membeli tali nilon untuk berjaga-jaga, nyatanya dia gunakan untuk mengikat koper nya di motor nya nanti . Segera ia turun dan menarik koper juga tas jinjing. "Nyonya biar saya bantu." seru dua pelayan mengikutinya. "Biarkanlah, aku bisa kalian kembali saja ke pekerjaan kalian!" Usir Andita.

Andita meninggalkan rumah itu setelah mengalihkan perhatian para pelayan nya. Ia membawa motor yang dibelinya, ia juga meninggalkan kartu-kartu tersebut tanpa mengambil semua barang yang dibelikan Afrizal.

"Aku bukan pilihan nya aku hanya teman bermainnya sesaat, apalah aku ini. Jangan pikirkan tentang dia hapus air mata mu Andita dia lah yang brengsek!" Andita mengoceh sendiri sambil melap air matanya yang menetes tiada henti.

Ia parkiran motornya di halaman kost nya, ia langsung membawa barangnya masuk kedalam dan menatanya. Setelah mematikan motor nya terparkir aman baru ia masuk.

Setelah beres-beres ia makan siang juga minum susunya. "Mulai sekarang kau akan berusaha keras Andita. Ingat anakmu!' Batin nya menyemangati diri sendiri.

###

Afrizal menatap tajam Robby yang melaporkan tentang Andita." Jika dia pergi lantas kenapa? Mengapa ambil pusing karena itu? Ku harap kau tak menyebutkan nama itu lagi!" Titahnya tak lagi menatap nya.

Afrizal menenggelamkan diri pada pekerjaan sesekali keluar bersama Shania. Tanpa di ketahui Robby menyelidiki berbagai hal terkaitnya Shania. Mengapa wanita itu kembali lagi ke tanah air.

Robby terus mengerjakan tugas nya, mendampingi Afrizal dalam pertemuan siang itu dengan investor juga ada perjamuan untuk mitra bisnisnya dari luar negeri setelah itu.

Afrizal kembali ke ruangan kantor menjelang sore, ia mengerjakan pekerjaan beberapa saja pikirnya sisanya akan dia bawa pulang nanti.

Afrizal memutuskan ke apartemen Shania, ia memutuskan untuk tinggal bersama dengan wanita itu. Lagi percuma pulang toh Andita sudah tak ada disisinya. Ada Shania yang mengerti dirinya juga memancing hasratnya.

Shania wanita adalah penyebab Afrizal kembali ke sikap awal, tak memperdulikan itu. Sekarang dia asyik berbelanja dengan card pemberian Afrizal. Wanita itu lapar barang, semua yang ia inginkan dia beli tanpa melihat harganya.

Banyak paper bag yang dibawanya, karena haus ia pergi ke restoran Jepang di lantai tiga di mall itu. Memuaskan lidahnya setelahnya ia pergi ke spa yang juga buka di mall tersebut.

Memberikan perawatan sepenuhnya di badannya setelah seharian penuh jalan di mall itu untuk berbelanja. Paket komplet perawatan kecantikan tubuh juga wajahnya.

"Afrizal terimakasih atas semuanya, aku akan memanjakan mu di ranjang selepas dari sini. Kau tak akan lepas dari jerat ku terlebih ada bayi kita ." Batin Shania percaya diri.

Afrizal tak menyadari permainan tersembunyi Shania juga rencana-rencananya yang melibatkan Afrizal. Yang jelas Shania sudah tidak menjadi model sesuai impian nya. Karena kasus scandal kala bercinta dengan bosnya kepergok kekasihnya.

Shania dilabrak tunangan atasannya itu. Malu karena dipermalukan di tambahi ia dikeluarkan tanpa pesangon juga harus mengganti para pihak yang mengontrak nya sebagai model icon nya.

Dia dimiskinkan juga di usir layaknya gembel yang bermaksud numpang berteduh. Benar-benar sial dia kala itu dan ditambah ia hamil