Penyesalan terbesar karna telah salah mempercayai seseorang, Tunangan yang begitu di cintai nya menghianatinya padahal Ia sudah membuang satu-satunya Orang berharga dalam hidupnya yang seperti Keluarga baginya hingga meninggalkan dia untuk selama nya.
"dimana ini?" gumam Natalia celingukan memperhatikan sekitar.
Natalia Kembali ke masa lalu sebelum petaka itu terjadi, Natalia membalaskan dendamnya pada Orang yang telah menghianatinya.
ikuti kisahnya ya? bagaimana kisah cinta Natalia? Orang yang di masa kehidupan pertama telah Ia khianati demi Tunangan bajing*nnya kini takdir seolah menghukum Natalia dengan begitu mencintainya, akankah mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ide Gila Natalia
Natalia menoleh ke Agung dengan datar.
"ya sama Pamanku, memangnya sama siapa lagi?" jawab Natalia geram.
"si--siapa Pamanmu? aku Paman kandungmu Lia, apa-apaan kamu? apa otakmu udah di cuci olehnya?" sentak Agung tidak terima.
Vinne menghampiri Agung lalu berbisik di telinga Agung, "kan aku udah bilang Pa. dia itu bangkit dari kematian terus Malaikat maut yang bocorkan rahasia kita."
"diam..! omong kosong apa yang kau bicarakan, Papa tak percaya itu." bentak Agung marah merasa anaknya sedang mempermainkannya.
Vinne mendengus pasrah, "kalau Papa tak percaya lihat aja perubahannya, emang dia jadi aneh kok."
Vinne juga tak senang melihat perubahan Natalia tapi Ia juga tidak mau di katakan bodoh dan tak berguna lagi oleh Agung ataupun Kean.
"ckk!!" Natalia berdecak melihat Agung dan Vinne berdebat, Ia tak memperdulikan mereka langsung beralih ke Steven.
Natalia merangkul lengan Steven dan membawanya duduk di Sofa.
"Paman duduk aja disini ya? Paman harus fokus Perusahaan aja Ok? lagian Alia udah besar, masalah beginian bisa Alia atasi." ucap Natalia bersimpuh didepan Steven dengan senyuman lembutnya.
Steven mengulum senyum lalu Ia mengusap kepala Natalia dengan sayang, "paman ingin melihatmu."
"baiklah." jawab Natalia tersenyum lebar.
Steven menatap Natalia dengan intens, "Kamu udah dewasa Alia, sekarang bagaimana cara Paman menghilangkan perasaan ini? saat kamu begitu kekanakan aja Paman tak bisa berhenti menyukaimu lalu dengan perubahanmu sekarang, Paman semakin terjerat." batin Steven.
Natalia berdiri tegak lalu membalik badan sembari melangkahkan kakinya ke arah Agung.
"Paman ngapain kesini?" tanya Natalia sambil bersedekap dada.
"Lia? kamu ini kenapa sih? apa yang Vinne katakan? kamu berubah? kenapa jadi menurut padanya?" tanya Agung dengan serius.
"kamu tahu sendiri Paman adalah Paman Kandungmu sementara dia bukan siapa-siapa bagimu, dia cuma Orang luar yang kebetulan di percaya oleh Kedua Orangtuamu." sambung Agung lagi.
"iya Lia, jangan dekat-dekat dengannya, dia itu cuma mau harta kamu aja." sahut Vinne.
Steven diam saja menatap kedua Orang jahat itu, Ia berharap Natalia tidak terkecoh saja.
"benar kata Vinne, entah apa yang dia lakukan pada Kedua Orangtuamu sampai bisa menunjuk dia sebagai walimu padahal mereka masih punya Paman dan Vinne." decak Agung meremehkan Steven seakan hanya anak pungut yang sedang beruntung.
"lalu kenapa Anak Paman ini membunuhku?" tanya Natalia menunjuk Vinne yang melebarkan matanya.
"ma--mana ada Lia, kamu salah paham." bantah Vinne gelagapan.
Agung beralih ke Vinne, "kenapa kamu bisa berpikir dia pelakunya Lia? apa Pria ini yang menuduh Vinne? kamu kan tahu bagaimana baiknya Vinne membantumu dekat dengan Kean padahal Vinne sendiri suka pada Kean tapi karnamu dia mengalah."
"iya benar, Aku suka Kean tapi kamu yang suka Kean jadi aku membantumu dekat dengannya." jawab Vinne mengangguk-anggukkan kepalanya setuju.
Steven mengepalkan tangannya, "Alia? paman mohon jangan termakan omongannya." batin Steven penuh harap.
Steven memang Orang luar jadi tak bisa ikut campur pembicaraan Vinne dan Agung, Steven akan di rendahkan seperti biasa karna di mata hukum Agung punya hak atas Natalia yang memang memiliki hubungan darah sedangkan Steven hanya Wali sementara yang bisa saja di tendang oleh Natalia jika tak percaya pada Steven lagi.
Natalia terkekeh sinis, "siapa yang kalian sebut Orang luar?" tanya Natalia dengan dingin.
"Oh ya? masalah Vinne yang suka sama Kean ambil aja Pria itu, aku tak mau lagi dengannya." balas Natalia dengan raut wajah datarnya yang terlihat tidak cemburu sama sekali.
"Ap--Apa?" Agung membelalakkan matanya.
"omong kosong apa yang kamu katakan Lia? aku tahu kamu kesal padaku tapi kamu tak boleh bicara seperti itu, Kean sangat menyukaimu." bantah Vinne.
"kamu ini kenapa Lia? sebenarnya apa yang terjadi padamu? kamu di jampi-jampi olehnya kan? dia Cuma Orang Asing..!" Agung kelihatan begitu marah menunjuk Steven.
"Kau? apa yang kau lakukan pada Keponakanku hah?" teriak Agung menunjuk Steven dengan mata berapi-api.
Natalia menepis tangan Agung yang menunjuk Steven, "jangan menuduh Pamanku..! dia bukan Orang asing."
"dia memang Orang asing." jawab Agung dengan nada meninggi.
"Bukan." jawab Natalia juga tak kalah meninggi.
Agung melangkah mundur, "Lia? kamu membela nya?" tanya Agung dengan wajah terluka dibuat-buat.
"Paman pergi saja dari sini, kepalaku masih sakit karna ulah anak Paman. rasanya darahku masih mendidih mengingat bagaimana tawanya menyaksikan aku tenggelam, kalau bukan karna Pamanku yang kalian bilang Orang asing itu menyelamatkanku mungkin aku udah mati."
Natalia mengusir dengan tegas.
"Lia? dia cuma Orang baru di Keluarga kita kenapa kamu begitu membela nya? dia bahkan bukan suamimu." teriak Vinne dengan geram padahal Ia cuma main-main saat itu tapi kenapa Natalia mengungkitnya lagi.
"Suami? kalau dia suamiku kalian tak akan merendahkannya lagi kan?" seringai Natalia.
Steven tertegun dengan perkataan Natalia.
"ap--apa maksudmu?" tanya Vinne tergagap.
"apa yang kau bicarakan Lia?" tanya Agung melotot.
"sekarang aku tahu bagaimana cara membuat Pamanku di hargai oleh Kalian, pergilah..!" usir Natalia tersenyum manis membuat Agung panas dingin begitu juga Vinne merasa Natalia seperti menyembunyikan belati di balik punggungnya.
"Pintunya sebelah sana!" tunjuk Natalia dengan semua jarinya.
"Lia??" bujuk Agung melunak.
"Keluar??" bentak Natalia menggelegar.
Vinne gemetar memeluk lengan Agung.
"kau?? lihat saja apa yang akan aku lakukan." tunjuk Agung penuh dendam ke Steven yang mematung.
Vinne dan Agung terpaksa pergi dari Rumah itu dalam keadaan marah juga tak terima perubahan Natalia.
Natalia memejamkan matanya dan tangannya terkepal kuat tanpa Natalia sadari Para Pelayan yang mengintip begitu terperangah melihat perubahan Natalia, Natalia yang sekarang tak bisa di remehkan lagi.
Natalia balik badan dan tersenyum ke arah Steven, "Paman? apa Paman mau menikah denganku?"
DEG
Steven membelalak syok mendengar pertanyaan Natalia.
Natalia mendekati Steven dan duduk di samping Steven memegang tangan Steven.
"Paman? aku lelah dengan semua ini, aku ingin Paman melindungiku dan aku percaya Paman tak akan macam-macam padaku. aku cuma ingin bersenang-senang Paman."
"Paman lihat sendiri bagaimana mereka begitu merendahkan Paman juga menghina Paman didepanku, aku mau Paman jadi Pagarku dari Vinne, Paman Agung dan Kean." pinta Natalia memelas.
"Pa--Paman?" Steven tergagap bahkan Ia tak bisa berpikir jernih saat ini.
Natalia menarik nafas dalam-dalam, "Paman bisa kok menceraikan aku lagi kalau semua udah selesai."
"a--apa?" Steven menatap Natalia tak percaya.
"Aku tahu Paman hanya menganggap aku sebagai Keponakan kecil yang kekanakan dan Paman tak mungkin mencintaiku kan? aku butuh Paman bukan Perasaan begituan Kok, Paman mengerti maksud aku kan?" Natalia menatap serius Steven.
"posisi Alia memang berbahaya, banyak Orang yang tak tulus mendekatinya. jika Aku jadi suami Alia maka aku bisa melindunginya dengan hak ku dan yang paling penting hukum akan berpihak padaku." batin Steven.
"Paman? aku tahu beberapa tahun lagi Paman akan mencintaiku tapi di kehidupan kali ini aku ingin Paman jatuh cinta pada perempuan lain, aku tak pantas Paman Cintai. aku adalah penyebab Paman meninggal." batin Natalia diam-diam menahan tangis.
KAN lumayan uangnya Wkwkwkkw
kalo bisa sambil Live video ( jadi ga bisa apa² mereka berdua Wkwkwk 🤣)
Tapi kalo muka Tembok meh BEDA
aku mampir lgi😊