NovelToon NovelToon
Sang Penakluk! - Semalam Bersama Pria Asing

Sang Penakluk! - Semalam Bersama Pria Asing

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:21.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nathasya90

Berawal dengan niat baik untuk menolong membuatnya harus berurusan dengan seorang pria asing yang tanpa Marissa ketahui akan merubah hidupnya 180 derajat. Terlebih setelah insiden satu malam itu.

Kira-kira seperti apa tanggapan pria asing yang bernama Giorgio Adam setelah mengetahui kebenaran dari insiden malam itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nathasya90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERMINTAAN GIORGIO

"Bagaimana, Bi? Apa, Gio sudah selesai sarapan?" tanya Marissa saat melihat maid yang tadi membawakan makanan ke kamarnya sudah kembali.

"Iya, Nona, tuan sudah selesai sarapannya," jawabnya dengan cepat.

"Baiklah, terima kasih infonya, Bi. Saya ke atas dulu," balas Marissa lalu berlalu dan berjalan menuju tangga.

Di depan pintu kamar, wanita itu terlihat ragu dengan apa yang akan ia katakan pada pria itu nanti.

"Hufft.. semangat, Marissa, kamu harus yakin jika kamu merasa dirimu benar," ucapnya bermonolog untuk menyemangati diri sendiri.

TOK TOK TOK

Setelah mengetuk pintu, Marissa langsung masuk ke dalam kamar namun ia tidak menemukan Giorgio di dalam sana.

"Apa dia di kamar mandi ya," gumam wanita itu sesaat.

Tak lama kemudian, pria yang sejak tadi dicari pun muncul juga. Dan benar jika pria itu baru saja selesai mandi, terlihat dari badan dan rambut Giorgio yang terlihat basah.

"Gio.. aku ingin membicarakan sesuatu padamu," kata Marissa sesaat melihat pria itu keluar dari kamar mandi. Sayang karena Giorgio tidak merespon apa yang diucapkannya, namun bukan Marissa namanya jika ia menyerah ditengah jalan.

Wanita itu lantas mengikuti Giorgio ketika hendak masuk ke dalam walking closet.

"Gio.. aku mau membicarakan sesuatu yang penting padamu, sebentaaaaar saja, please..," pintanya dengan nada memelas.

Akhirnya setelah beberapa kali memohon, Giorgio akhirnya menghentikan kegiatannya dan mengalihkan pandangan lalu menatap Marissa dengan tatapan tajam.

"Ada apa?" ucap Giorgio ketus.

"Aku ingin ke rumah sakit siang ini, bisakah kau menemaniku sebentar. Hanya sebentar saja, Gio. Please!" Kembali Marissa memohon, berharap pria itu mau menemaninya.

Giorgio lantas menatap wajah cantik Marissa dengan lekat. "Ke rumah sakit? Untuk apa?" sahut Giorgio akhirnya.

"Aku ingin memeriksakan kandunganku, Gio. Kemarin, Dokter menyarankan untuk dilakukan USG besok pagi tapi karena aku sudah pulang sebelum jadwalnya jadi aku akan ke rumah sakit itu lagi pagi ini," terang Marissa menjelaskan.

"Apa yang sedang kau rencanakan, huh!" balas pria itu dengan tatapan menelisik.

"Rencana? Rencana apa, Gio … tidak ada rencana apapun. USG memang sudah dijadwalkan oleh dokter yang memeriksaku kemarin, sungguh! Jika kau tidak percaya, kau bisa menanyakan langsung pada dokter yang memeriksaku kemarin," pungkas wanita itu.

"Baiklah tapi ingat satu hal, apapun yang kau lakukan, itu tidak akan mengubah kebenaran yang terjadi.

Setelah mengatakan hal itu, Giorgio kemudian masuk ke dalam kamar mandi setelah sebelumnya ia sudah mengambil pakaian yang akan digunakan ke rumah sakit. Marissa yang melihat itu hanya bisa mendesah pasrah atas sikap dingin Giorgio padanya.

*

*

Hari ini Giorgio tidak memakai mobil Ferrari GTC Lusso hitam miliknya, melainkan menggunakan mobil BMW X5 seri pengeluaran terbaru yang tidak kalah dengan mobil Ferarri miliknya.

Sepuluh menit kemudian, ia sudah selesai bersiap-siap dan wanita itu melakukannya dengan sangat cepat karena tidak ingin pria itu kembali marah dan sampai membatalkan niat menemaninya ke rumah sakit pagi ini.

Dan tanpa wanita itu sadari jika kesediaannya menemani ke rumah sakit karena Giorgio sebenarnya memiliki tujuan lain ke sana.

Mereka sudah berada di dalam mobil saat ini dan akan bersiap ke rumah sakit sebentar lagi. Marissa tampak bahagia duduk di samping pria itu walau wajahnya datar, paling tidak ia masih bisa memandang wajah prianya dengan dekat.

Maklum karena sejak mereka pulang dari rumah sakit dini hari tadi perlakuan Giorgio benar-benar berubah drastis. Jika dulu Giorgio tidak ingin berjauhan namun berbeda dengan sekarang, pria itu bahkan terlihat jijik berdekatan dengannya bahkan hanya untuk berada di dalam ruangan yang sama pun pria itu begitu enggan. Bahkan ia juga meminta sopir untuk mengantar mereka ke rumah sakit.

Giorgio yang diam di sepanjang perjalanan, membuat Marissa ikut diam tidak bersuara. Ia tidak ingin membuat pria itu kesal.

Mata cantik Marissa memandang jauh ke arah luar jendela sembari memikirkan nasibnya nanti.

Sesampainya di rumah sakit, mereka turun melalui pintu yang berbeda yang biasanya Giorgio pasti yang terlebih dahulu turun kemudian disusul oleh Marissa setelahnya. Namun, kini mereka seperti dua orang asing yang tidak saling mengenal.

Entah ke mana rasa cinta dan posesif pria itu pergi hingga membuat mereka bak air dan minyak yang tidak bisa menyatu.

'Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.'

Mungkin itu peribahasa yang tepat dengan keadaan keduanya saat ini.

Kesalahan yang dilakukan Marissa sungguh membuat hatinya hancur hingga membuatnya membenci dan mencinta secara bersamaan.

*

*

"Selamat pagi, Nyonya Marissa. Bagaimana kabar Anda pagi ini?" sapa Sang dokter dengan hangat.

"Pagi, Dok. Kabar saya baik," sahut Marissa ramah.

"Oh iya, kata suster tadi, Dokter katanya ke ruangan saya tadi pagi. Maaf ya, Dok semalam saya pulang buru-buru dan tidak sempat meminta persetujuan, Dokter untuk pulang," tukas wanita itu dan tersenyum kecil.

Dokter kandungan yang bernama Lily itupun mengangguk kecil sebagai respon dari permintaan maaf sang pasien padanya.

"It's okay. Bagaimana kalau kita langsung memeriksa kesehatan janin mu?" tawar Dokter Lily dan wanita cantik itu mengangguk.

"Iya, Dok boleh. Sejak kemarin pun saya sudah kepikiran," ujar Marissa yang berjalan mengikuti sang dokter dari belakang.

"Mari kita lihat janinnya. Sang Dokter mulai menggerakkan transducer di perut Marissa setelah sebelumnya suster memberikan clear ultrasound gel atau biasa disebut dengan gel USG yang berwarna bening di atas perut wanita itu.

"Mari kita lihat … hem ... semuanya tampak sehat dan normal, sepertinya bayimu tumbuh dengan kuat hingga kejadian keracunan kemarin tidak berpengaruh padanya," ujar sang dokter, dan Marissa sangat mensyukuri itu. Hatinya sedikit lega mendengar penuturan dokter tadi. Sebagai seorang ibu, Marissa sungguh merutuki kelalaiannya yang hampir menganggu kesehatan janinnya.

"Anda lihat, janin Anda sekarang telah tumbuh menjadi bayi yang sehat di sini. Usia kandungan Anda sudah memasuki Minggu ke 20 dengan panjang kurang lebih 25 centimeter dan berat sekitar 340 gram.

"Maaf, Dok menyela. Tapi.. kenapa bayiku sangat kecil? Bukankah ukuran dan beratnya begitu kecil?" tanya calon ibu itu.

"Baiklah, biar saya sambung dulu penjelasannya dan setelah itu, saya akan menjawab semua pertanyaan, Nyonya," ujar sang dokter dengan lembut.

Wanita paruh baya itu tahu dan mengerti jika pasiennya saat ini merupakan new mother-to-be sehingga ia bisa memaklumi ketidak sabaran wanita itu.

"Di Minggu ini, kulit janin sudah berkembang. Kulit bayi masih terlihat transparan dan merah karena pembuluh darah masih terlihat jelas. Secara fisik, di usia 20 Minggu ini janin sudah terbentuk seperti bayi pada umumnya walau belum sesempurna bayi pada umumnya.

"Telinganya pun sudah terbentuk sempurna walau matanya masih terpejam, tetapi ia sudah bisa menangkap cahaya terang. Otak bayi juga mulai tumbuh dengan cepat, bulu-bulu rambut di tubuhnya pun mulai tumbuh dan akan menghilang dengan sendirinya dua hari setelah kelahiran," papar dokter Lily dengan jelas dan detail.

Setelah melakukan pemeriksaan USG, baik sang dokter maupun Marissa kembali ke kursi mereka masing-masing.

"Sampai di sini ada yang ingin Anda tanyakan?" ujar Sang dokter dengan ramah dan sopan.

"Sudah tidak ada lagi, Dok. Semua penjelasan Dokter sudah sangat jelas, dan maaf jika tadi saya sempat menyela pembicaraan, Dokter," ujar Marissa kembali dan meminta maaf.

"It's okay, no problem. Namanya juga ibu baru. Itu hal yang wajar. Bayi pun semakin bertambahnya usia, berat serta panjang bayi akan bertambah dari hari ke hari. Bahkan saat usia kandungan semakin tua, perkembangan bayi pun semakin berkembang sangat pesat dan cepat," pungkas Dokter Lily.

"Oh iya, Tuan maaf saya sampai lupa memperkenalkan diri pada Anda," ujar sang dokter saat baru menyadari kehadiran seorang di sofa yang tidak jauh dari tempat ia dan pasien konsultasi.

"Tak apa, Dok. Just relax, saya kesini hanya menemani saja, tidak lebih," sahut pria itu memperjelas kehadirannya di sana sebagai apa.

"Oh iya, suami Nyonya Marissa ke mana?" tanya sang dokter karena sejak tadi ia tidak melihat sosok pria yang datang bersama Marissa kemarin malam.

"Suami? Suami yang mana, Dok?" tanya Marissa balik.

"Yang kemarin malam, bukankah itu suami Anda?" Dokter lily terlihat bingung dengan apa yang didengarnya. Bukankah pria yang kemarin itu mengatakan jika wanita ini istrinya? Lantas mengapa wanita itu terlihat bingung?

"Oh yang semalam, dia itu—"

"Dia sedang bekerja, Dok," sahutnya dengan cepat. Bukan Marissa yang menjawab melainkan pria itu. Ya, yang memotong ucapan wanita itu adalah Giorgio. Pria itu merasa tidak nyaman saat mendengar nama Dimi disebut, terlebih saat sang dokter mengatakan jika pria kemarin itu adalah suami Marissa. Sungguh itu sangat mengganggunya.

Tampak Marissa menghela napas sesaat. Di detik berikutnya ia langsung tersenyum namun dengan bibir yang dirapatkan.

Sang dokter bukanlah orang yang bodoh hingga tidak bisa melihat perubahan ekspresi dari pria dan pasiennya saat ini. Tak sulit baginya menebak situasi saat ini karena selama proses menjadi dokter, ia pun pernah mempelajari tentang psikologi ini selama menjadi mahasiswa dulu. Ia yakin jika diantara kedua orang ini terlibat sesuatu yang saling berhubungan. Walau secara spesifik ia tak tahu apa itu.

Setelah berkonsultasi, keduanya lalu keluar dari ruangan dokter. Marissa berjalan duluan menuju apotek untuk menebus resep vitamin yang diberikan dokter tadi padanya dan meninggalkan Giorgio yang berjalan tepat di belakangnya. Namun wanita itu tidak menyadari keberadaan pria itu karena sibuk menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan apoteker padanya.

"Masuk!" sahut seseorang dari dalam ruangan.

"Loh, bukannya Anda tadi yang—"

"Benar, Dok. Bisa saya duduk sebentar? Ada hal yang ingin saya tanyakan pada, Dokter." Rupanya Giorgio kembali masuk ke dalam ruangan Dokter Lily tanpa diketahui Marissa.

"Baiklah, silahkan duduk, Tuan …."

"Saya Giorgio Adam, panggil saja Giorgio," potong Gio saat sang dokter akan menanyakan namanya.

"Baiklah, Tuan Adam. Apa yang ingin Anda tanyakan dan ketahui tentang kehamilan, nyonya Marissa?" balas dokter itu. Permintaan ambigu pria itu cukup membuatnya penasaran.

"Apakah saya bisa melakukan tes DNA pada bayi, wanita itu?" tanya pria itu gamblang.

"Wanita itu?" gumam Sang dokter.

"Ya, Dok. Maksud saya, Marissa. Pasien Dokter tadi," jelas Giorgio.

Tidak ada ekspresi kaget saat sang dokter mendengar pertanyaan pria yang berada di hadapannya saat ini. Ia hanya melihat pria itu dengan ekspresi yang entah.

Akhirnya apa yang dirasakan dokter itu terbukti adanya. Sejak awal ia sudah menebak sesuatu yang ganjal di antara kedua manusia yang berbeda gender itu saat masuk ke dalam ruangannya.

Wanita paruh baya itu bahkan bisa melihat jelas perubahan wajah pasien yang tadinya bersemangat dan bahagia saat berbicara tentang seputar perkembangan kehamilannya tiba-tiba berubah menjadi muram dan bersedih setelah pria itu mempertegas status pria yang menemani pasien semalam adalah benar suaminya.

1
Dinda Putri
🤣🤣🤣 rasakan Gio mau enak"nya aja sih giliran dijambak prortes
Dinda Putri
marrisa jadi Cassandra😩
Nathasya90: 🤦🏼‍♂️Sudah aku edit ya KK.

Terima kasih atas koreksiannya🙏🏼
total 1 replies
🍁𝐌𝐈❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ
wkwkwk bayangin duo Gio punya sifat yang sama2 posesif keras kepala menjaga princess klo debat seruu tuh🤣
🍁𝐌𝐈❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ
Welcome baby Girls astogeh Gio setelah jadi Papa kok rada lemot ya saking syock bahagia terharu jadi satu sampai pingsan tuh 🤣bangun2 linglung deh
🍁𝐌𝐈❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ
rasanya pengen getok kepala mu Gio lelaki macam apa kamu ini usia kandungan Marissa aja gak tau harusnya bisa dihitung dari pertama kali kalian pertama kali berhubungan dari situ bisa dikira2 berapa usia kandungan Marissa dasar maunya enak aja awas siap2 dihukum klo anakmu sudah lahir nnti 🤣
Nathasya90
BANTU OTHOR DENGAN MEMBERI 5🌟 SEBAGAI BENTUK APRESIASINYA.

TERIMA KASIH DAN SUKSES SELALU BUAT KITA SEMUA 🫶🏼
🍁𝐌𝐈❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ
Nah semoga Marissa pas melahirkan Gio bisa menemani karena selama ini udah dibuat salah paham biar nyadar tuh gimana perjuangan Marissa hamil dan melahirkan anakmu dengan bertaruh nyawa
yeyi
up terus thor
Nathasya90: siap kk
total 1 replies
🍁𝐌𝐈❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ
seiring berjalan nya waktu Gio akan berterima kasih pada Oma karena telah menggagalkan rencana strelir coba klo jadi steril seumur hidup tidak akan pernah punya keturunan
🍁𝐌𝐈❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ
Nikmati penyesalan mu Gio
Susilo Brama Yumbara Esbeye
maaf q unsubcribe,makin aneh cerita nya
Susilo Brama Yumbara Esbeye
taik,tinggal ngomong ja malah bkin kinflik trus
Nathasya90: Namanya juga cerita. Kalau langsung ke intinya end dong ceritanya. Tapi terima kasih sudah dibaca walau tidak sampai tamat🙏🏼

sukses terus kk
total 1 replies
Dewi @@@♥️♥️
coba mampir baca,,semoga bagus,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!