NovelToon NovelToon
Aku Juga Anakmu,Bu!?

Aku Juga Anakmu,Bu!?

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Masuk ke dalam novel / Pembantu / Trauma masa lalu / Menjadi Pengusaha
Popularitas:65.2k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncann

Aqilla adalah satu satunya anak perempuan dari pasangan teguh dan Miranti. Tapi meskipun perempuan semata wayang tidak membuat ia menjadi anak kesayangan. Aqilla tidak terlalu pintar dibandingkan dengan Abang dan adikanya yang membuat ia di benci oleh sang ibu. selain itu ibunya juga memiliki trauma di masa lalu yang semakin membuat nya benci kepada Aqilla. akan kan suatu hari nanti Aqilla bisa meluluhkan hati sang ibu dan sembuh dari trauma nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Tepat pukul delapan malam Nathan mengantarkan Aqilla kembali ke rumah nya. Berpamitan sebentar sebelum pergi lalu kembali melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Aqilla.

Aqilla membuka pintu rumah nya sambil bersenandung kecil. Saat ini dirinya merasa begitu bahagia. Baru kali ini dia bisa kembali merasakan arti bahagia. Dan itu semua berkat Nathan. Meskipun dia merasa tak enak karena sudah menolak Nathan tadi.

Saat hendak mengunci pintu utama, tangan Aqilla di tarik oleh Adnan yang sedari tadi sudah menunggunya pulang.

"Lepasin bang, sakit!" ujar Aqilla lalu menghentakkan tangannya.

"Kamu mulai ngelawan ya Aqilla! Kamu masih ingat kan dengan syarat yang aku kasih tadi? Kalau kamu gak mau lakuin itu aku akan adukan pada Mama!" ancam Adnan.

Entah dapat kekuatan dari mana Aqilla berani membalas tatapan tajam dari Adnan. Dia tidak merasa takut sama sekali, malah semakin menantang Adnan. Dia memang tidak berani melawan Miranti karena bagaimanapun juga dia adalah ibunya. Tapi kalau Adnan, mulai sekarang Aqilla harus bisa membela dirinya dari lelaki brengsek itu.

"Aduin aja bang, aku gak takut. Aku udah bilang kalau aku lebih baik di hukum oleh mama ketimbang masuk ke dalam permainan Abang,"tegasnya.

"BERANI KAMU SAMA AKU ANAK HARAM!!" bentak Adnan. Tangannya melayang di udara dan mendarat di pipi mulus Aqilla.

Plak..

Adnan menampar pipi Aqilla dengan keras. Sedikit darah segar menetes dari sudut bibir Aqilla. Ngilu dan perih seketika menjalar di wajahnya.

Aqilla ingin menangis saat itu juga. Tapi dia tidak boleh lemah, mau sampai kapan dia di tindas seperti ini terus.

"KAK AQILLA, BANG ADNAN!!" teriak Alvaro saat mendengar keributan itu.

"Astaga bang. Abang udah kelewatan tau gak. Apa kurang selama ini mama nyakitin kak qilla dan sekarang Abang juga mau ngelakuin hal yang sama ke dia," protes Alvaro.

" kamu itu masih kecil gak usah ikut campur urusan abang sama dia. Tau apa kamu soal dia hah? Dia itu cuma anak yang kehadiran nya malah bikin keluarga kita sial tau gak," balas Adnan.

"Emang nya kenapa kalau aku masih kecil. Dari pada bang Adnan badan aja yang besar tapi pikirannya gak bisa dewasa. Aku tau soal kak qilla, tapi kita lahir dari rahim yang sama. Dan bagiku kak qilla tetap kakak aku. Aku lebih memilih dia di bandingkan punya Abang yang gak berguna kayak bang Adnan," jawab Alvaro menatap tajam Adnan.

" KURANG AJAR KAMU YA VARO!!" Adnan tambah emosi.

Tangannya terkepal hendak melayang kan bogem ke arah adiknya itu. Namun pergerakan nya langsung di hentikan oleh Aqilla.

Aqilla mengambil pot kecil berbahan keramik yang terletak di atas meja dan memukulkan nya ke kepala Adnan. Membuat Adnan langsung terkapar saat itu juga. Darah segar menetes dari belakang kepalanya.

Tangan Aqilla gemetar, dia panik. Bagaimana kalau ternyata abangnya itu meninggal di tangannya. Dia sudah menjadi pembunuh.

"Varo, kakak gak bermaksud buat bang Adnan... Kakak bukan pembunuh... Kakak takut varo.." ucap Aqilla bergetar.

Alvaro berjongkok guna mengecek keadaan Adnan. Seperti nya dia hanya pingsan dan lukanya juga tidak parah. Ini kesempatan untuk mereka kabur dari sini.

"Kak qilla...bang Adnan gak papa. Dia cuma pingsan aja. Mendingan kakak ikut aku. Kita keluar dari sini sebelum bang Adnan sadar," ajak Alvaro.

"Tapi dia..."

"Udah kak. Ayo cepetan, aku ambil dompet dan ponsel dulu sebentar," ujar Alvaro lalu berlari ke kamar nya di lantai satu.

Setelah Alvaro mengambil dompet dan ponselnya. Dia pun segera kembali mengajak Aqilla pergi, meninggalkan Adnan yang masih tergeletak di lantai. Tapi sebelumnya Aqilla sudah mengotak-atik ponsel Adnan terlebih dulu untuk menghapus rekaman dirinya.

Beruntung hari belum terlalu larut, masih ada beberapa taksi yang lewat. Mereka berdua pergi tanpa arah, kemana saja yang penting tidak bertemu dengan Adnan.

"Kak, bang Adnan gak papa. Kakak gak usah cemas, yang penting kita jauh dari dia. Kakak yang tenang yaa," ujar Alvaro menenangkan Aqilla.

Memang sedari tadi Aqilla hanya diam sambil memainkan kukunya. Dia khawatir dan takut jika Adnan sampai meninggal karena ulahnya. Dan sudah pasti dia yang akan menjadi tersangka.

" Maaf den, ini kita mau kemana ya. Dari tadi muter-muter terus," tanya pak sopir taksi.

"Hmm kita ke hotel mutiara aja pak,"jawab Alvaro.

Mereka memutuskan untuk menginap di salah satu hotel yang jauh dari pusat kota. semoga saja Adnan tidak dapat menemukan keberadaan mereka. Sebenarnya ada apartemen keluarga yang jarang di tempati tapi itu sangat beresiko. Pasti Adnan akan datang mencari mereka di sana.

Setelah menunjukkan kartu identitas pelajar serta melakukan pembayaran di meja resepsionis. Mereka pun naik ke lantai tiga tempat di mana kamar mereka berada.

"Kakak gak usah khawatir, kak qilla aman disini. Selama masih ada aku, aku akan selalu jagain kak qilla," ujar Alvaro sebelum memasuki kamar nya.

"Iyaa makasih yaa dek. Lagi-lagi kamu yang bantuin kakak. Kakak udah banyak ngerepotin kamu. kamu tumbuh menjadi lebih dewasa dari umur kamu sekarang,"

"Udah gak usah di pikirin. Bagi aku kakak adalah segalanya. Aku udah kehilangan papah, dan aku gak mau kehilangan orang sebaik kak qilla juga,"

"mendingan kak qilla masuk kamar terus langsung istirahat yaa. Besok kan weekend mama juga katanya Senin sudah pulang. jadi kita disini dulu yaa sampai mama pulang," ucap Alvaro tersenyum hangat.

Aqilla mengangguk lalu meletakkan keycard yang di berikan oleh resepsionis hotel sebelum nya. Begitu juga dengan Alvaro yang melakukan hal yang sama di pintu kamar nya. Alvaro sengaja memesan kamar bersebelahan dengan Aqilla. Antisipasi jika Adnan tahu keberadaan mereka.

Di kamar bernuansa serba putih itu Aqilla kembali termenung. Beberapa jam yang lalu dia sedang menikmati indahnya pantai, tertawa lebar bersama Nathan. kini semuanya kembali berubah drastis.

Aqilla sudah melakukan kesalahan. Dia memang terbebas dari Adnan, tapi apa dia juga akan terbebas dari amukan Miranti. Miranti pasti sangat marah jika tahu kalau anak kesayangannya di lukai oleh Aqilla. melakukan pembelaan pun percuma, Miranti tidak akan pernah percaya sama semua omongan Aqilla.

"Tuhan, ambil saja nyawaku. Aku sudah gak sanggup dengan semua ini. Satu-satunya yang berharga dalam hidup ku kini juga sudah tidak Ada. Untuk apa lagi aku hidup, aku hanya bisa menjadi beban banyak orang,"lirih Aqilla.

Di lain tempat, di rumah megah peninggalan Teguh. Adnan tersadar dari pingsannya.Mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk di pupilnya. Dia meringis memegangi luka yang darahnya sudah kering di bagian kepala belakang nya.

"eughh, aww. sial sakit banget," rintih Adnan berusaha berdiri.

"AQILLA!!! SINI KAMU DASAR WANITA MUNAFIK!! ALVARO!!" teriak Adnan memanggil kedua adiknya.

Dengan tertatih dia mencari keberadaan Aqilla dan Alvaro sambil terus memegangi lukanya. Rumah itu tampak sepi, hanya ada dirinya saja di sana.

Mbok Darmi sudah setahun belakangan tidak pernah lagi menginap di sana. Dia hanya datang di pagi hari dan pulang saat matahari terbenam. sementara satu-satunya sopir yang bekerja di rumah itu ikut mengantarkan Miranti ke luar kota.

"Kurang ajar, mereka kabur. Awas kamu Aqilla gak akan aku biarkan hidup kamu tenang. Lihat saja saat kamu kembali maka kamu akan mendapatkan hadiah yang mengejutkan," ujar Adnan pelan, namun penuh dendam.

Dia juga segera mengecek ponselnya yang ternyata video itu sudah di hapus oleh Aqilla. Tangannya meremas kuat ponsel yang ia pegang. Adnan menggeram menahan amarah. Tapi satu ide tiba-tiba saja muncul di kepalanya yang membuat nya tersenyum miring

"kamu akan terima akibatnya Aqilla," lirihnya.

Kring...Kring...

suara ponsel Aqilla berbunyi, tanda jika ada telepon masuk. Aqilla yang hendak memejamkan matanya kembali terbangun. Mengambil ponsel yang di letakkan nya di atas nakas.

Tertera nama Nathan di layar persegi panjang itu. Bibir Aqilla sedikit tertarik ke atas. Dia langsung menyentuh tanda hijau dan memposisikan ponsel nya di telinga.

"Halo Aqilla, udah tidur belum?" tanya Nathan di seberang sana.

" Belum, baru siap bersih-bersih. Kenapa?" tanya Aqilla.

"Gak papa cuma mau pastiin aja. Ya udah tidur gih, mimpi yang indah yaa. Besok aku jemput ke rumah ya biar kita jalan-jalan lagi mumpung weekend,"

"lain kali ya nath, aku besok gak di rumah. Ada acara keluarga di luar kota. Di rumah bude aku,"bohong Aqilla.

"Ohh gitu, bukannya tadi siang kamu bilang kalau mama kamu lagi urus bisnis ya. Terus kamu pergi sama siapa?"

"Eh, hmm iya aku sama yang lain nyusul. Sekalian, soalnya tempat mama aku kerja masih satu daerah sama rumah bude aku,"

"kamu gak bohong kan? Atau kamu sengaja menghindar dari aku. Pasti ada yang kamu sembunyiin dari aku. Cerita qilla, aku siap kok dengernya," ujar Nathan curiga.

Aqilla diam sejenak, ini bukan waktu yang pas untuk menceritakan semuanya ke Nathan. mereka baru saja resmi berpacaran dan Aqilla tak ingin Nathan malah menjauhinya nanti.

"Aku gak bohong kok,suer. Udah dulu yaa aku udah ngantuk. Bye..Nathan good night," Aqilla memutuskan panggilan telepon nya sepihak.

Alis Nathan berkerut heran. tidak biasanya Aqilla seperti ini.feeling nya mengatakan jika sudah ada sesuatu yang di sembunyikan oleh gadis itu.

"Yasudah qilla, kalau kamu belum siap cerita aku yang akan cari tahu sendiri. Aku gak mau kamu sampai kenapa-kenapa," gumam Nathan.

1
Ai Maswah
Luar biasa
Fitrian Delli
mampus lo mati kyk binatang karma lo adnan Dan miranti
Fitrian Delli
syukurun anak lo mati kayak binatang miranti, mampus lo adnan
Fitrian Delli
meantime Gilo babi
jekey
kasihan bnget aqilla diperkosa , hamil trus yg hamilin metong /Cry//Cry//Cry/
jekey
yah gak asik adnan mati /Drowsy/
aca
sok jagoan pdhl mental tempe
aca
kakak adek kandung woy gmna seh yg buat cerita
mamy nano
ngk kok wajah plastik semua.
jekey
katanya up thor tp dsini kg chapter 45 , pdhal tulisane chapter 47 /Smug//Smug/
Wahyu Kasep
wajah' plastik semua nya
Eruiana Binti Salleh
Harap update nys cepat sikit sbb tak sabar mahu tahu cerita seterusnya
Jade Meamoure
ya Tuhan gimana kalo hamil tuh sedang mereka tak bisa nikah karena masih saudara seibu emang Adnan kelakuan binatang ya
Wahyu Kasep: yang salah bukan Adnan tapi yang nulis cerita ini


udah gitu aja
total 1 replies
Fitrian Delli
pergi qilla Dr rumah jgn mau d siksa trs
Fitrian Delli
nyesel br tau rasa lo anak yg d bang bang lo mati nanti
Sha Yusuf
bodoh betul watak Qilla.
aca
aqila korban tp menikmati gk ada trauma sama sekali emang dasarnya gatel
Kiki Hila
tlong thor bikin aqilla pergi jauh biar miranti merasakan penyesalan yg dalam
Aidah Indah
tahun terbit nya apa,
penulis nya siapa
editor nya siapa
jumlah halaman nya berapa
tokoh utama nya apa
tempat tinggal nya dimana
memiliki keinginan apa
menghadapi kendala apa.
Nur Ainun
beberapa bab mungkin sudah ada yang di revisi. buat yang sudah baca bab sebelumnya. tidak terlalu berpengaruh ke bab selanjutnya yaa. terimakasih 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!