Kehidupan Brian yang menjadi pemuda begajulan dan merupakan anggota geng motor, tiba-tiba berubah total saat sang ayah mengusirnya dari rumah. Dia terpaksa belajar mandiri dengan menjadi kurir pengantar makanan untuk menyambung hidup.
Sialnya, malam itu dia terjebak dengan seorang perempuan mandiri bernama Naomi yang mendapat fitnah dari tetangganya. Mau tak mau Brian dan Naomi harus menikah karena fitnah itu.
Namun, baik Brian maupun Naomi tak ada yang mau mengumumkan pernikahan mereka dan merahasikannya sampai waktu berpisah tiba. Akankah mereka sanggup merahasiakan pernikahan itu sampai akhir?
cek visual di ig @ittaharuka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bad Boy | Bab 22
Brian duduk di samping sang istri dan menyerahkan uang penghasilannya itu ke tangan Naomi langsung. Dia menatap gadis cantik yang kini menjadi bagian dari tanggung jawabnya itu.
“Mbak, emangnya Mbak Nomnom udah siap? Walaupun aslinya penasaran, tapi aku nggak mau kasih keperjakaan aku buat Mbak Naomi. Walaupun Mbak Naomi istriku, tapi buatku Mbak Naomi itu wanita yang harus aku jaga. Aku masih punya impian untuk menikah sama orang yang aku cintai, dan mencintaiku. Kecuali, kalau situasi dan kondisi memaksa ya, aku nggak akan menolak buat kasih ke Mbak Nomnom.”
Mata Naomi memicing tajam saat mendengarkan kata demi kata yang keluar dari mulut Brian. Semua yang dikatakan oleh laki-laki itu memang benar, tapi rasanya tetap saja menyebalkan karena Brian yang mengatakannya.
“Nggak cuma kamu yang masih perjaka, aku juga masih virgin. Kamu sih nggak akan rugi kalau kehilangan keperjakaan, lah terus aku?”
Brian menutup mulut rapat-rapat. Istrinya yang galak sedang marah saat ini. Tampaknya, Brian mulai belajar mengenali watak dan perilaku Naomi.
“Iya, iya, oke! Pokoknya, itu uang buat Mbak Naomi belanja buat makan kita. Mungkin nggak akan cukup. Tapi aku akan cari kerja yang lain kok. Sekarang kita makan ya, aku laper!” kata Brian yang memilih untuk mengalah.
Masalahnya, dia tahu kalau diteruskan, perdebatan itu tidak akan ada ujungnya. Padahal, perutnya sudah sangat lapar sekarang.
Naomi mulai melunak. Walaupun Brian sangat menyebalkan, tapi sikapnya kali ini terlihat jauh lebih dewasa.
“Oke, ini buat makan sama keperluan aja. Bukan uang nafkah kebutuhan pribadiku. Karena aku nggak akan menerimanya selama hubungan kita masih kayak gini,” kata Naomi yang mulai menurunkan emosinya.
Brian pikir, mungkin Naomi punya pandangan lain tentang pernikahan mereka. Dia sendiri juga tidak tahu akan seperti apa hubungan mereka ke depannya.
**
**
Berkat kerja keras yang dilakukannya, Brian akhirnya mendapat pekerjaan yang cukup menjanjikan di sebuah restoran yang menjual pizza sebagai menu utama. Dia cukup beruntung karena pekerjaan itu bisa dilakukannya setelah kuliah karena mulai semester ini, dia sudah memilih jadwal kuliah pagi yang sudah bisa pulang saat siang harinya.
Sementara itu, Naomi juga menjalani pekerjaannya dengan baik. Sampai akhirnya, seminggu sudah dia bekerja di kantor pusat.
“Naomi, pulang kerja kamu ada acara nggak?” tanya Rio saat bertemu Naomi di kantin.
Alma yang selalu bersama Naomi, menyenggol lengan sahabatnya itu. Ini adalah pertanda baik bahwa Rio sudah mulai menunjukkan sinyal ketertarikannya pada Naomi.
“Em, nggak ada sih, Pak,” jawab Naomi ragu-ragu.
“Kita rencananya mau karaokean bareng anak-anak yang lain, mau ikut nggak!” ajak Rio. “Sama Alma sekalian!”
Naomi melirik Alma dan meminta pendapat dari sahabatnya itu. Rupanya, Alma langsung setuju tanpa pikir panjang.
“Boleh, Pak Rio. Wah, karaoke bareng-bareng temen kayaknya seru.”
“Iya. Sekalian biar kalian bisa lebih akrab sama yang lain di luar jam kerja. Jadi, kamu ikut kan, Naomi?”
Naomi mengangguk setuju. Mau alasan apa untuk menolak kalau Alma saja langsung setuju, dia bisa apa?
Pada akhirnya, Naomi terpaksa ikut bersama Rio dan teman-temannya yang lain. Sementara itu, Pak Jefri sepertinya mendengar perbincangan ketiga karyawan itu tanpa sengaja.
“Wah, sepertinya mereka akan bersenang-senang. Ini kesempatanku untuk mendekati Naomi!” gumam Pak Jefri sebelum akhirnya pergi dari tempat itu.
**
Naomi sempat mengirimkan pesan pada Brian dan mengabarkan bahwa dia akan pulang malam. Tentu Naomi juga menjelaskan bahwa dia akan pergi untuk karaoke. Sayangnya, Brian yang baru hari pertama bekerja, tak membalas pesan Naomi hingga sore.
Saat jam pulang dan semua berkumpul di parkiran, Rio mengusulkan untuk membawa Naomi dan Alma juga salah seorang rekan mereka untuk naik ke mobilnya.
“Kayaknya saya bawa motor sendiri saja, Pak. Nanti biar bisa langsung pulang,” kata Naomi yang tampak keberatan.
“Nanti pulangnya saya antar, Naomi. Besok pagi kalau kamu mau saya bisa jemput juga!” sahut Rio yang terus berusaha untuk mendekati Naomi.
Naomi terlihat gelisah, tapi Alma yang tidak tahu apa-apa tentang status Naomi pun akhirnya menghasut temannya itu agar menuruti kata Rio.
“Udah, motor aku juga aku tinggal kok. Besok bisa naik ojek aja!”
“Aduh, masa naik ojek sih! Apa besok aku minta antar Brian aja ya!”
***
Gak apa-apa, Nom. Asal bayar ya sama rate bintang 5.. Jangan 4 loh 🙃🙃