'Xannia Clowin'
Gadis cantik berusia 22 tahun yang selama menjalani hidup baru kali ini dia mengetahui pengkhianatan sang ayah kepada ibunya .
Sejak Xannia berusia 2 tahun ternyata sang ayah sudah menikah lagi bahkan wanita itu sedang mengandung anaknya.
Awal mula terbongkar pengkhianatan ayahnya itu ketika sorang gadis yang tak jauh beda dari usia xannia datang,gadis itu langsung menemui ibu Xannia dan mengaku sebagai anak dari istri kedua suaminya,
semenjak kejadia itu ibu xannia sering sakit-sakitan dan 5 bulan kemudian sang ibu meninggal dunia.
Dari kejadian itu menimbulkan rasa dendam dan sakit hati Xannia kepada ayah dan kelurga istri keduanya,sehingga Xannia bertekat membalaskan dendam atas rasa sakit dan pengkhiantan ayahnya yang sampai membuat ibunya tiada,bahkan dia rela menjadi istri kontrak miliader yang ingin memiliki keturunan , dan dari situlah Xannia ingin memanfaatkan pria itu untuk membalaskan dendamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VHY__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Waktu kini sudah menunjukan jam 11 siang,sudah waktunya xannnia untuk menemui kay di apartemant nya,,setelah selesai bersiap siap xannia langsuang berangkat dan tak lupa meminta izin kepada mommy nya terlebih dahulu
Mom... Aku pergi dulu," teriak xannia dari ambang pintu yang menghubungkan mansion utama dan halaman samping.
"Jangan pulang terlalu malam," kata sang mommy
"Iya mom..." teriaknya lagi sambil melambaikan tangannya pada sang ibu.
Ia segera berjalan kearah garasi mobil yang terdapat beberapa jenis mobil dengan tipe dan merek yang berbeda.xannia akhirnya memilih mobil yang biasanya dia pakai, mobil hadiah dari sang ayah saat dia lulus dari universitas.
Mobil pertamanya sejak dia di bolehkan untuk membawa mobil sendiri.
"Baiklah sweetie ayo kita berangkat," monolog xannia pada mobil kesayangannya.xannia menghidupkan mesin mobil itu dan menjalankannya keluar dari garasi dan juga mansion orang tuanya.xannia melajukan mobil itu dengan kecepatan lumayan tinggi, mengingat apartement milik Kay sedikit jauh dari rumahnya.
Setelah mobil xannia meninggalkan rumahnya, sebuah mobil mewah berwarna hitam terlihat memasuki mansion miliknya.
Mobil itu terparkir tepat di depan pintu utama mansion, seorang wanita cantik dengan rambut sebahu keluar dari dalam mobil dan berjalan kearah pintu utama.
Wanita itu mengetuk pintu itu beberapa kali, hingga akhirnya pintu itu terbuka dari dalam oleh Amanda.
Sementara itu xannia terlihat fokus dengan jalanan yang ada di depannya.
Terlihat ponsel nya berbunyi beberapa kali, dia menepikan mobilnya untuk mengangkat telpon yang
ternyata dari Kay.
"Halo kay, ada apa? Aku sedang dalam perjalanan menuju ke apartement-mu jawab xannia setelah mengangkat panggilan telpon itu.
Yasudah kamu hati hati dijalan xan,aku menunggumu! Jawab kay
Baiklah tunggu saja di apartement-mu jangan kemana-kemana! Aku tak lama lagi sampai" ujar xannia dan mematikan panggilannya.
Ia kembali melajukan mobilnya menuju ke apartement milik Kay.Tidak sampai 20 menit akhirnya xannia tiba di gedung apartement kay, dia memarkirkan mobilnya di basement gedung dan berjala kearah lobby apartement.ia langsung menekan angka 5 setelah dia masuk kedalam lift.
Ting...
Setelah pintu lift terbuka xannia berjalan mengitari lorong apartement yang terdapat beberapa unit.
Dia mengetuk pintu yang dirasa adalah unit apartement milik kay .
Tok...
Tok...
Tok...
Di ketukan ketiga pintu itu baru di buka oleh sang pemilik.
"Masuklah," ucap kay setelah dia membukakan pintu untuk xannia.
kay langsung bicara ,dia membatalkan janji nya xan!
"Kenapa pria itu membatalkan janjinya dengan mendadak?" tanya xannia sambil berjalan kearah sofa ruang tamu.
"Dia bilang ada urusan mendadak yang tidak bisa dia tinggal," jawab kay dari arah dapur yang tanpa sekat.
"Memang apa pekerjaan pria itu?" tanya xannia sembari mengambil camilan yang ada di hadapannya
"Dosen, itu yang dia bilang padaku," jawab kay lagi.
"Jangan begitu saja percaya pada orang lain, apalagi kau belum bertemu dengannya,.
"Ohh ya, kudengar kau sedang mencari apartement," ucap kay sembari menyerahkan minuman untuk xannia.ia mengambil jus yang ada di hadapannya dan meminumnya.
"Mm... Rencana-nya hari ini aku akan melihat beberapa unit apartement yang tidak terlalu jauh dari perusahaan,
"Kenapa tidak disini saja? Di sebelah apartement-ku baru saja di kosongkan. Penghuni-nya pindah tiga hari yang lalu," ujar kay.
"Ya... Walau pun tidak besar tapi cukup untuk tinggal seorang diri. Lagi pula, gedung ini juga dekat dengan perusahaan," lanjutnya.
"Jika kau mau aku akan bilang pada pemilik gedung ini. ucap kay
Xannia tampak sedang menimbang-nimbang usulan dari temannya itu.
"Baiklah," putus xannia akhirnya.
"Okey... Aku akan membantumu mengurusnya," ucap kay.
Saat dia dan kay sedang mengobrol, tiba-tiba ponsel milik xannia berbunyi.
Setelah di lihat ternyata itu adalah nomer dari telepon rumahnya.
"Halo?" sapa xannia.
"APA?!" bola mata xannia seketika membulat setelah mendengar penuturan seseorang yang menelponnya.
"Aku akan pulang sekarang ," ucap xannia dan langsung mematikan teleponnya.
"Ada apa?" tanya kay yang juga ikut panik karna melihat Sydney yang panik dan juga wajah yang memancarkan kekhawatiran.
"Mommy-ku pingsan dan tidak sadarkan diri," lirih xannia.Aku harus pulang sekarang," ucapnya kepada kay
Aku akan ikut, telepon saja orang rumahmu dan suruh mereka membawa ibumu ke rumah sakit," ujar kay
"Biar aku saja yang menyetir," kata kay dan mengambil kunci mobil milik xannia.
Dia tahu pasti gadis itu tidak akan bisa menyetir dengan baik karna rasa panik yang melanda dirinya.
Setelah sampai di basement, mereka berdua langsung masuk kedalam mobil .
Xannia sudah menghubungi pihak mansion dan menyuruh mereka membawa sang ibu ke rumah sakit.
kay menjalankan mobilnya dengan cepat setelah tahu di rumah sakit mana ibu xannia akan di bawa.
Xannia bahkan beberapa kali menghubungi ayahnya. Namun tidak ada satu panggilan pun yang ayahnya angkat, dan akhirnya xannia mengirim pesan pada sang ayah berharap ayahnya akan segera membacanya dan menghubunginya.
"Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja..." ucap kay mencoba untuk menenangkan temannya itu.
"Aku takut sesuatu terjadi dengan mommy, mommy tidak biasanya seperti ini... Dia sangat sehat dan jarang sekali sakit. Tapi, kenapa dia bisa pingsan dengan tiba-tiba,"ujar xannia mengusap kasar wajahnya menggunakan kedua tangannya.
Kay menjalankan mobil itu dengan cepat menuju rumah sakit.
Hingga akhirnya mereka sampai di rumah sakit tempat mommy nya di tangani, xannia langsung keluar dari mobil setelah mobilnya berhenti tepat di depan rumah sakit.
Xannia berlari masuk kedalam rumah sakit, pandangannya mencari-cari sosok yang mungkin dikenalnya. Hingga, pandangannya tertuju pada tiga orang yang bekerja di rumahnya.
Dengan segera Xannia pun menghampiri mereka.
"Dimana mommy?" tanya nya pada ketiga orang itu.
"Nyonya masih ada di ruang IGD, nona. Dokter masih memeriksa beliau," ucap seorang wanita yang sudah tidak muda lagi itu.
kay datang menghampiri xannia dengan berlari setelah gadis itu memarkirkan mobil.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa mommy bisa seperti ini? Saat aku pergi tadi mommy masih baik-baik saja," tanya xannia.
"Saya sebenarnya juga kurang tahu apa yang terjadi. Tapi, setelah nona pergi, datang seorang perempuan yang kira-kira seusia nona. Dan perempuan itu mengatakan Pada ibu nyonya bahwa dia adalah anak lain dari tuan... Hanya itu yang saya dengar nona, setelah saya kembali lagi nyonya sudah pingsan," ujar pelayan wanita tersebut sambil menundukkan kepalanya.
'Anak lain daddy?'batin xannia.
'Apa yang sebenarnya ayah sembunyikan dariku dan ibu?
".. Duduklah dulu tenangkan dirimu," ucap kay.
Xannia mengikuti perkataan kay, dia melihat ponselnya dan kembali menghubungi ayahnya. Tapi, sayang usahanya sia-sia, sang ayah masih saja tidak mengangkat panggilan darinya padahal ponselnya aktif.
"Aku tidak akan memaafkan-mu dad! Jika kau benar-benar mengkhianati mommy dan memiliki anak lain," gumam xannia meremas ujung dress nya menahan kekecewaan dalam dirinya.
"Bibi ... Kau bisa pulang lebih dulu dan kemari-lah lagi membawa pakaian mommy," ucap xannia pada pelayan yang membawa ibunya ke rumah sakit.
"kay kau juga bisa pulang, aku bisa menunggu ibuku sendiri. Sopir-ku akan mengantarmu pulang," ucap xannia yang mencoba untuk tegar.-
"Aku akan disini saja. Lagi pula aku bisa pulang naik taksi," sahut kay.
"Terima kasih kay," ucap xannia.
"Kenapa kau berterima kasih? Itulah gunanya seorang teman..." ujar kay yang mencoba untuk mencairkan suasana.
"Satu lagi, kirimkan rekaman cctv mansion ke ponsel-ku,aku ingin melihat wajah perempuan yang mengaku sebagai anak ayahku," ucap xannia pada dua orang pria yang merupakan penjaga di rumahnya.
"Baik nona!" pungkas dua orang itu dengan bersamaan.
Ketiga pekerja di rumah nya pergi meninggalkan rumah sakit dan kini hanya tersisa ia dan kay.
Cukup lama mereka menunggu di depan ruang IGD. Tapi,
belum ada tanda-tanda dokter keluar dari dalam sana.
"Kenapa lama sekali? Apa yang sebenarnya dokter itu lakukan di dalam sana?" maki xannia karna dokter terlalu lama di dalam.
"Aku akan membelikanmu air dulu, agar kau bisa berpikir dengan jernih," ucap kay.
Saat kay berdiri dan akan pergi tiba-tiba pintu IGD terbuka dan dokter keluar dari dalam sana.
kay mengurungkan dirinya untuk membeli air dan lebih memilih menemani temannya.
"Bagaimana keadaan mommy saya dok? Apa dia baik-baik saja?" tanya xannia tidak sabaran.
Dokter itu menatap sendu pada xannnia seolah-olah yang akan keluar dari mulutnya adalah berita yang kurang baik untuk di dengar xannia.
"Kondisi pasien dalam masa kritis, beliau mengalami serangan berlebihan yang membuat tekanan darah dan juga kondisi jantungnya meningkat... Pasien juga memiliki riwayat penyakit jantung," ucap dokter tersebut.
"Penyakit jantung? Bagaimana mungkin? Selama ini mommy sangat sehat dan tidak memperlihatkan penyakit apapun," ujar xannia yang seakan-akan tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh dokter.
"Mungkin beliau menyembunyikannya dari anda. Karna itulah pasien harus tetap tenang dan tidak bisa menerima keterkejutan yang berlebihan," jelas dokter tersebut.
"Kami akan memindahkan pasien ke ruang ICU, karna beliau harus mendapat penanganan yang lebih intensif,"
"Apa saya masih bisa melihatnya?" tanya xannia yang mencoba untuk menahan air matanya.
"Silahkan. Tapi, hanya sebentar dan tidak bisa lama-lama," ujar dokter itu dan kembali masuk kedalam.
Setelah dokter pergi, Xannia menumpahkan semua air matanya.
Selama ini ia jarang sekali menangis.
Kedua orang tuanya selalu membuatnya merasa bahagia dan selalu ada untuk xannia mereka selalu meluangakan waktu untuknya sesibuk apapun mereka.
Tapi, sekarang dia menangis untuk ibunya, menangis untuk pengkhianatan sang ayah, menangisi dirinya yang kecewa pada ayah yang selama ini dia banggakan.
Bersambung......