Cerita ini mengisahkan hubungan antara Narendra ibrahim putra dari zein dan kimmy. dengan dr cantik bernama RAISHA putri cahyani, putri dari pasangan Syarief dan cahaya.
hubungan mereka berawal dari sebuah kecelakaan yang membuat Rendra lumpuh, kesempatan sembuhnya cuma 20%. Raisha harus bertanggung jawab dan menikah dengan Rendra.
Baca kisah mereka disini.
❤️❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
Rendra meminta Rocky untuk meneliti asal dari peluru tersebut dengan teliti, apa kemungkinan ada musuh baru atau musuh dalam selimut yang menginginkan kematian Naela dan Rendra.
"Kok Rumit sekali hidup kalian, aku jadi takut dan ngeri mendengarnya." jawab Raisha.
"Maka dari itu istriku yang cantiknya kebangetan, kenapa mama meminta kita merahasiakan pernikahan kita. kami tidak mau kamu dalam bahaya." jawab Rendra.
Raisha mengangguk faham, mau tidak mau dia akan terlibat dalam masalah keluarga itu. dan harus menjadi kuat dan cerdas,meski tidak bisa bela diri.
Kimmy dan Zein masuk ke ruangan Rendra, rencananya mau membawa keluar anaknya itu, kimmy melihat putrinya yang lama tidak dia jumpai sudah ada di dalam sana.
"Nae, ini kamu sayang." Kimmy segera menghampiri Naela dan memeluk putrinya erat. Ibu dan anak itu meluapkan kerinduannya, serta ayah dan anak juga ikutan, melepas rindu mereka.
"Mana Peter?" tanya mama kim, tentang menantunya itu.
"Nae berangkat dulu ma, peter harus mengalihkan perhatian musuh dulu." jawab Naela.
Setelah berbincang lama, akhirnya mereka membawa Rendra pulang ke rumah khusus untuk pasangan pengantin baru tersebut. Sementara Naela ikut pulang ke mansion utama.
Sengaja Kimmy dan Zein tidak ikut masuk ke rumah Rendra, mereka hanya mengawasi dari jauh. Takut kalau ada yang tahu tempat tersebut.
Rumah baru Rendra sangat unik, dilihat dari luar nampak seperti rumah sederhana, tapi ada pintu lagi untuk masuki rumah utama, diluar yang menempati adalah para bodyguard yang sedang menyamar.
Mobil yang membawa Rendra serta Raisha memasuki halaman yang luas dan asri.
banyak tanaman yang memanjakan mata Raisha.
"Wah bagus banget, dan sangat nyaman
mas, di luar sini, mas Rendra bisa menghirup udara segar dan bagus untuk kesehatan." ucap Raisha.
Beberapa orang mengangkat tubuh Rendra ke kamar utama. Kamar tersebut langsung terhubung dengan taman samping yang indah.
Pengawal meninggalkan Rendra bersama dengan Raisha. Semua barang barang Raisha sudah berpindah dari rumah lama dia ke sini semua, tanpa ada yang terlewat sama sekali.
Sekarang Raisha bingung, dimana nanti dia harus tidur.
"Kamu kenapa? aku perhatikan dari tadi sepertinya ada yang kamu fikirkan hemm?" tanya Rendra yang peka dengan sikap Raisha.
"Itu, aku bingung harus tidur dimana?" jawab Raisha.
"Ya disini istriku, lihat kasur ini cukup besar untuk aku tempati sendirian, tentu saja kamu akan tidur disini bersama ku." jawab Rendra
Raisha memperhatikan memang tempat tidur Rendra sangat luas bahkan bisa untuk tidur tiga sampai empat orang, dia memikirkan akan menaruh guling di tengah tengah mereka, karena Raisha takut kalau tanpa dia sadari dia bisa membuat Rendra terluka akibat tidurnya yang tidak bisa diam.
"Mas tapi aku kalau tidur, tidak bisa anteng atau diam, aku takut bisa melukaimu." Raisha menjelaskan pada Rendra.
"Enggak apa apa, lihat disini masih luas, jadi kamu bisa bergerak bebas, atau bahkan bisa memelukku dengan erat, dengan senang hati aku akan membalasnya." jawab Rendra mulai kacau.
Setelah beberes, Raisha pergi ke dapur menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Raisha dengan telaten menyuapi Rendra dan membantu meminum obat, tapi untuk obat dari Naela tadi Rendra meminta untuk nanti saja satu jam lagi dari dia meminum obat dari rumah sakit.
Malam mulai berjalan, Raisha mempersiapkan diri untuk tidur, kini dia sudah berganti pakaian menjadi mama, Raisha juga menyiapkan air putih di nakas, karena mengingat kata kata Naela tadi siang, kalau Rendra merasa kesakitan atau panas setelah meminum obat tersebut maka, Dia harus meminum air putih yang banyak.
Raisha mengambil sebuah gulung di almari dan menaruhnya di tengah ranjang, tapi baru saja Raisha beranjak akan mengambil Obat Rendra, pemuda itu berteriak dan mukanya sangat pucat.
"Mama, Nae, Rei. singkirkan benda itu, tolong." Rendra meracau meminta untuk menyingkirkan guling yang baru saja dia pasang.
"Kenapa mas, ini cuma guling, aku tidak bisa tidur tanpa sebuah guling." bela Raisha.
"Cepat buang Rei, jangan pernah ada guling di sini, aku takut." tubuh Rendra berkeringat dingin, suami narsisnya itu benar benar ketakutan melihat sebuah guling di sampingnya tersebut. Dengan cekatan Raisha mengembalikan guling tadi ke tempat persembunyiannya, dia heran, si Narsis bisa phobia dengan guling.
Raisha mengelap keringat dingin di dahi Rendra. pemuda tersebut segera menarik tangan Raisha sehingga dia ambruk di dada Rendra, pemuda itu memeluknya erat.
Raisha membiarkan Suaminya tersebut memeluk dirinya seperti itu.
"Jangan pernah kamu taruh guling itu Rei, aku takut." racau Rendra.
"Tapi kenapa?"Heran Raisha.
Di merangkak ke kasur dan duduk di samping Rendra mengelus elus kepala pemuda tersebut dengan lembut.
"Dia dia nanti akan berubah menjadi pocong, aku tidak mau, kamu peluk saja diriku, aku bisa menjadi guling hidup bahkan sangat hangat.", jawab Rendra, masih bisa bercanda.
"Dingin, jangan biarkan pocong itu mendekat, aku takut." Rendra memeluk perut Raisha dan menenggelamkan Kepalanya di sana, rasanya sangat nyaman, badan Rendra menggigil dan sangat panas.
"Di kompres dulu ya, panas sekali badan kamu." Raisha menjadi panik dengan keadaan Rendra, tapi Rendra tidak mau melepaskan pelukannya.
"Jangan pergi,dia datang." Rendra makin meracau. Raisha memencet tombol bantuan, dan dua pelayan datang.
"Tolong, ambilkan tas kerja saya dan air hangat untuk mengompres!" pinta Raisha.
Mereka dengan sigap melaksanakan perintah nyonya bos.
Raisha segera memeriksanya dan memberi obat, membiarkan Rendra tetap pada posisinya. Baru setelah tertidur, Rei memindahkan posisi tidur Rendra, tentu saja di bantu pengawal.
Raisha akan berkala memeriksa suhu tubuh Rendra dan memantau perkembangannya, bahkan dia tidak tidur semalaman, tapi akhirnya dia ambruk juga di samping Rendra sambil memeluk pemuda tampan tersebut.
Rendra terbangun merasakan ada yang menimpanya, dia tersenyum dan meneruskan tidurnya.
Siang itu Naela datang ke rumah, memeriksa adiknya, memastikan apa obat yang di bawa sudah bereaksi.
"Bagaimana, apa obatnya sudah mulai bereaksi?" tanya Naela to the point.
"Belum saya berikan kak, tadi malam mas Rendra badannya panas sekali, dia takut melihat guling sampai seperti itu." jawab Raisha.
Sontak Naela tertawa keras, tidak habis fikir kalau Rendra masih trauma dengan yang namanya guling.
"Bhahaha, bocah itu masih saja takut guling, padahal kejadiannya sudah sangat lama." Naela masih melanjutkan acara tertawa dia sampai nangis nangis.
"Sekarang gue tahu kelemahan dia, awas kalau usil, gue punya senjata pamungkas, bukan senjata api ataupun senjata tajam, tapi sebuah guling, lucu sekali."
"Memangnya ada apa dengan guling itu, hingga mas rendra ketakutan?" tanya Raisha penasaran.