Dia adalah seorang gadis yang cukup liar, dia begitu bukan karena ada unsur kesengajaan tapi karena keadaan yang tidak mendukungnya untuk hidup baik-baik saja.
Keras kepalanya membuat kedua orang tuanya angkat tangan untuk mengurus hidup nya,
Nama nya Ashqia Naura, seorang wanita yang keras kepala, tapi hati nya selembut sultra dan sebersih embun.
Ashqia Naura mempunyai Kakak Laki-laki yang bernama Ashka Afdal dan adik perempuannya yang bernama Kila Ashkaf.
Dikehidupan ini, ntah dia yang kurang beruntung atau hidupnya yang kurang bersyukur, Karena Ashqia memiliki watak yang berbeda dengan kedua saudaranya.
Suatu ketika dia dihadapkan dengan seorang laki-laki yang berasal dari kalangan pesantren, dan dia Putra tunggal dari Kyia yang mempunyai satu pesantren yang cukup ternama di kota tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sariiiiiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
"Rak, kita mau balik jam berapa nih. soalnya mau ngerjain tugas buat besok juga nih" ujar Fika
"Yaudah kita siap-siap sekarang aja, setelah itu baru kita ajakin mereka yang cowok balik"
"Nggak dikabari dulu rak mereka nya supaya nanti kita nggak nunggu" ujar laras
"Fik lho yang ngabarin ya, gua malas"
"Ok, Eh tapi ngomong-ngomong yang tadi sama Hud gimana" ujar Fika yang sangat pengen tau
"Dia nembak gua, gua paling malas kalo udah bawa perasaan gini. nggak enak lho"
"Nggak enak nya dimana dulu, coba jalanin aja dulu. mana tauan nyaman kan" ujar laras
"Nggak laras, gua mau fokus buat ujian akhir besok apa lagi masih ada Olimpiade Internasional"
"Iya juga ya, nanti jadi nggak fokus ujiannya trus nilai lho turun bisa berabe urusan"
"Lho gimana sih ras, Tio yang nembak hampir 1001 kali aja ditolak mentah-mentah apa lagi Nuhud yang cuma orang baru. kan kita nggak tau kedepannya bakal seperti apa" ujar Fika yang dibenarkan oleh Naura
"Iya gua awalnya juga mikir gitu, apa lagi dia cuma satu bulan lagi disini. ya kali gua mau sama orang yang baru aja muncul di kehidupan gua"
"Iya juga ya, kali Naura nerima Nuhud cuma kenal baru satu bulan" ujar Fika lagi
"Oke gua setuju kalo itu, tapi gimana cara lho nolak Nuhud tadi" ujar laras
"Gua bilangin gini, katanya Nuhud mau nge jemput gua nih habis perpisahan sekolah"
"Teruss"
"Trus gua bilang, yaudah jadiannya pas udah perpisahan sekolah aja, karena gua mau fokus ujian akhir dulu gitu gua jawabnya tadi"
"Lho yakin dia bakal kesini lagi habis perpisahan sekolah rak"
"Nggak tau, kalo pun iya toh gua nggak disini lagi. gua sama kila habis perpisahan sekolah mau nyusul bapak sama ibuk di jakarta"
"Nahh bagus tuh, trus kita lanjutin kuliah di Univ impian kita deh" ujar Fika
"Gua bayangin deh ya, kalo kita kuliah di Univ yang sama trus jurusan yang sama trus kelas yang sama" ujar laras
"Lho berdua yakin mau ngambil Jurusan Farmasi juga, itu susah lho nanti kalo jurusan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan hati"
"Lho meragukan kita rak" ujar Fika
"Nggak bukan meragukan sih, tapi takutnya nanti itu doang"
"Udah rak, lho nggak usah mikirin itu dulu. yang penting sekarang kita harus sama-sama terus karena persahabatan kita itu sangat berharga buat gua" ujar laras seketika memotong pembicaraan mereka
Yang memang direncanakan dari awal mereka kuliah di satu universitas yang sama karena saking tidak mau nya kehilangan.
"Ahkk yaudah ayok siap-siap lagi" ujar Naura karena mereka hanya bercerita panjang lebar
"Gua mah udah ya, cuma nunggu kalian berdua aja" ujar Fika
"Udah gimana nya, noh di kamar mandi tuh Skincare siapa tuh" ujar laras
"Ntar hilang beli lagi yang baru, kerjaan lho tuh cuma ngabisin duit aja deh Fik perasaan" ujar Naura
"Ya iyalahh, kan Mommy gua kerja cari duit cuma buat gua sendiri"
"Iya iyahh tau kok, udah ayok pulang. tugas sama pak bambam belum kelar tuh" desak laras
"Kalian berdua nanti kalo capek, langsung istirahat aja. nanti gua kasih contekan tapi paginya yaa"
"Emang lho tau tugas dari pak bambam itu tentang apa" ujar Fika
"Ya taulahh sejak Olimpiade kemaren gua kayak dijadiin Asisten pak bambam lho. Hehh baru tau kalian ternyata"
"Lho seriusan rak" ujar laras yang langsung memegang kedua pipi Naura dengan tangan nya
"iihhhh lepasin, ahkk lu mah gitu. luntur nih kecantikan gua"
"Yak elahhh rak, baru juga segitu"
"Cepatan nanti mereka nunggu kelamaan" ujar Naura
"Udah-udahh ayok buru"
Mereka bergegas keluar dan menemui Nuhun dan teman-temannya, dan segala pulang karena ada tugas yang harus diselesaikan untuk besok pagi nya
"Kita langsung pulang nih" tanya Nuhun
"Ntar dulu lahh, aku masih mau menikmati pantai utara ini. ternyata pantai nya sangat bagus" ujar Musthofa
"Masalah nya kami besok pagi ada tugas dari pak bambam yang harus diselesaikan" ujar Fika
"Oalahh kalian ada tugas toh, yaudah langsung pulang aja deh, Hud jangan lupa nanti beli bekal untuk besok pagi" ujar fajar
"Yaudah kita pulang sekarang aja deh, kalian semua pasti capek dan ingin langsung istirahat" ujar Nuhun
Mereka memutuskan untuk segera pulang karena besok kelas Naura ada tugas dari pak bambam, semua teman-temannya tidur kecuali Naura dan Nuhud
"Kamu nggak mau istirahat aja qia" ujar Nuhud yang melihat Naura yang sibuk dengan iPadnya
"Nggak dulu deh, aku mau belajar dulu. karena kalo nanti nyampe rumah aku belajar bisa-bisa besok pagi aku kesiangan"
"Kamu kalo setiap malam harus belajar gini, ingat kesehatan lho qia"
"Gua udah biasa, paling pagi langsung disediakan susu sama buk lulu supaya biar Vit otak dan pikiran nya"
"Ouh gitu, gimana yang tadi" ujar Nuhud memastikan jawaban dari Naura
"Yang tadi apa"
"Yang tadi sore kita bahas" ujar Nuhud pelan yang cuma didengar oleh mereka berdua
"Gua nggak ngerti Hud, lho fokus nyetir aja gua mau belajar nih"
"Aku nggak ganggu kamu kok, aku cuma nanya. kamu serius kan dengan yang kamu omongin tadi sore"
"Ya nggak lah, lho fikir gua cewek apaan ketemu seminggu suka, ditembak langsung jadian. gua nggak semurah itu"
"Maksudnya aku bukan gitu lho qia, aku yakin kamu ngerti maksud aku tadi sore"
"Emang maksud lho apaan, lho fikir gua cuma untuk mainan lho aja gitu"
"Aku nggak ngomong gitu lho qia, jangan berprasangka buruk gitu. Nggak baik"
"Trus maksud lho nembak gua baru ketemu satu bulan apaan, lho hanya pengen tau tentang gua, cuma penasaran" ujar Naura dengan sedikit kesal.
"Bukan gitu qia, maksud aku nggak gitu. kamu jangan berprasangka buruk gitu"
"Trus gua harus berprasangka baik sama lho, lho tembak gua terima, lho tinggalin gua terima juga gitu. Nggak Hud, dari sekarang aja gua ucapin terimakasih untuk segalanya"
"Kamu gimana sih, dengerin dulu apa yang mau aku sampein, nyerocos aja dari tadi kayak bajai" ujar Nuhud
"Gua nggak mau dengerin apa-apa dari lho Hud, udah dulu ya. gua mau belajar"
"Ashqia, maksud aku nggak gitu, sejak aku kenal kamu, sejak kita belajar bareng, habisin waktu dari pagi sampai malam datang. ada rasa nyaman dan sayang, peduli sama kamu dan timbul rasa aku nggak mau kehilangan kamu qia" ujar Nuhud yang mencoba menjelaskan perasaannya
"Ouh jadi lho cuma kasihan sama gua, nggak dulu deh Hud. Gua paling pantang untuk dikasihani terimakasih"
"Coba kamu cerna dulu omongan aku, nggak main ngambil kesimpulan gitu bisa kan. coba fikir dulu pake hati, pake perasaan jangan pikir pake logika dan menurut apa yang kamu lihat"
"Gua nggak suka diatur Nuhud Malik Ibrahim, dan lho ingat satu hal ini gua nggak mau sama lho. dan gua nggak ada rasa apapun sama lho" ujar Naura kesal dan seketika Nuhud nggak bisa ngomong apapun
"Dan lho berfikir gua senang dengar lho yang mau menentang orang tua lho demi gua. Nggak Hud, nggak maaf dulu gua nggak sama seperti mantan lho atau pun pilihan dari abi lho itu"
"Dan lho nggak berhak nuntut gua apapun, dan maksa gua ada perasaan sama lho. karena gua udah ada rasa sama satu cowok dan bagi gua rasa itu nggak bisa dibagi walaupun gua dihianatin"
"Siapa, Tio lagi. apa sih yang kamu harapin dari Tio, buka mata mu sedikit lagi lah qia udah tau Tio orang nya gitu masih aja ngotot"
"Lebih baik gua sama Tio dari pada orang yang cuma berdasarkan rasa kasihan sama gua"
"Apa yang harus aku lakuin supaya kamu yakin kalo aku mau serius sama kamu"
"Ouh simply kok, lho tinggal menghilang dari kehidupan gua dan jangan pernah kembali udah, gua aman. gua orang nya nggak ribet kok"
"Aku nggak bisa Naura"
"Dan lho nggak berhak maksain perasaan lho sama gua" ujar Naura dengan sedikit bentakan seketika membangun kan Fikaa yang sedang tidur pulas
"Kita udah nyampe rak" ujar Fika karena tidur nya terganggu oleh perdebatan mereka
"Belum kok, kamu tidur aja nanti kalo udah nyampe aku bangunin" ujar Nuhud
"Tapi kenapa gua tadi dengar Naura kayak marah gitu, lho apain sahabat gua"
"Fika gua Gapapa kok, lho lanjut tidur aja karena perjalanan kita masih panjang. lho pasti capek kan"
"Iya nih rak, lho nggak istirahat"
"Nggak gua harus tetap bangun karena kalo gua tidur nanti bisa-bisa kita nyasar dan nggak nyampe rumah" ujar Naura yang membuat Nuhud kaget
"Jadi kamu bilang belajar cuma alasan doang" ujar Nuhud yang tidak ditanggapi Naura, dan Fika kembali ke mimpi indah nya
"Kamu mau tidur gapapa kok rak, biar gua yang nemenin Hud, kamu istirahat aja pasti kamu capek" ujar fajar yang juga terbangun dari tidurnya karena perdebatan mereka berdua
"Iya nih jar, aku capek banget butuh istirahat nih badan sama otak gitu. lho didepan deh jar, biar gua disitu supaya lebih gampang buat lho nunjukin arah"
"Yaudah boleh kok" ujar fajar
Nuhud menghentikan mobilnya karena mendapatkan tatapan intimidasi dari Naura karena untuk saat itu tidak mungkin untuk fajar bertanya apa alasan Naura bilang begitu.
Diperjalanan pulang, Naura istirahat karena badan dan otak nya semakin hari semakin banyak permasalahan.
Permasalahan dengan Tio yang nggak ada habisnya ditambah dengan masalah adiknya kila karena seperti nya tidak menghargai dia sebagai kakaknya. dan disitulah Naura merasa gagal menjadi seorang kakak.
Naura ingin saja menyerah dengan keadaan nya tapi tidak mungkin karena perjalanan masih panjang, dan kehidupan tidak berhenti disitu saja.