Berawal dari sahabatnya yang fans sekali dengan seorang Gus muda hingga mengadakan seminar yang akan diisi oleh Gus yang sedang viral dikalangan muda mudi itu.
Dari seminar itulah, Annisa menemukan sosok yang selama ini dikagumi oleh banyak orang salah satunya Bunga, sahabatnya sendiri.
Awalnya, menolak untuk menganggumi tapi berakhir dengan menjilat air ludah sendiri dan itu artinya Annisa harus bersaing dengan sahabatnya yang juga mengagumi Gus muda itu.
Lantas gus muda itu akan berakhir bersama Annisa atau Bunga?
Ketika hati telah memilih siapa yang dia cintai tapi takdir Allah lebih tau siapa yang pantas menjadi pemilik sesungguhnya.
Aku mencintai dia, sedangkan dia sudah bertemu dengan takdir cintanya dan aku masih saja menyimpan namanya didalam hati tanpa tau bagaimana cara untuk menghapus nama itu.
Bukan hanya aku yang mengejar cinta, tapi ada seseorang yang juga tengah mengejar cinta Allah untuk mendapatkan takdir cinta terbaik dari yang maha cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebuah Kata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman
Sebagai sepasang kekasih halal, udah seharusnya menabung banyak pahala untuk seperti yang dilakukan Annisa semenjak menikah.
Wanita yang dulu yang terlihat galak dan cuek kini berubah menjadi wanita manja yang tak mau lepas dari suaminya.
Seperti saat ini, Annisa tengah makan sambil disuapi Bisma, wanita itu tidak mau makan dipiringnya sendiri dan tidak mau menyuap nasi kedalam mulutnya jika bukan suaminya yang menyuapkan.
Bisma melakukan kegiatan itu dengan senang hati, karena ini adalah mimpinya yang sudah lama Ia inginkan. Selesai makan, Annisa membereskan meja makan dan mencuci piring kotor.
Dirinya berlari kecil menuju sang suami yang sudah duduk didepan ruang tengah dengan menampilkan siaran tv. Bisma fokus menonton adegan yang disiarankan di tv dengan satu toples ditangan.
Annisa merebahkan kepalanya dipaha Bisma, "Kapan kamu balik kerja yang?" tanyanya.
"Minggu depan yang, kenapa emangnya?" tanya Bisma yang kini sudah menatap istrinya.
Annisa memajukan bibirnya cemberut, "Aku sendirian dong dirumah."
Bisma mengusap pipi istrinya, "Kamu mau aku temanin tiap hari? Kalau iya, biar semua kerjaan aku bawa kerumah aja."
Annisa menggeleng, "Gak sayang, aku gak papa sendirian dirumah kok, asal kamu pulangnya cepat."
Bisma tersenyum, "Sabar ya, kalau udah ada Bisma junior kamu pasti gak kesepian lagi." goda Bisma kembali membuat wanita itu malu.
Annisa membenamkan wajahnya diperut Bisma, "Ih, kamu nih, udah dong." rengeknya.
Bisma terkekeh melihat istrinya yang salting parah, "Nanti lagi ya, biar Bisma juniornya cepat ada." lanjutnya kembali menggoda.
Annisa menggigit perut Bisma membuat empunya meringis, "Sakit sayang, kenapa perut aku digigit?"
"Habis kamu ngeselin." balasnya yang masih bersembunyi diperut sang suami.
Bisma mengelus rambut Annisa, "Kenapa manja gini sih? Kenapa Icha yang suka marah-marah dulu?" tanya Bisma.
Annisa merubah posisinya menjadi duduk berhadapan dengan suaminya. Wanita itu menelusuri manik indah milik Bisma, "Kamu nyindir aku ya?" tanyanya merasa tersindir.
Bisma memajukan bibirnya lagak seperti sedang berpikir, "Gak, aku cuman lagi rindu aja sama Icha yang dulu."
Annisa menunduk, "Kamu gak suka aku yang sekarang ya? Kamu nyesal? Aku tau aku salah waktu itu, aku minta maaf." cercanya merasa jika Bisma menyesal karena telah menikahi dirinya.
"Iya aku nyesal, nyesal banget tau." balas Bisma.
Annisa mendogak menatap suaminya dengan mata yang sudah berkaca-kaca, "Aku tau aku salah, tapi jangan tinggalin aku, aku mohon sayang." ucapnya serak.
Bisma meraih tubuh mungil istrinya dan mendekapnya erat, "Aku nyesal kenapa aku gak kenal kau saat jaman sekolah aja, kenapa baru ketemu pas jaman kuliah, seharusnya kita kenal cepat biar nikahnya juga cepat. Kan aku mau menikmati hidup bersamamu." jelas Bisma membuat tangis Annisa pecah dan mengeratkan pelukannya pada Bisma.
Bisma meregangkan pelukannya dan menangkup kedua pipi Annisa. Pria itu menghapus air mata istrinya dan mengecup kedua mata itu serta mengecup singkat bibir Annisa.
"Sudah jangan nangis, aku gak suka liat kamu nangis apalagi karena aku." ucap Bisma.
Annisa kembali memeluk tubuh kekar suaminya, "Aku mencintaimu karena Allah, suamiku." bisiknya membuat bulan sabit tercipta diwajah Bisma.
"Aku juga mencintaimu karena Allah, Zaujati." balas Bisma.
Malam ini Bisma izin kepada Annisa untuk menghabiskan waktu diruang kerja karena ada beberapa proyek yang harus diselesaikan.
Gadis itu memutuskan untuk ikut menemani suaminya berkerja dan duduk disofa yang ada diruang kerja Bisma sedangkan pria itu sibuk pada kerjaannya.
Jam sudah menunjukan pukul 01.35 WIB, dan pria itu masih dengan pekerjaannya sedangkan Annisa sudah tertidur dalam posisi duduk. Bisma menghampiri istrinya dan memperbaiki posisi tidur Annisa lalu menyelimutinya. Bisma memang sudah menyiapkan selimut diruang kerjanya.
Pria itu kembali berjalan menuju meja kerjanya dan hendak kembali mengetik, di laptop tiba-tiba ponsel Bisma berbunyi.
Drttt
Drttt
Bisma melirik ponselnya, "Siapa yang nelpon malam-malam?" ujarnya lalu mengambil ponsel yang menampilkan nomor asing disana.
Bisma mengangkat panggilan itu, "Assalamualaikum, dengan siapa ya?" tanyanya tanpa basa basi.
"-------"
"Lo jangan macam-macam sama istri gue."
"-------"
"Kalau terjadi apa-apa sama istri gue, orang pertama yang akan gue cari itu lo." Ancam Bisma.
"-------"
"Lo gila, seharusnya lo sadar dari awal gue gak tertarik sama lo, kenapa lo berubah jadi monster seperti ini?"
"-------"
"Jangan sentuh istri gue atau hidup lo akan hancur untuk selama-lamanya."
"-------"
Tittt
Panggilan terputus membuat Bisma mengerang frustasi karena itu. Pria itu ingin membanting ponselnya namun niat itu diurungi karena takut akan mengganggu istirahat Annisa.
Bisma mendekat kembali kearah istrinya.
Cup
"Aku tidak akan membiarkan satu orangpun melukaimu, sayang." ujarnya kembali mengecup semua area wajah Annisa membuat tidur wanita itu terganggu.
"Kamu kenapa, kenapa nangis?" tanya Annisa yang kini sudah terbangun karena kecupan Bisma.
Bisma memakingkan wajahnya dan segera menghapus air mata, "Aku gak papa, aku masih gak nyangka kalau kamu ada disini bersamaku." ucapnya diakhiri dengan senyuman.
Annisa mengelus pipi suaminya, "Jangan nangis lagi ya, apalagi untuk aku, aku gak suka liat kamu nangis." balas Annisa yang direspon dengan anggukan oleh Bisma.
"Sayang, sarapan dulu." panggil Annisa yang sedang menuangkan air kegelas.
"Iya, aku make baju bentar." balas Bisma.
Tak lama mereka sudah asik menikmati makanan dengan adegan yang sama seperti yang sudah-sudah, satu piring berdua.
"Sayang, nanti aku mau keluar nemuin seseorang, kamu gak papa tinggal sendiri dirumah kan?"
"Emangnya kamu mau kemana?" tanya Annisa disela-sela kunyahannya.
"Kantor sebentar, palingan satu jam yang."
Annisa mengangguk, "Yaudah, tapi jangan lama ya."
Bisma mengangguk, "Nanti pulangnya mau dibawain apa?"
Annisa tampak berpikir, "Hmm, sate padang aja yang keknya enak tuh."
"Emangnya ada yang jual siang-siang nanti?"
"Kayaknya ada deh." balas Annisa ragu.
"Nanti aku coba cari, kalau ga ada kamu mau ganti sama apa?"
"Molen aja yang."
Bisma mengangguk dan melanjutkan makan mereka yang tinggal sedikit lagi.
Sekarang sudah menujukkan pukul 13.00 WIB, Bisma tengah bersiap-siap ke kantor dibantu oleh Annisa.
Annisa mengantar suaminya keluar dan menyium punggung tangan suaminya, "Hati-hati ya yang."
Bisma mengecup pucuk kepala Annisa, "Iya sayangku, aku pergi dulu, Assalamualaikum."
Bisma memasuki mobilnya dan mengendarainya dengan kecepatan normal. Annisa menatap kepergian Bisma dengan lesu, ini kali pertamanya setelah menikah Annisa ditinggal pergi oleh Bisma.
Annisa hendak masuk kedalam rumah namun suara lemparan mengejutkannya hingga kaca rumah miliknya pecah.
"Astagfirullah, ada apa ini?" lirihnya saat melihat kaca pecah dan kertas yang diisi batu.
Annisa mengambil kertas tersebut dan badannya membeku seketika.
KAMU MEREBUT SEMUA YANG AKU CINTAI!
KAMU PEREBUT! AKU MEMBENCIMU, KAMU AKAN MATI, KAMU AKAN MATII....
Annisa bergegas masuk kedalam rumah dan menguci pintu rumah dengan tangan gemetaran wanita itu menghubungi suaminya.
"A-assalamualaikum, pulang yang! p-pulang aju takut, hikss.. Hiksss." isaknya saat panggilan tersambung.
"Waalaikumsalam, sayang kamu tenang dulu ya jangan panik, aku akan pulang." ucap Bisma yang ikutan panik karena istrinya menangis tersedu-sedu.
Bisma baru saja keluar dari gang perumahannya dan telepon masuk dari istrinya membuat Bisma berhenti sejenak. Bisma memutar kembali mobilnya dengan kecepatan tinggi yang dia pikirkan saat ini hanya pulang dan menemui istri tercinta.
Sesampai dirumah Bisma langsung turun dan berlari kencang menunu rumahnya, namun sialnya pintu rumah terkunci, "Sayangg, ini aku, kamu didalam kan?" teriaknya panik.
Tak ada respon dari Annisa membuat Bisma harus mendobrak pintu rumah dan berlari mencari keberadaan istrinya karena pria itu yakin jika sudah terjadi hal yang buruk saat dirinya melihat kaca rumah yang pecah.
Bisma melangkahkan kakinya menuju kamar, "Sayang, kamu dimana? Ini aku." ucap Bisma.
Hiksss hiksss
"Sayang, kamu kenapa?" tanya Bisma saat menemukan istrinya menangis dengan memeluk kedua lututnya.
Bisma menghampiri istrinya dan membawa wanita itu kedalam dekapan hangatnya, "Hei, kenapa? Kamu kenapa sayang?" tanya Bisma berusaha tenang walau hatinya ingin sekali menanyakan apa yang terjadi.
Annisa memberikan kertas yang dirinya temui didepan rumah dengan tangan gemetaran. Bisma mengambil kertas itu dan membacanya. Rahang pria itu mengeras saat membaca isi kertas.
"Sial, dia sudah berani mengganggu istriku." batin Bisma marah.