Arsya adalah seorang gadis yang memiliki cita-cita menjadi seorang dokter yang hebat. Sejak dibangku SMP dia tertarik mempelajari ilmu kedokteran. Semangatnya yang tinggi dalam belajar menjadikan dirinya diterima di salah satu kampus kedokteran yang cukup terkenal di kota X. Namun justru jurusan kedokteran ini menyebabkan suatu trauma yang mendalam baginya sehingga dia harus mengubur mimpinya karena suatu kesalahan yang membuat dia dipertemukan dengan Dion laki-laki playboy yang cukup terkenal di kampus. Bagaimanakah kisah perjuangan Arsya mengubur mimpinya dan menjadi sukses di bidang yang berbeda? Bagaimana juga perjuangan Dion untuk mendapatkan Cinta Arsya? yuk simak novel kedua ku. dan jangan lupa untuk like dan subscribe.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratri Larasati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Dion segera membawa Arsya kembali ke hotel. untung dia mendapatkan pinjaman mobil dari temannya.
" akhh...panas sekali. " ucap arsya seraya melepas kan pakaiannya
" bertahanlah sebentar lagi. " ucap Dion
Dia turun mengendong Arsya. Di lobby dia bertemu dengan Amel.
" ada apa ini sayang?" tanya Amel seraya mengikuti Dion ke kamarnya
Tidak ada jawaban dari Dion dia hanya fokus pada Arsya. Dia paham betul obat apa yang di berikan oleh Brian. Sebagai seorang laki-laki apa lagi dia juga seorang calon dokter dia mengetahui akibat yang ditimbulkan dari obat itu.
" lho bukain kamar nya?" ucap Dion ke Amel
Segera dia membawa Arsya ke kamar mandi dan menurunkan Arsya di bed up kamar mandi. Disiramnya Arsya dengan air untuk mengurangi efek obat tersebut.
" Dion lho nggak akan menyentuhnya kan?" tanya Amel
" keluar dari sini. " teriak Dion
"gue panggil in Rangga ya biar dia yang menyelesaikan ini semua?" ucap Amel
" lho nggak denger gue bilang keluar. Ya keluar " teriak Dion
Amel keluar ruangan dengan emosi.
" ok kita lihat aja besuk. ku tunggu info kehancuran mu gadis kecil. " ucap amel
tidak ada yang menyadari kalau Amel dengan sengaja menaruh kamera di kamar tersebut untuk merekam semua kegiatan selanjutnya.
Amel segera menuju me kamar nya menikmati pemandangan yang ada dilayar laptop.
Arsya masih memberontak ketika dirinya sudah berendam di bak kamar mandi. bahkan sekarang dia sudah melepas seluruh pakaian nya hanya menyisakan pakaian dalamnya saja.
" panas.... Tolong ....." ucap Arsya lirih
Arsya kemudian bangun dan mendekat ke Dion dan menciumnya. Ciuman mereka semakin dalam Dion bahkan sudah lupa diri. Melumat dan membiarkan lidah nya menyusup masuk ke dalan mulut Arsya untuk memperdalam ciuman mereka.
"akhh.....akh....sentuh aku kak tolong?" ucap Arsya tidak tertahankan
Dion sendiri juga delima antara akan melakukannya atau tidak mengingat dia juga baru mengenalnya. namun di sisi lain nafsu di dalam dirinya terbangun karena menyaksikan Arsya di hadapan dengan kondisi yang menggairahkan..
" maafin gue. Semoga lho nggak akan nyesel. " ucap Dion dengan segera mengarahkan tangannya untuk menyentuh p......a melepaskan kain penutup dan mengulumnya menikmati sensasi menyusu langsung dari sumbernya.
"ahh....ahhh" ucap Dion
Tanpa di duga tangan Arsya menuntun tangan Dion untuk menyentuh bagian inti Arsya. Dengan cepat tangan Dion menyusup masuk ke dalam celana dalam Arsya dan memainkan bijih kacang merah disana.
" ahhh ini bisa membuatku gila. nikmatilah sayang. " ucap Dion
segera di bawa Arsya keluar dari kamar mandi menuju ke ranjang yang ada di tidurkan nya disana. Dion segera mencium kembali bibir Arsya melumat menikmati tubuh gadis mungil. Di membuka kedua paha Arsya melihat pemandangan indah yang ada di sana.
tangan Dion memainkan bijih kacang itu. Arsya mendesah tidak karuan menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh Dion. Dion menghentikan kegiatan itu karena dia sendiri tidak ingin menyakiti lebih dalam lagi.
" ahh kenapa kak?" ucap Arsya ketika Dion akan pergi
Di susul nya Dion. Dan entah keberanian dari mana Arsya yang masih dipengaruhi oleh obat perangsang itu berani menyentuh p....s Dion. Dia berani membuka celana Dion dan memasukkan senjata Dion ke dalam mulutnya. lidah Arsya bermain dengan lincah di sana selayaknya memakan permen lolipop.
" ahh....ahh kau sangat pandai sya. " ucap Dion
tidak lama kemudian Dion telah mencapai puncak menumpahkan seluruh cairan itu di lantai hotel.
Sekarang ganti dion membawa Arsya kembali ke ranjang dan memberikan pelepasan untuk Arsya tanpa merenggut kesucian. Dia mengulum bijih kacang arsya.Setelah dirasa Arsya telah mencapai pelepasan nya Dion mengajak Arsya untuk istirahat tidur tanpa membersihkan dir mereka terlebih dahulu.
Mereka berdua hanya melakukan oral. Dion cukup pandai dalam memuaskan wanita paham betul daerah-daerah sensitif yang dapat mempercepat mencapai puncak kenikmatan tanpa harus menyatukan dirinya. Dia tidak ingin merenggut paksa kesucian gadis ini meskipun dirinya bisa melakukannya sekarang. Namun yang diinginkan dirinya melakukan secara sadar dengan penuh cinta bukan karena pengaruh obat seperti sekarang.
Di kamar yang berbeda Amel puas mendapat video yang dia inginkan. Selanjutnya dia mengedit video itu dan besuk akan menjadi berita besar di kampus nya.
arsya kemudian memasukkan senjata Dion ke dalam mulutnya. Dion mendapatkan perlakuan seperti sudah meracau tidak karuan. Desahan demi desahan memenuhi ruang kamar tersebut. Entah apa yang akan terjadi esok hari bahkan mereka tidak memikirkan nya lagi. Yang ada adalah keinginan menuntaskan hasrat yang sudah digairahkan secara sengaja tersebut.
Keesokkan harinya
Kedua sejoli ini masuk bergelut di ranjang kasur padahal jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi namun belum ada tanda -tanda mereka akan bangun.
" hiks......hiks .....jadi semalam bukan mimpi?" ucap Arsya seraya melihat seluruh tubuhnya masih telanjang di samping Dion
" lho udah bangun?" ucap Dion
" kita semalam udah...." ucapnya tanpa bisa melanjutkan kata-katanya
" iya kita melakukan nya. Lho sendiri yang meminta melakukan itu. " ucap Dion dengan tenang
" hiks....hiks ..... kenapa kakak tega ke aku?" ucap Arsya lirih
" pengaruh obat mu cukup besar entah berapa dosis yang diberikan hingga pengaruh nya sulit dihilangkan. Tapi dirimu sungguh berbeda kemarin. Menjadi sangat agresif. Aku menyukai nya" bisik Dion pada Arsya
" cukup kak. lepaskan aku mau mandi. " ucap Arsya
Diraihnya tubuh Arsya kemudian dia mencium bibir ranum itu.
"ahhh lepas...cukup kak." tangis Arsya
"lho nggak perlu khawatir lho masih perawan gue belum merenggut nya semalam. " ucap Dion seraya mengendong Arsya menuju ke kamar mandi
"hiks...hiks.. tubuh ku kotor bahkan dia sudah menjamah tubuh ini. "( tangis Arsya setelah melihat tanda merah di sekujur tubuhnya)
Setelah merasa lebih baik Arsya baru menyudahi ritual mandinya. Dia tidak menemukan keberadaan Dion di kamar itu. Bahkan kamar sudah bersih dan rapi kembali.
arsya memutuskan untuk ijin tidak mengikuti kegiatan hari ini. Dia kembali merebahkan tubuhnya di ranjang.
" benarkah kak Dion tidak melakukan itu padaku?" ucap Arsya pada diri sendiri
" tapi memang bagian intiku tidak merasakan sakit apapun. Syukurlah jika begitu. tapi memang benar obat itu sangat dahsyat. Bagaimana aku harus menghadapi kak Dion aku sangat malu. " ucap Arsya kembali.
tidak lama kemudian Dion masuk kamar dengan kondisi yang sudah segar. Arsya hanya menunduk tidak berani untuk melihat wajahnya
"kamu nggak mau turun untuk makan?" tanya Dion
" bolehkah aku ijin tidak mengikuti kegiatan hari ini kak?" ucap Arsya lirih
" baiklah akan aku sampaikan nanti. lupakan kejadian kemarin lho nggak perlu khawatir gue nggak sebrengsek yang lho kira" ucap Dion
" terimakasih kak. " ucap Arsya pelan.
Dion kemudian keluar dari kamar menuju ke restoran.
" mb tolong antarkan makanan ke kamar ini ya. " ucap Dion kepada salah satu petugas hotel
" baik tuan. " ucap Pelayan itu
