Perkumpulan lima sahabat yang awalnya mereka hanya seorang mahasiswa biasa dari kelas karyawan yang pada akhirnya terlibat dalam aksi bawah tanah, membentuk jaringan mahasiswa yang revolusioner, hingga aksi besar-besaran, dengan tujuan meruntuhkan rezim curang tersebut. Yang membuat mereka berlima menghadapi beragam kejadian berbahaya yang disebabkan oleh teror rezim curang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoreyum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan Terakhir Bayu
Di tengah semangat yang berkobar, Haki dan teman-temannya merasakan bahwa perjuangan mereka akhirnya mulai membuahkan hasil. Mereka telah berhasil menyatukan masyarakat dan menciptakan simbol perlawanan yang tidak dapat diabaikan oleh siapa pun. Namun, Bayu, yang merasa posisinya semakin terancam, tidak tinggal diam. Dengan seluruh sumber daya dan pengaruhnya, dia merancang rencana terakhir yang sangat berbahaya—serangan politik yang bertujuan untuk menghancurkan reputasi Haki dan memecah dukungan yang telah diraih gerakan ini.
Manipulasi Media dan Opini Publik
Bayu sadar bahwa pertempuran di jalanan semakin sulit dimenangkan, sehingga dia mulai mengalihkan taktiknya ke arena yang lebih licik: manipulasi media dan penggiringan opini publik. Melalui pengaruhnya, Bayu memerintahkan media arus utama yang pro-pemerintah untuk memberitakan informasi palsu tentang Haki dan kelompok mahasiswa.
Di berita utama malam itu, layar televisi menampilkan wajah Haki dengan judul besar yang mencurigakan: “Apakah Pemimpin Mahasiswa Merupakan Ancaman bagi Stabilitas Nasional?” Berita itu membahas dugaan keterlibatan Haki dengan organisasi radikal dan tuduhan bahwa ia merencanakan kerusuhan secara sistematis. Bukti-bukti palsu, termasuk rekaman yang dimanipulasi, ditayangkan untuk membingkai Haki sebagai ancaman berbahaya bagi masyarakat.
“Kami mendapat informasi bahwa Haki dan kelompoknya tidak hanya berencana melakukan protes, tetapi juga memiliki agenda tersembunyi untuk menggulingkan pemerintah,” kata salah satu pembawa berita dengan nada serius. Narasi ini diperkuat dengan wawancara-wawancara dari para pejabat yang mendukung pemerintahan, yang menyatakan bahwa tindakan mahasiswa telah melewati batas.
Di media sosial, tagar yang mendiskreditkan Haki dan mahasiswa lainnya mulai bermunculan, membuat sebagian masyarakat yang sebelumnya netral mulai meragukan niat baik gerakan ini. Bayu memanfaatkan ketakutan masyarakat akan ketidakstabilan untuk menggiring opini publik, mencoba mengalihkan dukungan yang semakin besar untuk Haki.
Rasa Kecewa dan Kebingungan di Kalangan Masyarakat
Strategi Bayu ini mulai berdampak. Beberapa orang yang sebelumnya mendukung mahasiswa mulai meragukan apa yang mereka lihat. Mereka bertanya-tanya apakah Haki dan teman-temannya benar-benar berjuang untuk keadilan, atau apakah mereka punya motif tersembunyi. Di tengah rasa kecewa dan kebingungan ini, Bayu berhasil menciptakan jurang di antara pendukung Haki.
Namun, meskipun ada masyarakat yang mulai terpengaruh oleh propaganda ini, banyak pula yang tetap berdiri teguh. Di media independen dan kanal-kanal sosial yang tidak terpengaruh oleh Bayu, para aktivis dengan cepat membongkar manipulasi yang dilakukan oleh pemerintah. Mereka menunjukkan bukti-bukti bahwa berita yang disiarkan telah diedit dan diputarbalikkan.
Seorang jurnalis independen bahkan berhasil mendapatkan rekaman asli yang telah dimanipulasi oleh pihak Bayu. Dia membagikan video tersebut, membongkar kebohongan pemerintah dan memperlihatkan bagaimana fakta telah direkayasa untuk menghancurkan reputasi Haki.
Rencana Balasan Haki
Melihat bagaimana Bayu berusaha memutarbalikkan kebenaran, Haki sadar bahwa dia tidak bisa tinggal diam. Di tengah tekanan yang semakin besar, dia memutuskan untuk mengambil langkah yang lebih berani: sebuah wawancara langsung dengan media independen, di mana ia akan berbicara langsung kepada masyarakat dan menjelaskan situasi sebenarnya.
Dalam wawancara tersebut, Haki tampil sederhana namun penuh keyakinan. Di hadapan kamera, dengan suara yang tegas, ia berkata, “Kami berjuang bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk keadilan. Apa yang diberitakan selama ini adalah upaya untuk membungkam kita, karena pemerintah tahu bahwa suara kita semakin kuat.”
Haki melanjutkan, mengungkapkan bagaimana bukti yang digunakan untuk menjelekkan mereka telah dimanipulasi. Dia juga menyerukan kepada masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh propaganda yang disebarkan oleh pihak-pihak yang ingin menindas kebenaran.
“Jangan biarkan mereka menguasai pikiran kita,” lanjut Haki. “Kita semua punya hak untuk tahu yang sebenarnya, dan kita semua punya hak untuk berbicara tanpa ketakutan. Inilah negara kita, dan masa depan kita tergantung pada keberanian kita untuk menuntut keadilan.”
Dampak dari Wawancara
Wawancara itu dengan cepat menjadi viral. Dukungan dari masyarakat yang sebelumnya sempat meragukan Haki mulai mengalir kembali, sementara para aktivis semakin bersemangat untuk mendukung gerakan ini. Mereka menyebarkan potongan wawancara Haki, mengajak semua orang untuk tidak terpengaruh oleh propaganda dan tetap bersatu.
Tagar #KebenaranUntukHaki dan #BangkitBersama kembali menjadi tren di media sosial, dan dukungan bagi gerakan mahasiswa semakin kuat. Meskipun Bayu berusaha keras untuk merusak reputasi Haki, ia tidak bisa menahan semangat yang telah terbangun di hati masyarakat.
Namun, di tengah keberhasilan itu, Bayu masih menyimpan rencana terakhir yang lebih licik. Dia berusaha mencari celah, mencoba menyusupkan agen di dalam kelompok mahasiswa untuk membuat kekacauan dari dalam.
Taktik Penyusupan
Malam itu, Bayu mengirim seorang agen kepercayaan yang sudah dilatih untuk menyusup ke dalam kelompok mahasiswa, berpura-pura menjadi pendukung Haki. Agen ini ditugaskan untuk menyebarkan isu-isu negatif, menciptakan perpecahan dan rasa curiga di antara mahasiswa, terutama terhadap Haki dan teman-teman terdekatnya.
“Kita harus buat mereka curiga satu sama lain,” kata Bayu dengan dingin kepada agen tersebut. “Kalau kita bisa memecah mereka dari dalam, mereka akan runtuh tanpa perlu kita hancurkan secara langsung.”
Agen ini mulai bekerja, menyebarkan desas-desus bahwa Haki mungkin terlibat dengan pihak tertentu yang memiliki agenda tersembunyi. Dia menyebarkan keraguan dan ketidakpercayaan di antara anggota gerakan, mencoba memecah kepercayaan yang telah mereka bangun selama ini.
Haki dan teman-temannya mulai merasakan dampak dari strategi ini. Meskipun mereka tidak sepenuhnya terpengaruh, beberapa mahasiswa yang baru bergabung mulai ragu, mempertanyakan apakah tujuan Haki benar-benar tulus. Rasa curiga yang muncul perlahan-lahan mulai menimbulkan ketegangan di dalam kelompok.
Ketegangan di Antara Anggota
Di tengah ketegangan ini, Haki memutuskan untuk memanggil semua anggota gerakan dan berbicara langsung dengan mereka. Dia tahu bahwa satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan keterbukaan dan kejujuran.
“Mungkin beberapa dari kalian merasa ragu, dan gue bisa ngerti itu,” kata Haki dalam pertemuan itu. “Tapi gue janji, perjuangan ini murni untuk kita semua. Gue nggak punya niat tersembunyi, dan yang kita inginkan hanya keadilan.”
Teman-temannya, termasuk Yudi, Luvi, Dito, dan Mayuji, berdiri di samping Haki, menunjukkan dukungan mereka. Dengan solidaritas yang mereka tunjukkan, banyak anggota yang kembali merasa yakin dan semangat mereka menyala lagi.
Namun, Haki tahu bahwa ancaman Bayu belum selesai. Dia menyadari bahwa mereka tidak hanya berhadapan dengan kekuatan fisik, tetapi juga dengan permainan psikologis yang jauh lebih licik. Meski begitu, Haki tetap teguh, bertekad untuk melawan sampai akhir.
Semangat yang Tidak Padam
Di akhir pertemuan, Haki menatap setiap wajah di hadapannya dan berkata, “Kita mungkin akan menghadapi serangan yang lebih berat, tapi ingat, kita tidak sendiri. Selama kita bersatu, mereka tidak akan bisa menghancurkan kita.”
Teriakan dukungan menggema, dan para mahasiswa kembali merapatkan barisan. Mereka siap menghadapi segala serangan yang akan datang, apa pun bentuknya.
Sementara itu, Bayu, yang melihat bahwa usahanya mulai gagal, mempersiapkan langkah terakhir yang lebih berbahaya. Bagi Bayu, ini adalah perang yang harus dimenangkan, apa pun risikonya.