Namanya adalah Zhang Yu. Dia anak seorang tetua klan di Kota Qian Gu yang memiliki cukup pengaruh. Akan tetapi karena dirinya terlahir berbeda, semua orang menganggapnya sebagai sampah.
Namun, tanpa diketahui banyak orang ternyata Zhang Yu memiliki tubuh spesial. Beruntung dia bertemu dengan seorang guru yang tahu bagaimana cara membangkitkan kekuatannya. Mengubah dirinya dari seorang sampah menjadi genius berbakat mengerikan.
Ini adalah perjalanan Zhang Yu dalam membuktikan diri sebagai petarung terhebat. Mengemban nama kaisar petarung, mengguncang dunia dan membangun pondasi mencapai puncak keabadian.
Simak kisah lengkapnya dan jadilah saksi sebuah legenda tercipta. Kaisar Petarung!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter... 17 : Peraturan Tidak Masuk Akal
"Bagi kedua peserta babak final, silakan naik ke atas panggung pertarungan karena waktu istirahat telah selesai." Zhang Yan berseru dengan suara lantang sambil mengalihkan pandangannya ke tempat tunggu peserta.
Zhang Feng meninggalkan tempat duduknya dan melompat ke panggung pertarungan. Tidak lama kemudian, dari sudut yang berbeda Zhang Yu menyusulnya.
"Baiklah, karena kedua peserta sudah berada di sini. Aku ingin mengatakan tentang peraturan baru pada babak final."
Hampir tidak ada orang yang bicara ketika mendengar kalimat Zhang Yan. Satu persatu berusaha menebak peraturan baru yang akan diterapkan.
"Karena mempertimbangkan beberapa hal, kami memutuskan untuk memberi persyaratan senjata yang dapat digunakan. Peserta dalam babak final harus menggunakan senjata pada tingkat yang sama. Siapapun yang tak mematuhi peraturan ini akan langsung terdiskualifikasi."
"Tetua Keempat! Peraturan macam apa itu?! Sejak kapan ada peraturan yang membatasi penggunaan senjata dalam acara kedewasaan?" Zhang Yan baru saja menutup mulutnya, tapi Zhang Long sudah tidak bisa menahan diri dan bangkit dari tempat duduknya berusaha mempertanyakan peraturan baru yang akan diterapkan.
"Tetua Kedua, apa kau meragukan peraturan yang telah ditetapkan oleh Patriark? Jika kau melihat dari sudut yang berbeda, kau akan tahu tujuan peraturan ini adalah untuk menciptakan keseimbangan dan keadilan dalam kompetisi." Bukan Zhang Yan yang bicara, melainkan Zhang Xu.
Namun bukannya menjadi lebih tenang setelah mendengar penjelasan tersebut, Zhang Long malah merasa semakin buruk.
Terlebih melihat senyum di wajah Zhang Xu yang tampak begitu puas. Zhang Long berpikir semua ini adalah ulahnya.
"Dasar Tua Bangka Licik! Dia pasti mendatangi patriark saat jeda waktu istirahat." Zhang Long sangat yakin dengan instingnya.
Alih-alih untuk keseimbangan, ini jelas ingin mencegah putranya menggunakan pedang milik gurunya. Zhang Xu, pria tua itu hanya khawatir Zhang Feng kalah.
"Ayah, bisa aku pinjam pedangmu?" Zhang Yu menyimpan pedang semesta sambil memandang ayahnya.
Sontak suara Zhang Yu ini membuat seluruh penonton terkejut.
"Zhang Yu benar-benar tidak akan menggunakan pedangnya. Jelas ini adalah kerugian besar, terutama jika sampai kalah nantinya."
"Zhang Yu dapat menenangkan pertarungan sebelumnya karena memiliki pedang misterius itu. Sekarang tanpa pedangnya, entah apa yang dapat dilakukannya dalam babak final."
Sementara itu di tempat juri, Xuan Yin memperhatikan Zhang Yu seolah menunggu apa yang akan dilakukan olehnya.
Beberapa saat sebelumnya pria itu tiba-tiba mengajaknya bertemu dan meminta dirinya untuk bersiap. Mungkin maksudnya itu adalah bersiap untuk membela dan berdiri di belakangnya seperti beberapa saat yang lalu.
Namun, entah kenapa Xuan Yin benar-benar merasa dimanfaatkan. Seperti ada yang salah dengan hal ini.
"Sebenarnya apa yang pria ini rencanakan?" batinnya.
...
Kembali ke atas panggung pertarungan. Setelah meminjam pedang kelas menengah milik ayahnya, Zhang Yu berkata jika dirinya siap bertarung.
"Tetua Keempat, pertarungan ini dapat dimulai."
Zhang Yan mengangguk samar, dia lalu merentangkan kedua tangannya. "Sebelum babak final dimulai. Aku hanya ingin mengingatkan, dilarang membunuh!"
Saat berkata dia menatap bergantian antara Zhang Yu dan juga Zhang Feng. Satu detik kemudian dia mulai memberi aba-aba.
Kedua peserta, baik Zhang Yu ataupun Zhang Feng telah mengalirkan Qi ke pedang masing-masing. Pedang naga api milik Tetua Pertama dan pedang awan merah milik Tetua Kedua. Dua artefak yang sama-sama kelas menengah dan sudah cukup terkenal kehebatannya di Kota Qian Gu akan berduel. Tapi bukan pemilik asli dari senjata tersebut, melainkan putra mereka.
"Tiga-dua ... Satu, mulai!"
Begitu pertarungan dimulai, Zhang Feng mengayunkan pedangnya dengan cepat menciptakan dua siluet tebasan.
Di saat yang sama ternyata Zhang Yu juga mengeluarkan serangan. Bayangan pedang berwarna merah muncul di depan tubuhnya dan dalam satu waktu langsung melesat ke tempat Zhang Feng.
Dua kekuatan bertubrukan. Ledakan hebat terjadi hingga memicu getaran. Tidak cukup sampai di sana, dua kekuatan berlawanan itu juga menyebabkan fluktuasi udara berubah dan kabut asap berkumpul di permukaan panggung pertarungan.
Namun, di antara kedua peserta tidak ada yang terluka atas serangan itu. Keduanya masih bergeming di tempat masing-masing dan masih dalam posisi yang sama.
"Tidak disangka ternyata kau lumayan juga." Zhang Feng tersenyum miring sambil memutar pedangnya.
Zhang Yu membalas dengan enteng. "Aku juga tidak menyangka, yang dijuluki genius ternyata hanya seperti ini. Agak mengecewakan!"
Wajah Zhang Feng memerah padam mendengar ucapan Zhang Yu. Tangannya mencengkeram kuat pedang naga api dan mulut seperti merapalkan sesuatu.
"Kurang ajar! Aku benar-benar akan memberimu pelajaran." Setelah berkata Zhang Feng mengayunkan pedangnya mengeluarkan serangan yang sama.
Berharap hasil kali ini akan memenuhi ekspektasinya. Namun, sejatinya dia tidak mengetahui jika sebelumnya Zhang Yu masih menahan kekuatannya. Begitu dia menyerang dengan cara dan teknik yang sama, Zhang Yu melepaskan kekuatan lebih besar.
Dia mengayunkan pedang awan merah yang berada di tangannya, menciptakan siluet tebasan laksana bulan sabit.
Wosh!
Sekali lagi dua energi kekuatan bergerak menuju satu titik yang sama. Ledakan serupa pun kembali terjadi. Namun kali ini lebih kuat, bahkan muntahan energi kekuatan kedua serangan itu mampu menekan orang-orang di sekitar.
Panggung pertarungan yang sebelumnya bergetar ringan, kali ini bergetar lebih kuat seperti diterjang benda raksasa. Asap putih semakin tebal, memaksa orang-orang klan yang berjaga di dekat panggung pertarungan untuk menyingkirkannya.
Meski sedikit terganggu dengan asap dan luapan energi kekuatan yang membuat sesak, tapi para penonton benar-benar menikmati alur pertarungan yang menegangkan.
Mereka tidak bisa untuk tidak bersorak sambil terus berseru nama jagoan masing-masing. Meski awalnya ragu, ternyata tanpa pedang misteriusnya Zhang Yu masih tidak lebih lemah dibandingkan dengan Zhang Feng.
Ini membuat atmosfer yang sempat meredup beberapa waktu terakhir, dalam sekejap kembali bergairah.
Namun hal ini dirasakan berbeda oleh Zhang Xu yang tampak tidak puas di tempat duduknya. Wajah tuanya terus bertambah buruk seiring melihat perbedaan kekuatan di antara putranya dan putra Tetua Kedua. "Bagaimana mungkin?! Dia bukan hanya bisa menahan serangan Feng'er, tapi juga memaksa Feng'er mundur satu langkah. Ini tidak bisa dibiarkan!"
Seolah mengetahui kecemasan di wajah Zhang Xu, Zhang Long yang duduk tak begitu jauh berkata dengan nada mencibir. "Tetua Pertama, kau mungkin tidak tahu, tapi kemampuan putraku tidak bergantung pada pedangnya."
Zhang Xu mengerutkan kening mendengar kalimat yang datang dari samping. Dia menatap Zhang Long dengan sengit, lalu mendengus. "Tetua Kedua, kau jangan terlalu cepat menyimpulkan. Pertarungan ini belum berakhir!"
Zhang Long menarik pandangannya kembali ke depan. "He-he, kau benar. Pertarungan ini belum berakhir ...."