Allesia Cestaro adalah gadis seorang siswi kutu buku sekolah yang mengalami sebuah tragedi di malam perpisahan sekolah. Ia sengaja di beri racun gairah oleh teman-temannya untuk sekedar menjadikan momen perpisahan yang unik.
Tidak di duga ia akan di selamatkan oleh pria nomor 1 di sekolah dengan kekayaan keluarga mencapai triliunan, ia adalah Zigga Wirelless Allison.
Zigga membawa Allesia menjauh dari anak-anak nakal menggunakan mobilnya ke sebuah pinggiran sungai besar yang berada di sudut kota.
"Kamu tidak pernah minum, kenapa minum?" tanya Zigga.
"Calista bilang kalo ingin mendapatkan kamu aku harus bisa minum!" jawabnya malu-malu.
"Tolong aku?" lanjutannya dengan lirih gelisah.
"Dasar wanita bodoh!" Zigga melepaskan kemeja putihnya. "Alle, ingat satu hal, aku akan menolong mu tetapi aku tidak akan bertanggung jawab apapun yang terjadi ke depan!?" tegas Zigga.
Bagaimana nasib Alle selanjutnya, tragedi kenikmatan akankah membawa malapetaka atau keindahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamaperi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keluarga Allison
Pagi hari di meja makan nuansa klasik dengan semua peralatan makan yang sangat mewah nan berkelas.
Ini adalah kediaman keluarga Tuan Dutro Wirelless Allison, ayahanda dari Zigga dan juga kak Jennifer.
Meskipun sudah berumur 70 tahun namun mimik wajah tuan Dutro terlihat sangat awet muda dan penampilan seorang milyarder sangat melekat pada penampilannya. Begitupun dengan Nyonya Eveline Dutro, meskipun umurnya sudah menginjak 63 tahun namun keanggunannya seperti wanita berusia 40 tahunan.
Ketika uang berbicara dan kemauan sudah melekat, maka tidak ada yang mustahil. Bahkan umur kak Jennifer saat ini adalah 35 tahun, di sandingkan dengan ibunya yang berumur 63 tahun mereka terlihat seperti adik dan kakak.
"Ada urusan apa kamu kembali?" tanya tuan Dutro langsung to the poin.
"Pah, Jenni baru saja pulang tadi malam, biarkan dia beristirahat. Jangan membuat putrimu merasa tidak nyaman di rumahnya sendiri." Nyonya Eveline dengan lembut memegang tangan putrinya.
"Mah, ini adalah rumah papah, sedangkan rumahku sudah di bakar habis oleh papah sampai suamiku mati terbakar di dalamnya!" sahut Kak Jennifer merasa lukanya basah kembali jika melihat wajah ayahnya.
Tuan Dutro meletakan sendok di tangannya dan menatap putrinya yang hampir 5 tahun tidak pulang ke rumah setelah kejadian itu.
"Papah sudah memperingati mu, kami tidak menerima sampah masuk ke dalam rumah!" sahut tuan Dutro terlihat sangat arogan sekali.
"Tapi itu adalah rumahku, pah! Bukan rumah papah!" sahut Kak Jennifer tersulut emosi.
Langkah kaki terdengar jelas membuat Nyonya Eveline yang panik karena putri dan suaminya kembali bertengkar langsung merasa lega. "Zigga? Kamu datang sayang?" Nyonya Eveline langsung menyambut kedatangan putranya.
Namun Zigga melepaskan tangan ibunya yang memegang lengannya. "Mah, aku ingin berbicara dengan papah." ucap Zigga membuat nyonya Eveline tidak berdaya.
Setelah sekian lama akhirnya anak-anak mau kembali pulang untuk berkumpul, tetapi sepertinya perkumpulan ini bukanlah perkumpulan sebuah keluarga.
Setelah Tuan Dutro membakar rumah Kak Jennifer dan membakar suami kak Jennifer di dalamnya, Kak Jennifer memutuskan untuk pindah ke eropa sedangkan Zigga memilih untuk membeli hunian mansion sendiri.
Zigga memberikan sebuah foto kerusuhan yang ada di markas selatan.
"Pah, ini semua adalah ulah mu bukan!? Apa papah puas sekarang!? Jika papah belum puas papah bisa bakar markas di timur, jika papah masih belum puas papah bisa MEMBUNUH KU DI SINI!" tandas Zigga benar-benar tidak percaya dengan apa yang sudah orang tuanya lakukan kepadanya.
Nyonya Eveline hanya bisa terkulai lemas di kursi mendengar semua keributan ini.
Tuan Dutro nampak tidak merasa bersalah sudah membuat kerugian besar pada putranya, dan bahkan ia nampak tidak menyesal telah membuat hancur hati putrinya dengan membakar suaminya hidup-hidup.
"Buang wanita itu secepatnya, sekali lagi aku memperingati kau untuk tidak membiarkan sampah masuk ke dalam rumah!" tegas Tuan Dutro memberi peringatan pada Zigga.
Zigga menahan nafasnya untuk menahan amarahnya. Ia menghantam kepalan tangannya ke meja makan sampai marmer yang ada di meja makan sampai pecah.
"Zigga!" teriak Nyonya Eveline ketakutan dan menangis, namun ia tidak berani untuk mendekat.
Kak Jennifer pun tidak berdaya, ia terkulai lemas melihat adiknya yang terluka namun ia tidak bisa memberinya pertolongan karena kini sebuah pistol sedang berada di tempat di kepala Zigga.
Tuan Dutro tidak ragu melayangkan pistol ke kepala anaknya sendiri hanya karena ia berani memberontak di depannya secara terang-terangan.
Zigga menatap ayahnya dengan tatapan penuh kebencian.
"Pah, apakah uang yang papah miliki saat ini itu kurang buat papah? Jika memang begitu, aku akan memberikan semua hartaku kepada papah. Tapi aku mohon, lepaskan aku dan juga istriku?" Zigga benar-benar tidak berdaya selain memohon, sebab Zigga sangat tahu sifat ayahnya jika sudah menggila, ia bisa membunuh 7 keturunan yang berpencar ke penjuru dunia.
"Apa kini kamu tahu cara memohon?" Tuan Dutro terlihat nampak angkuh.
"Aku tidak mengerti, kenapa aku melahirkan anak-anak yang sangat menyukai sampah. Kita tidak membicarakan soal uang, namun kita membicarakan soal sampah yang tidak berguna.
Jenni, kamu memilih pria mantan narapidana untuk kamu jadikan suami, menurutmu di mana aku akan meletakan wajahku ini?
Sekarang Zigga, kamu memilih gadis di mana malam perpisahan melakukan aksi s3ksual bersama banyak pria, kamu pikir jika video itu tersebar, mau di letakkan kemana wajahku ini?" Tuan Dutro menghela nafas.
Setelah berkata-kata, tuan Dutro nampak santai dan kembali menyantap makannya.
Namun Jenni dan Zigga yang tahu persis kejadian yang di alami kekasih mereka pun terlihat merasa sangat geram dan tidak terima.
"Pah, menurutku orang sampah ialah orang yang tidak tahu apa-apa tetapi dia sok tahu dan menggunakan uangnya untuk membeli ke sok tahuan mereka agar nampak benar. Membual dengan orang sampah tidak akan ada gunanya, tapi satu hal yang harus papah ingat, jika sampai papah menyentuh istriku, maka aku tidak akan membiarkan siapapun hidup dengan tenang!" tegas Zigga dengan berani mengancam ayahnya.
Namun tuan Dutro nampak acuh tak acuh dan terus menyantap makanannya sampai habis, itu membuat kak Jenni nampak muak dan merasa ingin segera meninggalkan rumah ini.
Tapi kini ia harus tahan, sebab jika sampai tuan Dutro mengetahui ia memiliki seorang cucu, ia bisa saja merebut cucunya secara paksa. Demi menjaga ponakannya, kak Jenni akan terus mengawasi pergerakan sang ayah.
Zigga pergi dengan perasaan berkecamuk namun ia tidak berdaya. Selagi ayahnya belum menyentuh wanitanya, maka ia akan menahan dirinya.
Di sisi lain, di mansion modern milik Zigga terlihat Alga yang mulai bosen karena lelah menunggu.
"Mommy, bukankah aunty janji pagi ini ia akan datang menemaniku untuk memilih sekolah?" tanya Alga.
"Mungkin kak Jenni sedang sibuk, lagian dia pasti lelah karena kemarin baru saja pulang dari Eropa dan langsung mengajak kamu jalan-jalan." jelas Alle.
"Daddy kemana, mom?"
"Daddy mu sudah berangkat kerja, jangan ganggu Daddy ya? Oya, mommy ingatkan Alga untuk bersikap sopan dengan orang tua, mommy tahu Alga sangat menyayangi mommy, tetapi Alga harus menjaga sopan kepada orang yang lebih dewasa."
"Baik, mommy. Maafkan Alga ya mommy?" Alga terlihat nampak luluh di depan ibunya.
Namun sebenarnya Alle nampak cemas sebab ia tidak mendapati Zigga sejak pukul 2 malam, tepatnya setelah mereka bercinta, Alle yang terlelap sebentar tidak mendapati prianya di sampingnya ketika ia sadar.
Sudah hampir menjelang siang, Alle masih belum mendapatkan kabar dari Zigga. Pesannya tidak di baca dan panggilannya selalu sibuk.
Entah mengapa Alle merasa tidak enak di dalam hatinya.
.....